Anda di halaman 1dari 7

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2

Menganalisa Pidato Presiden RI pada Peringatan Hari Guru


Nasional Tahun 2015

Oleh anggota kelompok IV :

1. DEWI AULIA RANDANI (E1Q 014 011)


2. DWI GITA OKTAVIANI (E1Q 014 012)
3. LUH DEVI HERLIANDRY (E1Q 014 024)
4. NUR FADILAH ANING DETRI (E1Q 014 035)
5. NURUL HUDA (E1Q 014 037)
6. SUSILAWANI (E1Q 014 048)
7. RAHASTI ISNAINI (E1Q 013 044)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Mataram
2016
ANALISIS PIDATO PRESIDEN RI PADA HARI GURU
NASIONAL TAHUN 2015

Berdasarkan pidato Presiden Jokowi yang disampaikan pada peringatan Hari Guru
Nasional Tahun 2015, didapatkan hasil analisis;

1. Guru berperan penting dalam Pendidikan Karakter, Perubahan Karakter, serta


Pembangunan Karakter Bangsa.
2. Guru harus mampu memberikan pengaruh positif terhadap siswa seperti bersikap ceria
dan optimis dalam setiap pertemuan pembelajaran.
3. Guru harus mampu memberikan pengaruh pendidikan baik di sekolah maupun diluar
sekolah dengan memanfaatkan berbagai macam media dan perkembangan teknologi.
4. Guru harus mampu menyiapkan siswa/I menjadi generasi yang mampu menjawab
tantangan pada abad ke-21 serta mampu bersaing pada jenjang maupun skala yang lebih
tinggi.
5. Guru mampu mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif, pembelajaran yang
inovatif serta metode pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk aktif, berfikir
kritis serta bertanggung jawab.
6. Guru mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman serta perkembangan
teknologi agar informasi yang disampaikan tidak ketinggalan zaman.
7. Guru yang berprestasi yang terpilih karena karyanya harus diberikan penghargaan dan
apresiasi yang tinggi.
LAMPIRAN

NASKAH PIDATO PRESIDEN RI PADA HARI PGRI TAHUN 2015

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum wr.wb.

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati seluruh pimpinan lembaga negara, para menteri kabinet kerja.

Yang saya hormati para guru dan tenaga pendidikan yang saya cintai, yang saya banggakan.

Hadirin dan undangan yang berbahagia.

Setiap tahun kita memperingati hari guru nasional. Setiap tahun juga kita mengingat dan
menghormati karya nyata para guru. Karya nyata guru-guru di kota-kota besar hingga pelosok
desa, karya nyata guru-guru yang berjuang di pedalaman, karya nyata guru-guru yang berada di
daerah-daerah yang terisolir dan di perbatasan. Guru-guru yang tanpa kenal lelah, berkarya di
pulau-pulau terdepan. Karya nyata guru-guru yang hari ke hari, harus menapakin jalan puluhan
kilometer untuk bisa terus berkarya.Untuk itu, saya menghargai tema peringatan Hari Guru
Nasional tahun ini, yaitu Guru Mulia karena Karya.

Kemuliaan seorang guru memang dari karya-karyanya. Saya sendiri adalah karya daei
guru-guru saya. Dan kita semuanya merupakan karya dari guru-guru kita.Saya tadi waktu masuk,
saya kaget dibisiki Pak Menteri Pendidikan, Pak, dihadirkan di sini guru Bapak saat di SMP dan
di SMA. Tadi yang saya salami seingat saya baru dua. Yang satu, beliau guru biologi saya.
Karena sudah 40 tahun moga-moga nggak salah inget saya. Namanya Ibu Nurhayati, betul Bu
ya? Bu Nur, saya ingat. Yang kedua, Bu Parmi Satoto.Yang lain, ada guru SMA saya tapi belum
saya salamin. Belum disuruh berdiri sudah berdiri. Saya ingat yang paling sebelah sini tadi
adalah Pak Sudadi. Betul Pak Dadi? Dulu guru biologi saya juga. Kemudian ada saya lihat juga
Bu Sih Winarni. Yang saya ingat, nggak tahu ada atau nggak, Bu Ning, guru kimia. Dulu kimia
saya nilainya paling bagus. Nggak percaya,tanya Bu Ning. Banyak yang nggak percaya sih saya
pandai. Karena guru-guru saya, bukan karena saya.Jadi sekali lagi, guru itu bukan hanya sebuah
pekerjaan, tetapi guru adalah menyiapkan sebuah masa depan. Ini yang harus digarisbawahi.
Sekali lagi, menyiapkan sebuah masa depan. Dan saya meyakini bahwa karya guru-guru akan
melukis wajah masa depan Republik Indonesia. Kualitas manusia Indonesia di masa depan
ditentukan oleh guru-guru kita hari ini.

Guru adalah teladan bagi generasi masa depan. Teladan pembelajar yang terus belajar.
Dengan karya seorang guru, maka akan ada jutaan anak Indonesia yang karakternya terbentuk
dengan etos kerja berbasis karya. Karena itu, guru bukan sekadar pendidik, melainkan peletak,
dasar, masa depan kita, masa depan bangsa kita.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Saya ingin mengajak kita semua untuk menggunakan momentum Hari Guru Nasional ini
untuk mengingatkan kembali peran penting guru dalam pendidikan karakter bangsa. Sekali lagi,
peran penting guru dalam pendidikan karakter bangsa.Guru adalah agen perubahan karakter
bangsa. Perubahan karakter bangsa bisa dimulai di kelas-kelas, di mulai di sekolah-sekolah.
Sekolah bukan hanya tempat menuntut ilmu pengetahuan, melainkan arena pembelajaran bagi
anak-anak kita dalam membentuk karakter mereka.Saya terakhir pergi ke Jambi dengan Pak
Menteri Pendidikan. Masuk ke sebuah SD, masuk ke sebuah kelas. Gurunya menyapa begitu
ceria dan optimis. Saya lihat anak-anaknya juga sama. Selamat pagi, Pak Jokowi! Ceria dan
semangat, karena gurunya juga ceria dan optimis. Pindah ke kelas yang lain. Saya masuk,
gurunya, Selamat pagi, Pak. Anaknya juga sama, diam saja.

Inilah yang saya sampaikan, pengaruh guru pada karakter anak itu sangat mempengaruhi.
Beda kelas beda suasana, karena guru itu, sekali lagi, mempengaruhi karakter anak. Nilai-nilai
seperti etos kerja, kerja keras, integritas, kejujuran, optimisme, disiplin, gotong royong, bisa
ditumbuhkan dan menjadikan kebiasaan dimulai dari ruang-ruang kelas. Anak-anak kita akan
terbangun karakternya, ketika mendapatkan inspirasi, mendapatkan teladan, mendapatkan
praktek-praktek nyata dari pembelajaran di kelas-kelas.

Ini saya perlu mengingatkan kita semuanya, bahwa sekarang ini yang mendidik anak
bukan hanya guru. Di rumah iya, di sekolah iya, tapi ada yang lain. Malam hari ada yang
mendidik, tivi. Betul? Itu bisa mempengaruhi. Ada lagi yang sekarang namanya media sosial,
online media, ada facebook, ada youtube, ada twitter, ada path, ada instagram, itu juga sangat
mempengaruhi karakter-karakter anak-anak kita. Hati-hati.Sehingga, kekuatan mendidik,
pembelajaran anak itu harus betul-betul dikuati di sekolah, dikuati di rumah. Jangan sampai
lingkungan-lingkungan yang memberikan pengaruh negatif itu muncul dari tempat lain. Saya
titip itu.

Pembangunan karakter bangsa sangat penting bagi kita dalam menjawab tantangan dalam
kompetisi abad ke-21. Bangsa kita akan bisa menjadi bangsa pemenang jika memiliki karakter
sebagai bangsa pemenang, bukan bangsa pecundang.Persaingan sekarang bukan antar kota,
bukan antar kabupaten, bukan antar propinsi, tetapi sudah antar negara. Tidak bisa kita hindari.
Sudah sebentar lagi, nanti 1 Januari sudah dibuka yang namanya Asean Economy Community.
Masyarakat Ekonomi Asean. Sudah tidak bisa kita tolak lagi. Mobilisasi barang, mobilisasi orang
antara negara sudah akan begitu sangat cepatnya. Persaingan, kompetisi antar individu, antar
bangsa juga sangat cepat sekali.Oleh sebab itu, mempersiapkan ini ada di pundak Bapak/Ibu
guru sekalian. Saya titip.

Sekali lagi, bangsa ini harus menjadi bangsa pemenang. Kita harus bekali generasi masa
depan kita dengan mentalitas pemenang, mentalitas positif, mentalitas kreatif, mentalitas berani
bersaing, karena era ke depan adalah era kompetisi.Tetapi juga tetap memiliki keluhuran budi
pekerti yang tinggi. Sekali lagi, budi pekerti yang tinggi. Dan solidaritas sosial yang kuat sebagai
bangsa. Untuk dapat mencapai itu maka saya berharap para guru jangan pernah lelah untuk terus
berkarya. Terus mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif, metode pembelajaran yang
inovatif, metode pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk aktif, untuk berpikir kritis.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Saya gembira mendengar guru-guru yang mengikuti simposium ini adalah guru-guru
yang berprestasi. Guru-guru yang terpilih karena karyanya. Banyaknya karya yang masuk adalah
tanda kita tak pernah lelah berkarya. Ragam karyanya berbeda-beda, namun saya yakin
tujuannya satu, berkarya untuk generasi masa depan kita.Untuk itu saya memberikan apresiasi,
penghargaan yang tinggi pada guru-guru yang telah ikut dalam simposium ini. Saya mengajak
guru-guru untuk terus praktek dari simposium ini ke daerah masing-masing. Saya berharap guru-
guru yang hadir di simposium ini bisa menjadi penyebar inspirasi bagi guru-guru yang lain, yang
selanjutnya juga menjadi inspirasi bagi anak-anak dan masa depan anak-anak kita.

Akhir kata, saya ucapkan dirgahayu guru Indonesia, karya muliamu membuka jalan bagi
masa depan Indonesia yang lebih baik.

Majulah guru Indonesia!

Terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

(Humas Setkab)

Anda mungkin juga menyukai