Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

OLEH :

KRISTINA HUTAGAOL

LIDIA NAKUL JELAHU

SENIA AYU A.

SKOLASTIKA NURIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


TAHUN AJARAN 2015/2016

D III KEBIDANAN

0
BAB I

PENDAHULUAN

Landasan Teori

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam
mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara cara khusus
untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti
mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat
yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat alat yang berhubungan dengan
penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).

Alat alat yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari
kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara cara atau teknik
sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi
yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).

Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan,


kesehatan dan keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola
laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam
merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian baku yang
memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium, adanya ventilasi dan
perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia
dan peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day &
Underwood, 1998).

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang
alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk
mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di
laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk
bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung
pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala
atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan
labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day &
Underwood, 1998).
Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang
digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran
dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti.
Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari
pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman,
1998).

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau
proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali
berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan
kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur
yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti
thermograph,barograph (Rohman, 1998).

Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Rohman,1998).

Pada laboratorium mikrobiologi ada beberapa alat yang umum digunakan dan harus dikenal
serta diketahui cara penggunaannya, yang antara lain :

Autoklaf Kaca penutup

Oven Mikroskop medan terang

Kulkas Pipet tetes dan pipet serologis

Cawan Petri Gelas ukur

Tabung reaksi Neraca analitik

Ose Inkubator

Lampu spiritus Shaker

Beaker gelas Penangas air


Hot plate Stirer

Labu Erlenmeyer Colony counter

Kaca obyek biasa Haemasitometer

Kaca obyek cekung Laminar air flow (Millati, 2010).

Teknik aseptis memiliki beberapa macam sterilisasi, yaitu sterilisasi mekanik, sterilisasi fisik
dan sterilisasi kimia. Setiap macam tersebut memiliki prinsip kerja yang berbeda sesuai
dengan keadaan media yang akan disterilisasikan. Apabila dalam melakukan penelitian
maupun percobaan tidak dilakukan teknik tersebut kemungkinan akan terjadi kontaminasi
yang menyebabkan hasil penelitian atau percobaan itu kurang akurat. Oleh karena itu, teknik
aseptis sangat penting dalam kegiatan praktikum ataupun penelitian (Khusnuryani, 2006).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal dan mengetahui cara menggunakan alat-alat
laboratorium dalam praktikum Mikrobiologi Industri dan mengetahui metode aseptis yang
dipergunakan dalam praktikum Mikrobiologi Industri.

.
BAB II PEMBAHASAN

Pengenalan alat pada praktikum mikrobiologi industri bertujuan agar praktikan dapat
mengenal, menggunakan, dan mengerjakan peralatan-peralatan di Laboratorium
Mikrobiologi. Dengan praktikum ini juga praktikan dapat mengetahui fungsi dari setiap alat
laboratorium. Alat-alat laboratorium yang di pelajari adalah mikroskop, cawan petri, tabung
reaksi, pipet ukur, ball pipet, ose, bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, spatula, pipet tetes, objek
glass dan cover glass, tabung durham, dan beaker glass.

1. Alat-alat Sterilisasi

Alat-alat sterilisasi meliputi Autoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu Spritus. Oven
merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi
mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini sendiri adalah
menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering.

Ozonsterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak bersekala. Ozonsterilizer


terdiri atas dua bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas ozonsterilizer
mempunyai prinsip kerja membunuh mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon dapat
merusak mekanisme dari mikroba sehingga sel protein pada mikroba mengalami oksidasi
yang mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada mikroba, dan ozon (O3) itu sendiri
bersifat racun. Bagian bawah dari ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium
menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, dimana cara kerjanya hampir sama dengan
oven.

Autoclaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas. Dimana
uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu
protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat
penggunaan otoclaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi
masuk kedalam atau beruduksi ke alat. Lampu spritus merupakan alat yang digunakan untuk
pemijaran serta untuk mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus juga mempunyai fungsi lain,
yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman medium.

Inkubator secara umum digunakan sebagai perlengkapan dalam laboratorium mikrobiologi


pangan. Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat inkubasi
pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu
stabil dan konstan. Suhu inkbator dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu pada suhu ruang,
oleh karena itu perubahan suhu ruang perlu diawasi terutama saat terjadi perubahan musim.
2. Alat-alat perhitungan koloni mikroorganisme.

Alat-alat yang tergolong dari alat perhitungan koloni adalah coloni counter dan cawan petri.
Coloni counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah mikroba pada
cawan petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan
perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada
cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan
tombol check.

Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai
tempat pengujian sampel. Cawan petri ada yang terbuat dari gelas maupun plastik. Cawan
petri terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dasar untuk medium dan bagian penutup yang
ukurannya lebih besar. Untuk pemakain rutin digunakan cawan petri berdiameter 15 cm
( biasa diisi agar nutrisi sebanyak 15 ml). Pada suhu 40 derajat celcius medium agar akan
mulai memadat, sehingga harus diingat bahwa pada masa inkubasi cawan tersebut harus di
simpan secara terbalik. Hal ini untuk mencegah kondensasi uap yang terbentuk saat agar
memadat tidak jatuh ke permukaan agar.

3. Alat lainnya

Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak dapat dilihat
oleh mata. Cara penggunaan mikroskop adalah dengan membelakangi bagian belakang
mikroskop. Mikroskop yang digunakan antara lain elektron, mikroskop cahaya, dan
mikroskop kemera. Mikroskop cahaya (Monokoler) berfungsi untuk melihat objek dengan
bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat
hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan gambaran mengenai tingginya. Prinsip
kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan
hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan
diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata
dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui
cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop ini
memiliki pembasaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran okuler (10x). Mikroskop
elektron (Biokuler) berfungsi untuk melihat objek dengan bantuan elektron atau cahaya
lampu. terdiri atas empat lensa objektif dengan empat pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x.
Saat pengunaan menggunakan pembesaran 100x, ditambahkan minyak emersi di atas gelas
objek. Tujuannya adalah untuk mengurangi sudut bias akibat banyaknya cahaya yang
dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek yang akan diteliti, tidak akan terllihat.
Mikroskop ini digunakan saat melihat struktur dan melakukan pewarnaan bakteri. Mikroskop
kamera (Triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar (objek). Lensa okuler yang terdapat
dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler. Mikroskop ini dapat mengambil gambar dari
preparat. Maka dari itu, mikroskop ini hanya akan digunakan bila ingin mengambil gambar
objek yang akan diamati. Prinsip kerjanya sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada sedikit
perbedaan dalam mengoperasikannya.

Centrifuge merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah zat dalam cairan yang diduga
dapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan pemutaran
kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuaan yang digunakan pada
centrifuge adalah Rpm (Rotation per meter). Perinsip kerja dari alat ini adalah zat yang akan
dipisahkan dimasukkan kedalam tabung yang terdapat pada centrifuge, kemudian menutup
lubang pada centrifuge agar udar yang masuk tidak mempengaruhi zat yang akan dipisah.
Setelah itu tentukan waktu dan rotasi putaran yang diinginkan, dengan memutar tombol
Timer dan Rotation.

Pipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai
dengan jumlah yang kita tentukan. Pipet gondok berfungsi sama seperti pipet volum, hanya
saja pengambilan larutan sudah ditentukan. Cara sterilisasinya menggunakan otoklaf.

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk media
tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas
berada tetap di atasnya dan diikat, sedangkan rak tabung sebagai tempat untuk meletakkan
tabung reaksi. Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium
nutrisi cair atau padat, untuk alat pengenceran, dan untuk pengujian mikrobiologis lainnya.
Lingkungan steril pada tabung reaksi dipertahankan dengan adanya sumbat. Sumbat yang kita
gunakan disini adalah sumbat kapas. Pemasangan sumbat kapas pada tabung reaksi harus
benar. Apabila terdengar bunyi blub pada saat melepaskan sumbat maka sumbat itu telah
benar. Lalu agar penyimpanan tabung reaksi rapih dan mudah digunakan, harus di simpan
dan di letakkan di rak tabung. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan
bahan, menampung larutan, dan tempat untuk mencampurkan bahan lalu dimasukkan ke
dalam labu Erlenmeyer. Alat ini dapat disterilisasikan dengan dibungkus terlebih dahulu
dengan kertas saring bagian atasnya lalu dibungkus dengan kertas dan diikat, lalu
dimasukkan ke dalam otoklaf.

Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis dalam
pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol
ke botol yang lain dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring
aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
Alat ini diberi nama Laminar Air Flow karena meniupkan udara steril secara kontinue
melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin
jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara
ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency
Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.

Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari ose lurus untuk menanam
MO dan ose bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zig-zag.

Timbangan Analitik berfungsi untuk menimbang bahan kimia. Timbangan ini memiliki batas
maksimal penimbangan. Jika melewati batas tersebut, maka ketelitian perhitungan akan
berkurang.

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan larutan, dan
menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih
dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan otoklaf.

Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar
aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Sterilisasi
adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala macam
bentuk kehidupan terutam mikro organism. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus
dimatikan. Untuk memperoleh kondisi yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi.
Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah
dengan menggunakan panas, metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2
cara, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah.

Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak rusak, menyala, hangus, dan
menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara
lain alat-alat gelas (botol, tabung reaksi, cawan petri, dan lain-lain) dan bahan-bahan ceperti
kertas, kain, dan kapas. Sterilisasi kering menggunakan oven pada suhu 70-80 derajat celcius
selama 2 jam. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus,
menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi
setelah dikeluarkan dari oven.

Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan perebusan dengan suhu 100 derajat celcius selama
10 menit, blansing dengan suhu 70-85 derajat Celsius selama 7-9 menit, pasteurisasi dengan
suhu 72 derajat celcius selama 7 detik, dan menggunakan autoclave. Sterilisasi dengan
autoclave menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC selama 15 menit dengan
tekanan 1 Atm. Cara ini selain di gunakan untuk sterilisasi alat, digunakan juga untuk bahan-
bahan yang mengandung cairan yang tidak tahab udara panas yang kering, misalnya medium.
Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan juga ruangan dan tempat kerja yang
steril. Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari semua bentuk
kehidupan mikroba yang patogen maupun yang non-patogen. Agar ruangan praktikum tetap
steril, lakukanlah sterilisasi rutin terhadap alat-alat dan tempat kerja. Contohnya meja,
semprotkan alkohol 70% ke meja. Dan bukan hanya ke meja, alkohol 70% juga dapat di
semprotkan ke tempat kerja lainnya. Bila ada cairan tumpah di ruangan kerja kita, maka harus
langsung di bersihkan agar ruangan kerja tetap steril.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam praktikum mikrobiologi pangan terdapat berbagai macam alat-alat yang harus kita
ketahui fungsi dan cara pengerjaannya agar praktikum mikrobiologi pangan dapat dilakukan
dengan baik dan benar. Alat-alat laboratorium yang harus kita pelajari adalah mikroskop,
cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, ball pipet, ose, bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, spatula,
pipet tetes, objek glass dan cover glass, tabung durham, dan beaker glass.

Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-
benar aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril.
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala
macam bentuk kehidupan terutam mikro organism. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus
dimatikan. Untuk memperoleh kondisi yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi.
Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah
dengan menggunakan panas, metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2
cara, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Sterilisasi tidak hanya dilakukan terhadap
alat-alat laboratorium saja, tetapi ruangan dan tempat kerja pada pengerjaan mikrobioogi
harus steril juga.

B.Saran

Dengan adanya praktikum seperti ini , mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui cara
menggunakan alat-alat laboratorium dalam praktikum Mikrobiologi Industri dan mengetahui
metode aseptis yang dipergunakan dalam praktikum Mikrobiologi Industri.

.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi,
Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.

Dwidjoseputro, D.2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta

Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia. Jakarta

Khusnuryani, Arifah.2006.Pedoman Praktikum Biologi.Yogyakarta:UIN Press

Millati, Tanwirul, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru

Rohman, Taifiqur. 1998. Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan
Dosen Biokimia. Banjarbaru

Anda mungkin juga menyukai