www.pmi.or.id
dan
ANGGARAN
RUMAH TANGGA
2 3
MUKADIMAH MUKADIMAH
2 3
ANGGARAN
DASAR
PMI
4 5
ANGGARAN
DASAR
PMI
4 5
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
6 7
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
6 7
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 6
PMI bertujuan mencegah dan meringankan penderitaan sesama yang BAB IV
disebabkan oleh bencana atau akibat ulah manusia dan kerentanan lainnya LAMBANG DAN LAGU
dengan tidak membedakan agama, bangsa, suku bangsa, warna kulit, jenis
kelamin, golongan dan pandangan politik.
Pasal 9
BAB III Lambang PMI sebagai tanda pengenal organisasi di Indonesia yang telah
ditunjuk untuk menjalankan pekerjaan palang merah sesuai konvensi jenewa
MANDAT DAN TUGAS POKOK 1949 adalah palang merah di atas dasar warna putih dilingkari garis merah
yang berbentuk bunga berkelopak lima sebagai pengejawantahan dari dasar
Pasal 7 negara, yakni Pancasila dengan tulisan Palang Merah Indonesia atau PMI.
Mandat PMI adalah menjalankan pekerjaan dibidang kepalangmerahan,
baik di dalam negera kesatuan Republik Indonesia, maupun di luar negeri. Pasal 10
Lagu PMI terdiri dari Hymne PMI dan Mars PMI.
Pasal 8
BAB V
(1) Tugas pokok PMI adalah: KEANGGOTAAN
a. bertindak untuk dan atas nama pemerintah Republik Indonesia
dalam pelaksanaan hubungan luar negeri di bidang kepalangmerahan Pasal 11
menurut Konvensi-Konvensi Jenewa tahun 1949;
(1) Anggota PMI adalah pribadi-pribadi/individu yang memenuhi syarat
b. mempersiapkan dan melaksanakan tugas-tugas bantuan sebagai anggota PMI.
penanggulangan bencana, baik di dalam maupun di luar negeri;
(2) Anggota PMI berjenjang pada semua tingkat kepengurusan dari Pusat
c. melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kepalangmerahan yang sampai dengan tingkat kecamatan.
diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan
(3) Keanggotaan PMI terbuka bagi setiap orang tanpa membedakan agama,
d. menjalankan semua kegiatan PMI dengan berpegang pada ketentuan bangsa, suku bangsa, golongan, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan
perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia. pandangan politik.
(2) Selain tugas pokok sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, PMI Pasal 12
juga melaksanakan tugas sebagaimana yang di mandatkan oleh Statuta
Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Anggota PMI terdiri dari :
(1) Anggota Biasa;
(2) Anggota Luar Biasa;
(3) Anggota Kehormatan;
8 9
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 6
PMI bertujuan mencegah dan meringankan penderitaan sesama yang BAB IV
disebabkan oleh bencana atau akibat ulah manusia dan kerentanan lainnya LAMBANG DAN LAGU
dengan tidak membedakan agama, bangsa, suku bangsa, warna kulit, jenis
kelamin, golongan dan pandangan politik.
Pasal 9
BAB III Lambang PMI sebagai tanda pengenal organisasi di Indonesia yang telah
ditunjuk untuk menjalankan pekerjaan palang merah sesuai konvensi jenewa
MANDAT DAN TUGAS POKOK 1949 adalah palang merah di atas dasar warna putih dilingkari garis merah
yang berbentuk bunga berkelopak lima sebagai pengejawantahan dari dasar
Pasal 7 negara, yakni Pancasila dengan tulisan Palang Merah Indonesia atau PMI.
Mandat PMI adalah menjalankan pekerjaan dibidang kepalangmerahan,
baik di dalam negera kesatuan Republik Indonesia, maupun di luar negeri. Pasal 10
Lagu PMI terdiri dari Hymne PMI dan Mars PMI.
Pasal 8
BAB V
(1) Tugas pokok PMI adalah: KEANGGOTAAN
a. bertindak untuk dan atas nama pemerintah Republik Indonesia
dalam pelaksanaan hubungan luar negeri di bidang kepalangmerahan Pasal 11
menurut Konvensi-Konvensi Jenewa tahun 1949;
(1) Anggota PMI adalah pribadi-pribadi/individu yang memenuhi syarat
b. mempersiapkan dan melaksanakan tugas-tugas bantuan sebagai anggota PMI.
penanggulangan bencana, baik di dalam maupun di luar negeri;
(2) Anggota PMI berjenjang pada semua tingkat kepengurusan dari Pusat
c. melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kepalangmerahan yang sampai dengan tingkat kecamatan.
diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan
(3) Keanggotaan PMI terbuka bagi setiap orang tanpa membedakan agama,
d. menjalankan semua kegiatan PMI dengan berpegang pada ketentuan bangsa, suku bangsa, golongan, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan
perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia. pandangan politik.
(2) Selain tugas pokok sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, PMI Pasal 12
juga melaksanakan tugas sebagaimana yang di mandatkan oleh Statuta
Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Anggota PMI terdiri dari :
(1) Anggota Biasa;
(2) Anggota Luar Biasa;
(3) Anggota Kehormatan;
8 9
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
BAB VI Pasal 17
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA Struktur organisasi PMI terdiri atas:
(1) PMI Pusat
Pasal 14 (2) PMI Provinsi
Anggota PMI mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat dalam (3) PMI Kabupaten/Kota
organisasi PMI. (4) PMI Kecamatan
Pasal 18
BAB VII Komponen PMI terdiri atas:
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN (1) Pengurus
(2) Anggota
Pasal 15 (3) Relawan
Susunan dan kedudukan organisasi PMI terdiri dari : (4) Karyawan
(1) Pelindung;
(2) Dewan Kehormatan; Pasal 19
(3) Pengurus.
(1) Anggota Dewan Kehormatan berjumlah paling banyak 5 (lima) orang,
terdiri dari seorang ketua dan anggota.
(2) Dewan Kehormatan tidak mempunyai hubungan bersifat struktural dan
Pasal 16 berjenjang dari Pusat sampai dengan Kecamatan.
Pelindung PMI terdiri dari : (3) Kepengurusan PMI mempunyai hubungan bersifat struktural dan
berjenjang dari Pusat sampai dengan Kecamatan.
(1) Tingkat Pusat yaitu Presiden;
(2) Tingkat Provinsi yaitu Gubernur;
10 11
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
BAB VI Pasal 17
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA Struktur organisasi PMI terdiri atas:
(1) PMI Pusat
Pasal 14 (2) PMI Provinsi
Anggota PMI mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat dalam (3) PMI Kabupaten/Kota
organisasi PMI. (4) PMI Kecamatan
Pasal 18
BAB VII Komponen PMI terdiri atas:
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN (1) Pengurus
(2) Anggota
Pasal 15 (3) Relawan
Susunan dan kedudukan organisasi PMI terdiri dari : (4) Karyawan
(1) Pelindung,
(2) Dewan Kehormatan dan, Pasal 19
(3) Pengurus. (1) Anggota Dewan Kehormatan berjumlah paling banyak 5 (lima) orang,
terdiri dari seorang ketua dan anggota.
(2) Dewan Kehormatan tidak mempunyai hubungan bersifat struktural dan
Pasal 16 berjenjang dari Pusat sampai dengan Kecamatan.
Pelindung PMI terdiri dari : (3) Kepengurusan PMI mempunyai hubungan bersifat struktural dan
berjenjang dari Pusat sampai dengan Kecamatan.
(1) Tingkat Pusat yaitu Presiden.
(2) Tingkat Provinsi yaitu Gubernur
10 11
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
12 13
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
12 13
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
14 15
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
14 15
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 26
Pengurus Kab/Kota merupakan badan pengurus yang bersifat kolektif di (2) Melaksanakan Musyawarah Kabupaten/Kota;
daerah kabupaten/kota dan bertugas : (3) Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah
(1) Membangun dan mengembangkan organisasi PMI agar dapat Kabupaten/Kota;
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan mandat dan (4) Menetapkan dan mengesahkan susunan Pengurus Kecamatan;
penugasan yang diberikan;
(5) Mengambil kebijakan organisasi PMI di Kecamatan, sehubungan dengan
(2) Menegakkan dan mengawasi pelaksanaan prinsip-prinsip dasar Pengurus PMI Kecamatan tidak dapat mengambil keputusan dengan
gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah; mempertimbangkan saran dari Camat.
(3) Membuat dan menetapkan kebijakan yang mengacu pada anggaran
dasar/anggaran rumah tangga, hasil-hasil Musyawarah Nasional,
Pasal 28
Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota, Musyawarah
Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, dan Musyawarah Kerja Pengurus PMI tingkat Kecamatan merupakan Pengurus yang bersifat kolektif
Kabupaten/Kota; di kecamatan dan bertugas dan berkewajiban:
(4) Mewakili PMI ke dalam dan ke luar organisasi di wilayah kerjanya; (1) Menjalankan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional,
(5) Mengangkat dan memberhentikan Kepala Markas PMI Kabupaten Musyawarah Kerja Nasional;
/Kota, Direktur/Kepala UDD/UTD dan Kepala Unit Pengembangan
(2) Melaksanakan keputusan-keputusan/peraturan organisasi Tingkat
Sumber Daya lainnya;
Pusat, Keputusan Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota
(6) Mengawasi dan mengevaluasi secara berkala kinerja Kepala Markas PMI
dan Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota,
Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala UDD/UTD dan Kepala Unit
serta memperhatikan saran-saran dari Camat;
Pengembangan Sumber Daya lainnya;
(3) Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Pengurus Kabupaten/Kota
(7) Mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan rencana program pokok
dan pelindung secara berkala;
serta pelaksanaan tugas lainnya selama masa baktinya pada
Musyawarah Kabupaten/Kota; (4) Mempertanggung jawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya kepada
Pengurus Kabupaten/Kota.
(8) Melantik Pengurus Kecamatan.
Pasal 27
BAB X
Pengurus Kabupaten/Kota berkewajiban :
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
(1) Menjalankan segala ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional,
Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kerja Pasal 29
Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja Musyawarah terdiri atas:
Kabupaten/Kota, keputusan-keputusan /peraturan organisasi tingkat (1) Musyawarah Nasional PMI, Musyawarah Provinsi PMI, Musyawarah
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota serta memperhatikan saran-saran dari Kabupaten/Kota PMI, dan Musyawarah Kecamatan PMI;
Pelindung;
(2) Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah
16 17
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 26
Pengurus Kab/Kota merupakan badan pengurus yang bersifat kolektif di (2) Melaksanakan Musyawarah Kabupaten/Kota;
daerah kabupaten/kota dan bertugas : (3) Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah
(1) Membangun dan mengembangkan organisasi PMI agar dapat Kabupaten/Kota;
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan mandat dan (4) Menetapkan dan mengesahkan susunan Pengurus Kecamatan;
penugasan yang diberikan;
(5) Mengambil kebijakan organisasi PMI di Kecamatan, sehubungan dengan
(2) Menegakkan dan mengawasi pelaksanaan prinsip-prinsip dasar Pengurus PMI Kecamatan tidak dapat mengambil keputusan dengan
gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah; mempertimbangkan saran dari Camat.
(3) Membuat dan menetapkan kebijakan yang mengacu pada anggaran
dasar/anggaran rumah tangga, hasil-hasil Musyawarah Nasional,
Pasal 28
Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota, Musyawarah
Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, dan Musyawarah Kerja Pengurus PMI tingkat Kecamatan merupakan Pengurus yang bersifat kolektif
Kabupaten/Kota; di kecamatan dan bertugas dan berkewajiban:
(4) Mewakili PMI ke dalam dan ke luar organisasi di wilayah (1) Menjalankan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan
kerjanya; Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional,
Musyawarah Kerja Nasional;
(5) Mengangkat dan memberhentikan Kepala Markas PMI
Kabupaten/Kota; (2) Melaksanakan keputusan-keputusan/peraturan organisasi Tingkat
Pusat, Keputusan Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota
(6) Mengawasi dan mengevaluasi secara berkala kinerja Kepala Markas PMI
dan Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota,
Kabupaten/Kota;
serta memperhatikan saran-saran dari Camat;
(7) Mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan rencana program pokok
(3) Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Pengurus Kabupaten/Kota
serta pelaksanaan tugas lainnya selama masa baktinya pada
dan pelindung secara berkala;
Musyawarah Kabupaten/Kota;
(4) Mempertanggung jawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya kepada
(8) Melantik Pengurus Kecamatan.
Pengurus Kabupaten/Kota.
Pasal 27
BAB X
Pengurus Kabupaten/Kota berkewajiban :
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
(1) Menjalankan segala ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional,
Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kerja Pasal 29
Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja Musyawarah terdiri atas:
Kabupaten/Kota, keputusan-keputusan /peraturan organisasi tingkat (1) Musyawarah Nasional PMI, Musyawarah Provinsi PMI, Musyawarah
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota serta memperhatikan saran-saran dari Kabupaten/Kota PMI, dan Musyawarah Kecamatan PMI;
Pelindung;
(2) Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah
16 17
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(2) Peserta Musyawarah Nasional adalah pengurus pusat PMI, utusan c. menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan Tugas PMI di
pengurus provinsi PMI, dan utusan pengurus kabupaten/kota PMI; dalam wilayah provinsi yang bersangkutan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun, berdasarkan Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana
(3) Musyawarah Nasional dapat dihadiri oleh peninjau yang ditentukan
Strategis yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional PMI;
oleh pengurus pusat;
d. memilih pengurus provinsi PMI dan Dewan kehormatan yang baru
(4) Peserta memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih;
untuk masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan
(5) Peninjau hanya memiliki hak bicara;
e. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat
(6) Musyawarah Nasional bertugas: strategis.
a. menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah Nasional;
b. menilai pertanggungjawaban pengurus pusat selama masa
18 19
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(2) Peserta Musyawarah Nasional adalah pengurus pusat PMI, utusan c. menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan Tugas PMI di
pengurus provinsi PMI, dan utusan pengurus kabupaten/kota PMI; dalam wilayah provinsi yang bersangkutan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun, berdasarkan Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana
(3) Musyawarah Nasional dapat dihadiri oleh peninjau yang ditentukan
Strategis yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional PMI;
oleh pengurus pusat;
d. memilih pengurus provinsi PMI dan Dewan kehormatan yang baru
(4) Peserta memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih;
untuk masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan
(5) Peninjau hanya memiliki hak bicara;
e. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat
(6) Musyawarah Nasional bertugas: strategis.
a. menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah Nasional;
b. menilai pertanggungjawaban pengurus pusat selama masa
18 19
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(6) Dalam hal kabupaten/kota belum memiliki kecamatan, Musyawarah (7) Musyawarah Kecamatan bertugas:
Kabupaten/Kota dihadiri oleh pengurus kabupaten/kota PMI, utusan a. menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah
relawan PMI, dan anggota PMI dalam wilayah kerja kabupaten/kota Kecamatan;
yang bersangkutan; b. menilai pertanggungjawaban pengurus Kecamatan;
(7) Musyawarah Kabupaten/Kota bertugas: c. menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan di wilayah
a. menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah kerja kecamatan yang bersangkutan untuk kurun waktu 5 (lima)
Kabupaten/Kota; tahun berdasarkan Rencana Program PMI Provinsi serta Pokok-
b. menilai pertanggungjawaban pengurus kabupaten/kota; pokok Kebijakan dan Rencana Strategis yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Provinsi PMI dan
c. menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan di wilayah kerja Musyawarah Kabupaten/Kota PMI;
kabupaten/kota yang bersangkutan untuk kurun waktu 5 (lima)
tahun berdasarkan Rencana Program PMI Provinsi serta Pokok- d. memilih pengurus Kecamatan PMI dan Dewan Kehormatan PMI
pokok Kebijakan dan Rencana Strategis yang ditetapkan oleh yang baru untuk masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Provinsi PMI; e. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat
d. memilih pengurus kabupaten/kota PMI dan Dewan Kehormatan PMI strategis.
yang baru untuk masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan
e. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat Pasal 35
strategis. (1) Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah
Kerja Kabupaten/Kota, dan Rapat Kerja Kecamatan diadakan 1 (satu)
Pasal 34 kali dalam 1 (satu) tahun;
(1) Musyawarah Kecamatan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di (2) Peserta Musyawarah Kerja Nasional terdiri atas pengurus pusat PMI dan
dalam wilayah kerja kecamatan yang bersangkutan; utusan pengurus provinsi PMI;
20 21
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(6) Dalam hal kabupaten/kota belum memiliki kecamatan, Musyawarah (7) Musyawarah Kecamatan bertugas:
Kabupaten/Kota dihadiri oleh pengurus kabupaten/kota PMI, utusan a. menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah
relawan PMI, dan anggota PMI dalam wilayah kerja kabupaten/kota Kecamatan;
yang bersangkutan; b. menilai pertanggungjawaban pengurus Kecamatan;
(7) Musyawarah Kabupaten/Kota bertugas: c. menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan di wilayah
a. menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah kerja kecamatan yang bersangkutan untuk kurun waktu 5 (lima)
Kabupaten/Kota; tahun berdasarkan Rencana Program PMI Provinsi serta Pokok-
b. menilai pertanggungjawaban pengurus kabupaten/kota; pokok Kebijakan dan Rencana Strategis yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Provinsi PMI dan
c. menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan di wilayah kerja Musyawarah Kabupaten/Kota PMI;
kabupaten/kota yang bersangkutan untuk kurun waktu 5 (lima)
tahun berdasarkan Rencana Program PMI Provinsi serta Pokok- d. memilih pengurus Kecamatan PMI dan Dewan Kehormatan PMI
pokok Kebijakan dan Rencana Strategis yang ditetapkan oleh yang baru untuk masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Provinsi PMI; e. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat
d. memilih pengurus kabupaten/kota PMI dan Dewan Kehormatan PMI strategis.
yang baru untuk masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan
e. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat Pasal 35
strategis. (1) Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah
Kerja Kabupaten/Kota, dan Rapat Kerja Kecamatan diadakan 1 (satu)
Pasal 34 kali dalam 1 (satu) tahun;
(1) Musyawarah Kecamatan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di (2) Peserta Musyawarah Kerja Nasional terdiri atas pengurus pusat PMI dan
dalam wilayah kerja kecamatan yang bersangkutan; utusan pengurus provinsi PMI;
20 21
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(3) Peserta Musyawarah Kerja Provinsi terdiri atas pengurus provinsi PMI (1) rapat pleno pengurus; dan
dan utusan pengurus kabupaten/kota PMI; (2) rapat-rapat lainnya.
(4) Peserta Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota terdiri atas pengurus
kabupaten/kota PMI, utusan pengurus kecamatan PMI, dan utusan
Pasal 38
relawan PMI dalam wilayah kerja kabupaten/kota yang bersangkutan;
(1) Peserta Musyawarah Nasional adalah Pengurus Pusat, utusan Pengurus
(5) Peserta Rapat Kerja Kecamatan terdiri atas pengurus kecamatan PMI,
Provinsi, dan utusan Pengurus Kabupaten/Kota.
utusan pengurus kabupaten/kota PMI, utusan relawan PMI, dan utusan
palang merah remaja; (2) Peserta Musyawarah Provinsi adalah Pengurus Provinsi dan utusan
Pengurus Kabupaten/Kota di wilayah kerja provinsi yang
(6) Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah
bersangkutan serta utusan Pengurus Pusat.
Kerja Kabupaten/Kota bertugas:
(3) Pe s e r t a M u s y a w a r a h K a b u p a t e n / Ko t a a d a l a h Pe n g u r u s
a. mengevaluasi pelaksanaan kerja tahun yang lalu, termasuk
Kabupaten/Kota, utusanPengurus Kecamatan, utusan sukarelawan PMI
anggarannya;
dalam wilayah kerja kabupaten/kota yang bersangkutan, serta utusan
b. menyusun rencana kerja tahun yang akan datang, termasuk Pengurus Provinsi.
rancangan anggaran pendapatan dan belanja; dan
(4) Musyawarah Nasional / Musyawarah Provinsi / Musyawarah
c. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat Kabupaten/Kota dapat dihadiri oleh peninjau yang ditentukan oleh
strategis. Pengurus PMI di masing-masing tingkatannya.
(5) Peserta Musyawarah Nasional / Musyawarah Provinsi / Musyawarah
Pasal 36 Kabupaten/Kota memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih dan hak
Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Provinsi Luar Biasa dan dipilih.
Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa dapat diselenggarakan:
(1) apabila pengurus pusat, pengurus provinsi, dan pengurus BAB XI
kabupaten/kota melanggar ketentuan anggaran dasar/anggaran rumah PERSYARATAN PENGURUS PMI
tangga PMI;
(2) apabila terdapat masalah yang luar biasa; atau
Pasal 39
(3) berdasarkan usulan tertulis sekurang-kurangnya sepertiga dari utusan
Syarat-syarat bagi seseorang Ketua Umum / Ketua PMI Provinsi,
yang berhak hadir dalam Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi
Kabupaten/Kota dan Kecamatan adalah:
dan Musyawarah Kabupaten/Kota.
(1) Bertaqwa kepada Tuhan YME;
(2) warga Negara Indonesia yang setia pada Pancasila dan Undang-undang
Pasal 37
Dasar 1945
Rapat merupakan pertemuan resmi yang diselenggarakan oleh pengurus
(3) Tidak pernah dihukum atau tidak terlibat dalam organisasi terlarang;
pusat, pengurus provinsi, pengurus kabupaten/kota, dan pengurus
kecamatan yang terdiri atas: (4) bersedia menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
22 23
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(3) Peserta Musyawarah Kerja Provinsi terdiri atas pengurus provinsi PMI (1) rapat pleno pengurus; dan
dan utusan pengurus kabupaten/kota PMI; (2) rapat-rapat lainnya.
(4) Peserta Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota terdiri atas pengurus
kabupaten/kota PMI, utusan pengurus kecamatan PMI, dan utusan
Pasal 38
relawan PMI dalam wilayah kerja kabupaten/kota yang bersangkutan;
(1) Peserta Musyawarah Nasional adalah Pengurus Pusat, utusan Pengurus
(5) Peserta Rapat Kerja Kecamatan terdiri atas pengurus kecamatan PMI,
Provinsi, dan utusan Pengurus Kabupaten/Kota.
utusan pengurus kabupaten/kota PMI, utusan relawan PMI, dan utusan
palang merah remaja; (2) Peserta Musyawarah Provinsi adalah Pengurus Provinsi dan utusan
Pengurus Kabupaten/Kota di wilayah kerja provinsi yang
(6) Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah
bersangkutan serta utusan Pengurus Pusat.
Kerja Kabupaten/Kota bertugas:
(3) Pe s e r t a M u s y a w a r a h K a b u p a t e n / Ko t a a d a l a h Pe n g u r u s
a. mengevaluasi pelaksanaan kerja tahun yang lalu, termasuk
Kabupaten/Kota, utusan Pengurus Kecamatan, utusan sukarelawan PMI
anggarannya;
dalam wilayah kerja kabupaten/kota yang bersangkutan, serta utusan
b. menyusun rencana kerja tahun yang akan datang, termasuk Pengurus Provinsi.
rancangan anggaran pendapatan dan belanja; dan
(4) Musyawarah Nasional / Musyawarah Provinsi / Musyawarah
c. membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat Kabupaten/Kota dapat dihadiri oleh peninjau yang ditentukan oleh
strategis. Pengurus PMI di masing-masing tingkatannya.
(5) Peserta Musyawarah Nasional / Musyawarah Provinsi / Musyawarah
Pasal 36 Kabupaten/Kota memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih dan hak
Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Provinsi Luar Biasa dan dipilih.
Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa dapat diselenggarakan:
(1) apabila pengurus pusat, pengurus provinsi, dan pengurus BAB XI
kabupaten/kota melanggar ketentuan anggaran dasar/anggaran rumah PERSYARATAN PENGURUS PMI
tangga PMI;
(2) apabila terdapat masalah yang luar biasa; atau
Pasal 39
(3) berdasarkan usulan tertulis sekurang-kurangnya sepertiga dari utusan
Syarat-syarat bagi seseorang Ketua Umum / Ketua PMI Provinsi,
yang berhak hadir dalam Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi
Kabupaten/Kota dan Kecamatan adalah:
dan Musyawarah Kabupaten/Kota.
(1) bertaqwa kepada Tuhan YME;
(2) warga Negara Indonesia yang setia pada Pancasila dan Undang-undang
Pasal 37
Dasar 1945
Rapat merupakan pertemuan resmi yang diselenggarakan oleh pengurus
(3) tidak pernah dihukum atau tidak terlibat dalam organisasi terlarang;
pusat, pengurus provinsi, pengurus kabupaten/kota, dan pengurus
kecamatan yang terdiri atas: (4) bersedia menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
22 23
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
24 25
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
24 25
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
BAB XIV
Hasil kerja formatur Musyawarah Provinsi atau Musyawarah Kabupaten/Kota
SUKARELAWAN
disampaikan paling lama 1 (satu) bulan untuk mendapatkan pengesahan dari
pengurus PMI setingkat di atasnya.
Pasal 49
BAB XIII
Pasal 50
QUORUM DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN
Sukarelawan PMI diwadahi dalam :
(1) Sukarelawan Remaja (Palang Merah Remaja);
Pasal 47
(2) Sukarelawan Korps Sukarela (KSR Perguruan Tinggi dan KSR PMI
(1) Musyawarah dan rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 22
Anggaran Dasar ini adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya
26 27
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
BAB XIV
Hasil kerja formatur Musyawarah Provinsi atau Musyawarah Kabupaten/Kota
SUKARELAWAN
disampaikan paling lama 1 (satu) bulan untuk mendapatkan pengesahan dari
pengurus PMI setingkat di atasnya.
Pasal 49
BAB XIII
Pasal 50
QUORUM DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN
Sukarelawan PMI diwadahi dalam :
(1) Sukarelawan Remaja (Palang Merah Remaja);
Pasal 47
(2) Sukarelawan Korps Sukarela (KSR Perguruan Tinggi dan KSR PMI
(1) Musyawarah dan rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 22
Anggaran Dasar ini adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya
26 27
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
Kabupaten/Kota); Pasal 52
(3) Sukarelawan Tenaga Sukarela ( TSR, berbasis masyarakat, komunitas); Pertemuan Sukarelawan
(4) Donor Darah Sukarela (DDS).
Pertemuan Sukarelawan terdiri dari :
Pasal 51 a. Forum Palang Merah Remaja Indonesia disebut Forpis,
Hak dan kewajiban Sukarelawan b. Forum Tenaga Sukarela,
c. Forum Korps Sukarela.
(1) Hak Sukarelawan PMI :
a. Mendapat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan BAB XV
ketrampilan; KARYAWAN / STAF
b. Mendapatkan kesejahteran selama penugasan;
c. Menyampaikan pendapat dalam forum-forum pertemuan Pasal 53
sukarelawan PMI;
(1) Karyawan/Staf PMI adalah individu yang bekerja dilingkungan Palang
d. Memiliki hak bicara dan hak suara dalam setiap musyawarah dan Merah Indonesia, dan memperoleh imbalan berupa gaji atau honor
rapat di tingkat Kabupaten/Kota melalui forum sukarelawan; sesuai tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan yang
e. Dapat dipilih sebagai pengurus PMI; berlaku;
f. Jaminan keselamatan dan asuransi. (2) Karyawan/Staf PMI, diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus
berdasarkan Peraturan Kepegawaian PMI;
(2) Kewajiban Sukarelawan PMI adalah : (3) Hal hal yang menyangkut kepegawaian dilingkungan PMI di atur di
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi.
a. Menjalankan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan
internasional palang merah dan bulan sabit merah
b. Mematuhi AD-ART dan peraturan organisasi PMI BAB XVI
c. Mempromosikan kegiatan PMI MARKAS DAN KEPALA MARKAS
d. Melaksanakan tugas-tugas kepalangmerahan yang diberikan oleh
pengurus Pasal 54
e. Menjaga nama baik PMI (1) Markas PMI adalah pusat kegiatan dalam kelengkapan organisasi yang
berfungsi sebagai sarana Pengurus untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
(2) Markas PMI terdiri dari :
a. Markas Pusat di tingkat Pusat
28 29
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
Kabupaten/Kota); Pasal 52
(3) Sukarelawan Tenaga Sukarela ( TSR, berbasis masyarakat, komunitas); Pertemuan Sukarelawan
(4) Donor Darah Sukarela (DDS).
Pertemuan Sukarelawan terdiri dari :
Pasal 51 a. Forum Palang Merah Remaja Indonesia disebut Forpis,
Hak dan kewajiban Sukarelawan b. Forum Tenaga Sukarela,
c. Forum Korps Sukarela.
(1) Hak Sukarelawan PMI :
a. Mendapat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan BAB XV
ketrampilan; KARYAWAN / STAF
b. Mendapatkan kesejahteran selama penugasan;
c. Menyampaikan pendapat dalam forum-forum pertemuan Pasal 53
sukarelawan PMI;
(1) Karyawan/Staf PMI adalah individu yang bekerja dilingkungan Palang
d. Memiliki hak bicara dan hak suara dalam setiap musyawarah dan Merah Indonesia, dan memperoleh imbalan berupa gaji atau honor
rapat di tingkat Kabupaten/Kota melalui forum sukarelawan; sesuai tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan yang
e. Dapat dipilih sebagai pengurus PMI; berlaku;
f. Jaminan keselamatan dan asuransi. (2) Karyawan/Staf PMI, diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus
berdasarkan Peraturan Kepegawaian PMI;
(2) Kewajiban Sukarelawan PMI adalah : (3) Hal-hal yang menyangkut kepegawaian dilingkungan PMI di atur di
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi.
a. Menjalankan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan
internasional palang merah dan bulan sabit merah
b. Mematuhi AD-ART dan peraturan organisasi PMI BAB XVI
c. Mempromosikan kegiatan PMI MARKAS DAN KEPALA MARKAS
d. Melaksanakan tugas-tugas kepalangmerahan yang diberikan oleh
pengurus Pasal 54
e. Menjaga nama baik PMI (1) Markas PMI adalah pusat kegiatan dalam kelengkapan organisasi yang
berfungsi sebagai sarana Pengurus untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
(2) Markas PMI terdiri dari :
a. Markas Pusat di tingkat Pusat;
28 29
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
b. Markas Provinsi di Tingkat Provinsi; (3) Kepala Markas Kabupaten/Kota berkewajiban melaksanakan tugas dan
c. Markas Kabupaten/Kota di tingkat Kabupaten/Kota; bertanggung jawab kepada Pengurus Kabupaten/Kota Sekretaris;
d. Markar Kecamatan di tingkat Kecamatan. (4) Kepala Markas Kecamatan berkewajiban melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab kepada Pengurus Kecamatan;
(5) Kepala Markas PMI, diangkat dan diberhentikan oleh pengurus pada
Pasal 55
setiap tingkatannya untuk masa kerja paling lama 5 (lima) tahun.
Markas PMI dipimpin oleh :
(1) Kepala Markas Pusat di tingkat Pusat
BAB XVII
(2) Kepala Markas Provinsi di tingkat Provinsi
PEMBINAAN, PEMBERHENTIAN, PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
(3) Kepala Markas Kabupaten/Kota di tingkat Kabupaten/Kota,
(4) Kepala Markas Kecamatan di tingkat Kecamatan
Pasal 59
Pengurus PMI melakukan Pembinaan dan Pengawasan secara berjenjang
Pasal 56 kebawah sesuai tingkatan organisasi.
Kepala Markas diangkat dan diberhentikan :
(1) Kepala Markas Pusat oleh Pengurus Pusat. Pasal 60
(2) Kepala Markas Provinsi oleh Pengurus Provinsi. (1) Pengurus dapat diberhentikan jika melanggar Anggaran Dasar atau
(3) Kepala Markas Kabupaten/Kota oleh Pengurus Kabupaten / Kota. Anggaran Rumah Tangga;
(4) Kepala Markas Kecamatan oleh Pengurus Kecamatan. (2) Pemberhentian pengurus terdiri dari :
a. Pemberhentian semntara
Pasal 57 b. Pemberhentian tetap
(1) Kepala Markas di tingkat Pusat tidak dapat dirangkap oleh Pengurus
Pusat. (3) Mekanisme Pemberhentian Pengurus sementara dilakukan oleh
(2) Kepala Markas di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota dapat dirangkap pengurus berdasarkan jenjang organisasi
oleh Pengurus Provinsi/Kabupaten/Kota.
(4) Anggota Pengurus yang diberhentikan sementara yang dimaksud dalam
Pasal 58 ayat (3) pasal ini diberi hak untuk membela diri pada rapat Pengurus.
(1) Kepala Markas Pusat berkewajiban melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat; (5) Rapat Pengurus dapat menerima dan atau menolak pembelaan anggota
(2) Kepala Markas Provinsi berkewajiban melaksanakan tugas dan pengurus yang diberhentikan sementara.
bertanggung jawab kepada Pengurus Provinsi;
30 31
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
b. Markas Provinsi di Tingkat Provinsi (3) Kepala Markas Kabupaten/Kota berkewajiban melaksanakan tugas dan
c. Markas Kabupaten/Kota di tingkat Kabupaten/Kota, bertanggung jawab kepada Pengurus Kabupaten/Kota;
d. Markar Kecamatan di tingkat Kecamatan. (4) Kepala Markas Kecamatan berkewajiban melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab kepada Pengurus Kecamatan;
(5) Kepala Markas PMI, diangkat dan diberhentikan oleh pengurus pada
Pasal 55
setiap tingkatannya untuk masa kerja paling lama 5 (lima) tahun.
Markas PMI dipimpin oleh :
(1) Kepala Markas Pusat di tingkat Pusat
BAB XVII
(2) Kepala Markas Provinsi di Tingkat Provinsi
PEMBINAAN, PEMBERHENTIAN, PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
(3) Kepala Markas Kabupaten/Kota di tingkat Kabupaten/Kota,
(4) Kepala Markas Kecamatan di tingkat Kecamatan
Pasal 59
Pengurus PMI melakukan Pembinaan dan Pengawasan secara berjenjang
Pasal 56 kebawah sesuai tingkatan organisasi.
Kepala Markas diangkat dan diberhentikan :
(1) Kepala Markas Pusat oleh Pengurus Pusat. Pasal 60
(2) Kepala Markas Provinsi oleh Pengurus Provinsi. (1) Pengurus dapat diberhentikan jika melanggar Anggaran Dasar atau
(3) Kepala Markas Kabupaten/Kota oleh Pengurus Kabupaten / Kota. Anggaran Rumah Tangga;
(4) Kepala Markas Kecamatan oleh Pengurus Kecamatan. (2) Pemberhentian pengurus terdiri dari :
a. Pemberhentian sementara
Pasal 57 b. Pemberhentian tetap
(1) Kepala Markas di tingkat Pusat tidak dapat dirangkap oleh Pengurus
Pusat. (3) Mekanisme Pemberhentian Pengurus sementara dilakukan oleh
(2) Kepala Markas di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota dapat dirangkap pengurus berdasarkan jenjang organisasi
oleh Pengurus Provinsi/Kabupaten/Kota.
(4) Anggota Pengurus yang diberhentikan sementara yang dimaksud dalam
Pasal 58 ayat (3) pasal ini diberi hak untuk membela diri pada rapat Pengurus.
(1) Kepala Markas Pusat berkewajiban melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat; (5) Rapat Pengurus dapat menerima dan atau menolak pembelaan anggota
(2) Kepala Markas Provinsi berkewajiban melaksanakan tugas dan pengurus yang diberhentikan sementara.
bertanggung jawab kepada Pengurus Provinsi;
30 31
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
32 33
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(1) Pengurus Pusat PMI, Pengurus Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kota atau Pasal 65
Pengurus Kecamatan dapat dibekukan apabila tidak dapat menjalankan
Mahkamah organisasi PMI bertugas untuk menyelesaikan Perselisihan/
tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan Anggaran Dasar dan
persengketaan dalam organisasi seperti :
Anggaran Rumah Tangga.
(1) Antar anggota.
(2) Pengurus PMI Pusat menetapkan pelaksana tugas di Provinsi setelah
berkonsultasi dengan Pelindung sesuai dengan jenjang organisasi; (2) Anggota dengan pengurus.
(3) Pengurus PMI Provinsi menetapkan pelaksana tugas di Kabupaten/Kota (3) Pengurus dengan pengurus dalam satu tingkatan dan atau satu tingkat
setelah berkonsultasi dengan Pelindung sesuai dengan jenjang dibawahnya;
organisasi; (4) Antar Pengurus, Staf dan relawan.
(4) Pengurus PMI Kabupaten/Kota menetapkan pelaksana tugas di
Kecamatan setelah berkonsultasi dengan Pelindung sesuai dengan Pasal 66
jenjang organisasi;
(1) Pengurus Pusat mewakili Palang Merah Indonesia ke dalam dan keluar
Pengadilan
Pasal 63 (2) Pengurus Pusat dapat memberikan kuasa kepada Pengurus Provinsi
untuk mewakili dalam dan keluar Pengadilan.
Pembekuan Pengurus hanya dapat dilaksanakan setelah mendapatkan
persetujuan dari Pengurus setingkat diatasnya. Pasal 67
Persyaratan anggota Mahkamah Organisasi PMI adalah sebagai berikut :
(1) Seorang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas dan
mendalam dibidang hukum, baik teori maupun praktek.
32 33
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(2) Mempunyai waktu yang cukup dan komitmen yang tinggi untuk
menjalankan tugas dan kewajibannya Pasal 71
Ketentuan tentang keuangan akan diatur dalam peraturan organisasi.
Pasal 68
Jumlah anggota Mahkamah Organisasi sebanyak 3 (tiga) orang dapat berasal Pasal 72
dari internal PMI atau external PMI yang memenuhi persyaratan.
(1) Menjelang Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, dan
Musyawarah Kabupaten/Kota, pengurus membentuk Tim Verifikasi
Pasal 69 yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan atas kebenaran data
Tata Cara Penyelesaian Mahkamah Organisasi perbendaharaan.
(1) Mahkamah Organisasi PMI dalam menjalankan tugasnya tunduk pada (2) keuangan PMI dikelola berdasarkan Prinsip akuntasi Indonesia.
hukun acara Mahkamah Organisasi PMI.
(2) Ketentuan tentang Tata cara penyelesaian Mahkamah Organisasi PMI BAB XXI
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disiapkan oleh Pengurus PMI. PERBENDAHARAAN
(3) Mahkamah Organisasi PMI dapat dibentuk sesuai kebutuhan di masing
masing tingkatan organisasi.
Pasal 73
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara penyelesaian Mahkamah
Perbendaharaan PMI adalah seluruh harta kekayaan yang berupa uang,
Organisasi PMI dan upaya hukum lainnya diatur dalam peraturan
barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak, termasuk surat
organisasi.
surat berharga milik atau yang dikuasai PMI termasuk yang berada di unit-
unit kerja PMI.
BAB XX
KEUANGAN Pasal 74
(1) Perbendaharaan PMI terdiri dari :
Pasal 70 a. Dana Tunai
Keuangan PMI diperoleh dari: b. Barang bergerak,
(1) Bantuan dan hibah dari pemerintah
c. barang tidak bergerak
(2) Bantuan dari Gerakan Internasional Palang Merah dan Organisasi
d. Surat berharga,
lainnya
(3) Sumbangan dan usaha lain yang tidak mengikat
(4) Iuran anggota
(5) Bulan dana
34 35
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(2) Mempunyai waktu yang cukup dan komitmen yang tinggi untuk
menjalankan tugas dan kewajibannya Pasal 71
Ketentuan tentang keuangan akan diatur dalam peraturan organisasi.
Pasal 68
Jumlah anggota Mahkamah Organisasi sebanyak 3 (tiga) orang dapat berasal Pasal 72
dari internal PMI atau external PMI yang memenuhi persyaratan.
(1) Menjelang Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, dan
Musyawarah Kabupaten/Kota, pengurus membentuk Tim Verifikasi
Pasal 69 yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan atas kebenaran data
Tata Cara Penyelesaian Mahkamah Organisasi perbendaharaan.
(1) Mahkamah Organisasi PMI dalam menjalankan tugasnya tunduk pada (2) Keuangan PMI dikelola berdasarkan Prinsip akuntasi Indonesia.
hukun acara Mahkamah Organisasi PMI.
(2) Ketentuan tentang Tata cara penyelesaian Mahkamah Organisasi PMI BAB XXI
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disiapkan oleh Pengurus PMI. PERBENDAHARAAN
(3) Mahkamah Organisasi PMI dapat dibentuk sesuai kebutuhan di masing
masing tingkatan organisasi.
Pasal 73
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang Tata cara penyelesaian Mahkamah
Perbendaharaan PMI adalah seluruh harta kekayaan yang berupa uang,
Organisasi PMI dan upaya hukum lainnya diatur dalam peraturan
barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak, termasuk surat
organisasi.
surat berharga milik atau yang dikuasai PMI termasuk yang berada di unit-
unit kerja PMI.
BAB XX
KEUANGAN Pasal 74
(1) Perbendaharaan PMI terdiri dari :
Pasal 70 a. Dana Tunai
Keuangan PMI diperoleh dari: b. Barang bergerak
(1) Bantuan dan hibah dari pemerintah; c. Barang tidak bergerak
(2) Bantuan dari Gerakan Palang Merah dan Organisasi Internasional
d. Surat berharga
lainnya.
(3) Sumbangan dan usaha lain yang tidak mengikat.
(4) Iuran anggota
(5) Bulan dana
34 35
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 75 (2) Pengembangan sumber daya dapat berupa; Rumah sakit, Poliklinik,
Pendidikan, Pendidikan Tinggi dan Pelatihan, serta berbagai kegiatan
(1) Seluruh harta kekayaan PMI harus disertifikatkan atas nama PMI sesuai
usaha lainnya yang sah;
tingkatan organisasi
(3) Pengembangan sumber daya dikelola secara profesional dan
(2) Aset PMI dan kekayaan PMI lainnya yang tidak bergerak dapat dialihkan
transparan;
atau dihapuskan seijin atau dengan sepertujuan Pengurus Pusat
(4) Pengembangan sumberdaya bertanggung jawab kepada Pengurus PMI
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai keuangan dan perbendaharaan PMI
pada setiap tingkatannya;
diatur dalam Peraturan Organisasi
(5) Pengembangan sumberdaya dapat dibentuk secara kerjasama antara
tingkatan organisasi.
Pasal 76
(1) Pengurus PMI secara berjenjang mempertanggungjawabkan
Pasal 79
perbendaharaan yang diperoleh, pengelolan dan penggunaannya
kepada Musyawarah Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pengelolaan unit pengembangan sumberdaya sebagaimana dimaksud pada
Kecamatan pasal 78 disesuikan mengacu pada ketentuan perundang undangan yang
berlaku dan diatur dalam peraturan organisasi.
Pasal 77
(1) Perbendaharan PMI diaudit untuk transparansi organisasi. Pasal 80
(2) Audit sebagai mana dimaksud ayat (1) pasal ini dapat dilakukan oleh : (1) Pelayanan Donor Darah, diselenggarakan dengan membentuk unit
donor darah PMI sesuai peraturan perundangan.
a. Akuntan publik
(2) Kepala Unit Donor Darah PMI, pada semua jenjang adalah seorang
b. Internal Audit PMI
Dokter.
(3) Pengangkatan Kepala UDD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal
BAB XXII ini diangkat dan diberhentikan oleh pengurus pada setiap tingkatan
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA setelah dikonsultasikan dengan pengurus PMI satu tingkat diatasnya;
(4) Unit Donor Darah PMI, merupakan unit pelayanan teknis yang diatur
dalam peraturan organisasi dan bertanggungjawab pada Pengurus PMI
Pasal 78
disetiap tingkatan;
(1) PMI dapat membentuk unit pengembangan sumber daya yang dapat
(5) Kepala Unit Donor Darah PMI, bertanggung jawab dan wajib
mendatangkan dana untuk membiayai kelangsungan kegiatan PMI
melaporkan pelaksanaan tugasnya beserta laporan keuangan kepada
pada semua tingkatan
pengurus PMI disetiap tingkatan;
36 37
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
Pasal 75 (2) Pengembangan sumber daya dapat berupa Rumah Sakit, Poliklinik,
Pendidikan, Pendidikan Tinggi dan Pelatihan, serta berbagai kegiatan
(1) Seluruh harta kekayaan PMI harus disertifikatkan atas nama PMI sesuai
usaha lainnya yang sah
tingkatan organisasi
(3) Pengembangan sumber daya dikelola secara profesional dan
(2) Aset PMI dan kekayaan PMI lainnya yang tidak bergerak dapat dialihkan
transparan
atau dihapuskan seijin atau dengan sepertujuan Pengurus Pusat
(4) Pengembangan sumber daya bertanggung jawab kepada Pengurus
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai keuangan dan perbendaharaan PMI
PMI pada setiap tingkatannya
diatur dalam Peraturan Organisasi
(5) Pengembangan sumber daya dapat dibentuk secara kerjasama antara
tingkatan organisasi.
Pasal 76
(1) Pengurus PMI secara berjenjang mempertanggungjawabkan
Pasal 79
perbendaharaan yang diperoleh, pengelolan dan penggunaannya
kepada Musyawarah Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pengelolaan unit pengembangan sumber daya sebagaimana dimaksud pada
Kecamatan; pasal 78 disesuikan mengacu pada ketentuan perundang- undangan
yang berlaku dan diatur dalam peraturan organisasi.
Pasal 77
(1) Perbendaharan PMI diaudit untuk transparansi organisasi. Pasal 80
(2) Audit sebagai mana dimaksud ayat (1) pasal ini dapat dilakukan oleh : (1) Pelayanan Donor Darah, diselenggarakan dengan membentuk unit
donor darah PMI sesuai peraturan perundangan.
a. Akuntan publik
(2) Kepala Unit Donor Darah PMI, pada semua jenjang adalah seorang
b. Internal Audit PMI
Dokter.
(3) Pengangkatan Kepala UDD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal
BAB XXII ini diangkat dan diberhentikan oleh pengurus pada setiap tingkatan
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA setelah dikonsultasikan dengan pengurus PMI satu tingkat diatasnya;
(4) Unit Donor Darah PMI, merupakan unit pelayanan teknis yang diatur
dalam peraturan organisasi dan bertanggungjawab pada Pengurus PMI
Pasal 78
disetiap tingkatan;
(1) PMI dapat membentuk unit pengembangan sumberdaya yang dapat
(5) Kepala Unit Donor Darah PMI, bertanggung jawab dan wajib
mendatangkan dana untuk membiayai kelangsungan kegiatan PMI
melaporkan pelaksanaan tugasnya beserta laporan keuangan kepada
pada semua tingkatan;
pengurus PMI disetiap tingkatan;
36 37
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(3) Keputusan sebagaimana dimakasud dalam ayat (2) pada pasal ini
BAB XXVI dilaporkan dalam Musyawarah Nasional berikutnya.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 83
(1) Usul perubahan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga diajukan
secara tertulis kepada Pengurus Pusat oleh Pengurus Pusat, Pengurus
38 39
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
(3) Keputusan sebagaimana dimakasud dalam ayat (2) pada pasal ini
BAB XXVI dilaporkan dalam Musyawarah Nasional berikutnya.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 83
(1) Usul perubahan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga diajukan
secara tertulis kepada Pengurus Pusat oleh Pengurus Pusat, Pengurus
38 39
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
BAB XXVII (2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mengikat
KETENTUAN LAIN untuk dilaksanakan oleh seluruh komponen organisasi.
Pasal 86
Tata urutan ketentuan organisasi PMI adalah :
(1) Anggaran dasar/anggaran Rumah tangga
(2) Peraturan Organisasi
(3) Keputusan Ketua Umum/Ketua
(4) Keputusan Pengurus
BAB XXVIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 87
Peraturan dan kebijakan lain yang telah ada sebelum ditetapkannya
anggaran dasar ini tetap berlaku sepanjang tidak diubah atau
bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ini.
BAB XXIX
PENUTUP
Pasal 88
(1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi
PMI;
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mengikat
untuk dilaksanakan oleh seluruh komponen organisasi.
40 41
ANGGARAN DASAR PMI ANGGARAN DASAR PMI
BAB XXVII
KETENTUAN LAIN
Pasal 86
Tata urutan ketentuan organisasi PMI adalah :
(1) Anggaran dasar/anggaran Rumah tangga
(2) Peraturan Organisasi
(3) Keputusan Ketua Umum/Ketua
(4) Keputusan Pengurus
BAB XXVIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 87
Peraturan dan kebijakan lain yang telah ada sebelum ditetapkannya
anggaran dasar ini tetap berlaku sepanjang tidak di robah atau
bertentaangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ini.
BAB XXIX
PENUTUP
Pasal 88
(1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi
PMI;
40 41
LAMPIRAN- ANGGARAN
LAMPIRAN RUMAH TANGGA
PMI
42 43
LAMPIRAN- ANGGARAN
LAMPIRAN RUMAH TANGGA
PMI
42 43
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 3
Untuk memenuhi azas dan mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 dan 6 Anggaran Dasar serta sebagai penjabaran dari mandat dan
tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dan 9 Anggran Dasar,
PMI melakukan kegiatan pokok ;
(1) Pembinaan dan pengembangan organisasi
(2) Penanggulangan bencana termasuk pemulihan hubungan keluarga
44 45
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 3
Untuk memenuhi azas dan mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 dan 6 Anggaran Dasar serta sebagai penjabaran dari mandat dan
tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dan 9 Anggaran Dasar,
PMI melakukan kegiatan pokok ;
(1) Pembinaan dan pengembangan organisasi
(2) Penanggulangan bencana termasuk pemulihan hubungan keluarga
44 45
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
46 47
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
46 47
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB IV BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 6 Pasal 8
(1) Anggota biasa mempunyai hak : (1) Anggota dinyatakan berhenti karena :
a. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan. a. Atas permintaan sendiri.
b. Menyampaikan pendapat dan mengajukan usul dan saran. b. Melanggar AD & ART PMI.
c. Memiliki hak bicara dan hak suara dalam setiap musyawarah di c. Berhalangan tetap.
tingkat kecamatan.
d. Memiliki hak memilih dan dipilih sebagai pengurus PMI BAB VI
(2) Anggota Luar Biasa mempunyai hak : PELINDUNG
a. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan
b. Menyampaikan pendapat dalam forum-forum pertemuan resmi PMI Pasal 9
c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI (1) Pelindung memberikan saran pertimbangan serta dukungan moril dan
(3) Anggota Kehormatan mempunyai hak : materil kepada PMI di setiap tingkatan
a. Menyampaikan pendapat dan saran kepada PMI diwilayahnya, baik (2) Pengurus PMI memberikan laporan kepada pelindung secara berkala
diminta maupun tidak diminta. sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali, sesuai tingkatan organisasi
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI.
BAB VII
Pasal 7 SUSUNAN DEWAN KEHORMATAN
Kewajiban Anggota
(1) Menjalankan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan Pasal 10
internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. (1) Dewan kehormatan adalah orang-per orang yang mendapatkan
(2) Mendukung dan mensukseskan seluruh pelaksaan program organisasi. penghargaan dari pengurus sebagai pengakuan atas jasa-jasanya
(3) Menjaga nama baik PMI. kepada PMI.
(4) Mematuhi AD ART PMI. (2) Dewan Kehormatan ditetapkan dalam setiap musyawarah untuk masa
bakti sesuai dengen kepengurusan dan disahkan satu tingkat diatasnya.
(5) Membayar iuran anggota.
(6) Setiap anggota yang pindah domisili melaporkan diri kepada PMI di
tempat domisili baru.
48 49
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB IV BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 6 Pasal 8
(1) Anggota biasa mempunyai hak : (1) Anggota dinyatakan berhenti karena :
a. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan. a. Atas permintaan sendiri.
b. Menyampaikan pendapat dan mengajukan usul dan saran. b. Melanggar AD - ART PMI.
c. Memiliki hak bicara dan hak suara dalam setiap musyawarah di c. Berhalangan tetap.
tingkat kecamatan.
d. Memiliki hak memilih dan dipilih sebagai pengurus PMI BAB VI
(2) Anggota Luar Biasa mempunyai hak : PELINDUNG
a. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan
b. Menyampaikan pendapat dalam forum-forum pertemuan resmi PMI Pasal 9
c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI (1) Pelindung memberikan saran pertimbangan serta dukungan moril dan
(3) Anggota Kehormatan mempunyai hak : materil kepada PMI di setiap tingkatan
a. Menyampaikan pendapat dan saran kepada PMI diwilayahnya, baik (2) Pengurus PMI memberikan laporan kepada pelindung secara berkala
diminta maupun tidak diminta. sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali, sesuai tingkatan organisasi
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI.
BAB VII
Pasal 7 SUSUNAN DEWAN KEHORMATAN
Kewajiban Anggota
(1) Menjalankan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan Pasal 10
internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. (1) Dewan kehormatan adalah orang-per orang yang mendapatkan
(2) Mendukung dan mensukseskan seluruh pelaksaan program organisasi. penghargaan dari pengurus sebagai pengakuan atas jasa-jasanya
(3) Menjaga nama baik PMI. kepada PMI.
(4) Mematuhi AD ART PMI. (2) Dewan Kehormatan ditetapkan dalam setiap musyawarah untuk masa
bakti sesuai dengen kepengurusan dan disahkan satu tingkat diatasnya.
(5) Membayar iuran anggota.
(6) Setiap anggota yang pindah domisili melaporkan diri kepada PMI di
tempat domisili baru.
48 49
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 16
Pasal 13
Musyawarah Nasional
Pengurus Kabupaten/Kota terdiri dari 11 orang yaitu :
(1) Ketua
(1) Musyawarah nasional dihadiri oleh peserta dan peninjau
(2) Wakil - Wakil ketua
(2) Peserta Musyawarah nasional adalah pengurus PMI pusat, propinsi, dan
(3) Sekretaris
kabupaten/kota
(4) Bendahara, dan
(3) Peserta Musyawarah nasional seperti dimaksud dalam ayat (2) memiliki
(5) Anggota hak bicara dan suara
50 51
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 16
Pasal 13
Musyawarah Nasional
Pengurus Kabupaten/Kota terdiri dari 11 orang yaitu :
(1) Ketua
(1) Musyawarah nasional dihadiri oleh peserta dan peninjau
(2) Wakil - Wakil ketua
(2) Peserta Musyawarah nasional adalah pengurus PMI pusat, propinsi, dan
(3) Sekretaris
kabupaten/kota
(4) Bendahara, dan
(3) Peserta Musyawarah nasional seperti dimaksud dalam ayat (2) memiliki
(5) Anggota hak bicara dan suara
50 51
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
52 53
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
52 53
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 26
(1) Penggantian Kepengurusan yang kosong di PMI Kecamatan, tidak
dilakukan melalui musyawarah luar biasa. Pasal 30
(2) Pengantian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) oleh PMI Ketentuan yang berkaitan dengan relawan Remaja, KSR, TSR, ditetapkan
Kabupaten/Kota. dalam peraturan organisasi
54 55
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 26
(1) Penggantian Kepengurusan yang kosong di PMI Kecamatan, tidak
dilakukan melalui musyawarah luar biasa. Pasal 30
(2) Pengantian sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) oleh PMI Ketentuan yang berkaitan dengan relawan Remaja, KSR, TSR, ditetapkan
Kabupaten/Kota. dalam peraturan organisasi
(3) Peserta Musyawarah kerja Kecamatan adalah : Pengurus kecamatan dan Pasal 31
anggota / relawan. Persyaratan, hak, dan kewajiban karyawan diatur lebih lanjut dalam
peraturan organisasi dan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 28
Rapat PMI BAB XIII
MARKAS DAN KEPALA MARKAS
(1) Peserta Rapat PMI adalah Pengurus, Staf dan Relawan.
(2) Peserta rapat PMI sebagimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
dalam peraturan organisasi
54 55
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Tugas pokok dan fungsi Markas PMI adalah: (2) Kepengurusan PMI Provinsi/Kabupaten/kota dibekukan oleh Pengurus
(1) melaksanakan dan mengoordinasikan seluruh kegiatan PMI sesuai dengan PMI Pusat.
kebijakan yang ditetapkan oleh pengurus; (3) Pembekuan pengurus Kabupaten/Kota berdasarkan pada usul PMI
56 57
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Tugas pokok dan fungsi Markas PMI adalah: (2) Kepengurusan PMI Provinsi/Kabupaten/Kota dibekukan oleh Pengurus
(1) melaksanakan dan mengoordinasikan seluruh kegiatan PMI sesuai dengan Pusat.
kebijakan yang ditetapkan oleh pengurus; (3) Pembekuan pengurus Kabupaten/Kota berdasarkan pada usul PMI
56 57
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 40 BAB XX
Ketentuan tentang Pelayanan Donor Darah diatur lebih lanjut dalam PERATURAN PERALIHAN
peraturan organisasi
Pasal 43
Hal hal yang belum di tetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.
58 59
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 40 BAB XX
Ketentuan tentang Pelayanan Donor darah diatur lebih lanjut dalam PERATURAN PERALIHAN
peraturan organisasi
Pasal 43
Hal- hal yang belum di tetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.
58 59
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB XXI
PENUTUP
Pasal 44
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
60 61
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB XXI
PENUTUP
Pasal 44
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
60 61
LAMPIRAN LAMPIRAN
62 63
LAMPIRAN LAMPIRAN
62 63
LAMPIRAN LAMPIRAN
64 65
LAMPIRAN LAMPIRAN
64 65
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran III
66 67
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran III
66 67
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran IV
68 69
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran IV
68 69
LAMPIRAN LAMPIRAN
70 71
LAMPIRAN LAMPIRAN
70 71
LAMPIRAN LAMPIRAN
t.t.d.
BAB III
SANTOSO (S.H.) BRIG.DJEN.TNI
ATURAN PENUTUP
Pasal 7
Disalin Sesuai dengan salinan jg asli,
Ketjuali tentang hal-hal jang telah ditentukan dalam keputusan ini Wakil
Oleh Markas Besar Palang Merah Indonesia
Perdana Menteri mengadakan peraturan tentang segala sesuatu jang
berhubungan dengan kepalang-merahan dengan mengingat/mendengar
pertimbangan dari pengurus besar PMI. ttd
72 73
LAMPIRAN LAMPIRAN
t.t.d.
BAB III
SANTOSO (S.H.) BRIG.DJEN.TNI
ATURAN PENUTUP
Pasal 7
Disalin Sesuai dengan salinan jg asli,
Ketjuali tentang hal-hal jang telah ditentukan dalam keputusan ini Wakil
Oleh Markas Besar Palang Merah Indonesia
Perdana Menteri mengadakan peraturan tentang segala sesuatu jang
berhubungan dengan kepalang-merahan dengan mengingat/mendengar
pertimbangan dari pengurus besar PMI. ttd
72 73
LAMPIRAN
Lampiran V
Catatan:
Susunan Pengurus PMI Pusat Masa Bakti 2014-2019 hasil rapat Tim
Formatur tanggal 7 Januari 2015 dan ditetapkan melalui
Keputusan Ketua Umum PMI No. 002/KEP/KU PMI/I/2015.
74 75
ANGGARAN DASAR
www.pmi.or.id
dan
ANGGARAN
RUMAH TANGGA