Anda di halaman 1dari 4

Rivara Dewi Tulungallo (18)

205010107111022
Hukum Perdata Internasional: UAS

1. Di tahun 1995 dan 1996 di negara Saudi Arabia, seorang lelaki Arab Islam berturut-turut
menikahi dua orang wanita berkewarganegaraan Qatar secara sah menurut hukum
perkawinan nasional Saudi Arabia dan juga Qatar. Kemudian, tahun 2003 dia dan kedua
istrinya tersebut pindah menetap ke Swiss. Pada tahun 2008 mereka melamar menjadi
warga negara Swiss. Menurut hukum nasional Swiss, poligami adalah perbuatan kriminal
dan ilegal.
Pertanyaan:
a. Apakah istri kedua dari lelaki berkewarganegaraan Saudi Arabia tersebut dapat
dikategorikan sebagai istri sah menurut hukum Swiss? jelaskan dengan disertai dasar
hukumnya!
Jawab: Menurut hukum nasional Swiss, poligami adalah perbuatan kriminal
dan ilegal. Tetapi karena mereka menikah menikah sesuai dengan hukum
nasional dari kewarganegaraannya dan juga sudah menikah terlebih dahulu
sebelum pindah ke Swiss, maka istri kedua dari lelaki berkewarganegaraan
Saudi Arabia dianggap sebagai istri sah juga menurut hukum Swiss.
b. Jika pada tahun 2008, istri kedua dari lelaki berkewarganegaraan Saudi Arabia
tersebut melahirkan seorang anak lelaki, apakah hukum Swiss menganggap anak
lelaki tersebut sebagai anak yang sah? jelaskan dengan disertai dasar hukumnya!
Jawab: Sahnya anak tersebut diatur oleh hukum nasional masing-masing
dimanapun anak dilahirkan karena anak masuk dalam hukum personal.
c. Jika suatu ketika lelaki berkewarganegaraan Saudi Arabia tersebut akan bercerai
dengan istri pertamanya, apakah Pengadilan Negeri di Swiss memiliki kompetensi
untuk memberikan gugatan perceraian itu ?
Jawab: Pasangan yang warga negara Saudi Arabia harus memenuhi syarat
perceraian sesuai di Arab untuk bercerai di Swiss.
d. Di dalam pemeriksaan gugatan perceraian tersebut, hukum manakah yang akan
digunakan oleh Hakim, sebagai dasar hukum terpenuhinya alasan perceraian mereka
? jelaskan dengan disertai dasar hukumnya!
Jawab: Pasangan yang warga negara Saudi Arabia harus memenuhi syarat
perceraian sesuai di Arab untuk bercerai di Swiss. karena mereka
melangsungkan perkawinan secara sah di Saudi Arabia. Hal tersebut berlaku
asas lex loci celebrationis., yang artinya perkawinan harus dilaksanakan
berdasarkan hukum negara dimana perkawinan dilangsungkan. Dalam kasus
tersebut yaitu berlaku Hukum Saudi Arabia.
Catatan: Sistem HPI Swiss adalah sama dengan sistem HPI Indonesia.
2. Lengkapilah kalimat dibawah ini dengan jawaban yang benar beserta alasannya.
a. Tuan John adalah warga negara Amerika yang berdomisili di Indonesia. Suatu
Ketika Tuan John hendak mendirikan sebuah PT di Indonesia, maka syarat
formal untuk pendirian PT tersebut menggunakan hukum apa?
Jawab: Pendirian PT oleh WNA di Indonesia wajib mengikuti syarat-
syarat formal yg diatur oleh hukum Indonesia, antara lain:
UU Yayasan 2001 jo. 2004 dan UU PT No. 40 tahun 2007
b. Seorang WNI memiliki tanah di Indonesia dan di Australia, kemudian ia
bermaksud untuk menjual tanahnya yang berada di Australia, maka syarat
materiil dan formil transaksi tersebut tunduk dan diatur oleh hukum apa?
Jawab: Dalam Pasal 17 AB “Seluruh syarat formal (dan materiil) terkait
transaksi benda tetap ditentukan semuanya oleh hukum dimana benda
tetap tsb berada/lex rei sitae”
syarat materiil dan formil transaksi atas tanah tersebut, tunduk dan diatur
oleh hukum benda tetap tersebut berada, yaitu hukum Australia.
c. Ani dan Budi adalah warga negara Indonesia yang melangsungkan perkawinan
mereka di Jerman. Maka untuk syarat formal perkawinan mereka menggunakan
hukum apa?
Jawab: Dalam Ps. 56 (1) UU Perkawinan 1974 : “Perkawinan yang
dilangsungkan di luar Indonesia antara dua orang WNI atau WNI & WNA
adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di negara
dimana perkawinan itu dilangsungkan dan bagi WNI tidak melanggar
ketentuan UU ini.” Maka sahnya perkawinan WNI di luar negeri harus
memenuhi prinsip locus regit actum, “tiap perbuatan ditentukan menurut
hukum dari negara atau tempat, dimana perbuatan itu dilakukan” (utk
syarat formal)
d. Seorang warga negara Indonesia meninggal dunia dan meninggalkan tiga orang
ahli waris. Salah seorang ahli waris tersebut merupakan warga negara asing,
apakah sang ahli waris WNA tersebut tetap dapat memperoleh bagian warisan?
Jawab: untuk pewarisan milik WNI yang ada di Indonesia, ahli warisnya
yang sah, walaupun WNA, tetap memberoleh bagian atas waris di
Indonesia. Namun karena warisan tersebut berada di Indonesia, maka
harus tunduk pada hukum Indonesia.
3. Kontrak yang melibatkan pihak Indonesia wajib ditulis dalam Bahasa Indonesia. Apakah
Anda setuju dengan pernyataan tersebut? Jelaskan Jawaban saudara.
Jawab: Setuju karena sesuai dengan Ps. 31 UU No. 24 Tahun 2009, kontrak yang
melibatkan pihak Indonesia wajib ditulis dalam Bahasa Indonesia
4. Bagaimanakah Hukum Indonesia memandang atau melihat pengakuan dan pelaksanaan
putusan asing?
Jawab: Dalam Ps. 436 Reglement op de Rechtsvordering (Rv):
1) Diluar keadaan-keadaan yang disebutkan dalam pasal 724 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang dan undang-undang lain, maka putusan-putusan hakim negeri
asing tidak dapat dijalankan di wilayah hukum negara Indonesia.
2) Perkara-perkara yang bersangkutan dapat diajukan, diperiksa, dan diputus lagi
dimuka Pengadilan Indonesia,
3) Dalam keadaan-keadaan yang dikecualikan pada ayat (1), putusan-putusan
hakim negeri asing hanya dapat dijalankan sesudah dibuatkan suatu permohonan
dan terdapat izin dari hakim di Indonesia, dimana putusan itu harusdijalankan.
4) Dalam hal memohon dan memberikan izin ini perkaranya tidak akan diperiksa
kembali.
Berdasar pada Ps. 436, hanya putusan pengadilan asing terkait Ps. 724 KUHD yang
dapat dieksekusi di Indonesia. Karena Indonesia tidak memiliki treaty dg negara lain
ttg pengakuan putusan pengadilan asing, HPI Indonesia tidak menganut doktrin
comity and obligations, dan Indonesia menganut prinsip ne bis in idem/res judicata
(ps. 1917 BW), namun itu hanya berlaku utk putusan domestic, BUKAN putusan
asing
5. Reena, merupakan seorang pengusaha berkewarganegaraan Inggris dan keturunan India.
Reena mengadakan perjanjian jual beli mobil dengan Tristan, seorang pelajar
berkewarganegaraan Indonesia yang sedang menjalankan studinya di Belanda. Perjanjian
jual beli mobil tersebut dibuat di Indonesia dengan menggunakan bahasa Inggris. Setelah
perjanjian ditandatangani, Reena kemudian secara sepihak membatalkan perjanjian dan
menjual mobil tersebut kepada orang lain. Tristan yang tidak menerima perbuatan Reena
tersebut kemudian mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri di Jakarta.
Pertanyaan :
a. apakah perjanjian jual beli mobil antara Tristan dan Reena merupakan perkara HPI ?
Jawab: Ya, merupakan perkara HPI karena subjeknya berbeda
kewarganegaraan (adanya unsur asing) dimana Reena berkewarganegaraan
Inggris dan Tristan berkewarganegaraan Indonesia dan ada perbuatan hukum.
b. hukum manakah yang dipergunakan untuk mengatur status personal Tristan dan Reena,
jelaskan beserta dengan sumber hukumnya !
Jawab: mengikuti prinsip nasionalitas masing masing, Tristan = Hukum
Indonesia dan Reena = Hukum Inggris
c. hukum manakah yang dipergunakan untuk mengatur obyek perjanjian jual beli antara
Tristan dan Reena, mengapa ? jelaskan beserta dengan sumber hukumnya !
Jawab: hukum yg berlaku untuk perjanjian jual beli adalah hukum Inggris,
karena sesuai Prinsip mobilia sequuntur personam (benda bergerak mengikuti
orangnya): Hukum yg mengatur pengalihan hak atas benda bergerak ditentukan
oleh hukum nasional dari pemegang hak benda bergerak tsb.
d. hukum manakah yang dipergunakan untuk mengatur bentuk formal perjanjian jual beli
antara Tristan dan Reena ? jelaskan beserta dengan sumber hukumnya
Jawab: Formalitas pembuatan kontrak harus tunduk pada syarat formal negara
tempat kontrak dibuat (prinsip locus regit actum), maka Hukum Indonesia
e. apakah dalam perjanjian jual beli antara Tristan dan Reena dimungkinkan adanya
choise of law? Choice of law dipergunakan untuk mengatur apa? Jelaskan beserta
dengan sumber hukumnya !
Jawab: Ya, untuk menentukan hukum mana yang digunakan untuk menentukan
atau menerangkan syarat-syarat kontrak atau hukum yang akan menentukan
dan mengatur kontrak dan menghindar dari ketidakpastian hukum yang berlaku
terhadap kontrak selama pelaksanaan kewajiban-kewajiban kontraktual para
pihak
f. apakah Pengadilan Negeri di Jakarta, mempunyai kompetensi untuk memeriksa
gugatan yang dibuat oleh Tristan terhadap Reena ?
Jawab: Ya, pengadilan negeri di Jakarta berpotensi untuk memeriksa gugatan
yang dibuat oleh Tristan terhadap Reena.

Anda mungkin juga menyukai