Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA MORTALITAS

PASIEN DI ICU RS PARU DR.H.A. ROTINSULU

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi & Riset Penelitian

Oleh :

Christiana Yuli Pratiwi

NPM : 1216019

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER

KELAS RS PARU DR HA ROTINSULU

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang
menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang
mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung
jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima
kepedulian optimal (American Association of Critical-Care Nurses).
Pasien kritis dengan perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit) memiliki
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan
dini yang sesuai pada pasien beresiko kritis atau pasien yang berada dalam keadaan kritis
dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan peluang untuk
sembuh (Gwinnutt, 2006 dalam Jevon dan Ewens, 2009).Comprehensive Critical Care
Department of Health-Inggris merekomendasikan untuk memberikan perawatan kritis sesuai
filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis
harus dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon
dan Ewens, 2009). Hal ini dipersepsikan sama oleh tim pelayanan kesehatan bahwa pasien
kritis memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap
tindakan yang dilakukan.
APACHE II Score ("Acute Physiology and Chronic Health Evaluation II Score")
adalah sistem klasifikasi keparahan penyakit yang pertama kali diperkenalkan oleh William
Knaus dkk. di Universitas George Washington pada tahun 1981. Scor Apache ini digunakan
untuk mengukur tingkat keparahan penyakit dan memprediksi mortalitas yang biasa
digunakan di beberapa unit perawatan intensif (ICU). Penilaian klinis keparahan penyakit
merupakan komponen penting praktek medis karena dapat menentukan intervensi
pengobatan, derajat kegawatan dan prognosis.
LAPORAN DATA PASIEN MENINGGAL
INSTALASI PERAWATAN INTENSIF
AGUSTUS 2016

No Tanggal No. RM Nama Pasien Waktu Diagnosa Keterangan


1 01 August 2016 109075 Ny. Ririn Riani 23.15 Respiratory + 48 Jam
Failure, CAP +
Sepsis
TB Paru,
Electrolit
Imbalance
2 02 August 2016 109064 Tn. Dedi Supriadi 03.15 Respiratory + 48 Jam
Failure, CAP,
Malnutri
Susp TB Paru,
Susp B20
3 02 August 2016 108989 Tn Yuda Agung 15.15 Respiratory + 48 Jam
Failure, CAP +
Sepsis
Thrombocytop
enia, Efusi
Pleura
Elektrolit
Imbalance
4 08 August 2016 109029 Tn Momon 06.17 Respiratory + 48 Jam
Failure, AKI
Stage II
Efusi Pleura
Dextra,
Electrolit
Imbalance
Hipoksia,
Asidodis
Metabolik

5 16 August 2016 109281 Tn. Dawan Setawan 21.00 ARDS, CAP, + 48 Jam
Susp Ca Paru,
Susp TB Paru
Efusi Pleura,
Malnutrisi, AKI
6 24 August 2016 109306 Tn. Supardi 02.30 Respiratory + 48 Jam
Failure, CAP
TB Paru,
Hypokalemia,
DM Type II
Dehidrasi
Sedang
7 25 August 2016 109434 Tn. Buhroni 22,1 Respiratory - 48 Jam
Failure, Efusi
Pleura Dextra
TB Paru,
Decomcordis,
CAP
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian diatas, rumusan masalah yang menjadi focus penelitian
ini adalah: Bagaimana hubungan APACHE II SCORE dengan angka mortalitas pasien di ICU
RS Paru Dr.H.A. Rotinsulu Bandung

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan APACHE II
SCORE dengan angka mortalitas pasien di ICU RS Paru Dr.H.A. Rotinsulu Bandung
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya hazanah ilmu pengetahuan dalam bidang
keperawatan kritis

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai