Oleh :
KELOMPOK SATU : 1KB
1. M. SYAHRAWI NIM. 061530402117
2. NURUNNISA NIM. 061530400335
3. TRY YULIARTI NIM. 061530400336
4. SARI RIZKI NIM. 061530400337
5. SHINTYA FEBRIZA NIM. 061530400339
6. VANDHITO RIZNA IKHWANDINATA NIM. 061530400340
7. YUNI KHAIRUNNISA NIM. 061530400341
8. YUNIA FRANSISCA NIM. 061530400
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan penentuan kesadahan pada sampel air dengan
metode titrasi kompleks.
V. LANGKAH KERJA
a. Pembuatan Larutan EDTA
- Timbang 2 gram dinatrium dihidrogen EDTA dihidrat dan 0,05 gram MgCl 2.6H2O
- Masukkan ke dalam gelas kimia 400 ml, larutkan dalam air
- Kemudian pindahkan ke dalam labu ukur 500ml, tambahkan air sampai tanda
batas. Homogenkan.
b. Pembuatan Larutan Buffer
Larutkan 6,75 amonium klorida dalam 57 ml ammonium hidroksida pekat dan
encerkan sampai 100 ml dalam gelas ukur 100 ml, pH larutan sedikit lebih besar dari
10.
c. Pembuatan Indikator Baku CaCO3
Larutkan 0.5 g eriokrom black T dalam 100 ml alkohol
d. Pembuatan Larutan Baku CaCO3
- Timbanglah dengan teliti 0,4 gram CaCO 3 murni yang telah dikeringkan pada
100oC
- Larutkan dalam botol ukur 500 ml dengan 100 ml aquadest
- Tambahkan setetes demi setetes HCl 1:1 sampai berhenti bergelegak dan
larutkan menjadi jernih
- Encerkan sampai garis tanda, kocok sampai homogen
e. Standarisasi Larutan Natrium EDTA
- Pipet 50 ml larutan kalsium klorida ke dalam Erlenmeyer 250 ml
- Tambahkan 5 ml larutan buffer
- Tambahkan 5 tetes indikator eriochrome black T
- Titrasi dengan larutan EDTA, hingga warna merah anggur berubah menjadi biru.
Warna merah harus lenyap sama sekali
f. Penentuan Kesadahan
- Pipet 50 ml air sampel dalam Erlenmeyer 250 ml
- Tambahkan 1 ml buffer
- Tambahkan 5 tetes indikator
- Titrasikan dengan larutan baku EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah
anggur menjadi biru
b. Penentuan Kesadahan
No Volume Analit Volume Titran (EDTA) Perubahan Warna
.
1 50 ml 4 ml Merah Anggur Biru
2 50 ml 3,5 ml Merah Anggur Biru
3 50 ml 3 ml Merah Anggur Biru
N teori = mg EDTA
BE EDTA X V EDTA
= 2000mg
372,2mg/mek X 500
= 2000
1862120
=0,01 N
%kesalahan = N teori N praktek
N teori
= 0,01 0,008 x 100
0,01
= 20%
b. Penentuan Kesadahan
N1 EDTA = 0,008 N
V1 EDTA = 3,5 ml
ml contoh
= 1000ml/liter X 2,80252 mg
50ml
VIII. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud deengan kompleksometri?
Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks. Jadi membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi
kompleksometri adalah salah satu metode kuantutatif dengan memanfaatkan
reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya, yang umum
adalah EDTA.
a. Kompleks inert
Suatu kompleks yang mengalami subtitusi ngugus ligan yang sangat
lambat disebut juga non labil.
b. Kelat logam
Cincicn heterositik yang terbentuk oleh interajsi suatu ion logam dengan
dua atau lebih gugus fungsional dalam logam
c. Penopengan
Pengguanaan suatu reagensia utnuk membentuk suatu kompleks stabil
dengan sebuah ion yang tanpa pembentukan itu ion akan menyangga
reaksi yang diingnkan.
d. Ligan heksidentat
Ligan yang mengadung enam buah atom donor pasangan elektro yang
emlalui kedua atom N dan empat atom O.
e. Bilangan koordinasi
Banyakanya ikatan yang dibentuk oleh suatu atom sentral dalam suatu
kompleks.
3. Sebuah contoh murni CaCO3 seberat 0,2428 gram dilariutkan dalam asam
klorida dan diencerkan menjadi 250 ml dalam suatu botolk ukur. Sebuah
aliokot 50 ml memerlukan 42,74 ml. larutan EDTA untuk titrasi, hitung
molaritas larutan EDTA
N EDTA = 0,114 N
M = N/e
= 0,114/1
=0,114 mol/liter
I.ANALISIS DATA
Pada percobaan ini dapat dianalisis bahwa untuk menentukan kesadahan pada
suatu sampel perlu melakukan bebarapa tahapan. Awalnya kami melakukan
standarisasi larutan EDTA dengan larutan std primer CaCO 3. Kemudian melakukan
penentuan kesadahan.
Pada percobaan standarisasi, CaCO3 bertindak sebagai analit sedangkan
larutan EDTA sebagai titran. Larutan CaCO 3 dipipet sebanyak 50 ml kemudian
menambahkan 5 ml larutan buffer dan menambahkan 5 tetes indicator EBT.
Kemudiam melakukan titrasi dari titran ke analit. Saat proses titrasi, terjadi
perubahan warna yang semula berwarna merah anggur menjadi biru. Perubahan
warna tersebut terjadi pada volume rata-rata 46,33 ml. Titrasi ini dilakukan sebanyak
2 kali. Normalitas EDTA yang didapat dari hasil standardisasi yaitu 0,008 mek/ml
dengan persen kesalahan 20. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal,
yaitu :
- Alat yang digunakan kurang bersih
- Zat yang digunakan telah terkontaminasi
- Ketidaktepatan dalam pengukuran dan penimbangan
- Ketidaktepatan dalam pembuatan larutan
- Ketidaktelitian dalam menitrasi
Selanjutnya yaitu melakukan penentuan kesadahan. Pada penentuan
kesadahan ini terdapat dua sampel berbeda yang diuji. Masing-masing sampel
dipipet 50ml kedalam erlenmeyer kemudian menambahkan 1ml larutan buffer dan 5
tetes indicator EBT. Kemudian melakukan titrasi dari titrannya yaitu larutan EDTA ke
analitnya yaitu sampel yang diuji tersebut. Volume rata-rata yang didapat dari hasil
titrasi sampel 1 yaitu 3,5 ml.
II. KESIMPULAN
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca 2+ dan Mg2+, juga
oleh Mn2+, Fe2+, dan semua kation bermuatan dua.
Kesadahan air dapat ditentukan dengan titrasi langsung dengan titran asam
etilen diamin tetra asetat (EDTA) dengan menggunakan indicator Eriochrome
Black T
Adapun hasil dari percobaan didapat sebagai berikut :
Pada standardisasi larutan EDTA
- Volume titran = 46,33 ml
- Normalitas EDTA = 0,008N dengan persen kesalahan 20
Penentuan kesadahan
- Sampel 1 , kesadahan = 56,0504 mg/l
GAMBAR ALAT
KACA ARLOJI SPATULA
PIPET TETES
ERLENMEYER
PENGADUK
BOLA KARET
LABU UKUR
PIPET UKUR
CORONG GELAS
GELAS KIMIA
BURET