PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh ( suhu rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering
dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh
adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri
atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 2005).
2. ETIOLOGI
1
a) Intrakranial
Asfiksia : Ensefolopati hipoksik iskemik
Trauma (perdarahan) : Perdarahan subaraknoid, subdural, atau
intra ventrikular
Infeksi : Bakteri, virus, parasit
Kelainan bawaan : Disgenesis korteks serebri, sindrom
zelluarge, Sindrom Smith Lemli Opitz.
b) Ekstra kranial
Gangguan metabolic : Hipoglikemia, hipokalsemia,
hipomognesemia, gangguan elektrolit
(Na dan K)
Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus
obat.
Kelainan yang diturunkan : Gangguan metabolisme asam amino,
ketergantungan dan kekurangan produksi
kernikterus.
c) Idiopatik
Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fit)
kejang demam ialah umur, kenaikan suhu tubuh, faktor genetik dan gangguan
nafas bagian atas, radang telinga tengah, radang paru, gastroenteritis dan
infeksi saluran kencing, kejang dapat pula terjadi pada bayi mengalami
kejadian kejang demam pasca vaksinasi tampak lebih kecil (1,9%) bila
2
dibandingkan dengan angkat kejadian bila menderita penyakitnya sendiri
3. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui
proses oxidasi, dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi
oleh membran sel. Yang terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan
permukaan luar yaitu tonik. Dalam keadaan normal membran sel neuron
dapat dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida.
3
Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang
disebut neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang
yang yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
meninggalkan gejala sisa.
4
4. PATHWAY
5
5. KLASIFIKASI KEJANG
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat
badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi
dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa
pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan
ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi
tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang
tonik yang menyerupai deserebrasi harus di bedakan dengan sikap
epistotonus yang disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi
selaput otak atau kernikterus.
b) Kejang Klonik
c) Kejang Mioklonik
6
Gerakan tersebut menyerupai reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda
kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada
kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik.
(Arif Mansjoer, dkk 2000)
6.MANIFESTASI KLINIK
bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang
disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat; misalnya tonsilitis, otitis
berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun
untuk sejenak tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun
7
Selain hal diatas,manifestasi klinis kejang berdasarkan jenis nya yaitu :
1) Kejang parsial ( fokal, lokal )
a. Kejang parsial sederhana :
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut
ini :
- Tanda tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi
tubuh; umumnya gerakan setipa kejang sama.
- Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah,
dilatasi pupil.
- Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik,
merasa seakan ajtuh dari udara, parestesia.
- Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.
b. Kejang mioklonik
8
- Kedutan kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang
terjadi secara mendadak.
- Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik
berupa kedutan keduatn sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan
kaki.
- Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam
kelompok
- Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
d. Kejang atonik
- Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan
kelopak mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.
- Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
(Riyadi dan Sujono, 2009)
6. KOMPLIKASI
1) Aspirasi
2) Asfiksia
3) Retardasi mental
(Arif Mansjoer, dkk 2000)
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN LABORATORIUM
1) Elektroensefalogram ( EEG ) : dipakai unutk membantu menetapkan jenis
dan fokus dari kejang.
9
2) Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri
biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
3) Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan
menggunakan lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk
memperlihatkan daerah daerah otak yang itdak jelas terliht bila
menggunakan pemindaian CT
4) Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi
kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan
metabolik atau alirann darah dalam otak
5) Uji laboratorium
Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler
Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit
Panel elektrolit
Skrining toksik dari serum dan urin
GDA
Kadar kalsium darah
Kadar natrium darah
Kadar magnesium darah
(Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002)
8. PENATALAKSANAAN
10
2) Pengobatan penunjang
Sebelum memberantas kejang tidak boleh Dilupakan perlunya
pengobatan penunjang
- Semua pakaian ketat dibuka
- Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
- Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen,
bila perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi.
- Penhisapan lendir harus dilakukan secara tertur dan diberikan oksigen.
3) Pengobatan rumat
- Profilaksis intermiten
Untuk mencegah kejang berulang, diberikan obat campuran anti
konvulsan dan antipietika. Profilaksis ini diberikan sampai
kemungkinan sangat kecil anak mendapat kejang demam sederhana
yaitu kira - kira sampai anak umur 4 tahun.
- Profilaksis jangka panjang
Diberikan pada keadaan
Epilepsi yang diprovokasi oleh demam
Kejang demam yang mempunyai ciri :
a) Terdapat gangguan perkembangan saraf seperti serebral palsi,
retardasi perkembangan dan mikrosefali
b) Bila kejang berlangsung lebih dari 15 menit, berdifat fokal atau
diikiuti kelainan saraf yang sementara atau menetap
c) Riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik
d) Kejang demam pada bayi berumur dibawah usia 1 bulan
dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang adekuat perlu untuk
11
menyingkirkan kemungkinan adanya faktor infeksi di dalam otak misalnya
kalium,magnesium, kalsium, natrium dan faal hati. Bila perlu rontgen foto
12