Anda di halaman 1dari 12

Anamnesis

Dari penderita ( auto anamnesis ) atau keluarga penderita (allo anamnesis ), kita berharap
mendapat keterangan tentang keadaan pasien sebagai manifestasi kelainan yang berkaitan
dengan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu :2
- Identitas pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama/suku, warga negara, bahasa
yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah untuk data rekam medis.
- Keluahan Utama
Dalam mendapatkan anamnesis dari pasien yang kolaps, penting untuk menentukan adakah
kehilangan kesadaran atau tidak.
Penjelasan terinci mengenai kolaps harus didapatkan dari pasien dan setiap saksi yang ada.Yang
perlu kita tanyakan pada pasien atau saksi mata yang melihat pasien kolaps adalah :
Kapan dan dimana pasien kolaps?
Apa yang sedang dilakukan pasien?
Apa yang dirasakannya tepat sebelum episode?
Adakah gejala prodromal?
Apakah terjadi setelah berdiri, batuk hebat, mual?
Berapa lama yang dibutuhkan pasien untuk pulih?
Apakah pasien tidak sadar?
Selama berapa lama dia tidak sadar?
Adakah gejala yang menunjukkan kehilangan darah?
Ingatan yang baik mengenai episode tersebut menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami
penurunan kesadaran.Cedera yang signifikan menandai tak adanya peringatan dan seringkali
disertai penurunan kesadaran. Adakah gejala lain misalanya mual, berkeringat, palpitasi, nyeri
dada, sesak napas dan sebagainya? Adakah gerakan konvulsif?Menggigit lidah. Inkontinensia
urin?2
Carilah observasi terperinci dari saksi mengenai peristiwa sebelum, selama, dan setelah kolaps,
anamnesis yang perlu kita tanyakan adalah :2
Apa warna tubuh pasien sebelum, selama, dan sesudah serangan?
Apakah pasien tampak pucat, kemerahan, kebiruan, berkeringat?
Apakah denyut nadi pasien selama serangan teraba?
- Riwayat Penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit kardiovaskuler, penyakit neurologis?Apakah pasien menggunakan pacu
jantung?Adakah riwayat epilepsy?
- Riwayat pengobatan
Apakah pasien mengkonsumsi obat (khususnya yang menyebabkan hipotensi)?Apakah pasien
peminum alcohol?
- Penyelidikan fungsional
Sangat penting untuk menentukan adanya penyakit kardiovaskular sehingga harus dilakukan
penyelidikan fungsional lengkap untuk mencari gejala seperti palpitasi, nyeri dada, sesak napas,
dan sebagainya.
- Riwayat keluarga
Riwayat kematian mendadak di keluarga bisa menunjukkan adanya sindrom QT panjang atau
kardiomiopati turunan.
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Yang perlu diperhatikan saat kita melakukan pemeriksaan fisik pada pasien adalah :3
- Apakah pasien tampak sakit ringan atau berat?
- Sudahkah pasien pulih sempurna?
- Adakah syok, hipotensi, atau deficit neurologis yang berlanjut?
Selain itu, Pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan dengan perhatian khusus pada denyut nadi,
TD termasuk pengukuran postural, adanya murmur jantung, dan setiap tanda neurologis.3
Tabel 1.Dignosis Banding kolaps
Kejang Sinkop vagal Penyebab dari
jantung
Pemicu Tidak ada(cahaya Nyeri, olahraga, stress Tidak ada
stroboskopik) berdiri lama
Gejala pendahuluan Adakah aura? Berkeringat, mual Tidak ada, nyeri dada,
Tidak ada palpitasi
Selama serangan Gerakan ritmik, Pucat, jarang bergerak Pucat, jarang bergerak
inkontinensi urin,
menggigit lidah
Setelah serangan Disorientasi, adakah Jarang cedera Adakah cedera
cedera, tidak sadar >5
menit, nyeri otot
Pengujian sinus karotid juga dapat membantu.Selain itu, penilaian keseimbangan, seperti dengan
uji Romberg tandem, mungkin berguna dalam termasuk penyebab alternatif jatuh.2
Selain takikardia, temuan Ventikel takikardi umumnya mencerminkan tingkat ketidakstabilan
hemodinamik. Tanda-tanda dibawah ini dapat juga membantu dalam pemeriksaan fisik untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan pada irama jantung, yaitu :2

Tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF)


Hipotensi
Hipoksemia
Distensi vena jugularis
Rales
Perubahan status mental
Kegelisahan
nAgitasi
Kelesuan
Koma
Tanda-tanda halus disosiasi AV
meriam gelombang dalam nadi jugularis
Variabel intensitas suara jantung pertama
Beat-untuk-mengalahkan perubahan tekanan darah sistolik.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dari
ventrikel takikardi adalah :1
a. EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakantipe/sumber
gangguan irama jantung dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b.Monitor Holter : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana
gangguan irama jantung timbul. Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu
jantung/efek obat antidisritmia.
c. Rontgen dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup.
d. Scan pencitraan miokard : Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan
pompa.
e. Tes stress latihan : Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan
gangguan irama jantung.
f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan
gangguan irama jantung.
g.Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan atau dugaan
interaksi obat, contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.
h.Pemeriksaan tiroid : Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkan
/meningkatnya gangguan irama jantung.
i. Laju Sedimentasi : Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif, contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus untuk gangguan irama jantung. 1

VT

Diagnosis Kerja
Takikardia ventrikel adalah disritmia ventrikel yang terjadi ketika kecepatan denyut ventrikel
mencapai 160-250 kali per menit. Dengan tingkat waktu pengisian yang terbatas ini, volume
sekuncup akan berkurang atau tidak ada.1-4
Sebelum melanjutkan pembahasan tentang takikardia ventrikel, pada kesempatan ini akan
dibahas dahulu mengenai aritmia.
Kriteria Irama sinus normal:
Irama : interval P-P teratur, interval R-R teratur.
Frekuensi : 60 100 kali/menit
Gelombang P : normal, setiap P selalu diikuti gelombang QRS, T
Interval PR : normal (0,12 0,20 detik)
Kompleks QRS : normal (0,06 0,10 detik).
Secara umum aritmia adalah irama yang berasal bukan dari nodus SA, irama yang tidak teratur
sekalipun ia berasal dari nodus SA (misalnya sinus aritmia), frekuensinya kurang dari 60x/menit
(sinus bradikardia) atau lebih dari 100x/menit(sinus takikardia), serta ada hambatan impuls supra
atau intraventrikular. Sehingga jelaslah bahwa untuk membaca irama jantung, disamping
frekuensi dan teratur atau tidaknya, harus dilihat juga tempat asal (fokus) irama tersebut. Nodus
SA merupakan focus irama jantung yang paling dominan, sehingga pada umumnya irama
jantung adalah irama sinus. Bila nodus SA tidak dapat lagi mendominasi focus lainnya, maka
irama jantung akan ditentukan oleh focus lainnya itu. Focus irama ini menjadi dasar dari
klasifikasi aritmia.3
Beberapa sifat sistem konduksi jantung dan istilah-istilah yang penting untuk pemahaman
gangguan irama jantung :
-
Periode refrakter
Dari awal depolarisasi hingga awal repolarisasi sel-sel miokard tidak dapat menjawab stimulus
baru yang kuat sekalipun.Periode ini disebut periode refrakter mutlak.Fase selanjutnya hingga
hampir akhir repolarisasi, sel-sel miokard dapat menjawab stimulus yang lebih kuat.Fase ini
disebut fase refrakter relatif.
-
Blok
Blok ialah perlambatan atau penghentian penghantaran impuls.
-
Pemacu ektopik atau focus ektopik
Pemacu ektopik atau fokis ektopik ialah suatu pemacu atau focus di luar sinus. Kompleks QRS
yang dipacu dari sinus disebut kompleks sinus. Kompleks QRS yang dipacu dari focus ektopik
disebut kompleks ektopik, biasa berupa kompleks atrial, kompleks penghubung AV atau
kompleks ventricular.
-
Konduksi tersembunyi
Hal ini terutama berhubungan dengan simpul AV yaitu suatu impuls yang melaluinya tak berhasil
menembusnya hingga ujung yang lain, tetapi perubahan-perubahan akibat konduksi ini tetap
terjadi, yaitu terutama mengenai periode refrakter.
-
Re-entri.
Suatu keadaan dimana suatu impulas yang sudah keluar dari suatu jalur konduksi, melalui suatu
jalan lingkar masuk kembali ke jalur semula. Dengan demikian bagian miokard yang
bersangkutan mengalami depolarisasi berulang.
-
Mekanisme lolos.
Suatu kompleks lolos ialah kompleks ektopik yang timbul karena terlambatnya impuls yang
datang dari arah atas.Kompleks lolos paling sering timbul di daerah penghubung AV dan
ventrikel, jarang di atria. Jelas bahwa mekanisme lolos ialah suatu mekanisme penyelamatan
system konduksi jantung agar jantung tetap berdenyut meskipun ada gangguan datangnya impuls
dari atas.1
Klasifikasi aritmia
Pada umumnya aritmia dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu (Pratanu, 2000):3
Gangguan pembentukan impuls
Gangguan ini dapat terjadi secara aktif atau pasif.Bila gangguan rangsang terbentuk secara aktif
sering menimbulkan gangguan irama ektopik, dan bila terbentuk secara pasif seringmenimbulkan
irama lolos.
Gangguan pembentukan impuls meliputi:
Gangguan pembentukan impuls di sinus
1. Takikardia sinus
2. Bradikardia sinus
3. Aritmia sinus
4. Henti sinus
Pembentukan impuls di atria
1. Ekstrasistol atrial
2. Takikardia atrial
3. Gelepar atrial
4. Fibrilasi atrial
5. Pemacu kelana atrial
Pembentukan impuls di penghubung AV (Aritmia penghubung)
1. Ekstrasistol penghubung
2. Takikardia penghubung
3. Irama lolos penghubung
Pembentukan impuls di ventrikel (Aritmia Ventrikuler)
1. Ekstrasistol ventrikuler(denyut ventrikel prematur)
Secara umum, ekstrasistol yang sering terjadi tetapi tidak berlandaskan penyakit jantung tertentu,
prognosisnya baik dan risiko kematian mendadak kecil.
2. Takikardia ventrikuler
Disebut takikardia ventrikel bila dijumpai 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel berturut-turut
(denyut nadi >100 /menit)
3. Gelepar ventrikuler
4.Fibrilasi ventrikuler
5.Henti ventrikuler
6. Irama lolos ventrikuler
- Gangguan Penghantaran Impuls
Kelainan irama jantung yang disebabkan oleh hambatan pada hantaran (konduksi) aliran impuls
disebut blok.
Gangguan penghantaran impuls meliputi:
a. Blok sino-atrial
b. Blok atrio-ventrikuler
c. Blok intraventrikuler
- Berdasarkan keparahannya
a. Aritmia minor tidak memerlukan penanganan segera dan umumnya tidak mempengaruhi
sirkulasi. Mereka hanya mencerminkan iritabilitas dari jantung.
b. Aritmia major mengurangi efisiensi dari jantung atau tanda dari ancaman bahaya dan
memerlukan pengobatan yang cepat.
c. Aritmia yang mematikan atau lethal arrhythmias- memerlukan resusitasi segera untuk mencegah
ancaman kematian seperti ventrikel takikardia, ventrikel fibrilasi, ventrikuler asistol, Pulseless
Electrical Activity(PEA), Torsade de Pointes (Latief, 2005).

- Untuk memudahkan penilaian klinis, aritmia dapat dibagi menjadi:


a. Takiaritmia, yaitu aritmia dengan frekuensi ventrikel > 100 /menit
b. Bradiaritmia, yaitu aritmia dengan frekuensi ventrikel < 60/menit.3
Kepastian diagnosis Vetrikel Takikardi
Dengan melakukan pemeriksaan EKG dengan gambaran sebagai berikut;
Durasi dan morfologi kompleks QRS,
pada VT urutan aktivasi tidak mengikuti arah konduksi normal sehingga bentuk kompleks QRS
menjadi panjang (biasanya lebih dari 0,12 s). pedoman umum yang berlaku adalah semakin lebar
kompleks QRS semakin besar kemungkinannya suatu VT, khususnya bila lebih dari 0,16 s.
pengecualian adalah VT yang berasal dari fasikel posterior berkas cabang kiri (idiophatic left
ventricular tachycardia) yng memiliki kompleks QRS <0,12 s karena padaVT jenis ini lokasi
reentry dekat dengan septum interventrikel seperti konduksi normal.
Morfologi kompleks QRS bergantung pada asal focus VT. Bila berasal dari ventrikel kanan akan
memberikan gambaran morfologi blok berkas cabang kiri (left bundle block morphology) dan
jika berasal dri ventrikel kiri akan menunjukkan gambaran blok berkas cabang kanan (Right
bundle brnch block morphology). Kalau morfologi QRS adalah RBBB maka takikardi adalah VT
jika morfologi kompleks QRS adalah monomorfik atau bifasik. Jika morfologi QRS adalah
LBBB maka akan menguatkan diagnosis VT jika adanya takik gelombang S atau nadir S lambat
>70 milidetik.
Laju dan irama,
laju VT berkisar antara 120-300 kali permenit dengan irama yang teratur atau hampir teratur
(variasi antardenyut adalah <0,04 s). jika takikardia disertai irama yang tidak teratur maka harus
dipikirkan adanya AF dengan konduksi aberan atau preeksitasi.
Aksis kompleks QRS,
aksis kompleks QRS tidak hanya penting untuk diagnosis tapi juga untuk menentukan asal focus.
Adanya perubahan ksis lebih dari 40 derajat baik ke kiri maupun ke kanan umumnya adalah VT.
Kompleks QRS pada sadapan aVR berada pada posis -210 derajat dengan kompleks QRS
negative. Bila kompleks QRS menjadi positif saat takikardia sangat menyokong adanya VT yang
berasal dari apeks mengarah ke bagian basal ventrikel.Aksis ke superior pada takikardia QRS
lebar dengan morfologi RBBB sangat menyokong ke arah VT.Adanya takikardia QRS lebar
dengan aksis inferior dan morfologi LBBB mendukung adanya VT yang berasal dari right
ventricular outflow track.
Disosiasi antara atrium dan ventrikel, pada VT nodus sinus terus memberikan impuls secara
bebas tanpa ada hubungan dengan aktivitas ventrikel sehingga gelombang P yang muncul tidak
berkaitan dengan kompleks QRS. Adanya disosiasi AV sangat khas untuk VT walaupun adanya
asosiasi AV belum dapat menyingkirkn VT. Secara klinis disosiasi AV dapat dikenal dengan
adanya variasi bunyi jantung satu dan variasi TDS.
Capture beat dan fusion beat, kadang-kadang saat berlangsungnya VT, impuls dari atrium
dapat mendepolarisasi ventrikel melalui system konduksi normal sehingga memunculkan
kompleks QRSyang lebih awal dengan ukuran normal (sempit). Keadaan ini disebut capture
beat. Fusion beat terjadi bila impuls dari nodus sinus dihantarkan ke ventrikel melalui nodus
atrioventrikular dan bergabung dengan impuls dari ventrikel.
Capture beat dan fusion beat jarang ditemukan dan sangat khas untuk VT .
Konfigurasi kompleks QRS, adanya kesesuaian dari kompleks QRS pada sadapan dada sangat
menyokong diagnosis VT. Kesesuaian positif kompleks QRS pada sadapan dada dominan positif
menunjukkan asal focus takikardi dari dinding posterior ventrikel. Kesesuaian negative
kompleks QRS pada sadapan dada negative menunjukkan asal focus dari dinding anterior
ventrikel.
Penting diingat untuk selalu membuat EKG lengkap 12 sadapan saat dan sesudah takikardia.3
Diagnosis Banding
a. Takikardia supraventrikel (SVT) dengan konduksi aberan
Pada keadaan SVT biasa maka konduksi dari atrium ke ventrikel melalui jalur konduksinormal
sehingg kompleks QRS akan normal. Namun secara fisiologis dapat terjadi hambatan/blok pada
salah satu berkas cabang(kiri atau kanan)karena adanya perbedaan masa refrakter diantara
keduanya.kedaan in disebut konduksi aberans. Karena adanya hambatan berkas cabang maka
kompleks QRS akan lebar seperti keadaan LBBB atau RBBB biasa.
b. Takikardia supraventrikel (SVT) dengan konduksi melalui jaras tambahan
Bila terdapat jaras tambahan yang melintas jalur konduksi normal dari atrium ke ventrikel, maka
pada saat takikardi supraventrikel (SVT), vebtrikel diaktivasi tidak melalui jalur konduksi
normal sehingga ventrikel mengalami aktivitas dini(preeksitasi). Akibatnya kompleks QRS akan
terlihat melebar.
c. Takikardia supraventrikel (SVT) pada keadaan hambatan berkas cabang yang sudah ada
Bila pada keadaan irama sinus sudah terdapat gambaran hambatan berkas cabang maka saat
timbul SVT kompleks QRS akan terlihat lebar seperti pad keadaan sinus. Oleh karena itu, sangat
penting untuk membandingkan EKG sebelum dengan pada saat takikardia.3
d.
Fibrilasi Ventrikel (VF)
Fibrilasi ventrikel merupakan keadaan terminal dari aritmia ventrikel yang ditandai oleh
kompleks QRS, gelombang P, dan segmen ST yang tidak beraturan dan sulit dikenali.VF
merupakan penyebab utama kematian mendadak.
Penyebab utama VF adalah infark miokard akut, blok AV total dengan respons ventrikel sangat
lambat, gangguan elektrolit (hipokalemia dan hiperkalemia), asidosis berat, dan hipoksia. Salah
satu penyebab VF primer yang sering pada orang dengan jantung normal adalah sindrom
Brugada. Pada keadaan ini terjadi kelainan genetik pada gen yang mengatur kanal natrium
(SCN5A) sehingga tercetus VF primer. Angka kejadiannya tinggi pada populasi Asia dan
kelompok laki-laki usia muda. Pada EKG permukaan saat irama sinus ditemukan adanya
gambaran RBBB inkomplit dengan elevasi ST di sadapan V1-V3.VF akan menyebabkan tidak
adanya curah jantung sehingga pasien dapat pingsan dan mengalami henti napas dalam hitungan
detik. VF kasar (coarse VF) menunjukkan aritmia ini baru terjadi dan lebih besar peluangnya
untuk determinasi dengan defibrilasi.Sedangkan VF halus (fine VF) sulit dibedakan dengan
asistol dan biasanya sulit dideterminasi. Penanganan VF harus cepat dengan protokol resusitasi
kardiopulmonal yang baku meliputi pemberianunsynchronized DC shock mulai 200 J sampai 360
J dan obat-obatan seperti adrenalin, amiodaron, dan magnesium sulfat.4

e. Torsades De Pointes
Istilah TDP (dalam bahasa perancis berarti berputar-putar mengelilingi satu titik) adalah suatu
bentuk takikardi ventrikel yang ditandai oleh beberapa perubahan bentuk dan arah (aksis)
komplek QRS dalam satu beberapa denyutan (beat).
Penyebab tersering TDP adalah adanya pemanjangan interval QT akibat pengaruh obat-obatan
antiaritmia (misalnya amiodaron, sotalol, dan flekainid), dan penyakit sindrom QT panjang (long
QT syndrome), bradikardia berat, dan sindrom Brugada.
Tatalaksana TDP adalah pemberian magnesium sulfat, pemasangan pacu jantung sementara
(pada keadaan bradikardia), dan obat penyerta beta.4

Etiologi
Penyebab dari gangguan irama jantung secara umum adalah sebagai berikut :
- Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, miokarditis karena infeksi. Adanya peradangan
pada jantung akan berakibat terlepasnya mediator-mediator radang dan hal ini menyebabkan
gangguan pada penghantaran impuls
- Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner, spasme arteri koroner, iskemi miokard,
infark miokard). Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang menyuplai oksigen untuk sel
otot jantung. Jika terjadi gangguan sirkulasi koroner, akan berakibat pada iskemi bahkan nekrosis
sel otot jantung sehingga terjadi gangguan penghantaran impuls.
- Karena intoksikasi obat misalnya digitalis, obat-obat anti aritmia. Obat-obat anti aritmia bekerja
dengan mempengaruhi proses repolarisasi sel otot jantung. Dosis yang berlebih akan mengubah
repolarisasi sel otot jantung sehingga terjadi gangguan irama jantung.
- Gangguan keseimbangan elektrolit (hiper atau hipokalemia). Ion kalium menentukan potensial
istirahat dari sel otot jantung. Jika terjadi perubahan kadar elektrolit, maka akan terjadi
peningkatan atau perlambatan permeabilitas terhadap ion kalium. Akibatnya potensial istirahat
sel otot jantung akan memendek atau memanjang dan memicu terjadinya gangguan irama
jantung.
-Gangguan pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung. Dalam
hal ini aktivitas nervus vagus yang meningkat dapat memperlambat atau menghentikan aktivitas
sel pacu di nodus SA dengan cara meninggikan konduktansi ion kalium.
- Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat. Peningkatan aktivitas simpatis dapat
menyebabkan bertambahnya kecepatan depolarisasi spontan.
- Gangguan endokrin (hipertiroidisme dan hipotirodisme). Hormon tiroid mempengaruhi proses
metabolisme di dalam tubuh melalui perangsangan sistem saraf autonom yang juga berpengaruh
pada jantung.
- Akibat gagal jantung. Gagal jantung merupakan suatu keadaan di mana jantung tidak dapat
memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh.Pada gagal jantung, fokus-fokus ektopik
(pemicu jantung selain nodus SA) dapat muncul dan terangsang sehingga menimbulkan impuls
tersendiri.
- Akibat kardiomiopati. Jantung yang mengalami kardiomiopati akan disertai dengan dilatasi sel
otot jantung sehingga dapat merangsang fokus-fokus ektopik dan menimbulkan gangguan irama
jantung.
- Karena penyakit degenerasi misalnya fibrosis sistem konduksi jantung. Sel otot jantung akan
digantikan oleh jaringan parut sehingga konduksi jantung pun terganggu.1
Penyebab dari ventrikel takikardia adalah biasanya berasosiasi dengan kelainan pada jantung,
yang meliputi:
Penyakit jantung koroner
Kardiomiopati
Prolaps katup mitral
Kelainan pada katup jantung
Penyebab lain dari ventrikel takikardia adalah :
Sarcoidosis (suatu inflamasi yang mengenai kuloit dan jaringan tubuh lainnya)
Medikasi/obat-obatan seperti digitalis dan obat antiaritmia
Perubahan postur, exercise, emosional (stress) atau stimulasi vagal.4
Klasifikasi Ventrikel Takikardi
Secara umum Ventrikel Takikardi dapat dibagi menjadi :3
VT monomorfik
VT monomorfik memiliki kompleks QRS yang sama pada tiap denyutan dan menandakan
adanya depolarisasi yang berulang dari tempat yang sama. Umumya disebabkan oleh adanya
focus atau substrat aritmia yang mudah dieliminasi dengan teknik ablasi kateter.

Gambar. Monomorfik tachycardia ventrikel


VT polimorfik
VT polimorfik ditandai dengan adanya kompleks QRS yang bervariasi dan menunjukkan
adanyaurutan depolarisasi yang berubah dari beberapa tempat.Biasanya VT ini berkaitan dengan
jaringan parut (scar tissue) akibat infark miokard (ischemic VT).
Bila VT berlangsung lebih dari 30 detik disebut sustained dan sebaliknya bila kurang dari 30
detik disebut non sustained.
Berdasarkan etiologi VT dikelompokkan menjadi:
1. VT idiopatik
- VT idiopatik alur keluar ventrikel kanan: merupakan 90 % dari VT idiopatik. Pasien umunya
adalah perempuan muda. VT dapat dicetuskan oleh ketegangan , emosi dan aktivitas fisik.
Gambaran EKG menunjukkan suatu takikardia dengan kompleks QRS lebar, morfologi
kompleks QRS LBBB pada sadapan V1, dengan aksis kompleks QRS kea rah inferior atau
normal.
Umumnya VT jenis ini disebabkan oleh proses automatisasi, trigerred activity, dan takikardi
dengan perantaraan siklik AMP yang dirangsang oleh saraf adrenergic dan sensitive terhadap
peningkatan kalsium intrasel. Oleh karena itu dapat diberikan pengobatan dengan calcium
channel blocker seperti verapamil. Sedangkan pda VT jenis lain, obat ini adalah kontraindikasi.
Karena salah satu jenis VT ini dicetuskan oleh latihan/exercise maka bisa juga diberika B
blocker.Dapat diberikan metoprolol sampai dosis maksimal 2/100mg/hari. Bila pasien masih
bergejala maka dapat diberikan terapi definitive dengan ablasi kateter
- VT idiopatik ventrikel kiri: istilah lain untu kVT jenis ini adalah takikardi fasikular karena
adanya proses reentry pada fasikel anterior dan posterior sebagai penyebab takikardi. Umunya
diderita pada usia muda. Pada rekaman EKG permukaan terlihat takikardia dengan morfologi
kompleks QRS berbentuk blok RBBB, dengan aksis superior. Kompleks QRS tidak begitu lebar
karena focus takikardi dekat dengan septum (lokasi jaringan konduksi normal). Terapi yang
diberikan adalah verapamil, adenosi, propanolol.Bila gagal dapat dilakukan eliminasi dengan
ablasi kateter.
2. VT pada kardiomiopati dilatasi non iskemia
- Bundle branch reentrant VT: VT jenis ini ditemukan sekitar 40% pada pasien kardiomiopati
dilatasi idiopatik (noniskemia) dan 6 % dri seluruh jenis VT yang dirujuk ke lab elektrofisiologi.
Secara klinis, VT jenis ini berbahaya sehingga menyebabkan sinkop atau henti jantung.
Takikardia dapat dihilangkan dengan melakukan ablasi kateter
- Arrhytmogenic right ventricular dysplasia ( ARVD): kelainan ini sangat jarang, biasanya
diderita oleh kelompok usia muda, dimana terdapat infiltrasi lemak dan jaringan paru pada
miokard ventrikel kanan. Karakteristiknya adalah kompleks QRS dengan morfologi blok berkas.
Tatalaksan jenis VT ini adalah ICD (implantable cardioverter defibrilator) yang efektif mencegah
kematian jantung mendadak.
- VT ischemia: disebabkan oleh penyakit jantung koroner seprti infark miokard akut. Secara
prognostic VT jenis ini sangat penting karena dapat menyebabkan kemtian jantung
mendadak.VT iskemia terjadi karena adanya reentry akibat adanya jaringan parut disekitar
jaringan sehat.Secara umu, semakin luas jaringan infark semakin besar peluang terjadi
reentry.VT iskemia cenderung bersifat fatal karena dapat berdegenersi menjadi FV dan kematian
mendadak. Terapi VT iskemia umumnya adalah menggunakan obat-obatan.3
Patofisiologi
Ada beberapa mekanisme terjadinya aritmia ventrikel, yaitu:
Automaticity terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi jantung.
Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity biasanya tercetus pada keadaan infark miokrd
akut, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa dan tonus adrenergic yang tinggi
Reentry merupakan mekanisme aritmia ventrikel tersering dan biasanya disebabkan oleh
kelainan kronis seperti infark miokard lama atau kardiomiopati dilatasi. Jaringan parut yang
terbentuk akibat infark miokard yang berbatasan dengan jaringan sehat menjadi keadaan yang
ideal untuk terbentuknya sirkui reentry. Bila sirkui ini sudah terbentuk maka eritmia ventrikel
reentrant dapat timbul setiap saat dan menyebabkan kematian mendadak.
Triggered activity memiliki gambaran capuran dari kedua mekanisme diatas. Mekanismenya
adalah adanya kebocoran ion positif ked lam sel sehingga terjadi lonjakan potensial pada akhir
fase 3 atau awal fase 4 dari potensial aksi jantung.3
Manifestasi klinik
Pasien dengan VT dapat menunjukkan manifestasi klinik yang merupakan dampak dari
gangguan hemodinamik yang signifikan dan aritmia yang terjadi yaitu berupa dispneu, angina,
hipotensi, oliguria, dan sinkop.
Jika laju ventrikel <160/menit, pasien mungkin tidak menunjukkan gejala atau gejala yang
ringan seperti kelelahan dan pusing. Simptom yang berat terjadi saat diakibatkan oleh infark
miokard.5
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat adanya gangguan irama jantung adalah sinkop
(pingsan), hipo atau hipertensi, sesak napas, dan lain-lain. Namun komplikasi yang paling buruk
adalah mati mendadak dan terbentuknya trombo-emboli yang dapat menyebabkan stroke dan
gangguan pada pembuluh darah lainnya.1,3,5
Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, terapi bertujuan untuk :
a. Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control)
b Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control)
c Mencegah terbentuknya bekuan darah.1
Penatalaksanaan pada keadaan akut
Bila keadaan hemodinamik stabil, terminasi VT dilakukan dengan pemberian obat-obatan secara
intravena seperti amiodaron, lidokain, dan prokaiamid.Dua obat yang pertama tersedia di
Indonesia.Amiodaron dan prokainamid lebih unggul daripada lidokain.
Amiodaron dapat diberikan dengan dosis pembebanan (loading dose) 15 mg/menit diberikan
dalam 10 menit dan diikuti dengan infuse kontinu 1 mg/menit selama 6 jam, dan dosis
pemeliharaan 0,5 mg/menit dalam 18 jam berikutnya.
Bila gagal dengan obat, dilakukan kardioversi elektrik yang dapat dimulai dengan energy rendah
(10 J dan 50 J).
Dalam tatalaksana akut perlu dicari factor penyebab yang dapat dikoreksi seperti iskemia,
gangguan elektrolit, hkpotensi dan asidosis.
Bila keadaan hemodinamik tidak stabil (hipotensi, syok angina, gagal jantung, dn gejala
hipoperfusi otak) maka pilihan pertama dalah kardioversi elektrik.3,5
Penatalaksanaan Jangka panjang
Tujuan terapi jangka panjang adalah mencegah kematian mendadak. Pada pasien dengan VT non
sustained dan bergejala dapat diberikan B blocker. Bila tidak efektiv dapt diberikan sotalol dan
amiodaron.
Pada pasien dengan riwayat infark miokard akut dan penurunan fungsi ventrikel kiri (fraksi
ejeksi,35 %), terdapat VT yang dapat dicetuskan dan tidak dapat dihilangkan dengan
menggunkan obat-obatan, maka ICD lebih unggul dalam menurunkan mortalitas.
Untuk penceghan sekunder kematian mendadak (pasien yang berhasil diselamatkan dari aritmia
fatal) pada pasien pasca IMA dengan penurunan fungsi ventrikel kiri, ICD telah terbukti lebih
unggul daripada amiodaron.3,5
Pencegahan
Terapi farmakologi dapat mencegah terjadinya rekurensi. Menurut kardioversi, pasien harus
diberikan profilaksis lidokain intravena, 1-4 mg/menit, namun jika tidak efektif harus diberikan
suplemen dengan kuinidin 0,2-0,6 g peroral 3-5 kali/hari, atau prokainamid 250-500mg peroral
setiap 4 jam. Yang perlu diingat bahwa harus dihindari penggunaan lidokain dosis besar selama
periode yang lama karena dapat menyebabkan penglihatan kabur, pusing, dan excitement.5
Prognosis
Ventrikel takikardi/fibrilasi merupakan penyebab kematian mendadak terbanyak.Adanya gejala-
gejala awal dan fraksi ejeksi ventrikel, mungkin, merupakan penentu prognosis terpenting.
Pingsan akibat ventrikel takikardi biasanya memiliki prognosis yang buruk.1,3,5
Kesimpulan
Pasien dengan penurunan kesadaran dan memiliki riwayat serangan jantung menderita ventrikel
takikardia.Langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang perlu diperhatikan dengan seksama untuk mengetahui penyebab penurunan
kesadaran pada pasien.Pada kasus ini diagnosis pasti ditegakkan dengan gambaran EKG pada 12
sadapan.
Ventrikel takikardia merupakan suatu aritmia pada ventrikel yang mengakibatkan volume
sekuncup berkurang bahkan tidak ada akibat kecepatan denyut ventrikel yang cepat yaitu 160-
250 kali/menit.VT adalah duatu keadaan gawat darurat karena kapan saja bisa terjadi mati
mendadak pada pasien yang menderitanya terutama pada pasien dengan berbagai penyakit
jantung yang menyertainya seperti infark miokard.Oleh karena itu tindakan pengobatan pada
pasien VT adalah dengan medikamentosa, ablasi kateter, dan ICD.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pico
    Pico
    Dokumen11 halaman
    Pico
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Halaqah Minggu
    Halaqah Minggu
    Dokumen4 halaman
    Halaqah Minggu
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Arti Seserahan
    Arti Seserahan
    Dokumen3 halaman
    Arti Seserahan
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Halaqah Minggu
    Halaqah Minggu
    Dokumen4 halaman
    Halaqah Minggu
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Jobsdesk Kerja Dokter Ruangan-1
    Jobsdesk Kerja Dokter Ruangan-1
    Dokumen2 halaman
    Jobsdesk Kerja Dokter Ruangan-1
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Pico
    Pico
    Dokumen3 halaman
    Pico
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Silabus Aij Panutan JGN Hapuss
    Silabus Aij Panutan JGN Hapuss
    Dokumen8 halaman
    Silabus Aij Panutan JGN Hapuss
    Alizia Kartika
    Belum ada peringkat
  • Tausiah
    Tausiah
    Dokumen4 halaman
    Tausiah
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Hemoglobin
    Pemeriksaan Hemoglobin
    Dokumen27 halaman
    Pemeriksaan Hemoglobin
    Rizky Kaka
    Belum ada peringkat
  • Suhatri
    Suhatri
    Dokumen5 halaman
    Suhatri
    dewinoorjannah
    Belum ada peringkat
  • Judul Cover PDF
    Judul Cover PDF
    Dokumen2 halaman
    Judul Cover PDF
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Penyuluhan TB Paru
    Leaflet Penyuluhan TB Paru
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Penyuluhan TB Paru
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • PRENATAL
    PRENATAL
    Dokumen15 halaman
    PRENATAL
    Dita Nurdiana
    Belum ada peringkat
  • Leukemia
    Leukemia
    Dokumen18 halaman
    Leukemia
    Risma J Asif
    Belum ada peringkat
  • Undangan Icu
    Undangan Icu
    Dokumen4 halaman
    Undangan Icu
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Algoritma Defibrilasi
    Algoritma Defibrilasi
    Dokumen21 halaman
    Algoritma Defibrilasi
    Rani Silmi Zulafa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Forensik
    Tugas Forensik
    Dokumen4 halaman
    Tugas Forensik
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ikm
    Tugas Ikm
    Dokumen4 halaman
    Tugas Ikm
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • JNHGHJG
    JNHGHJG
    Dokumen10 halaman
    JNHGHJG
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Gastritis
    Leaflet Gastritis
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Gastritis
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Ventrikel Takikardi
    Ventrikel Takikardi
    Dokumen10 halaman
    Ventrikel Takikardi
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Hari Ke 4 Perawatan
    Hari Ke 4 Perawatan
    Dokumen1 halaman
    Hari Ke 4 Perawatan
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • AIPKI
    AIPKI
    Dokumen4 halaman
    AIPKI
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • JNHGHJG
    JNHGHJG
    Dokumen10 halaman
    JNHGHJG
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen1 halaman
    Bab 5
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • 5 Template Odt
    5 Template Odt
    Dokumen3 halaman
    5 Template Odt
    AnggaAlif
    Belum ada peringkat
  • JNHGHJG
    JNHGHJG
    Dokumen10 halaman
    JNHGHJG
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Form Odontogram
    Form Odontogram
    Dokumen3 halaman
    Form Odontogram
    Bagus Rifnaputra
    Belum ada peringkat
  • Cover Biodata Dokter Muda
    Cover Biodata Dokter Muda
    Dokumen1 halaman
    Cover Biodata Dokter Muda
    Thoriqotil Haqqul Mauludiyah
    Belum ada peringkat