Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Provinsi Kalimantan Utara terbentuk pada tahun 2014, oleh karena itu
dituntutlah peningkatan sektor pembangunan konstruksi sarana maupun pra sarana di
provinsi tersebut. Terutama pada kota Tarakan yang merupakan kota transit yang
sering dilewati jalur-jalur perdagangan. Pada tingkat ini pembangunan dituntut tidak
hanya harus murah ataupun kuat namun juga dituntut untuk selesai tepat waktu.
Ada 3 pihak utama yang terlibat langsung dalam setiap proyek konstruksi, yaitu
Owner atau pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor pelaksana. Pemerintah dan
konsultan bukanlah satu-satunya yang mengemban tugas peningkatan sektor
pembangunan sarana maupun prasarana tersebut. Kontraktor juga berperan penting
dalam terwujudnya pembangunan sarana prasarana yang dibutuhkan demi kemajuan
Kota Tarakan. Keberhasilan kinerja kontraktor sendiri tidak hanya tergantung pada
manajer maupun pimpinan perusahaan saja, melainkan semua pihak yang terlibat
dalam proses pelaksanaan konstruksi dan secara tidak langsung akan membentuk
suatu rantai pasok konstruksi yang cukup kompleks. Rantai pasok konstruksi adalah
hubungan berbagai pihak dalam suatu rangkaian proses konstruksi yang
menghasilkan produk konstruksi (Lario Capo, 2004).
Pengelolaan rantai pasok yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi
permasalahan dalam pelaksanaan proyek. Pengelolaan rantai pasok konstruksi
merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kinerja kontraktor. Pengelolaan
rantai pasok dapat menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki
penghantaran hasil akhir suatu produk atau jasa tepat waktu kepada pelanggan.
Pengelolaan rantai pasok yang tidak baik cenderung memiliki potensi untuk
meningkatkan biaya proyek. Hal ini menunjukkan bahwa rantai pasok konstuksi akan

1
memberikan kontribusi terhadap efisiensi suatu pelaksanaan proyek dan
meningkatkan kinerja kontraktor, sebagai ukuran sukses perusahaan.
Pembangunan di Kota Tarakan selalu terkendala permasalahan pasokan
material yang pengirimannya membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, Kota
Tarakan merupakan sebuah pulau yang hanya memiliki akses jalur laut dan udara,
yang membuat biaya pengiriman lebih mahal dibanding kota-kota lain di pulau Jawa
yang memiliki akses jalur darat (paguntakacity.blogspot.com, 2011). Hal ini
menyebabkan lambatnya pekerjaan juga mahalnya proyek-proyek bangunan di Kota
Tarakan.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka, penulis untuk melakukan penelitian
tentang Identifikasi Rantai Pasok Material Konstruksi Pada Proyek Konstruksi
di Kota Tarakan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana alur proses rantai pasok material pada proyek konstruksi di
Kota Tarakan?
Faktor-faktor apa yang berpengaruh pada rantai pasok material proyek
konstruksi di Kota Tarakan?

1.3 Tujuan Penelitian


Mengidentifikasi alur rantai pasok pada proyek konstruksi di Kota
Tarakan.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada rantai pasok
material proyek konstruksi di Kota Tarakan.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

2
1. Studi kasus yang diteliti hanya pada proyek bangunan yang dibiayai
oleh pemerintah yang sedang berjalan di Kota Tarakan.
2. Penelitian hanya membahas material trading yang ada pada proyek
konstruksi bangunan, yaitu material semen, besi tulangan, dan batu
pecah atau coral.
3. Sampel penelitian hanya pada proyek dengan nilai anggaran di atas 2
miliar rupiah (proyek 2 miliar rupiah)
4. Tidak membahas nilai struktur bangunan.
5. Tidak membahas rencana anggaran biaya (RAB).
6. Tidak membahas manajemen resiko pada pembangunan.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat diadakannya penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi kontraktor maupun owner, penelitian ini dapat menjadi referensi
dalam pengadaan material konstruksi bangunan di Tarakan.

Anda mungkin juga menyukai