Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH

EKONOMI PEMBANGUNAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KEMISKINAN DI


DESA JUNOK UTARA KECAMATAN BURNEH

Disusun Oleh:
Ahmad Rozi 110231100042 2011
M. Zainuddin 110231100044 2011
Warizatul Nawiyah 110231100056 2011

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2013/2014

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ukuran kemajuan ekonomi yang digunakan adalah pertumbuhan
ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi
berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara,
seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur,
pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan
produksi barang modal. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasar
mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu
digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah.
Paradigma pembangunan ekonomi, khususnya yang berkembang saat ini selalu
mengacu pada pertumbuhan ekonomi, sehingga fokus pembangunan ekonomi nasional
pun mengacu pada usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya.
Walaupun dampak dari pertumbuhan ekonomi ini secara teori mampu mengurangi
angka kemiskian, akan tetapi pertumbuhan bukanlah jaminan penuntasan masalah
kemiskinan, terutama kemiskinan yang terjadi di desa junok utara kecamatan burneh.
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu
umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam
bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa
kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan
kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.

Menanggulangi dan menuntaskan kemiskinan di desa junok utara bukanlah


usaha yang mudah dan sederhana, karena pertumbuhan ekonominya yang sangat lambat
yang membuat kemiskinan begitu lambat untuk dituntaskan, tetapi hal ini harus
dilakukan dengan perencanaan yang terintegrasi dan terkordinir dengan baik dengan
bermacam - macam kebijakan yang harus tercermin dalam setiap kebijakan pemerintah
dan dilakukan secara bersama - sama oleh pemerintah dan masyarakat dalam waktu
yang relatif panjang dan berkelanjutan.

2
Sekarang melihat kemiskinan di desa junok utara kecamatan burneh saat ini
merupakan masalah yang serius. Banyaknya pengangguran dan rumah-rumah yang
dibawah rata-rata standar untuk di tempati, yang mana selama ini dapat memberikan
gambaran bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini belum dapat mengatasi
masalah tersebut. Namun untuk menyimpulkan pengaruh pertumbuhan ekonomi yang
terjadi selama ini dan dampaknya terhadap jumlah penduduk miskin di desa junok utara
dibutuhkan sebuah penelitian yang mendalam dan sistematis. Untuk menjawab
permasalahan diatas, peneliti melakukan penelitian dengan judul .
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang dikemukakan dalam penulisan ini
adalah:
1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan kemiskinan
di desa junuk utara kecamatan burneh?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui:
1. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan kemiskinan di desa
junuk utara kecamatan burneh.
1.4 Manfaat
1. dengan adanya penelitian ini dapat kita ketahui seberapa besar pengaruh dengan
adanya pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan jumlah kemiskinan di desa
junok utara kecamatan burneh.
2. Bagi pemerintah desa dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu media dalam meningkatkan perekonomian melalui pertumbuhan ekonomi,
sehingga kemiskinan yang terjadi di desa junok utara bisa teratasi.
3. dengan adanya penelitian ini, bagi kami dapat menambah wawasan baik di bidang
pengetahuan maupun di bidang keterampilan tulis menulis dalam karya ilmiyah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi menurut Kunarjo (2003:88) adalah situasi yang
menggambarkan produk domestik bruto per kapita suatu negara yang mengalami
peningkatan. Para ekonom lainnya seperti Nanga (2001:273) mengungkapkan secara
umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan dalam kemampuan
dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.
Pertumbuhan ekonomi lebih menunjukkan pada perubahan-perubahan yang
bersifat kuantitatif dan biasanya diukur dengan data produk domestik bruto GDP).
Produk domestik bruto adalah total nilai pasar dari barang-barang akhir dan jasa-jasa
yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (Nanga
2001:274).
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari
pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat
khususnya output agregat per kapita.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil
terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada
tahun sebelumnya.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
a. Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
b. Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai
adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
bersangkutan.
2.2 Pengertian Kemiskinan

4
Hall dan Midgley (2004:14), menyatakan kemiskinan dapat didefenisikan
sebagai kondisi deprivasi materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah
standar kehidupan yang layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi
relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat
Menurut Friedmann, (1979: 101). kemiskinan didefenisikan sebagai
ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis
kekuasaan sosial meliputi (tidak terbatas pada) modal yang produktif atau assets
(misalnya tanah, perumahan, peralatan, kesehatan, dan lainnya) sumber-sumber
keuangan, organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai
kepentingan bersama, jaringan social untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang;
pengetahuan, keterampilan yang memadai dan informasi yang berguna.
Syaifuddin (2007:32), membagi cara berpikir yang memandang kemiskinan
sebagai gejala absolut; dan, sebagai gejala relatif. Cara berfikir (model) mengenai
kemiskinan sebagai gejala absolut memandang kemiskinan sebagai kondisi serba
berkekurangan materi, hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki sarana untuk
mendukung kehidupan sendiri. Cara pandang relativistik ini terdiri atas dua cara
pandang, yakni cara pandang (model) kebudayaan, dan cara pandang (model)
Structural.
Secara umum definisi-definisi tentang kemiskinan di atas menggambarkan
kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau suatu keluarga berada dalam keadaan
kekurangan dan atau ketidaklayakan hidup menurut standar-standar tertentu,
ketidakmampuan atau keterbatasan fisik manusia, ketiadaan atau kekurangan akses
dalam memperoleh pelayanan minimal dalam berbagai bidang kehidupan, serta sulit
atau kurang memperoleh akses dalam proses-proses pengambilan kebijakan.
2.3 Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan.
Mankiw (1995:158). Dengan adanya pertumbuhan ekonomi berarti terdapat
peningkatan produksi sehingga menambah lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan
mengurangi kemiskinan.
Sukirno (1999:25) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat
keharusan (necessary condition) bagi pengurangan kemiskinan. Adapun syarat
kecukupannya (sufficient condition) ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam

5
mengurangi kemisknan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaknya menyebar disetiap
golongan pendapatan, termasuk golongan penduduk miskin (growth with equity).
Syaifuddin (2007:35) mengatakan bahwa pertumbuhan pada sektor jasa di
pedesaan menurunkan kemiskinan disemua sektor dan lokasi. Namun pertumbuhan jasa
di perkotaan memberikan nilai elastisitas kemiskinan yang tinggi dari semua sector
kecuali pertanian perkotaan. Selain itu pertumbuhan pertanian dipedesaan memberikan
dampak yang besar terhadap penurunan kemiskinan disektor pertanian pedesaan, yang
merupakan kontributor terbesar kemiskinan di Indonesia.
menurut Sumodiningrat (1999 : 45) Masalah kemiskinan pada dasarnya bukan
saja berurusan dengan persoalan ekonomi semata, tetapi bersifat multidimensional yang
dalam kenyataannya juga berurusan dengan persoalan-persoalan non-ekonomi (sosial,
budaya, dan politik). Karena sifat multidimensionalnya tersebut, maka kemiskinan tidak
hanya berurusan dengan kesejahteraan materi (material well-being), tetapi berurusan
dengan kesejahteraan sosial (social well-being).
Menurut Supriatna (1997:90) Kemiskinan merupakan kondisi yang serba
terbatas dan terjadi bukan atas kehendak orang yang bersangkutan. Penduduk dikatakan
miskin bila ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas kerja, pendapatan,
kesehatan dan gizi serta kesejahteraan hidupnya, yang menunjukkan lingkaran
ketidakberdayaan.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


Pertumbuhan ekonomi dihasilkan dari interaksi-interaksi faktor-faktor produksi.
Output barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian bergantung pada
kuantitas input yang tersedia seperti kapital dan tenaga kerja, dan produktifitas dari
input tersebut.
Sukirno (2005:448) mengemukakan mengenai faktor-faktor yang akan
menimbulkan pertumbuhan ekonomi:
1. Peranan sistem pasaran bebas.
Sistem mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efesien dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh. Oleh sebab itu pemerintah tidak perlu melakukan
kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Fungsi pemerintah perlulah
dibatasi kepada menyedikan fasilitas-fasilitas yang menggalakkan perkembangan

6
kegiatan pihak swasta, menyediakan infrastruktur, mengembangkan pendidikan dan
menyediakan pemerintah yang efesien adalah beberapa langkah yang akan membantu
pihak swasta.

1. Perluasan Pasar
Perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan produksi dengan tujuan untuk
menjualnya kepada masyarakat dan mencari untung. Semakin luas pasaran
barang dan jasa, semakin tinggi tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi.
Pentingnya juga pasaran luar negeri dalam mengembangkan kegiatan di dalam
negeri.
2. Spesialisasi dan kemajuan tekhnologi
Perluasan pasar, dan perluasan kegiatan ekonomi yang digalakkannya, akan
memungkinkan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi. Seterusnya spesialisasi dan
perluasan kegiatan ekonomi akan menggalakkan perkembangan tekhnologi dan
produktivitas meningkat. Kenaikan produktivitas akan menaikkan pendapatan pekerja
dan kenaikan ini akan memperluas pasaran. Keadaan ini akan mengembangkan
spesialisasi. Siklus ini akan mengakibatkan perekonomian terus berkembang.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dipusatkan di desa junok utara kecamatan burneh. Sumber
data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan beberapa
masyarakat di desa junok utara kecamatan burneh.
3.2 Bentuk Data Penelitian
Penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu di peroleh dari
penelitian kualitatif.
3.3 Tekhnik pengumpulan data
Sebagai langkah strategis untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan
teknik :
1. Wawancara adalah kegiatan tanya jawab dengan beberapa pertanyaan mengenai
masalah yang diteliti, dengan narasumber yang paham betul mengenai masalah
yang diteliti yaitu mengenai pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di desa junok
utara. Teknik pengumpulan data seperti ini kami pilih karena data yang didapat
lebih kongkrit, keterangan yang diberikan lebih jelas, dan lebih lengkap.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan adalah mencari informasi-informasi tambahan melalui
buku-buku, literatur, journal dan sumber-sumber lainnya untuk mendukung hasil
penelitian ini. Study ini diperlukan sebagai pembanding data yang diperoleh
dengan penelitian dan informasi yang telah ada sebelumnya.
3. Penelitan Lapangan
Observasi
Observasi yaitu kegiatan pengumpulan data di lapangan dengan cara melihat
langsung dan mengamati objek penelitian.

8
BAB IV
Pembahasan
sumber kemajuan ekonomi bisa meliputi berbagai macam faktor, akan tetapi
secara umum dapat di katakan bahwa sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi
adalah adanya investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau
sumber daya manusia, yang selanjutnya berhasil menengkatkan kuantitas sumber daya
pruduktif, dan yang bisa menaikkan produktivitas seluruh sumbe daya melalui penemua
penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.
Pertumbuhan dalam suatu negara sangat di butuhkan bahkan di suatu desa,
dimana hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kemiskinan. Begitu juga yang terjadi
di desa junok utara kecamatan burneh, yang mana pembangunan ekonominya relatif
rendah baik dari segi modal, tenaga kerja, dan bahkan dari segi teknologi. Pembangunan
ekonominya yang ada seperti saluran air yang di buat pada tahun 2013. Sebelum adanya
saluran air tersebut sering terjadi banjir yang berakibat kepada penurunan perekonomian
mereka karena pada saat terjadi banjir, maka kebanyakan dari rumah mereka tergenang
air, dan akibatnya mereka tidak bisa beraktivitas, sehingga pendapatan mereka
berkurang. Kenapa demikian, karena kebanyakan dari penduduk di desa junok utara
bekerja dengan gaji harian.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah di desa junok utara tersebut,
maka kemiskinan tidak bisa teratasi dalam hal penurunan angka jumlah kemiskinan.
Penduduk miskin di desa junok utara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangatlah
sulit, bahkan pekerjaan mereka dalam satu hari hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan dalam satu hari juga, kadang ada yang belum cukup dalam memenuhi
kebutuhan seharinya tersebut. Maka Alternatif mereka untuk memenuhi kebutuhannya
yang kurang dengan cara berhutang, terutama pada saat kebutuhan yang mendesak. Hal
ini terjadi karena mayoritas penduduk di desa junok utara pekerjaannya tidak menentu
atau tidak mempunyai pekerjaan tetap, maka akibat dari hal tersebut pendapatannya
tidak menetap pula. Kebanyakan dari mereka penghasilan tiap harinya kurang lebih Rp.
75.000,-, akan tetapi dari pendapatan tersebut bukan diperoleh setiap hari, karena
mereka tidak mempunyai pekerjaan yang tetap.
Penduduk di desa junok utara mayoritas sebagai penduduk pendatang dari
berbagai desa, kebanyakan datangnya dari kabupaten sampang, sehingga mereka tidak
punya lahan pertanian untuk bercocok tanam. Agar mereka bisa bercocok tanam, maka

9
mereka bekerja pada penduduk yang mempunyai lahan pertanian dengan cara bagi hasil
dari setiap panennya.
Penduduk di desa junok utara pendidikannya kebanyakan lulusan SD (bagi
kalangan orang tua), dan SMA (bagi kalangan mudanya). Mereka kebanyakan lulusan
SMA karena tidak mempunyai uang untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan dalam pertumbuhan ekonomi yang menjadi indikator salah satunya tenaga
kerja, maka dengan adanya pendidikan yang rendah akan berdampak negatif pada
tenaga kerja yang mana hal ini dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja, apalagi di
tambah dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di desa junok utara
tersebut .

10
BAB V
Penutup
4.1 Kesimpulan.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan
ekonomi di desa junok utara berdampak pada pengurangan angka jumlah kemiskinan di
desa junok utara tersebut walaupun dampaknya sedikit karena pertumbuhan
ekonominya relatih rendah. Hal ini terbukti dengan adanya saluran air, dimana sebelum
di bangunnya saluran air, sering kali di desa junok utara tersebut saat hujan terjadi banjir
sehingga aktivitas perekonomian panduduk junok utara tersebut ikut terganggu, akan
tetapi setelah adanya/dibangunnya saluran air tersebut, di setiap hujan tidak lagi terjadi
banjir sehingga aktivitas perekonomian mereka tidat ikut terganggu.
Meskipin penurunan angka kemiskinan merupakan tugas yang sulit, namun hal
ini bukanlah suatu yang mustahil. Seperti dikatakan oleh James Speth, seorang diukur
ekskutiv UNDP, dalam kata pengantar laporannya pada Human development Report
tahun 1997 di bawah ini:
Kemiskinan bukan lagi suatu yang tidak dapat dielakkan. Dunia memiliki begitu
banyak sumber daya material dan alam, pengetahuan dan pengalaman serta manusia
untuk menciptakan sebuah dunia yang bebas kemiskinan dalam jangka waktu kurang
dari satu generasi. Hal ini bukanlah sebuah idealisme maya, namun sebuah tujuan yang
peraktis dan dapat di capai.
4.2 Saran.
Masalah pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di desa junok utara kecamatan
burneh harus ditangani secara serius oleh pemerintah daerah, karena antara keduanya
tersebut berkaitan erat satu sama lainnya, sehingga perlu adanya :Perencanaan ekonomi
yaitu dengan cara pencarian sistem perumusan dan penerapan kebijakan yang
terkoordiner dan rasional guna mempercepat pertumbuhan ekonomi dan dan proses-
proses pembangunan pada umumnya.
1. Peningkatan kualitas institusional dan sikap-sikap, dimana hal ini dianggap perlu
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan ketekunan tenaga kerja, mendorong
semangat dan kemampuan untuk bersaing, memacu mobilitas sosial dan
ekonomi, dan tumbuhnya wirausaha ataupun bahkan perusahaan perorangan yang
kokoh dan mantap, memberikan persamaan yang lebih besar bagi setia orang
untuk memperoleh kesempatan, meningkatkan produktivitas, menaikkan taraf
hidup rakyat, dan memacu proses pembangunan secara keseluryhan. Perubahan-

11
perubahan yang diperlukan dalam lembaga-lembaga sosial antara lain
peningkatan kualitas sistem dan struktur pendidikan.
2. Peningkatan tingkat pendapatan golongan miskin seperti adanya BLT, karena ini
akan mendorong kenaikan permintaan produk kebutuhan rumah tangga buatan
lokal, seperti makanan, dan pakaian, secara menyeluruh. Sementara golongan
kaya cenderung membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk barang
mewah impor. Meningkatkan permintaan untuk barang-barang buatan lokal
memberikan rangsangan yang lebih besar kepada produksi lokal, memperbesar
kesempatan kerja lokal, dan menumbuhkan investasi lokal.
Dalam hal ini yang kita perlukan bukanlah satu atau dua kebijakan yang
saling terpisah atau berdiri sendiri, melainkan satu paket kebijakan yang
komponen-komponennya bersifat saling melengkapi dan saling menunjang .

12
DAFTAR PUSTAKA

P. Todaro Michael, C. Smith Stephen. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, P.T.


Gelora Aksara Pratama, Erlangga, Jakarta, 2003.
Nanga, Muana. Makro Ekonomi (Teori, Masalah dan Kebijakan). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi, PT. Raja Grafika Persada, Jakarta, 1999.
.

13

Anda mungkin juga menyukai