Anda di halaman 1dari 5

Kalau balik merendam selasih

Pantang merendam biji labuh


Kalaulah adik merendam kasih
Abangpun karam menahan rindu

Kalaulah labu dibawa bermain


Dimanakah sempat lagi dipetik
Kalau rindu pada yang lain
Dimanakan sempat bersua adik

Airlah dalam bertambah dalam


Hujan di hulu berlumlah teduh
Hatilah karam bertambah karam
Karam merindu orang yang jauh

Asap api orang berladang


Nampak dari kuala Siak
Tiap hari kutunggu abang
Sampai kini tiada nampak

Azan bukan sebarang pesan


Azan bilal suaranya merdu
Pesan bukan sebarang pesan
Pesan kutinggal tanda rindu

Dari subuh orang berburu


Banyak kijang dibawa balik
Dari jauh abang merindu
Hendak datang langkahku pendek

Bila menimbang putik pauh


Banyak getahnya tinggal melekat
Bila kukenang adik nan juah
Letak anggota pegallah urat

Dapat kolek pergi kejayuh


Air pasang berhenti dulu
Mengingat adik lah pergi jauh
Matilah abang menanggung rindu

Batang selasih sudah meranting


Lapuklah batang dahan pun layu
Orang kukasih sudah berpaling
Mabuklah dagang menahan rindu

Baik sungguh pergi berburu


Dapat pelanduk seekor dua
Adik jauh hatiku rindu
Penat duduk menanti berita

Baik Sungguh mencari kurai


Bulunya cantik untuk hiasan
Adiklah jauh hatiku risau
Rindukan adik terlupa makan

Baiklah naik ke gunung ledang


Disana banyak buluh perindu
Adik nan molek sanjungpun abang
Bila tak nampak hatiku rindu

Banyaklan itik turun ke kali


Mandi berenang jalan mendudu
Hendak kupetik bunga berduri
Matilah abang menahan rindu

Banyaklah ikan mabuk terapung


Karena terminum air tuba
Letaklah badan duduk termenung
Karena belum bertemu adinda

Biji nangka janga ditelan


Bia ditelan tentu tercekik
Hatiku duka putus harapan
Karena lama merindukan adik

Biji pauh ditanam orang


Sudah besar berbuah pula
Hati rusuh bukan kepalang
Habislah sabar memanti dinda

Buah kuini masak di batang


Pai hari banyak yang jatuh
Biar ku mati dalam membujang
Karena menanti adik yang jauh

Buah mentimun di tepi tasik


Habis busuk dimakan belalang
Sudah bertahun ku nanti adik
Hatiku remuk bukan kepalang

Buluh perindu dibuat suling


Bunyinya merdu mendayu-dayu
Menahan rindu badanku kering
Dinda tak mau mengambil tahu
Bukan perahu sebarang perahu
Perahu kolek tidakkan karam
Bukan rindu sebarang rindu
Rindu kan adik siang dan malam

Hari minggu orang berjalan


Membawa badik jadi senjata
Hatiku rindu bukan buatan
Kepada adik sebiji mata

Hendak berburu oarng dah pergi


Biarlah hamba duduk menunggu
Hendak bertemu dinda tak sudi
Biarlah hamba menanggung rindu

Dari pulau menjala ikan


Dapat pari dibuat pindang
Hati risau tiada tertahan
Mabuk menanti adik seorang

Buluh perindu buluh ternama


Banyak sudah disebut orang
Hatiku rindu sudahlah lama
Adik juga tak ingat abang

Buluh perindu diberi nama


Ditiup angin bergoyang-goyang
Hatiku rindu tiada terperi
Karena adinda lama tak datang

Sayang balam mati tercekik


Makan putik buah mengkudu
Siang malam kunanti adik
Badanku letih menahan rindu

Bunga kenanga kembang sekaki


Rupanya molek kelopak mekar
Sungguhlah lama abang menanti
Mengapa adik tak beri kabar

Kalau tak ada sagu bertampin


Mengapa rumbia ditebang orang
Karena tak ada rindu ke lain
Mengapa lama abang tak datang

Belilah baju serta selendang


Untuk dipakai ke helat jamu
Hatiku rindu kepada abang
Hajat sampai dapat bertemu

Alangkah sayu hati di dalam


Mendengar guruh dayu mendayu
Abang merayu siang dan malam
Gemetar tubuh menahan rindu

Buluh kasap beruas panjang


Sembilunya tajam bagaikan pisau
Tidur tak lelap makan tak kenyang
Mengenang kakanda jauh di rantau

Dari pulau menjala hiu


Pulang pergi orang berlayar
Hati risau menahan rindu
Abang pergia tiada kabar

Buah pauh di tepi ladang


Dimakan tupai menjadi busuk
Susah sungguh menanti abang
Badan terkulai hatiku remuk

Kalaulah batangnya dihimpit kayu


Mengapa kupandang tegak lurus
Kalaulah abang sakit merayu
Mengapa abang tak nampak kurus

Tentu batangnya tampak lurus


Karena kayunya sudah dibuang
Tentu abang tak nampak kurus
Kita bertemu sakitku hilang

Air pasang singgahlah dulu


Dapat berhenti di pulau karang
Hatiku bimbang bertambah pilu
Ingat kekasih dirantau orang

Air dangkal ikannya jinak


Ditangkap orang setiap hari
Hati mengkal dadapun kemak
Mengharap abang datang kemari

Kalau tak ada sagu bertampin


Mengapa rumbia ditebang orang
Kalau tak ada rindu ke lain
Mengapa lama abang tak datang
Air keruh bertambah keruh
Musim kemarau semakin panjang
Hatiku rusuh bertambah rusuh
Karena risau menunggu abang

Angin ribut bertambah ribut


Banyaklah kapal patah kemudi
Ingin diikut belumlah patut
Hendak ditinggal tak sampai hati

Bila lancang singgah di teluk


Sesudah timpas pasangpun datang
Apabila abang sudah menjenguk
Rindu ku lepas dadapun lapang

Batang menanti mati ditebang


Ditebang orang untuk perahu
Abang dinanti pagi dan petang
Hatiku bimbang bercampur pilu

Baji kayu pembelah tiang


Ditukul orang beramai-ramai
Hatiku rindu tiada kepalang
Karena abang lama tak sampai

Anda mungkin juga menyukai