Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR

Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K)

Pendahuluan
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah kanker terbanyak kelima pada perempuan di
seluruh dunia. Di Indonesia terdapat 15.000 kasus baru dengan 8000 kematian setiap
tahunnya Kanker ini merupakan kanker tersering pada perempuan Indonesia (33,4% dari
kanker pada perempuan). Diperkirakan 1 orang perempuan meninggal setiap jam. Di
Jakarta, setiap 1-2 hari, ada 1 orang perempuan yang meninggal karena kanker ini.

Dari data berdasarakan patologi anatomi, kanker serviks uteri menempati urutan pertama
diantara kanker perempuan lainnya, diikuti kanker payudara ditempat kedua. Jenis kanker
lain yang cukup banyak pada perempuan adalah kanker ovarium dan kanker korpus uterie.
Melihat data tersebut, maka tatalaksana yang komprehensif termasuk pencegahan dan
deteksi dini harus dilaksanakan dengan baik.

Mengingat tingginya angka kejadian serta angka kematian pada penderita kanker serviks
serta kenyataan bahwa sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut, program
yang seharusnya dilaksanakan lebih baik adalah pencegahan dan deteksi dini atau
skrining.

Pencegahan
Indonesia termasuk kelompok negara sedang berkembang dimana angka kejadian kanker
serviks cukup tinggi. Pencegahan pada kejadian kanker serviks dapat dilakukan secara
terencana, terstruktur dan bertahap. Secara umum tahapan pencegahan tersebut adalah :

1. Pencegahan primer; Mengenal dan mengeleminasi penyebab kanker serviks

2. Pencegahan sekunder; Deteksi dini

3. Pencegahan tertier (Kemoprevensi); Komponen natural atau sintetik (obat) untuk


menekan atau melawan proses terjadinya kanker

ANATOMI LEHER RAHIM (SERVIKS UTERI)

Serviks (dari bahasa latin leher) adalah bagian bawah, yang sempit dari rahim dimana
dia bertemu dengan ujung proksimal vagina.Bentuknya silindris atau menyerupai
kerucut.Saluran di dalamnya disebut sebagai kanalis endoservikalis.Serviks terbagi 2
menjadi serviks bagian dalam (endoserviks) dan serviks bagian luar (ektoserviks). Bagian
dari serviks yang dapat terlihat adalah bagian yang menjorok ke arah vagina (ektoserviks)
dengan panjang sekitar 3 cm dan lebar sekitar 2,5 cm. Untuk melihat serviks kita perlu
menggunakan spekulum dan yang biasanya dipakai adalah spekulum cocor bebek. Hal
PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 1
yang akan terlihat pada spekulum adalah suatu bagian serviks yang berbentuk bukaan
kecil disebut sebagai mulut rahim atau ostium uteri eksternum. Pada perempuan yang
belum pernah melahirkan (nulipara), bagian ini akan berbentuk seperti lubang yang
bulang sedangkan perempuan yang pernah melahirkan(multipara) akan tampak lebih
pipih atau menyerupai elips.

Gambar 1. Serviks nulipara Gambar 2. Serviks multiipara

HISTOLOGI DAN FISIOLOGI LEHER RAHIM (SERVIKS UTERI)

Serviks terdiri dari epitelium dan jaringan stroma dibawahnya.Epitel ektoserviks adalah
skuamous berlapis dan tidak berkeratin (nonkeratinizing stratified squamous epithelium),
yang terdiri dari beberapa lapisan yang dibagi menjadi basal, parabasal, intermediate dan
superfisial.Lapisan basal terdiri dari satu lapis sel dan berada diatas membrana basalis
yang tipis.Mitosis aktif terjadi pada lapisan ini.Lapisan parabasal dan intermediate
bersama-sama menyusun prickle cell layer.Lapisan superfisial bervariasi dalam
ketebalannya, tergantung pada derajat stimulasi estrogen. Respons dari epitelium
terhadap hormon seks adalah identik dengan vagina

Stroma terdiri dari campuran otot polos dan jaringan ikat.Kista-kista nabothi juga sering
dijumpai pada serviks.Melalui stroma berjalan asupan pembuluh darah, limfatik dan
syaraf.

gambar 3 lapisan ektoserviks


PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 2
Endoserviks ditutupi oleh epitel kolumnar selapis yang mensekresi musin, yang menutupi
permukaan dan kelenjar-kelenjar dibawahnya.Kelenjar ini bukanlah kelenjar sebenarnya,
tetapi merupakan lipatan-lipatan yang mengarah kedalam menyerupai celah dengan
sejumlah kolateral-kolateral menyerupai terowongan.

Gambar 4. Perbandingan epitel endoserviks dan ektoserviks

Perbatasan antara epitel skuamous berlapis dari ektoserviks dan epitel kolumnar
endoserviks disebut dengan Sambungan Skuamokolumner (SSK) atau Squamocolumnar
Junction (SCJ). Sambungan skuamokolumner (SSK) merupakan marka sitologik dan
kolposkopik paling penting, karena dari sini berasal > 90 % neoplasia saluran genital
bawah

Sambungan Skuamokolumnar(SSK)

Zona Transformasi

Gambar 5. Sambungan Skuamokolumnar dan Zona Transformasi

Terdapat 2 jenis SSK pada setiap perempuan yaitu SSK original dan SSK baru.SSK
original merupakan batas yang pertama kali terbentuk sedangkan SSK baru merupakan
batas yang terbentuk karena adanya metaplasia pada serviks yaitu perubahan sel
kolumnar endoserviks menjadi sel skuamosa ektoserviks.Pada saat pubertas, adanya
PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 3
hormon estrogen menyebabkan endoserviks terdorong keluar (eversi). Karena adanya
pengaruh pH vagina yang asam terjadilah proses adaptasi yang disebut sebagai
metaplasia. Daerah yang terbentuk antara SSK original dan SSK baru disebut sebagai
zona transformasi. Akibat lain dari metaplasia adalah terbentuknya kista nabothi karena
tertutupnya kelenjar kelenjar endoserviks oleh sel metaplasia skuamosa dan biasanya
terletak pada zona transformasi. SSK yang biasanya terlihat oleh mata kita adalah SSK
yang baru

Usia dan status hormonal adalah faktor paling penting yang mempengaruhilokasinya.
Selama masa prepubertas, SSK berada pada atau sangat dekat ostium uteri eksternum

Gambar 6. SSK prapubertas

Pengaruh estrogen pada masa pubertas dan masa subur menyebabkan SSK terletak
bervariasi. Umumnya terjadi eversi SSK ke arah ektoserviks sehingga SSK baru akan
terbentuk akibat metaplasia yang terjadi pada endoserviks. SSK baru dapat dilihat pada
batas endoserviks dengan permukaan yang bergerinjil dan ektoserviks dengan permukaan
yang licin.

Eversi SSK ke ektoserviks sehingga terlihatnya endoserviks terkadang disebut juga


sebagai ektropion.Sebagian orang ada yang mengatakan itu sebagai erosi.Erosi
merupakan hdala istilah yang salah dan sebaiknya tidak digunakan.

Pada saat menopause, atau dengan paparan yang lama progestin yang kuat yang
menyebabkan atrofi, seluruh sel-sel skuamosa dewasa menutupi seluruh permukaan
serviks dan SSK mundur ke atas ke dalam kanalis endoservikalis.Apabila SSK dapat
terlihat biasanya berada didalam mulut rahim (canalis os).

PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR


Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 4
Zona Transformasi

Gambar 7. SSK pada masa menopause

Pemahaman dari zona transformasi (ZT) serviks adalah sangat penting untuk
mengidentifikasi dan penanganan neoplasia intraepitel serviks.Hal ini dikarenakan zona
transformasi merupakan tempat predileksi tersering munculnya keganasan kanker
serviks.Zona transformasi berada diantara SSK original dan SSK baru. Pada masa puber
dan masa subur dimana terjadi proses metaplasma atau perubahan sel-kolumnar
endoserviks menjadi sel skuamosa ektoserviks, daerah ini menjadi rentan terhadap segala
PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 5
perubahan yang berkaitan dengan kanker serviks baik itu terinfeksi oleh HPV yang
diyakini sebagai penyebab utama kanker serviks maupun oleh faktor penunjang lainnya.

Prosedur Diagnosis IVA (inspeksi visual asam asetat)


IVA merupakan salah satu cara melakukan tes kanker serviks.Kelebihan dari tes ini
adalah kesederhanaan teknik dan kemampuan untuk memberikan hasil yang segera
kepada ibu.Seperti tindakan medis lainnya, diperlukan pelatihan dengan bimbingan
praktek sebelum dapat melakukan tes IVA secara kompeten, tetapi pelatihan tersebut
dapat diberikan dengan mudah kepada hampir semua tenaga kesehatan.

SIAPA YANG HARUS MENJALANI TES

Menjalani tes kanker atau pra-kanker dianjurkan bagi semua perempuan berusia 30 dan
45 tahun. Kanker serviks menempati angka tertinggi di antara perempuan berusia antara
40 dan 50 tahun, sehingga tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra-kanker lebih
mungkin terdeteksi, biasanya 10 sampai 20 tahun lebih awal.

Perempuan yang disarankan untuk melakukan pemeriksaan kanker serviks adalah:

Berusia 30-45 tahun


Berusia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual (usia <20)
Memiliki banyak pasangan seksual (perempuan atau pasangannya)
Mempunyai riwayat pernah mengalami IMS, seperti chlamydia atau gonorrhea,
dan khususnya HIV/AIDS
Ibu atau saudara perempuannya memiliki kanker serviks
Hasil Pap Smear sebelumnya yang tak normal
Mempunyai banyak anak
Merokok

Selain itu, ibu yang mengalami masalah penurunanan kekebalan tubuh (mis., HIV/AIDS)
atau menggunakan kortikosteroid secara kronis (mis., pengobatan asma atau lupus)
berisiko lebih tinggi terjadinya kanker serviks jika mereka memiliki HPV. Perempuan
yang mempunyai faktor risiko adalah kelompok yang paling penting untuk mendapat
pelayanan tes dan pengobatan di fasilitas dengan sarana terbatas. Bahkan, dengan
memfokuskan pada pelayanan tes dan pengobatan untuk perempuan berusia antara 30
dan 45 atau memiliki faktor risiko seperti risiko tinggi IMS akan dapat meningkatkan
nilai prediktif positif dari IVA. Selain itu, karena angka penyakit lebih tinggi pada
kelompok usia tersebut, lebih besar kemungkinan untuk mendeteksi lesi pra- kanker,
sehingga meningkatkan efektifitas biaya dari program pengujian dan mengurangi
kemungkinan pengobatan yang tak perlu.

KAPAN HARUS MENJALANI TES IVA?

Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi,
pada masa kehamilan dan saat asuhan nifas atau paska keguguran.Tes tersebut dapat
dilakukan pada perempuan yang dicurigai atau diketahui memiliki IMS atau HIV/AIDS.
PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 6
PENILAIAN KLIEN

Pengujian/tes untuk kanker serviks biasanya dilakukan sebagai bagian dari program
penapisan kesehatan reproduksi massal atau pelayanan kesehatan primer, seperti
kunjungan prenatal atau postpartum/nifas, pemakaian awal atau lanjutan KB, asuhan
paska keguguran, kontrasepsi mantap, atau penilaian adanya IMS. Oleh karena itu,
riwayat singkat dan pemeriksaan terbatas yang dijelaskan dalam bab ini harus disajikan
dalam konteks pelayanan kesehatan reproduksi yang sedang diberikan.

Tanyakan riwayat singkat kesehatan reproduksinya, antara lain:

Riwayat menstruasi
Pola pendarahan (misalnya perdarahan paska coitus atau menstruasi tak teratur)
Riwayat paritas
Usia pertama kali berhubungan seksual
Penggunaan alat kontrasepsi

Pastikan untuk menyertakan informasi tentang faktor risiko kanker serviks yang telah
disebutkan sebelumnya.

PERALATAN DAN BAHAN LAIN

IVA dapat dilakukan di klinik manapun yang mempunyai sarana berikut ini:

Meja periksa
Sumber cahaya / lampu
Spekulum Bivalved (Spekulum Cocor Bebek)
Rak atau wadah peralatan

Meja periksa harus membuat petugas dapat memasukkan spekulum dan melihat
serviks.Cahaya dari jendela biasanya tidak cukup untuk melihat serviks, maka gunakan
sumber cahaya, seperti lampu leher angsa atau senter, jika tersedia.Cahaya harus cukup
kuat agar petugas dapat melihat ujung vagina dimana serviks berada.Pemeriksaan tidak
dapat dilakukan jika tidak cukup cahaya untuk melihat seluruh serviks.Penting juga untuk
menjaga agar sumber cahaya tidak terlalu panas.Lampu yang terlalu panas bisa membuat
ibu/pasien dan petugas tidak nyaman.Senter berkualitas tinggi dapat memberi cukup
cahaya tanpa menghasilkan banyak panas.Selain itu, senter tidak memerlukan sumber
listrik, dapat dibawa-bawa dan ditempatkan dalam posisi apapun agar serviks dapat
terlihat dengan jelas.Bivalved speculum lebih dianjurkan karena lebih efektif dalam
memperlihatkan serviks, tetapi baik Cusco atau Graves dapat diatur dan dibiarkan terbuka
saat serviks sedang diperiksa. Hal ini membuat tangan petugas bebas mengoles serviks,
mengatur sumber cahaya dan memanipulasi serviks dan speculum agar dapat melihat
serviks sepenuhnya.Speculum Simms tidak dianjurkan karena hanya mempunyai satu
bilah (blade) dan harus dipegang oleh seorang asisten.

Selain itu, jika krioterapi akan diberikan bersama dengan tes IVA, peralatan yang
diperlukan untuk krioterapi harus siap dan tersedia. Bahan-bahan yang diperlukan untuk
PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 7
melakukan tes IVA dan harus tersedia di tempat:

Kapas swab
Sarung tangan periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah di DTT
Spatula dari kayu dan/atau kondom
Larutkan cairan asam asetat (35%) (cuka putih dapat digunakan)
Larutan klorin 0.5% untuk dekontaminasi peralatan dan sarung tangan
Formulir catatan untuk mencatat temuan

Kapas swab digunakan untuk menghilangkan mukosa dan cairan keputihan dari serviks
dan untuk mengoleskan asam asetat ke serviks. Swab tersebut harus tertutup rata dengan
kapas sehingga dapat mengoleskan asam asetat secara merata dan tidak membuat lecet
atau melukai serviks. Swab kapas tidak harus steril. Bahan katun wol yang dibentuk
seperti bola dan dioleskan pada serviks juga dapat diterima.

Sarung tangan periksa harus baru. (jika sarung tangan bedah digunakan, harus sudah
didekontaminasi, dibersihkan dan diDTT setiap kali selesai digunakan. Sarung tangan
steril tidak diperlukan.) Gunakan sepasang sarung tangan baru untuk setiap ibu.

Spatula kayu digunakan untuk mendorong dinding lateral dari vagina jika menonjol
melalui bilah spekulum. Gunakan spatula baru untuk tiap perempuan. Cara lain, kondom
dengan ujung yang dipotong dapat dipasang pada bilah-bilah speculum untuk mencegah
agar dinding vagina tidak menekan ke celah diantara bilah spekulum dan menghalangi
pandangan ke serviks.

Asam asetat adalah bahan utama cuka.Dianjurkan larutan asam asetat (35%).Di
sebagian negara, tidak tersedia cuka.Seringkali yang dijual di pasar adalah pengganti
cuka yang sebenanrnya adalah asam asetat. Jika cuka atau asam asetat tidak tersedia,
ahli farmasi atau pemasok kimia setempat dapat mengencerkan larutan asam asetat
dengan menggunakan rumus di bawah ini :

PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR


Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 8
Larutan Klorin (0.5%) digunakan untuk mendekontaminasi spekulum dan sarung tangan
bedah tiap kali selesai dipakai.Setelah dekontaminasi, spekulum, baki atau wadah
peralatan dan sarung tangan harus dicuci dengan air sabun, bilas sampai bersih, kemudian
diDTT atau sterilisasi. (Lihat Lampiran C untuk informasi lengkap tentang cara
menyiapkan larutan klorin.)

INSPEKSI VISUAL dengan ASAM ASETAT (IVA)

Untuk melakukan IVA, petugas mengoleskan larutan asam asetat pada serviks.Larutan
tersebut menunjukkan perubahan pada sel-sel yang menutupi serviks (sel-sel epithel)
dengan menghasilkan reaksi acetowhite.Pertama-tama, petugas melakukan
menggunakan speculum untuk memeriksa serviks.Lalu serviks dibersihkan untuk
menghilangkan cairan keputihan (discharge), kemudian asam asetat dioleskan secara
merata pada serviks.Setelah minimal 1 menit, serviks dan seluruh SSK, diperiksa untuk
melihat apakah terjadi perubahan acetowhite.Hasil tes (positif atau negatif) harus dibahas
bersama ibu, dan pengobatan harus diberikan setelah konseling, jika diperlukan dan
tersedia.Hasil Tes IVA positif bukan menunjukkan adanya kanker melainkan lesi pre
kanker di mana keadaan ini masih bisa disembuhkan.

Klasifikasi Hasil Temuan asesmen harus dicatat sesuai kategori yang telah bakuTes IVA
sebagaimana terangkum dalam Tabel 3

PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR


Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 9
Tabel 3. Klasifikasi IVA Sesuai Temuan Klinis

Tes Pap
Pap smear (juga dikenal sebagai test Pap) adalah suatu tindakan medis mengambil sampel
sel dari serviks seorang perempuan (serviks merupakan bagian ujung dari uterus yang
masuk ke dalam vagina), kemudian dioleskan pada slide. Sel tersebut diperiksa dengan
mikroskop untuk mencari lesi prekanker atau perubahan keganasan.

Tindakan pap smear sangat mudah, cepat dan tidak atau relatif kurang rasa nyerinya.
Pemeriksaan ini spesifisitas dan sensitifitasnya tidak terlalu tinggi, sehingga ada beberapa
perempuan berkembang menjadi karsinoma serviks meskipun secara teratur melakukan
pemeriksaan test Pap.

KEPADA SIAPA PERLU DILAKUKAN PAP SMEAR?

Ketika seorang perempuan yang mempunyai gejala mencurigakan dapat dilakukan


pemeriksaan test Pap. Gejala-gejala yang harus dilakukan pemeriksaan test Pap :

- Perdarahan diantara siklus haid

- Perdarahan sesudah menopause

- Perdarahan sesudah intercouse / hubungan senggama

- Bercak kecoklatan atau darah beku dari vagina

Perubahan dini sel (displasia) dan kanker stadium dini biasanya tidak menimbulkan
gejala dan mungkin tidak terdeteksi oleh pemeriksaan Pap Smear.
PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 10
Kehamilan tidak mencegah seorang perempuan dari pemeriksaan test Pap. Pap smear
dapat dilakukan secara aman selama kehamilan.

Test Pap tidak diindikasikan pada seorang perempuan yang telah diangkat rahimnya
(histerektomi total) karena tumor jinak. Perempuan yang telah diangkat rahimnya dengan
meninggalkan serviks (histerektomi subtotal) harus tetap dilakukan pemeriksaan test Pap
secara rutin seperti seorang perempuan yang tidak dilakukan histeretomi. Perempuan
yang telah dilakukan pengangkatan rahim karena diduga ada keganasan di serviks, tetap
harus melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin.

KAPAN DILAKUKAN TEST PAP?

Pap smear dapat dilakukan secara rutin pada seorang perempuan 3 tahun sesudah
intercourse/senggama pertama kali atau tidak melebihi umur 21 tahun. Dan dilakukan
pemeriksaan rutin setiap tahun (peralatan pap smear konvensional) atau setiap 2 tahun
(dengan peralatan liquid-based) sampai umur 30 tahun. Dan dilakukan setiap 2-3 tahun
bila dalam 3 kali pemeriksaan berturut-turut dengan hasil normal pada usia diatas 30
tahun.

Pemeriksaan pap smear bisa lebih sering bila didapat hasil pap smear yang abnormal atau
mencurigakan adanya lesi ganas.

Hasil pap smear tidak memuaskan bila dilakukan selama menstruasi, sehingga dianjurkan
pada hari 10-20 siklus haid.

Pada perempuan dengan risiko tinggi seperti: infeksi HPV, jumlah mitra seksual yang
banyak, suami atau mitra seksual yang berisiko tinggi, imunitas yang terganggu (infeksi
HIV, transplantasi organ, kemoterapi, atau pengobatan lama kortikosteroid), ada riwayat
terpapar Dietilbestrol in utero.

Dua hari sebelum tes, hindari pembilasan vagina, penggunaan tampon, spermisida foam,
krim atau jelly atau obat-obatan per vaginam. Tidak melakukan hubungan seksual paling
sedikit 24 jam sebelum dilakukan tes Pap.

PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR


Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 11
Terminologi Pap Smear :

Sistem Pap dan Sistem Bethesda

PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR


Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 12
BAGAIMANA TEKNIK PENGAMBILAN PAP SMEAR?

Alat-alat yang diperlukan untuk Pap smear :

PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR


Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 13
Spekulum cocor bebek
spatula ayre
cytobrush
kaca objek
alcohol 95 %

Teknik Pengambilan Pap Smear:

1. Beri label nama pada ujung kaca objek.


2. Masukkan spekulum, dapat diberikan air atau salin jika perlu.
3. Lihat adanya abnormalitas serviks.
4. Identifikasi zone transformasi.
5. Pilih ujung spatula yang paling cocok dengan mulut serviks dan zona
transformasi,
o
6. Putar spatula 360 disekitar mulut serviks sambil mempertahankan kontak
dengan permukaan epitelial.
7. Dengan putaran searah jarum jam diawali dan diakhiri pada jam 9 (atau
berlawanan arah jarum jam dari jam 3 ke jam 3), hasil yang terkumpul
dipertahankan horizontal pada permukaan atasnya ketika instrumen dikeluarkan.
8. Jangan memulas sampel pada saat ini jika belum akan difiksasi. Pegang spatula
antara jari dari tangan yang tidak mengambil sampel (atau letakkan pada kaca
obyek dengan spesimen muka diatas), sementara sampel dari cytobrush
dikumpulkan.
9. Cytobrush mempunyai bulu sikat sirkumferen yang dapat kontak dengan seluruh
permukaan mulut serviks ketika dimasukkan.
10. Cytobrush hanya perlu diputar minimal 14 - 1 putaran searah jarum jam,
tergantung keadaan ostium serviks
11. Pulas sampel pada spatula pada kaca obyek dengan satu gerakan halus
12. Kemudian pulas cytobrush tepat diatas sampel sebelumnya dengan memutar
gagangnya berlawanan dengan arah jarum jam.
13. Pulasan harus rata dan terdiri dari satu lapisan, hindari gumpalan besar sebisanya
tapi juga hindari manipulasi berlebihan yang dapat merusak sel, pindahkan
sampel dari kedua instrumen ke kaca objek dalam beberapa detik.
14. Fiksasi spesimen secepatnya untuk menghindari artefak karena pengeringan oleh
udara yang akan menyebabkan perubahan degeneratif yang akan menyebabkan
kehilangan bentuk sel . Slide direndam dengan cepat dalam tempat tertutup yang
berisi larutan ethanol 95% selama 20 menit.
15. Keringkan dan kirimkan ke Bagian Sitologi Patologi Anatomi.
16. Hasil pemeriksaan dibaca dengan sistem Bethesda.

PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR


Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 14
PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 15
PEMERIKSAAN IVA DAN PAPS SMEAR
Dr. Ediwibowo Ambari, SpOG(K) Page 16

Anda mungkin juga menyukai