Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN IBU BERSALIN

Pembimbing : Annisa Fithri, Amd.Keb., MKM

Disusun oleh:

Amma Nadya Elvi Anggista BOB0151692

Fitriya

Karimatunisa

Kristina Hutagaol

Nurul Hidayati

Yosefina Jani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2016/ 2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-
Nya, sehingga makalah ASUHAN IBU BERSALIN dapat kami susun. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas.

Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa
STIKes Kendedes Malang. Dorongan, serta saran-saran kepada kami sebagai penyusun. Kami
selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

1.1 Latar Belakang..

1.2 Tujuan Masalah ........

BAB II Tinjauan Teori


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kebidanan di Indonesia tidak begitu pesat, hal ini dapat dilihat dari sejak
dimulainya pelayanan kebidanan pada tahun 1853 sampai saat ini perkembangan pelayanan
belum dapat mencapai tingkat yang profesional. Pelayanan kebidanan yang diberikan lebih
banyak ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan fisik maupun psikologisnya.
Ibu dan anak ini berada di dalam suatu keluarga yang ada di dalam suatu masyarakat.

Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama
bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan
bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan
termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah,
posyandu maupun polindes (Rafless, 2011).

Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan
tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain
dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus
dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan
pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat
menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi
masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat
sekitarnya (Rafless, 2011).

Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat. Bidan juga tinggal di dalam suatu masyarakat dikomunitas
tertentu oleh karena itu memberikan pelayanan tidak hanya memandang ibu dan anak sebagai
individu tetapi juga mempertimbangkan faktor lingkungan dimana ibu tinggal. Lingkungan
ini dapat berupa sosial, politik, dan keadaan ekonomi. Asuhan kebidanan yang diberikan
berfokus pada making pregnancy safer.pelayanan yang diberikan di upayakan memenuhi
standar.kebidanan komunitas diperkukan agar bidan dapat mengenal kehiduoan sosial ibu
dan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimanakah manaterial asuhan kebidanan komunitas dirumah?
2. Apa sajakah standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuha kebidanan kepada
ibu intranatal?
3. Apa sajakah yang harus dipersiapkan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan?
4. Bagaimanakah manajemen ibu intranatal?
5. Bagaimanakah kegawatdaruratan persalinan dikomunitas?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui proses manajerial asuhan kebidanan komunitas dirumah
2. Untuk mengetahui dan memahami standar pelayanan kebidanan dalam memberikan
asuha kebidanan kepada ibu intranatal
3. Untuk mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan
4. Untuk mengetahui manajemen ibu intranatal
5. Untuk mengetahui kegawatdaruratan persalinan dikomunitas
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi asuhan intranatal


Suatu pendekatan yang berpusat kepada individu di masyarakat yang membutuhkan
kemampuan analisis tinggi dan cepat terutama yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-
nilai dan budaya setempat. Memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai standar,
diharapkan dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi akibat perdarahan
persalinan.
Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten,
yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Tenaga kesehatan yang dapat
memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan,
dokter umum dan bidan.
Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga
kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pendekatan yang membutuhkan
kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.
2.2 Tujuan asuhan intranatal
1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan
2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam susana yang
menyenangkan
3. Menyiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan
4. Agar tujuan tersebut di atas dapat tercapai, ada 5 hal penting yang perlu didiskusikan
dengan ibu dan keluarga yaitu:
a) Membuat perencanaan persalinan yang perlu ditetapkan, yang mencakup
unsur-unsur berikut:
1) Tempat persalinan
2) Tenaga penolong persalinan
3) Cara menjangkau tempat persalinan
4) Pendamping persalinan
5) Biaya yang dibutuhkan untuk persalinan
6) Siapa yang mengurus keluarga pada saat ibu bersalin
7) Rencana metode kontrasepsi yang akan digunakan
b) Membuat rencana pengambilan keputusan pada keadaan gawat darurat,
apabila pengambilan keputusan utama tidak berada di tempat
c) Mengatur sistem transportasi apabila terjadi kegawatdaruratan
d) Membuat rencana tabungan bersalin (Tabulin)
e) Mempersiapkan peralatan untuk melahirkan
2.3 Syarat persalinan di rumah
Pemilihan persalinan di rumah merupakan hak dari ibu dan keluarga. Ibu boleh memilih
siapa yang mendampinginya pada saat persalinan. Meskipun begitu ibu dan keluarga harus
memperhatikan syarat-syarat persalinan di rumah, di antaranya adalah:
1. Adanya bidan terlatih dalam melakukan pertolongan persalinan
2. Bidan harus memberikan penjelasan tentang seluruh proses persalinan dan
kemungkinan komplikasi
3. Bidan dipanggil bilamana ibu mulai merasakan kontraksi atau air ketuban pecah
4. Tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat
5. Ibu mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil dan kartu KIA
6. Tersedianya sistem rujukan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri
7. Adanya kesepakatan atau informed consent antara bidan dengan ibu/keluarga
8. Tersedia alat transportasi untuk merujuk
9. Tersedia peralatan yang lengkap dan berfungsi
2.4 Persiapan persalinan dirumah
Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga bidan yang
bekerja dikomunitas. Di indonesia pendidikan bidan yang ada sekarang diarahkan untuk
menghasilkan bidan yang mampu bekerja di desa, puskesmas, maupun puskesmas pembantu
dilihat dari tugas-tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas persiapan bidan dalam
memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya
terutama dari segi kompetensi, sehingga dapat memberikan pelayanan persalinan yang bersih
dan aman serta tahu saat yang tepat untuk merujuk kasus-kasus kegawatdaruratan. Dengan
demikian bisa menyelamatkan ibu dan bayi dan dapat menurunkan AKI.
Berikut beberapa persiapan yang dapat dilakukan oleh bidan:
a) Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama proses
persalinan.
b) Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk persalinan dan
kelahiran bayi.
c) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan dan pastikan
kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperrlukan serta dalam keadaan
siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
d) Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya. Karena jika terjadi
keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih memadai dapat memahayakan
keselamatan ibu dan bayinya.apabila iu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi
asuhan yang telah diberikan.
e) Memberikan asuhan sayang ibu, seperti memberi dukungan emosional, membantu
pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi, memberikan keleluasaan untuk
menggunakan kamar mandi secara teratur, serta melakukan pertolongan persalinan
yang bersih dan aman dengan teknik pencegahan infeksi.
2.4.1 Persiapan rumah dan lingkungan
Lingkungan persalinan dapat didefinisikan sebagai area disekitar tempat
kelahiran. Rumah merupakan lingkungan yang sudah dikenal wanita sehingga ia
dapat merasa nyaman dan rileks selama persalinan, tempat ia dapat mempertahankan
privasi dan dikelilingi oleh orang-orang yang diinginkannya, yang akan memberikan
ketenangan dan dukungan pada dirinya. Namun wanita juga dapat merasakan tenang
karena ia merasa berada dalam lingkungan yang memiliki teknologi pelayanan dari
para ahli. Keseimbangan dapat disediakan dengan membuat unit maternitas menjadi
tidak terlalu bersifat institusional, dengan sistem asuhan yang memungkinkan ibu
dan keluarganya mendapatkan jenis dan standar asuhan yang dapat memenuhi
kebutuhan fisik, emosional, sosial dan psikologis mereka.
Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung harus
memiliki pencahayaan penerangan yang cukup, ranjang sebaiknya diletakkan
ditengah-tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun kanan, dan cahaya
sedapat mungkin tertuju pada tempat persalinan. Persiapan untuk mencegah
terjadinya kehilangan panas tubuh yang berlebihan, perlu disiapkan juga lingkungan
yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan memastikan bahwa ruangan bersih, hangat,
pencahayaan yang cukup dan bebas dari tiupan angin. Apabila lokasi tempat tinggal
ibu di daerah pegunungan atau yang beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2
selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan menjaga
kehangatan tubuh bayi.
Persiapan rumah dan lingkungan meliputi:
1. Tersedia ruangan yang bersih dan layak.
2. Terdapat sumber air bersih, air panas, dan air dingin.
3. Tersedia penerangan yang baik.
4. Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan jika
diperlukan saat melakukan rujukan tau tersedia mobil yang bisa digunakan saat
diperlukan untuk merujuk.
5. Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan
6. Tempat nyaman
7. Adanya penerangan yang cukup
8. Ruangan sebaiknya cukup luas
2.4.2 Persiapan alat atau bidan kit
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Monoaural
4. Jam yang mempunyai detik\
5. Termometer
6. Partus set (2 buah klem tali pusat, pengikat tali pusat, gunting tali pusat,
penghisap lendir bayi, kateter, sarung tangan)
7. Heacting set (naldfoolder, jarum otot dan kulit, benang)
8. Bahan habis pakai (injeksi oksitosin, injeksi lidokain, kapas, kasa, detol/lisol,
povidon iodin, larutan klorin)
9. Set kegawadaruratan (infus set)
10. Bengkok
11. Tempat basah tajam, basah dan kering
12. Alat-alat proteksi diri (celemek, sepatu, tutup kepala, masker, kaca mata)
2.4.3 Persiapan ibu dan keluarga
1. Waskom besar
2. Tempat / air untuk penyediaan air
3. Kendil / kuali untuk ari-ari
4. Tempat untuk cuci tangan (air mengalir) + sabun + handuk kering
5. Baju daster
6. Dua kain panjang, satu untuk ibu dan satu untuk ditaruh di atas alas plastik atau
karet
7. Satu gurita atau stagen
8. BH menyusui
9. Pembalut
10. Satu handuk
11. Sabun
12. Dua waslap
13. Perlengkapan pakaian bayi
14. Selimut bayi
15. Kain halus / lunak untuk menerima dan membungkus bayi
2.5 Manajemen Asuhan Intranatal Di Rumah
Manajemen asuhan intranatal dirumah dibagi dalam empat tahap sesuai dengan tahap
yang ada dalam persalinan. Yaitu kala I, II, III, IV. Dengan memberikan asuhan intranatal
yang baik dan sesuai standart, bidan dapat memberikan pertolongan persalinan yang
memadai dan tepat waktu, meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan
menurunkan angka kejadian sepsis puerpuralis pada ibu nifas, sehingga membantu angka
kematian ataupun kesakitan ibu dan bayi.
Manajemen asuhan intranatal merupakan langkah ilmiah sistematis, sehingga dalam
pelaksanaannya bidan harus memahami alur pikir manajemen asuhan intranatal dirumah.

Alur pikir manajemen asuhan intranatal, yaitu sebagai berikut :

SUBJEKTIF
OBJEKTIF

PENGUMPULAN DATA

EVALUASI EFEKTIF DATA AKURAT KEMAMPUAN IDENTIFIKASI


ANALISIS PENGETAHUAN MASALAH
ESENSIAL PENGALAMAN
RELEVAN INTUISI (SIRKULER )

TEPAT WAKTU ADA MASALAH


AMAN LAIN YANG
MENYERTAI

MELAKSANAKAN DIAGNOSIS
ASUHAN KERJA

RENCANA MENILAI
ASUHAN KEBUTUHAN

DIKEMBANGKAN DARI DETEKSI SETIAP SAAT


DATA YANG DIPEROLEH TERHADAP ANCAMAN
( Alur pikir asuhan intranatal )
1. Asuhan Persalinan Kala I

Bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan


persalinan yang bersih dan aman. Bidan perlu mengingat konsep tentang sayang ibu,
rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian penting lainnya. Ada tugas
dan proses atau langka- langkah yang harus dilalui dalam memberikan asuhan persalinan
pada kala I, yaitu :

1) Melakukan penilaian secara tepat kapan persalinan dimulai


2) Mampu memberikan asuhan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu
3) Terampil dalam melakukan pertolongan persalinan
4) Menghargai hak dan pribadi ibu serta tradisi setempat
5) Mengizinkan adanya pendamping
2. Asuhan Persalinan Kala II

Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi. Bidan
dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan. Tugas yang
harus dikerjakan bidan dalam asuhan persalinan kala II adalah sebagai berikut :

1) Melakukan pertolongan persalinan bersih dan aman


2) Menghargai hak ibu sebagai pribadi
3) Menghargai tradisi setempat
4) Mengizinkan ibu untuk memilih pendamping persalinan

Hal hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala
II antara lain sebagai berikut :

1) Hindari untuk meminta ibu mengejan jika dalam posisi telentang


2) Ingat tiga bersih, yaitu bersih alat, bersih tempat persalinan, pengikatan dan
pemotongan tali pusat
3) Pimpin ibu mengejan apabila ada keinginan mengejan
4) Hindari intervensi apabila tidak dibutuhkan
5) Terapkan konsep sayang ibu
6) Lakukan pengambilan keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan

3. Asuhan Persalinan Kala III

Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan
manajemen aktif kala III. Hal penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah
terjadinya kejadian perdarahan, karena penyebab salah satu kematian pada ibu. Oleh
karena itu, dalam asuhan kala III ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan
sebagai penolong persalinan harus terlatih dan terampil melakukan manajemen aktif kala
III, tersedianya peraltan dan perlengkapan manajemen aktif kala III dan pencegahan
infeksi, tersedianya obat- obatan dan metode efektif dalam penyimpanan, serta sistem
rujukan untuk kegawatdaruratan obstetrik yang efektif.

Asuhan persalinan kala III diberikan untuk membantu mengeluarkan plasenta dan
selaput janin secara lengkap, megurangi kejadian perdarahan pasca persalinan,
memperpendek kala III, mencegah terjadinya komplikasi dan mencegah terjadinya
retensio plasenta. Dalam hal ini bidan mempunyai tugas rutin, yaitu melakukan
penatalaksanaan aktif kala III ( Manajeman aktif kala III )

Hal hal yang menjadi perhatian bidan padasaat memberikan asuhan intranatal kala
III adalah sebagai berikut:

1) Penyimpanan oksitosin harus dalam lemari es pada suhu 2-8 dan hindarkan
paparan cahaya secara langsung
2) Pada suhu 30 oksitosin dapat bertahan selama satu bulan, pada suhu 40
oksitosin dapa bertahan selama dua minggu
3) Tidak dianjurkan untuk memberikan Ergometrin dan Netergin, sebelum bayi lahir.
4) Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi dengan baik,
keluarnya darah dari vagina serta tali pusat memanjang.
5) Pada saat melahirkan plasenta, jangan mendorong fundus dan menarik tali pusat
secara berlebihan.
6) Lakukan penanganan tali pusat dengan hati-hati
7) Hentikan pegangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat tertahan
8) Apabila merasa tidak yakin plasenta tidak dapat lahir dengan lengkap ikuti prosedur
tetep pelaksanaan plasenta rest, bila perlu rujuk.

4. Asuhan persalinan kala IV

Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan 1-2 jam setelah plasenta
lahir. Pengawasan/ observasi tetap dilakukan pada hal-hal yang mejadi perhatian pada
asuhan kala IV. Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia
ureti. Kehilangan darah biasanya dikarenakan pelepasan plasenta atau robekan servik
atau perinium. Jumlah darah yang keluar harus diukur ( 1 bengkok = 500cc), apabila
jumlah perdarahan lebih dari 500cc harus dicari penyebabnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan pasa asuhan kala IV ,yaitu sebagai berikut:

1) Kontraksi uterus
2) Perdarahan
3) Kantong kemih
4) Adanya luka
5) Keadaan plasenta dan selaput harus lengkap
6) TTV
7) Keadaan bayi1

2.6 Kegawatdaruratan Persalinan


Persalinan merupakan proses alamiah, akan tetapi dalam prosesnya tidak menutup
kemungkinan terjadi komplikasi-komplikasi atau kegawatdaruratan.
Beberapa tindakan yang harus dilakukan bidan apabila menghadapi kasus kegawatdaruratan
persalinan adalah sebagai berikut :

1) Jangan menunda untuk melakukan rujukan


2) Mengenali masalah dan memberikan instruksi yang tepat
3) Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan pendampingan
secara terus menerus
4) Lakukan observasi Vital Sing secara ketat
5) Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress
6) Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat kasus dengan
singkat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan
dapat menurukan angka kematian ibu dan bayi.

Pendekatan yang membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek


social, nilai-nilai dan budaya setempat.

Adapun tujuan dari asuhan intranatal dalam kebidanan komunitas yaitu :

1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan


2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam susana yang menyenangkan
3. Menyiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan

Manajemen asuhan intranatal dirumah dibagi dalam empat tahap sesuai dengan tahap
yang ada dalam persalinan. Yaitu kala I, II, III, IV. Dengan memberikan asuhan intranatal
yang baik dan sesuai standart, bidan dapat memberikan pertolongan persalinan yang
memadai dan tepat waktu, meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan
menurunkan angka kejadian sepsis puerpuralis pada ibu nifas, sehingga membantu angka
kematian ataupun kesakitan ibu dan bayi.

3.2 Saran
Sebagai karya manusia yang tidak pernah luput dari kekurangan, makalah ini tetap
memerlukan kritik dan masukan dari pembaca, khususna dosen. Kami sangat me mnantikan
hal ini untuk mencapai penyempurnaan tulisan dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai