I. IDENTITAS PASIEN
No. Registrasi : 00 14 06 55
Masuk RS : 7 Desember 2015
Nama : An. Tegar Ade Putra
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Makassar, 16 Oktober 2002
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Bugis
Sekolah / Pekerjaan : Pelajar / SMP Laniang
Alamat / No. Telpon : Perum. Telkomas
Diagnosis Sementara : Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Stimulansia Lain Termasuk Kafein
dengan Intoksikasi Akut (F15.0).
Datang ke Poli RSUD Kota Makassar (Daya) untuk pertama kalinya pada tanggal
8 Desember 2015 diantar oleh ibu pasien.
14
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ / terapi :
Gelisah
B. Riwayat gangguan sekarang :
Gelisah dialami sejak kemarin sore. Pasien selalu mondar-mandir di
dalam rumah, tidak bias diam, bicaranya selalu ngelantur dan tidak tidur
semalaman. Ibunya mengatakan bahwa pasien kemarin ulangan sekolah
dan pulang lebih awal kemudian setelah berganti baju, pasien pergi
bermain di luar bersama temannya hingga sore. Ketika pulang ke rumah,
ibunya mendapati pasien selalu gelisah dan tidak nyambung jika diajak
bicara. Pasien mengakui bahwa ketika sedang bermain dengan teman-
temannya, pasien ditawari dengan minuman bersoda yang telah
dicampuri obat oleh orang yang tidak dia kenal. Setelah meminumnya,
pasien merasa pikirannya menjadi kosong. Pasien mengaku bahwa baru
pertama kali meminum minuman tersebut.
Awal perubahan perilaku dimulai sejak kemarin sore. Pasien adalah
seorang murid kelas 1 SMP yang memiliki banyak teman. Kedua orang
tua pasien sibuk bekerja dan sering pulang di sore hari.
Hendaya / disfungsi
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
C. Riwayat gangguan sebelumnya :
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma
kapitis, atau pun kejang.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien saat bermain dengan temannya diberikan obat yang dicampur
dengan minuman bersoda.
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Pasien belum pernah datang ke poli bagi jiwa sebelumnya.
15
3. Riwayat masa kanak kanak pertengahan (4 11 tahun)
Pasien bersekolah di SD Inpres Tamalanrea. Semasa sekolah pasien
dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
4. Riwayat masa kanak-kanak akhir dan remaja (12 tahun
sekarang)
Pasien melanjutkan pendidikan di SMP Laniang. Semasa sekolah
pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien memiliki
banyak teman, karena pasien termasuk orang yang mudah bergaul.
E. Riwayat kehidupan keluarga :
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara (, ). Jarak usia pasien
dengan saudaranya berbeda cukup jauh. Hubungan dengan keluarga baik
16
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, intonasi
meninggi
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif
Mood : Hipertimia
Afek : Disforik
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
4. Daya ingat
1) Segera : Terganggu
2) Pendek : Tidak Terganggu
3) Sedang : Tidak Terganggu
4) Panjang : Tidak Terganggu
5. Pikiran abstrak : Tidak Terganggu
6. Bakat kreatif : Bermain gitar
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup
D. Gangguan Persepsi
Tidak ditemukan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi, ilusi dan
depersonalisasi serta derealisasi.
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
Produktivitas cukup, kontinuitas kadang irelevan dan inkoheren.
2. Isi pikiran
Tidak terdapat gangguan isi piker pada pasien.
F. Pengendalian Impuls
17
Terganggu
18
dan aktivitas psikomotor hiperaktif, pembicaraan spontan, lancar, intonasi
meninggi. Pasien kooperatif, mood hipertimia, afek labil, empati tidak dapat
dirabarasakan. Daya konsentrasi pasien berkurang dan daya ingat segera
terganggu. Kontinuitas arus pikir kadang irelevan dan inkoheren.
Pengendalian impuls pasien juga terganggu.
19
GAF (Global Assesment of Functioning) scale: 50-41
VII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna dari pemeriksaan status
internus dan status neurologis tetapi kemungkinan terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter yang mendasari gangguan yang
dialami oleh pasien, maka diperlukan psikofarmakoterapi.
Psikologik
Pasien mengalami hendaya berat dalam menilai realita maka dari itu
pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Pada pasien ini ditemukan adanya hendaya sosial, hendaya dalam
melakukan pekerjan dan serta hendaya dalam pengunaan waktu senggang
sehingga pasien memerlukan sosioterapi.
VIII. PROGNOSIS
Dari hasil alloanamnesis didapatkan keadaan keadaan berikut ini :
Faktor pendukung :
1. Dukungan keluarga baik
2. Taraf ekonomi cukup baik
3. Riwayat premorbid dan sosial baik
Faktor penghambat :
Lingkungan sekolah dan teman bermain yang tidak baik
Dari faktor faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa prognosis pasien
adalah Dubia et Bonam.
2. Psikoterapi :
- Ventilasi
Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk
menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien
merasa lega. Hal ini dibantu oleh dokter dengan sikap yang penuh
20
pengertian dan dengan anjuran. Jangan terlalu banyak memotong
bicaranya (menginterupsi).
- Bimbingan
Memberi nasehat nasehat yang praktis dan khusus (spesifik) yang
berhubungan dengan masalah kejiwaan pasien agar ia lebih sanggup
mengatasinya, misalnya tentang cara mengadakan hubungan antar
manusia, cara berkomunikasi, bekerja, belajar, dan sebagainya.
- Konseling
Membantu pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat
mengatasi suatu masalah lingkungan atau dapat menyesuaikan diri.
- Terapi Kerja
Memberi kesibukan kepada pasien, berupa hal hal atau kegiatan yang
dia sukai ataupun dapat berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil
dalam hal itu yang kelak akan berguna baginya.
3. Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang
disekitarnya tentang gangguan yang dialami pasien sehingga mereka dapat
menerima dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu
proses pemulihan pasien.
21
ketergantungan terhadap seseorang yang menggunakannya, dengan ditandai
oleh gejala putus zat bila dihentikan/dikurangi dan toleransi dosis.
Klasifikasi Penyebab Menurut PPDGJ III
Alkohol
Opioid
Kanabinoid
Sedatif atau hipnotik
Kokain
Zat stimulansia termasuk kafein
Halusinogenik
Tembakau
Pelarut yang mudah menguap
Zat multipel dan zat psikoaktif lainnya.
Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan : tingkat dosis zat yang digunakan
(dose-depent), individu dengan kondisi organik tertentu yang mendasarinya
(misalnya insufisiensi ginjal atau hati) yang dalam dosis kecil dapat
menyebabkan efek intoksikasi berat yang tidak proporsional. Disinhibisi yang
ada hubungannya dengan konteks social perlu dipertimbangkan (misalnya
disinhibisi perilaku pada pesta atau upacara keagamaan). Intoksikasi akut
merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul akibat penggunaan alkohol
atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif,
persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi lain respons psikofisiologis lainnya.
Intensitas intoksikasi berkurang dengan berlalunya waktu dan pada akhirnya
efeknya menghilang bila tidak terjadi penggunaan zat lagi. Dengan demikian
orang tersebut akan kembali ke kondisi semula, kecuali jika ada jaringan yang
rusak atau terjadi komplikasi lainnya.
XI. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas
terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.
22
Lampiran
23
P : Hmm, Tegar Ade Putra
DM : Oh, Tegar umurnya berapa?
P : Saya
DM : Iya, berapa umur ta?
P : Saya lahir di Makassar tanggal 16 Oktober tahun 2002
DM : Jadi umurnya Tegar sekarang sudah berapa tahun?
P : 13 tahun dok.
DM : Tegar tinggal dimana?
P : Samaka ibuku datang
DM : Hmm, iya, tegar tinggal sama ibu? Dimana alamat rumahta?
P : Iya dok, samaka ibu, bapak sama adek ku
DM : Tegar kenapa datang kesini? Apa yang Tegar rasa sekarang?
P : Itu dok, saya tadi datang sama ibuku. Ini kursinya goyang-
goyang.
DM : Tegar kenapa bisa sampai disini?
P : Iye dok.
DM : Pasti ada sesuatu makanya ibu bawa Tegar kesini kan?
P : Anu dok, itu kemarin pergika main sama temanku habis pulang
sekolah, saya pinjam motornya temanku.
DM : Terus Tegar pergi kemana setelah itu?
P : Saya pergi main PS di dekat rumah. Ada itu temanku dok, dia
pinjamkan motor honda beat punyanya.
DM : Oh, Tegar main apa sama teman-teman?
P : Main playstation dok, PS 4.
DM : Selain itu apa yang Tegar bikin sama teman-teman? Kenapa bisa
Tegar jadi begini? Tidak pernahji Tegar minum obat atau alkohol?
P : Iye dok, kemarin disuruh minum big cola sama temannya
temanku. Tapi katanya itu big cola sama dimasukkan obat, saya
minum dok.
DM : Tegar kenal sama orang yang kasih minum itu?
24
P : Tidak saya kenal dok. Kenapa panas sekali disini. Itu ibuku
sering masakkanka ayam goreng.
DM : Kenapa Tegar mau minum kalau tidak dikenal siapa yang kasih
minum itu?
P : Temanku bilang tidak papaji itu, karena mereka tau minumannya
itu.
DM : Teman-teman juga minum?
P : Saya sendiri yang minum
DM : Tegar tau obat apa yang dikasih masuk di dalam situ?
P : Hmm tidak saya tau dok.
DM : Apa yang Tegar rasa setelah minum itu?
P : Langsung kayak kosong pikiranku
DM : Pernah tidak isap-isap lem?
P : Tidak pernah
DM : Kalau merokok?
P : Tidak pernah juga
DM : Tegar baru pertama kali minum itu?
P : Iye dok.
DM : Tegar, 100 7 berapa?
P : 93
DM : Kalau 93 7 ?
P : Hmm berapa yah? 93, 92, 91, 90, 89, 86. 86 dok.
DM : Kalau 86 7 berapa?
P : 78 atau 79, saya tidak mau hitung lagi
DM : Iya, kalau ada sampah kita lihat di depanta, apa yang Tegar
lakukan?
P : Kubiarkanmi saja dok. Biarmi.
DM : Oh, yasudah kalau begitu. Tegar lain kali kalau ditawari minuman
atau makanan atau apapun itu harus dilihat dulu baik-baik nah, apa
lagi kalau dari orang yang Tegar tidak kenal. Tegar ingat tidak
siapa nama saya?
25
P : Iye dok. Hmm, saya lupa dok.
DM : Hmm, iya, kalau begitu Tegar bisa pergi ke laboratorium bersama
ibu untuk periksa kencingnya Tegar.
26