Kelompok 6 :
Alien Abi Bianasari
19/453220/PTK/13166
Dian Subekti Rahayu
19/453228/PTK/13174
Regita Dewi Cahyani
19/453236/PTK/13182
Andika Anugrah 20/467438/PTK/13899
Outline
Sumber,
Karakteristik
Mineral dan Produk
Cadangan dan
Kondisi
Pertambangan di
Indonesia dan
Pohon Industri
Aluminium
Pengolahan di
Industri dan
Kondisi Operasi
Alat
Keuntungan: Keuntungan:
• Mudah didapat • Proses ektraksi yang ekonomis, mudah dan cepat
Kerugian : • Lebih dari 90% produksi bauksit dunia digunakan untuk membuat alumina (mudah
• Sukar untuk diekstrak didapat)
dibandingkan dengan • Bauksit juga digunakan dalam produksi semen dengan kadar alumina yang tinggi, dapat
bauksit digunakan sebagai katalis oleh industri minyak, pelapis batang las, fluks dalam
• Proses tidak ekonomis pembuatan baja dan ferroalloy.
• Kandungan Al2O3 lebih • kandungan Al2O3 sebesar 45-65 %
rendah dari bauksit Kerugian :
(30 – 40 %) • Memerlukan proses penambangan bijih bauksit
Karakteristik Bauksit
Karakteristik Penjelasan
Australian Bauxite
Brazilian Bauxite
(Omar, 2017)
Indonesian Bauxite
Potensi Mineral Logam di Indonesia
Light weight
Electrical and Thermal Conductivity Aluminium tidak mudah rapuh meskipun saat
suhu rendah
• Mendukung hilirisasi mineral, realisasi jumlah smelter hingga tahun 2020 mencapai 19 smelter. Terdiri dari Nikel 13
smelter, Bauksit 2 smelter, Besi 1 smelter, Tembaga 2 smelter, Mangan 1 smelter.
• Dengan potensi 3,3 miliar ton, sementara produksi nasional 40 juta ton per tahun. Diperkirakan bauksit di Indonesia
akan habis 80 tahun lagi. Serapan dalam negeri dengan satu pabrik hanya 3 juta ton per tahun.
• Produksi aluminium diproyeksikan bertambah 2,3 juta ton per tahun pada 2022, seiring dengan beroperasinya pabrik
Smelter Grade Alumina Refinery PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah,
Kalimantan Barat. BAI merupakan perusahaan patungan antara PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero) dan PT Antam
Tbk.
• Pada tahun 2023 mendatang, akan ada 3 pabrik yang siap operasi, dan menambah penyerapan dalam negeri 7,5 juta
ton. Sehingga serapan total jika semua beroperasi 10,5 juta ton. Maka diproyeksikan akan habis di 304 tahun
mendatang.
Pohon Industri
Pohon Industri Aluminium (Al)
Lithographic
Al Rod Printing Plates
Ladders
Al Sheet
Sporting Goods
Hall-
Bayer
Bauksit Alumina Heroult Al Ingot Al Tube
Process Machined
Process
Components
Bauksit (Al2O3.2H2O) memiliki sistem kristal oktahedral, terdiri dari 35-65% Al2O3, 2- 10% SiO2, 2-20% Fe2O3, 1-3%
TiO2 dan 10- 30% H2O. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi, kadar besi rendah
dan sedikit kadar kuarsa bebas (Ramadhan dkk, 2013).
Bauxite Ore
Ore Mining Smelting Forming Application
Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium oksida (alumina).
Aluminium oksida dapat diproses lagi dengan menggunakan metode Hall-Héroult untuk
menghasilkan logam aluminium
Ore Mining Smelting Forming Application
Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium murni.
Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit
(Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al 2O3 (titik lebur
Al2O3 murni mencapai 2000oC), campuran tersebut akan melebur pada
suhu antara 850-950oC.
Anoda dan katodanya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
Al2O3 (l) 🡪 2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Anoda (+) : 3O2- (l) 🡪 3/2 O2 (g) + 6e−
Katoda (-) : 2Al3+ (l) + 6e- 🡪 2Al (l)
Reaksi sel : 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 🡪 2Al (l) + 3/2 O2 (g)
Hasilnya berupa :
Al ingot Al Scrap
Ore Mining Smelting Forming Application
Al round Al square
Al tube
bar bar
Ore Mining Smelting Forming Application
Road Barriers
& Signs
Machined Furniture
Componen
Gambaran Industri Aluminium
POTRET INDUSTRI SEKTOR INDUSTRI
BIJIH PENGGERAK
TRANSPORTASI
BAUKSIT ▪ Cadangan: No. 15 di ▪ Didominasi industri mobil dan sepeda
dunia (2010). motor
▪ Sumber daya : 971 juta
▪ Konsumsi :400,000 ton per tahun
ton
▪ Cadangan : 432 juta ton
▪ Pertumbuhan 10% Per Tahun
Hall-Heroult
Bayer Process
Process
Flow Diagram Process
Peralatan Proses
1. Rod Mill
3. Thickener
Thickener berfungsi untuk memisahkan padatan yang
tercampur dalam larutan. Pada alat ini terdapat rake
untuk mengumpulkan padatan ke bagian bawah. Pada
pengolahan alumina, Thickener berfungsi untuk
memisahkan red mud dengan liquor.
4. Rotary Kiln
Pengelolaan Air
Tambang bauksit banyak menggunakan air dalam jumlah besar, terutama di pabrik pemurnian
bauksit dan untuk menekan debu. Khususnya tambang yang terletak di daerah dengan curah hujan tinggi
mungkin mengalami limpasan yang tinggi, sehingga memerlukan pengelolaan yang cermat. Tambang
bauksit harus:
• Melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan utama untuk memahami semua kebutuhan
penggunaan air yang bertumpang tindih serta ketergantungan masyarakat dan lingkungan pada sumber
daya air di daerah tersebut;
• Membuat neraca air yang mencakup seluruh situs tambang berdasarkan informasi meteorologi jangka
panjang terbaik yang tersedia, dan menggunakan neraca tersebut untuk mengoptimalkan rancangan
infrastruktur;
• Memaksimalkan penggunaan kembali dan daur ulang air (misalnya pengembalian curahan air dari
bendungan tailing ke pabrik-pabrik pemurnian) untuk meminimalkan penggunaan persediaan air tanah
dan air permukaan, serta meminimalkan dampak terhadap pengguna air lainnya.
Dampak SHE pada Pengolahan Bauksit menjadi Aluminium
Emisi suara/kebisingan
Sumber utama yang terkait dengan penambangan bauksit meliputi:
• Mesin alat berat (misalnya buldoser, ekskavator, loader, truk angkut);
• Penghancur (crusher) dan pabrik pemurnian (beneficiation plant)
• Sabuk berjalan (konveyor);
• Jalur kereta api;
• Pemuatan, pembongkaran dan penimbunan bauksit
• Pembangkit listrik
• Pengeboran dan peledakan.
Penambangan bauksit rata-rata menghasilkan emisi gas CO2 sebesar 50 kg CO2 per ton bauksit yang
dihasilkan. Adapun sumber utama emisi gas rumah kaca adalah:
Pembangkit listrik di lokasi (misalnya pembangkit listrik tenaga
diesel)
Diesel yang digunakan pada alat berat bergerak untuk
penambangan dan pengangkutan;
Pembersihan vegetasi sebelum penambangan.
Langkah-langkah konservasi energi yang direkomendasikan meliputi:
Menggunakan motor dan pompa dengan ukuran yang benar dan menggunakan
variable speed drive (pengatur kecepatan motor) pada peralatan dengan
persyaratan beban yang sangat bervariasi.
Menggunakan peralatan dan truk pertambangan yang lebih besar dan lebih hemat
energi;
Menerapkan sistem pengiriman truk yang canggih untuk mengoptimalkan waktu
siklus truk dan mengurangi waktu menganggur dan menunggu;
Memperbaiki pemeliharaan peralatan pertambangan dan transportasi; dan
Meminimalkan jarak angkut rata-rata dengan memusatkan lokasi pabrik
permurnian dan tempat penimbunan.
Red Mud
Red Mud (lumpur merah) merupakan limbah yang dihasilkan oleh produksi
industri alumina. Red Mud bersifat basa sehingga cukup berbahaya terhadap
lingkungan. Senyawa ini dihasilkan melalui bayer process yang merupakan salah
satu tahap ekstraksi dari bauksit untuk memproduksi alumina.