Anda di halaman 1dari 16

RENVOI

Theodorus A. Koy Rio A. Sopacua Samuel Lengkey

Subyek Pembahasan

Single Renvoi Penunjukkan kembali Penunjukkan lebih jauh


Double Renvoi / Foreign Court Theory

Kilas Balik

Asas Personalitas (kewarganegaraan) dan Asas Territorialitas (Domisili) Status Personal: Prinsip Nasionalitas & Prinsip Domisili. Serta Perbedaan penggunaan prinsipprinsip yang dianut negara-negara di dunia Kaidah Penunjuk Tertulis: pasal 16 AB Tidak tertulis: Jurisprudentie, Praktek administratif instansi pemerintah

Contoh 1

Wanita WNI menikah dengan Pria WN Swiss. Dihadapan kantor catatan sipil di indonesia. Apakah Sah? Ps 16 AB Ps (6) stb 1898 no.158: perkawinan campuran Hukum Sang Suami berlaku (hukum Swiss) Perkawinan tersebut sah Tidak ada Renvoi/Penunjukkan kembali Bagaimana jika menikah dengan Pria WN Inggris? Dan dilakukan dihadapan KUA?

Hukum Asing

Hukum Intern (Sachnormen) Hukum yang berlaku di dalam suatu negara untuk hubungan-hubungan hukum antar sesama warga negara dari negara tersebut.
Kaidah-kaidah HPI (Kollisionsnormen) Peraturan dan keputusan hukum yang menunjukkan stelsel hukum mana yang berlaku dimana Pembedaannya terletak pada sistem hukum satu negara dengan negara lain dalam suatu hubungan hukum, yang artinya ada unsur asingnya (foreign element)

Sachnormverweisung
Penunjukkan terhadap Hukum Intern suatu negara Penolakan akan Renvoi X Y Contoh negara penganut sachnormverwisung: Italia, Belanda, Amerika serikat

Gesamtverweisung

Penunjukkan terhadap Hukum Intern + Kaidah HPI dari suatu negara yang ditunjuk. X Y
HPI negara Y menunjuk kembali pada Hukum (Intern) negara X Hakim Negara X menerima penunjukkan tsb. Terdapat Renvoi Contoh negara penereima Renvoi: Inggris, dan pada umumnya negara negara Civil Law

Sachnorm- & Gesamtverweisung

Sadar akan perbedaan ini Dampak yang besar artinya, dimana hukum yang diberlakukan berlainan sama sekali Perhatikan contoh berikut ini: A dan B pasangan WN Inggris berdomisili di indonesia. C Anak luar kawin dari pasangan A dan B, yang dilahirkan di indonesia A dan B menikah kemudian waktu di indonesia A dan B melakukan pengesahan anak yang mereka akui, apakah perbuatan hukum dianggap sah?

Sachnorm- & Gesamtverweisung

BW: dikenal adanya lembaga pengesahan anak dilahirkan di luar perkawinan dan telah diakui karena orang tuanya telah melangsungkan pernikahan kemudian. Hukum inggris tidak dikenal lembaga semacam itu Sachnormverweisung: Menunjuk kepada hukum intern Inggris. Renvoi tidak diterima. Hukum intern Inggris yang berlaku. Anak bersangkutan tidak sah! Gesamtverweisung: Menunjuk kepada hukum intern inggris beserta kaidah HPInya dan menunjuk kembali kepada hukum (intern) Indonesia. Renvoi diterima. Hukum intern Indonesia yang berlaku. Menurut BW indonesia, anak yang diakui ini akan disahkan.

Penunjukkan lebih jauh

X Y Z Hakim Negara X menunjuk Hukum Intern dan kaidah HPI hukum negara Y, dimana HPI negara Y menunjuk lebih jauh ke hukum (intern) negara Z Apabila negara Z menolak penunjukkan tersebut maka hukum negara Y yang berlaku Contoh: Perkawinan Paman dan Kemenakan WN Swiss di Moskow.

Foreign Court Theory (1)

Hakim Inggris dalam menggunakan hukum asing pada saat mengadili suatu peristiwa HPI, maka ia berperan seolah-olah ia adalah hakim dari negara yang bersangkutan. Digunakan kaidah-kaidah HPI negara yang bersangkutan Negara bersangkutan menerima Renvoi, maka Penyelesain dengan menggunakan hukum intern negara yang bersangkutan oleh hakim Inggris.

Foreign Court Theory (2)


Negara yang bersangkutan menolak Renvoi, maka penyelesainnya dengan menggunakan Hukum Intern Inggris oleh hakim Inggris. Contoh: Davidson v Annesley, 1926 Ross v. Waterfield, 1927 Glentenaar v. Wellington, 1947

Kesimpulan (1)

Persoalan Renvoi timbul karena adanya perbedaan-perbedaan antara berbagai negara mengenai prinsip yang dianut untuk menentukan status personal seseorang (kewarganegaraan atau domisili) Renvoi merupakan Penunjukkan kembali atau Penunjukkan lebih jauh kaidah-kaidah HPI dari suatu sistem hukum asing yang ditunjuk oleh kaidah HPI sistem hukum sang hakim yang mengadili perkara HPI

Kesimpulan (2)

Penolakan Renvoi: Jika kaidah HPI dalam sistem hukum hakim yang mengadili peristiwa HPI menunjuk ke arah sistem hukum asing dan penunjukkan itu langsung dianggap sebagai sachnormenverweisung. Penerimaan Renvoi: Jika penunjukkan kembali dianggap sebagai sachnormverweisung dan mengarah pada kaidah-kaidah intern sistem hukum hakim yang mengadili perkara HPI atau sistem hukum asing.

Kesimpulan (3)

Foreign Court Doctrine: Dalam menyelesaikan perkara HPI, kaidah HPI Inggris menunjukkan bahwa dalam penyelesaian perkara HPI, Pengadilan Inggris harus bertindak sebagai suatu pengadilan asing sesuai negara bersangkutan.

Penutup

Terima Kasih Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai