Anda di halaman 1dari 4

Ambliopia dan Elektrofisiologi Klinisnya

Ambliopia merupakan penumpulan strabismik dapat dibagi lagi menjadi


penglihatan yang umumnya didefinisikan beberapa sub bagian sebagaimana
sebagai berkurangnya ketajaman pembagian strabismus. Masing-masing
penglihatan. Ambliopia dapat bersifat sub bagian ambliopia memiliki
organik maupun fungsional. Ambliopia karakteristik visual yang berbeda. Pada
organik berkaitan dengan kelainan pada ambliopia terjadi kelainan pada
retina atau disfungsi lain di tingkat yang penglihatan stereopsis dan binokuler.
lebih tinggi seperti ambliopia toksik, Deteksi dini dan penanganan awal,
ambliopia terkait alcohol atau ambliopia biasanya dengan menggunakan patching,
nutrisional. Ambliopia fungsional tidak seringkali dapat memperbaiki ambliopia.
dapat terdeteksi melalui pemeriksaan Karena ambliopia pada masa kanak-
funduskopi ataupun pemeriksaan kanak merupakan kelainan yang dapat
oftalmologi standar lainnya dan seringkali disembuhkan, tantangan yang harus
berkaitan dengan riwayat kelainan visual diatasi adalah menemukan pemeriksaan
pada saat anak-anak. Ambliopia elektrofisiologis atau tes yang : 1. Dapat
fungsional bilateral dapat diakibatkan oleh mendeteksi ambliopia, 2. Dapat digunakan
kelainan visual berat pada kedua mata untuk monitoring terapi “patching”, 3.
seperti katarak bilateral, ptosis, Dapat memprediksi prognosis
hemangioma ataupun kelainan refraksi keberhasilan terapi. Untuk dapat berguna
berat yang tidak terkoreksi. secara klinis, pemeriksaan tersebut harus
Ambliopia fungsional unilateral atau valid jika dilakukan pada anak-anak. Dua
penurunan tajam penglihatan pada satu aspek fungsi penglihatan yang berkaitan
mata merupakan jenis yang paling banyak erat dengan ambliopia dan juga cocok
ditemukan dan terjadi pada 1% hingga 3% dipelajari dengan elektrofisiologi adalah
populasi dewasa. Selanjutnya dalam topik tajam penglihatan dan binokularitas.
bahasan ini, istilah ambliopia akan Terdapat beberapa literatur yang
digunakan untuk merujuk ambliopia membahas kelainan elektrofisiologi pada
fungsional unilateral. Definisi penurunan ambliopia.
tajam penglihatan seringkali bervariasi. Secara umum, pemeriksaan amplitudo
Kriteria yang umum dipakai adalah visual evoked potential (VEP) pada
penurunan kemampuan membaca optotip ambliopia akan lebih kecil dibanding mata
sebanyak dua baris atau lebih, visus 0,5 kontralateral atau mata yang normal.
atau kurang (20/40 atau 6/12) pada satu Salah satu karakteristik ambliopia adalah
mata, atau perbedaan tajam penglihatan 1 besarnya perbedaan amplitudo VEP
oktaf atau lebih antara kedua mata. interokuler dibandingkan dengan mata
Ambliopia umumnya berkaitan dengan orang normal yang hanya berbeda 10%.
kelainan visual berat pada salah satu mata Meskipun begitu, besarnya efek ambliopia
antara lain: 1. Berkurangnya stimulus pada masing-masing orang akan berbeda-
cahaya pada salah mata akibat katarak, beda bergantung pada frekuensi temporal
hemangioma, ptosis atau penutupan mata dan frekuensi spasial. Sebagai contoh,
yang ekstrim (ambliopia deprivasi), 2. amplitudo pada pemeriksaan luminance-
Perbedaan kelainan refraksi mata kanan elicited VEP tidak berkurang pada
dan kiri sebesar 1 D atau lebih (ambliopia beberapa kasus ambliopia dan terjadi
anisometropik), atau 3. Strabismus penurunan amplitudo VEP yang lebih
(ambliopia strabismik). Ambliopia besar pada ambliopia dengan fiksasi
sentral dibanding ambliopia dengan secara dini. Estimasi VEP terkait tajam
deviasi 2 sampai 4 dioptri prisma. penglihatan bekurang pada ambliopia.
Penurunan amplitudo VEP pada mata Meskipun begitu, penilaian tajam
ambliopia kemungkinan berkaitan dengan penglihatan dengan VEP tidak ekuivalen
perbedaan jumlah neuron kortikal yang dengan Snellen. Hubungan ketajaman
teraktivasi oleh mata ambliopia ekstrapolasi untuk ketajaman Snellen yang
dibandingkan dengan mata normal. diamati bergantung pada skala yang
Beberapa studi meneliti efektivitas digunakan dalam melakukan ekstrapolasi.
besarnya perbedaan amplitudo VEP Pemeriksaan sweep VEP acuity cenderung
interokuler yang dicetuskan oleh sebuah melebih-lebihkan penurunan tajam
pola berkontras tinggi dalam mendeteksi penglihatan pada mata yang ambliopia
ambliopia. Nilai perkiraan perbedaan dan mengabaikan tajam penglihatan pada
amplitudo interokuler memiliki mata yang normal. Oleh karena itu,
reliabilitas sebesar 85% jika di cek lalu pemeriksaan tajam penglihatan dengan
dilakukan pemeriksaan ulang. Secara sweep VEP tidak dapat mendeteksi
keseluruhan, keakuratan dalam ambliopia tingkat ringan ataupun
mendeteksi pasien ambliopia dan pasien perubahan kecil tajam penglihatan pada
normal sebesar 80%, dimana 46% sampai terapi eye patching.
85% teridentifikasi ambliopia dengan Dalam terapi eye patching, tajam
benar (sensitivitas) dan 82% hingga 94% penglihatan VEP dapat mengalami
orang normal teridentifikasi dengan benar perubahan signifikan yang
(spesifisitas). Pada uji klinis yang baik, menggambarkan efek dari patching/
sensitivitas dikatakan baik apabila deprivasi alami. Pemberian eye patching
diperoleh sebesar 46%-85%. pada balita dan anak-anak, tajam
Membandingkan perbandingan amplitudo penglihatan pada mata yang ditutup akan
VEP interokuler yang dicetuskan oleh berkurang sehingga meningkatkan tajam
sebuah pola berkontras tinggi bukanlah penglihatan pada mata kontralateral.
cara yang baik untuk mendeteksi Patching juga menurunkan amplitudo
amblyopia. pada mata yang ditutup dan
VEP mata ambliopia yang dicetuskan memperpanjang latensi P1. Pada
oleh pembalikan pola akan mengubah perubahahan tajam penglihatan VEP yang
latensi. Komponen P1 menjadi tertunda diinduksi eye patching, perubahan latensi
pada mata ambliopia jika dibandingkan dan amplitudo VEP tidak bersifat
dengan mata kontralateral atau mata yang permanen. Tajam penglihatan VEP dan
normal. Selanjutnya, komponen P2 perubahan-perubahan lain seringkali
mengalami penurunan latensi pada mata mendahului preferensi fiksasi dan
ambliopia. Meskipun signifikan secara memberikan informasi tambahan yang
statistik, perlambatan P1 tidak cukup berguna. Tajam penglihatan dan amplitudo
valid untuk mendeteksi ambliopia. VEP dapat membantu mendeteksi
Penggunaan perbedaan latensi interokuler ambliopia yang signifikan, membantu
bersamaan dengan perbedaan amplitudo mengefisiensikan pemberian eye patching
interokuler meningkatkan sedikit (contohnya diberikan eye patching
kemampuan untuk mendeteksi ambliopia. seminimum mungkin untuk meningkatkan
Karena salah satu definisi dari tajam penglihatan secara optimal pada
ambliopia adalah penurunan tajam mata yang mengalami deprivasi) atau
penglihatan, penilaian penglihatan melalui mempercepat pengambilan keputusan
studi elektrofisiologi merupakan strategi untuk tindakan pembedahan (contohnya
yang menarik untuk mendeteksi ambliopia segera melakukan operasi strabismus
ketika tajam penglihatan kedua mata telah untuk mengidentifikasi ambliopia. Pasien
sama). Meskipun begitu, waktu yang dengan anomalous retinal correspondence
diperlukan untuk merekam pemeriksaan (ARC) menunjukkan sumasi bilateral,
sweep VEP juga menjadi pertimbangan namun tidak pada pasien dengan deviasi
klinis. Walaupun waktu yang diperlukan sudut kecil dan supresi penglihatan.
cukup lama, pada anak berusia dibawah 3 Variasi dari sumasi binokuler tidak dapat
tahun, 75% pemeriksaan tajam dipertimbangkan untuk menilai derajat
penglihatan dengan VEP yang dilakukan ambliopia. Sumasi binokuler akan hilang
dapat diselesaikan dengan tuntas. pada mata normal dan mata strabismus
Beberapa penelitian telah mempelajari jika diberikan filter dengan densitas netral
interaksi interokuler pada ambliopia: di depan salah satu mata. Nilai densitas
sumasi binokuler, supresi interokuler, dimana sumasi binokuler akan hilang pada
proses binokuler murni dan stereopsis. mata strabismus dengan ARC biasanya
Penelitian mengenai penambahan lebih rendah, yaitu 0,4 nd (neutral-
binokuler terdiri atas tiga stimulus yaitu: density) dibandingkan dengan 1,6 nd
stimulasi pada masing-masing mata dan untuk mata yang normal. Serangkaian
stimulus pada kedua mata sekaligus. pemeriksaan telah diajukan untuk
Besarnya respon binokuler dibandingkan mendeteksi binokularitas yang abnormal,
dengan salah satu respon monokuler: namun pemeriksaan-pemeriksaan tersebut
respon terkecil, respon terbesar dan rerata belum diteliti apakah cocok untul
respon monokuler. Jika didapatkan bahwa diaplikasikan secara klinis.
kedua mata tidak saling berkaitan dan Jika kedua mata dirangsang oleh
tidak berhubungan dengan sumber stimulus yang berbeda (stimulasi
distraksi, dapat disimpulkan bahwa dikoptik), manusia dapat mengalami
sumasi binokulernya adalah 1,4 beberapa fenomena sensoris, termasuk
(didapatkan dari akar kuadrat dari 2). supresi, persaingan stimulus dan sumasi,
Nilai ini merupakan hasil yang umum bergantung pada kondisi stimulus yang
didapat. Selain itu, beberapa peneliti diberikan . Supresi dapat dengan mudah
berpendapat bahwa nilai yang seharusnya diamati bila stimulus memiliki luminansi
didapatkan adalah penjumlahan dari atau kontras yang lebih tinggi (>50%)
masing-masing respon monokuler atau dengan frekuensi spasial yang sama.
dua kali dari rerata respon monokuler Supresi stimulus yang spesifik ukuran
sebagai representasi respon binokuler merupakan hal yang abnormal pada pasien
yang sebenarnya. Pada mata yang normal dengan binokularitas abnormal dan
sekalipun, respon binokuler merupakan ambliopia. Meskipun supresi lebih baik
karakteristik yang sulit dinilai. dalam mengidentifikasi ambliopia
Besarnya sumasi bilateral bervariasi dibanding sumasi binokularitas, hal
tergantung pada 1. Karakteristik stimulus, tersebut masih belum cukup reliabel untuk
2. Komponen respon yang diukur dan 3. menegakkan diagnosis ambliopia pada
Lokasi elektroda. Secara umum, stimulus tingkat individual.
yang ideal untuk menimbulkan sumasi Baru-baru ini, terdapat beberapa
pada mata normal merupakan stimulus pemeriksaan VEP terbaru untuk
yang kontrasnya rendah (<40%) dan/atau memeriksa binokularitas. Pemeriksaan-
pencahayaan standar dengan frekuensi pemeriksaan tersebut mendemonstrasikan
spasial kurang dari 5 siklus tiap derajat respon yang terbentuk hanya bila stimulus
dan frekuensi kurang dari 8 Hz. dari kedua mata digabungkan. Umumnya,
Sumasi binokuler yang dicetuskan oleh stimulus dikoptik juga muncul.
pola berkontras tinggi saja tidak reliabel Pemeriksaan VEP dianalisis dengan
Fourier , dan diketahui frekuensi yang dapat menerapkan stimulus atau
tidak didapatkan pada kedua jenis kombinasi stimulus yang sesuai untuk
stimulus. Berbagai mekanisme linear membedakan berbagai proses visual yang
maupun nonlinear dari interaksi berkaitan dengan ambliopia. Tanpa
binokularitas dapat diketahui. Namun adanya pemeriksaan yang teruji secara
aplikasi klinisnya masih belum dapat klinis, operator elektrofisiologis klinis
dinilai. tidak bergantung hanya pada satu
Stereopsis merupakan respon pengukuran stimulus untuk
binokularitas yang unik. Stereoakuitas mengevaluasi ambliopia dan pemeriksaan
yang ditentukan oleh pemeriksaan VEP VEP merupakan tes yang paling aman jika
dapat mengetahui kelainan stereopsis pada ada ketersediaan waktu yang cukup untuk
orang dewasa dengan ambliopia. menggunakannya.
Meskipun begitu, menentukan
stereoakuitas seringkali memakan waktu
yang lama.
Beberapa penelitian mencoba
mengidentifikasi letak kelainan ambliopia.
Terjadi perdebatan mengenai keterlibatan
retina pada kasus ambliopia. Flash-elicited
elctroretinogram (ERGs) umumnya
menunjukkan hasil yang normal pada
ambliopia. Namun, besarnya amplitudo
second-harmonic ERG pada beberapa
kasus dapat menunjukkan kelainan.
karena respon didapat dari rangkaian
pseudorandom biner. Kelainan interaksi
lateral pada ambliopia ditentukan
menggunakan penilaiaian fungsi
Weisthemer dengan VEP untuk menilai
kelainan di bawah korteks. Beberapa
penelitian mengemukakan adanya pola
penurunan amplitudo ERG (PERG) pada
ambliopia bahkan setelah megoreksi
kelainan fiksasi. Penelitian lain
menyebutkan tidak ada penurunan
amplitudo jika pola dipresentasikan pada
lokus retina yang menghasilkan PERG
terbesar. Penggunaan penurunan
amplitudo PERG dalam mengidentifikasi
ambliopia secara klinis belum dapat
dinilai.
Singkatnya, pemeriksaan
elektrofisiologis pada ambliopia memang
dapat dibuktikan secara teori, namun
aplikasinya secara klinis belum dapat
dinilai. Para peneliti seringkali
mengabaikan jenis-jenis ambliopia yang
bervariasi dan klinisi seringkali tidak

Anda mungkin juga menyukai