Oleh:
Abstrak :
Identifikasi manusia merupakan salah satu subyek tersulit yang sedang dihadapi
oleh manusia. Peran odontologi forensik meningkat dalam hal ini dimana restorasi gigi
dan gigi geligi seringkali menjadi satu satunya cara identifikasi. Identifikasi gigi
geligi manusia erjadi untuk sejumlah alasan dan situasi yang berbeda seperti bencana
massal (penerbangan, gempa bumi, tsunami), dalam investigasi kejahatan dan dalam
kasus bentuk jasad yang rusak akibat kebakaran dan kecelakaan kendaraan bermotor.
Berbagai metode yang digunakan dalam odontologi forensik antara lain adalah
radiografi, fotografi antemortem dan postmortem, sidik gigi, rugoskopi (pemeriksaan
pola rugae palatum), cheiloskopi (pemeriksaan sidik bibir), dan metode molekuler
seperti polymerase chain reaction analisis pulp DNA. Metode investigatif yang
diaplikasikan dalam odontologi forensik cukup handal, tetapi kekurangan metode
tersebut harus diperhitungkan agar dapat menjadi prosedur yang lebih bermakna dan
relevan.
Kata kunci : Odontologi forensik, identifikasi personal, rugoscopy.
PENDAHULUAN
Odontologi forensik berasal dari bahasa Latin, yang berarti suatu forum atau
tempat dimana masalah masalah hukum didiskusikan. Pada tahun 1970, Keiser
Neilson mendefinisikan odontologi forensik sebagai cabang dari ilmu kedokeran
forensik yang memiliki kepentingan dalam keadilan, berkaian dengan penanganan yang
tepat dan pemeriksaan bukti gigi geligi dan evaluasi yang tepat dan presentasi temuan
dari pemeriksaan gigi geligi. Pemeriksaan gigi geligi dalam forensik memiliki
kedudukan yang setara dengan bidang keahlian obstetri ginekologi, kulit dan kelamin,
serta keahlian lainnya. Ahli forensik bertanggung jawab dalam 5 bidang utama praktik :
1. Identifikasi penemuan jasad manusia
2. Identifikasi korban kematian massal
3. Penilaian luka gigitan
4. Penilaian penyebab kekerasan (anak, suami/istri, lansia)
5. Perkiraan usia
SEJARAH
Identifikasi menggunakan bukti gigi merupakan metode baru. Terdapat laporan
historis tentang identifikasi dengan mengenali ciri khusus gigi pada awal abad 49.
Selama perang revolusioner Amerika Serikat, yaitu Paul Revere seorang dokter gigi
muda yang membantu identifikasi korban perang oleh jembatan kerja dokter tersebut.
Pada tahun 1898, Dr. Oscar Amoedo menulis risalah pertama pada odontologi forensik
berjudul L'Art Dentaire en Medicine Legale. Beliau kemudian dikenal sebagai bapak
odontologi forensik.
KESIMPULAN
Nilai identifkasi gigi forensik penting untuk dikenali mulai dari awal hingga saat
ini. Dari bencana alam, kejahatan, hingga hilang secara misterius, gigi merupakan alat
yang digunakan secara universal untuk menentukan identifikasi, gaya hidup, kultur, dan
komunitas dari mayat, terutama pada identifikasi mayat yang tidak dapat diidentifikasi
secara visual atau cara lainnya. Konsep penggabungan bukti gigi dalam investigasi
forensik telah menimbulkan sejumlah besar ketertarikan di masa lalu bahwa odontologi
forensik dianjurkan sebagai metode identifikasi positif tunggal untuk memecahkan
kasus kasus forensik tertentu. Meskipun odontologi forensik telah berkembang pesat
melalui berbagai teknik dalam identifikasi korban kecelakaan dan dalam kriminologi
investigatif, odontologi forensik masih terikat di tempat yang sama. Permintaan untuk
investigasi forensik yang akurat akan meningkatkan cakupan ilmu ini di India. Di India,
program sarjana harus ditingkatkan dengan memasukkan kuliah preklinik tentang
odontologi forensik dan program pelatihan pascasarjana terstruktur harus
dikembangkan. Penetapan pusat rujukan dengan laboratorium dengan alat yang lengkap
(minimal pada tingkat daerah), standarisasi teknik, dan yang paling penting, perbaikan
pencatatan rekam medis (sebagai contoh, memiliki cek standar rekam medik gigi di
rumah sakit dan klinik pribadi, angka identifikasi/pemberian kartu identifikasi gigi atau
medis kepada pasien, dll) harus diimplementasikan. Untuk investigasi forensik yang
efisien, kita membutuhkan tim ahli gigi, dengan anggota yang terdiri dari semua cabang
ilmu kedokteran gigi, bekerja dalam hubungan erat dengan para ahli dari cabang ilmu
forensik lainnya.
Sumber terjemahan :
1. Sood R, Mamachand P, Sood R, Parasher P. Role Of Odontology In
Determination Of Identity In Forensic Science- An Overview. J Adv Med Dent
Scie Res 2014;2(4):174-180.
2. Clark, D. H. Practical Forensic Odontology. Melksham, Great Britain:
Butterworth-Heinemann Ltd, 1992.
3. Mokhtar M. Dasar-dasar ortodonti-perkembangan dan pertumbuhan
kraniodentofasial. Yayasan Penerbitan IDI, 1998; 139-161
4. Sopher, IM. Forensic Dentistry. Springfield. Charles C Thimas Publisher,
1976;81,116
5. Lukman, D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung
Seto, 2006; 5-129.