Disusun oleh:
Fitriya
Karimatunisa
Kristina Hutagaol
Nurul Hidayati
Yosefina Jani
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-
Nya, sehingga makalah ASUHAN IBU BERSALIN dapat kami susun. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas.
Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa
STIKes Kendedes Malang. Dorongan, serta saran-saran kepada kami sebagai penyusun. Kami
selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan kebidanan di Indonesia tidak begitu pesat, hal ini dapat dilihat dari sejak
dimulainya pelayanan kebidanan pada tahun 1853 sampai saat ini perkembangan pelayanan
belum dapat mencapai tingkat yang profesional. Pelayanan kebidanan yang diberikan lebih
banyak ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan fisik maupun psikologisnya.
Ibu dan anak ini berada di dalam suatu keluarga yang ada di dalam suatu masyarakat.
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama
bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan
bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan
termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah,
posyandu maupun polindes (Rafless, 2011).
Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan
tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain
dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus
dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan
pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat
menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi
masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat
sekitarnya (Rafless, 2011).
Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat. Bidan juga tinggal di dalam suatu masyarakat dikomunitas
tertentu oleh karena itu memberikan pelayanan tidak hanya memandang ibu dan anak sebagai
individu tetapi juga mempertimbangkan faktor lingkungan dimana ibu tinggal. Lingkungan
ini dapat berupa sosial, politik, dan keadaan ekonomi. Asuhan kebidanan yang diberikan
berfokus pada making pregnancy safer.pelayanan yang diberikan di upayakan memenuhi
standar.kebidanan komunitas diperkukan agar bidan dapat mengenal kehiduoan sosial ibu
dan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatannya.
TINJAUAN TEORI
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
PENGUMPULAN DATA
MELAKSANAKAN DIAGNOSIS
ASUHAN KERJA
RENCANA MENILAI
ASUHAN KEBUTUHAN
Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi. Bidan
dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan. Tugas yang
harus dikerjakan bidan dalam asuhan persalinan kala II adalah sebagai berikut :
Hal hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala
II antara lain sebagai berikut :
Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan
manajemen aktif kala III. Hal penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah
terjadinya kejadian perdarahan, karena penyebab salah satu kematian pada ibu. Oleh
karena itu, dalam asuhan kala III ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan
sebagai penolong persalinan harus terlatih dan terampil melakukan manajemen aktif kala
III, tersedianya peraltan dan perlengkapan manajemen aktif kala III dan pencegahan
infeksi, tersedianya obat- obatan dan metode efektif dalam penyimpanan, serta sistem
rujukan untuk kegawatdaruratan obstetrik yang efektif.
Asuhan persalinan kala III diberikan untuk membantu mengeluarkan plasenta dan
selaput janin secara lengkap, megurangi kejadian perdarahan pasca persalinan,
memperpendek kala III, mencegah terjadinya komplikasi dan mencegah terjadinya
retensio plasenta. Dalam hal ini bidan mempunyai tugas rutin, yaitu melakukan
penatalaksanaan aktif kala III ( Manajeman aktif kala III )
Hal hal yang menjadi perhatian bidan padasaat memberikan asuhan intranatal kala
III adalah sebagai berikut:
1) Penyimpanan oksitosin harus dalam lemari es pada suhu 2-8 dan hindarkan
paparan cahaya secara langsung
2) Pada suhu 30 oksitosin dapat bertahan selama satu bulan, pada suhu 40
oksitosin dapa bertahan selama dua minggu
3) Tidak dianjurkan untuk memberikan Ergometrin dan Netergin, sebelum bayi lahir.
4) Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi dengan baik,
keluarnya darah dari vagina serta tali pusat memanjang.
5) Pada saat melahirkan plasenta, jangan mendorong fundus dan menarik tali pusat
secara berlebihan.
6) Lakukan penanganan tali pusat dengan hati-hati
7) Hentikan pegangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat tertahan
8) Apabila merasa tidak yakin plasenta tidak dapat lahir dengan lengkap ikuti prosedur
tetep pelaksanaan plasenta rest, bila perlu rujuk.
Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan 1-2 jam setelah plasenta
lahir. Pengawasan/ observasi tetap dilakukan pada hal-hal yang mejadi perhatian pada
asuhan kala IV. Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia
ureti. Kehilangan darah biasanya dikarenakan pelepasan plasenta atau robekan servik
atau perinium. Jumlah darah yang keluar harus diukur ( 1 bengkok = 500cc), apabila
jumlah perdarahan lebih dari 500cc harus dicari penyebabnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pasa asuhan kala IV ,yaitu sebagai berikut:
1) Kontraksi uterus
2) Perdarahan
3) Kantong kemih
4) Adanya luka
5) Keadaan plasenta dan selaput harus lengkap
6) TTV
7) Keadaan bayi1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan
dapat menurukan angka kematian ibu dan bayi.
Manajemen asuhan intranatal dirumah dibagi dalam empat tahap sesuai dengan tahap
yang ada dalam persalinan. Yaitu kala I, II, III, IV. Dengan memberikan asuhan intranatal
yang baik dan sesuai standart, bidan dapat memberikan pertolongan persalinan yang
memadai dan tepat waktu, meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan
menurunkan angka kejadian sepsis puerpuralis pada ibu nifas, sehingga membantu angka
kematian ataupun kesakitan ibu dan bayi.
3.2 Saran
Sebagai karya manusia yang tidak pernah luput dari kekurangan, makalah ini tetap
memerlukan kritik dan masukan dari pembaca, khususna dosen. Kami sangat me mnantikan
hal ini untuk mencapai penyempurnaan tulisan dikemudian hari.