Anda di halaman 1dari 20

Perkembangan

Mineral di
Indonesia
Seminar Roadmap Industri
Manufaktur Indonesia
Shangri-La Hotel - Jakarta

Jakarta, 27 Februari 2020


Oleh : Djoko Widajatno
Plh. Direktur Eksekutif
Daftar Isi:

1. Kondisi umum industri pengolahan


mineral
2. Hambatan pertumbuhan industri
3. Peluang industri pertambangan
Indonesia
4. Target market industri
5. kesimpulan
2
1. Kondisi umum industri
pengolahan mineral

3
PRODUKSI MINERAL

Sumber : Dirjen Minerba Kemenerian ESDM 4


PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN FASILITAS PEMURNIAN

Sumber : Dirjen Minerba Kemenerian ESDM 5


Sumber : Tim Kajian Universitas Indonesia 6
Jumlah Smelter di Indonesia

Sumber : Siaran Pers ESDM, No.011.Pers/04/SJI/2019 dan No. 549.Pers/04/SJI/2019 7


2. Hambatan Pertumbuhan Industri.

8
Hambatan Pertumbuhan Industri di Indonesia

Sumber : Global Competitiveness Report 2018-2018


9
Tantangan yang dihadapi Industri Smelter Indonesia
1. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana memperkuat ekspor
( valuaded mineral) dan substitusi impor (barang industri ) dengan produk akhir
mineral untuk mengurangi neraca transaksi berjalan (current account deficit).
2. Terdapat beberapa isu yang terus mengemuka; kurangnya stok bahan baku
menyebabkan bebera smelter yang sudah dibangun berhenti, terutama smelter nikel,
bahkan pada akhir tahun 2017 ada smelter yang mengimpor bahan baku bijih nikel.

3. Ketahanan cadangan nikel di Indonesia makin berkurang seiring dengan semakin


bertambahnya smelter nikel yang selesai dibangun.

4. Selain itu, walupun smelter mineral telah banyak dibangun di dalam negeri, masih
terdapat beberapa industri hilir pertambangan yang justru mengimpor bahan
bakunya (contoh; IPT Inalum), padahal sektor hulu dari bahan baku utama tersedia
di dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa belum terdapat link and match antara
hulu dan hilir di sektor industri pertambangan

10
3. Peluang Industri Pertambangan
Indonesia

11
Peluang masa depan industry pertambangan di Peluang Industri
Indonesia untuk meningkatkan Pertambangan
Indonesia
PENDAPATAN NEGARA,
Hal ini dapat dilakukan melalui:
Pertama:
Menciptakan create value added product yaitu dengan melakukan produksi bahan-bahan
tambang mineral menjadi produk akhir serta membangun pusat-pusat pertambangan
beserta produk akhirnya, seperti:

1. Coal based petrochemical, berpusat di Kalimantan, dengan memproduksi coal added


value product seperti methanol, ethanol dll
2. Copper based added value product berpusat di Papua menghasilkan produkakhir
copper dant urunannya seperti kabel
3. Nikel yang berpusat di Sulawesi Selatan menghasilkan produk akhir nikel
4. Aluminium based added value product yang berpusat di kalimantan memproduksi
produk akhir aluminium.
5. Tin based value added product yang berpusat di Bangka menciptakan end product
timah seperti solder dll.
12
Peluang Industri
Faktor yang sangat penting untuk mewujudkan industri produk di atas adalah Pertambangan
sumber energy listrik yang kompetitif, dimana saat ini adalah PLTU, batubara Indonesia
sebagai sumber energy listrik. Tentunya, untuk pembangunan PLTU-PLTU ini
bisa bersinergi dengan pertambangan batubara.

Kedua:
Dengan semakin tingginya persaingan di tingkat dunia maka perusahaan
tambang harus melakukan terobosan dibidang teknologi untuk
menurunkan biaya produksi hingga mampu bersaing. Alternatif saat ini
sedang dikembangkan adalah melalui reverse engineering yaitu dengan
menghidupkan kembali peralatan-peralatan bekas sehingga biaya capex
sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Metode ini selain
menurunkan biaya produksi juga membuka

13
4. Target Market Industri

14
Ekspor – Impor Logam Nasional

Target
Market
Industri

Penyumbang
Current
Account Deficit.

Sumber : BPS
15
Rantai Nilai Tambah Industri Berbasis Mineral

KONDISI SAAT INI


16
UNTUK MENUJU MANUFACTURE INDUSTRY :
NATURAL RESOURCES : Target
▪ Eksplorasi untuk menambah cadangan dan keakuratan data
Market
▪ Good miing practise
Industri
MANUFACTURE & EQUIPMENT
▪ Penguasaan teknolodi
▪ Kompetensi pembangunan proyek smelter

PROCESSING
▪ Efisiensi operasi

FUTURE MARKET
▪ R & D dan Teknolodi Bahan

NATIONAL ECONOMY
▪ Kebijakan Fiskal
▪ Kebjakan Mineral Nasional
▪ Sinkronisasi peraturan antar Departemen, Pusat dan Daerah
▪ Tata Niaga Mineral
17
5. Kesimpulan

18
1. Hasil kajian IMA dan beberapa lembaga kajian menunjukkan Kesimpulan
bahwa setiap supply – demand mineral logam memiliki
permasalahan dan kondisi industri yang berbeda-beda,
sehingga kebijakan, strategi dan regulasi yang diambil juga
berbeda-beda.
2. Kebutuhan mendasar seperti energi (listrik/gas) yang
murah/bersaing menjadi hal yang perlu mendapat perhatian.
3. Kebijakan dan strategi yang diambil, selain bekepentingan
untuk investasi dan pengembangan bisnis, namun harus tetap
megedepankan sustainability (keberlangsungan) industri
mineral logam masa depan.
4. Pengelolan sumber daya alam (mineral resources) dari hulu
hingga ke hilir, tetap menjaga ketahanan sumber mineral
logam oleh negara untuk kesejahteran rakyat Indonesia
5. Industri tambang dengan hilirisasinya bisa mengatasi difisit
Neraca Transaksi Berjalan (Current Account Deficit).
19
Terima kasih

ASOSIASI PERTAMBANGAN INDONESIA


INDONESIAN MINING ASSOCIATION
(API-IMA) 20

Anda mungkin juga menyukai