Anda di halaman 1dari 19

STATUS OBSTETRI

FK UNIVERSITAS MALAHAYATI
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Identitas
Nama Pasien : Ny. L
Umur Pasien : 28 tahun
Pekerjaan Pasien : Ibu Rumah Tangga
Nama Suami : Tn. D
Pekerjaan Suami : wiraswasta
Alamat/No. Telp : Tembesi raya
Agama Pasien : Islam
Tanggal Masuk RS : 18 Maret 2012
Pukul : 20.05 WIB
HPHT : 26 Desember 2011
Taksiran Persalinan : 3 september 2012
Lama hamil : 14 minggu

Anamnesa
Keluhan Utama : keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke RSUD dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir sejak pukul 17.00. Pendarahan berwarna merah segar dan mengalir
banyak. Awalnya merasa sakit dibagian perut bagian bawah yang menjalar
ke pinggang, seperti terasa mau melahirkan. Pasien mengaku telah
berhubungan badan 4 hari yang lalu. Di UGD darah masih keluar dan
mengeluarkan seperti jaringan pukul 20.40 wib dan terlihat pendarahan
aktif.

Riwayat Penyakit Sebelumnya :


Pada kehamilan ke 2 pernah riwayat abortus pada tahun 2011
dengan usia kehamilan 4 minggu. Pasien tidak memiliki penyakit asma,

1
penyakit jantung-paru, darah tinggi, dan kencing manis.

Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi


Riwayat Alergi Obat : Tidak ada

Riwayat Kehamilan :
N Jenis Berat Badan Umu Cara
o Kelamin Lahir r Melahirkan
1. Laki-laki 3600gr 3th SC (bayi besar)
2. Abortus

Status praessens
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Keadaan emosional : baik
Tanda vital :
Suhu : 36,7 o C
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Respirasi : 24 x/menit

Status generalis
Tinggi badan :153 cm
Berat badan : 53 kg
BB sebelum hamil : 48 kg
Tipe panggul : kesan baik
Status gizi : baik
Rambut : Warna hitam, tidak mudah rontok
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
Muka : Chloasma gravidarum tidak ditemukan di pipi
Mammae : Areola mammae hiperpigmentasi.

2
Paru : Dalam batas normal
Jantung : Dalam batas normal
Ekstremitas : Tungkai tidak edem kanan dan kiri
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi : abdomen gravidarum dengan scar bekas SC
Palpasi :
Tinggi Fundus Uteri : 10 cm
Letak Janin :-
Presentasi :-
Penurunan :-
HIS :-
Auskultasi :
Denyut Jantung Janin : -

Pemeriksaan Dalam :
Inspeksi : v/v keluar darah + tidak masiv
Palpasi :
Portio : Konsistensi : -
Letak :-
Pembukaan : 1-2 cm
Ketuban :-
Terbawah :-
Penunjuk :-
Penurunan :-

Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin :
Hemoglobin = 5,2 g/dl
Leukosit = 9500
Hematokrit = 16,3 g/dl
Eritrosit = 3,6 juta

3
Trombosit = 175.000 /L
LED = 18 mm/h

Urin Rutin :
PH = 6,5
Berat Jenis =1,015
Protein =-
Eritrosit = +++
Sedimen = Leukosit : 1-3
Eritrosit : 10-15
Epitel : 5-9
Bakteri : negative

Diagnosa Kerja : abortus incomplete

Diagnosis :
G3P1A1 preterm 14 minggu + abortus incomplete

Konsultasi : dokter spesialis obstetri dan ginekologi

Penatalaksanaan / terapi :
Operatif : curetase

Non operatif :
Pro curetase
1. Perbaikan keadaan umum
2. Transfuse PRC 3 kolf
3. IVFD RL
4. Inj methergin 1amp IM
5. Inj ceftriaxone 1gr\8jam
6. Inj dexametason 1amp IV

4
Post curetase
1. observasi keadaan umum
2. perhatikan tanda-tanda infeksi sehingga memungkin kan untuk
pemberian antibiotik
3.konseling pasca tindakan

5
Pembahasan

S : G3P1A1 umur 28 tahun.


HPHT : 26 Desember 2011 TP : 3 September 2012
Pasien mengeluhkan kelarnya cairan dan darah sejak tadi sore.
Pendarahan berwarna merah segar dan mengalir banyak, pasien juga
mengeluhkan adanya sakit perut pada bagian bawah dan terasa
mengencang seperti mau melahirkan.

Riwayat persalinan:
1. Jenis kelamin: Laki-laki
BBL: 3,6 kg ; usia skrg: 3 th
Cara persalinan: SC ec CPD bayi besar
2. Abortus

O : KU : baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,7 oC
Konjungtiva : anemis
Ekstremitas : tungkai edem -/-
Pemeriksaan Luar :
Inspeksi : abdomen gravidarum dengan scar bekas SC
Palpasi : TFU = 10 cm

Pemeriksaan Dalam :
Inspeksi : v/v keluar darah + tidak masiv

6
Palpasi : pembukaan 1-2cm.

Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin :
Hemoglobin = 5,2 g/dl
Leukosit = 9500
Hematokrit = 16,3 g/dl
Eritrosit = 3,6 juta
Trombosit = 175.000 /L
LED = 18 mm/h

Urin Rutin :
PH = 6,5
Berat Jenis =1,015
Protein =-
Eritrosit = +++
Sedimen = Leukosit : 1-3
Eritrosit : 10-15
Epitel : 5-9
Bakteri : negative

A : G3P1A1 preterm 14 minggu dengan abortus incomplete

P : Operatif : curetase

Non operatif :
Pro curetase
1. Perbaikan keadaan umum
2. Transfuse PRC 3 kolf
3. IVFD RL
4. Inj methergin 1amp IM
5. Inj ceftriaxone 1gr\8jam

7
6. Inj dexametason 1amp IV

Post curetase
1. observasi keadaan umum
2. perhatikan tanda-tanda infeksi sehingga memungkin kan untuk pemberian
antibiotik
3.konseling pasca tindakan

Pada kasus ini, abortus di ketahui dari keterangan ibu yang merasakan
keluar nya cairan beserta darah dari jalan lahir dan umur kehamilannya baru 14
minggu. Darah yang keluar berwarna merah segar dan mengalir banyak. Ibu juga
mersakan adanya sakit perut pada bagian bawah dan terasa seperti ingin
melahirkan. Setibanya di RS juga didapatkan darah yang keluar bersama jaringan
putih menyerupai janin.
Penatalaksanaan awal ialah dengan perbaikan keadaan umum dan
mencegah syok karena pendarahan. Pada pasien ini dengan Hb 5.2 perlu tranfusi
berupa PRC 3 kolf. Pembilasan dengan nacl setelah transfusi juga harus
dilakukanselanjutnya lanjutkan dengan pemberian infus RL. Setelah syok dapat
diatasi
berikan antibiotik dan kortikosteroid untuk mencegah terjadinya infeksi. Dapat
juga diberikan methergin untuk memperbaiki kontraksi rahim dan mengurangi
pendarahan. Setelah keadaan umum dapat diperbaiki, segera lakukan kuretase
dan perwatan post curetase.

8
LANDASAN TEORI

I. PENGERTIAN
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kelahiran
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram ( kapita selekta
kedokteran : 260 ).
Abortus incompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus ( Winkjsastro,
Hanifa-Ilmu Kebidanan : 307)
Abortus incomplit ialah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari
hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis (Saifudin,
Abdul barri, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal : 147)
Abortus incomplit ialah bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus.
(Mansjoer, Arif, dkk. Kapita selekta kedokteran : 263)

II. ETIOLOGI
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab :
1.Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada
kelahiran sebelum usia 8 minggu. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom, poliploidi dan
monoromix.
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga
pemberian zat-zat makanan hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau, dan
alkohol

2.Kelainan pada placenta, misalnya endarteritis vili korialis karena

9
hipertensi menahun.

3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan


toksoplasmasis.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks ( untuk abortus pada
trimester kedua ), retroversi uteri, mioka uteri, dan kelainan bawaan uterus.
Sebab lain abortus trimester ke-2 ialah serviks inkompeten, dilatasi serviks
berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.

III. PATOGENESIS
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, di ikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus kemudian berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus desidua
secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya pada kehamilan 8
sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih
14 minggu janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Hasil konsepsi
keluar dalam berbagai bentuk, seperti kosong amnion atau benda kecil yang tak
jelas bentuknya (blighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola
kruenta,fetus kompresus, karerasi atau fetus papiraesus.

IV. MANIFESTASI KLINIS


Terlambat haid atau aminorhor kurang dari 20 minggu. Pada pemeriksaan fisik
keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal
ataumenurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil. Suhu badan normal atau
meningkat. Perdarahan pervaginaan, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi. Rasa mules atau kram perut didaerah atas simpisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus

Pemeriksaan Ginekologi :

10
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginaan, ada / tidak jaringan hasil
konsepsi,tercium atau tidak bau busuk dari vulva

b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
menutup. Ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium
c. Colok vagina, porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus, sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat portio digoyang, tidak nyeri perabaan adneksa,
kavum douglari tidak menonjol.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed Abortion

VI. KOMPLIKASI
- Pendarahan, perforasi, syok, dan infeksi
- Pada missed abortion dengan retensi lama konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah

VII. DIAGNOSIS
1. Anamnesis : perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidak gejala /
keluhan lain, cari faktor risiko / predisposisi. Riwayat penyakit umum dan
riwayat obstetri / ginekologi.

2. Prinsip : wanita usia reproduktif dengan perdarahan per vaginam abnormal


HARUS selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan.

3. Pemeriksaan fisis umum : keadaan umum, tanda vital, sistematik. JIKA


keadaan umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera !

11
4. Pemeriksaan ginekologi : ada tidaknya tanda akut abdomen. Jika
memungkinkan, cari sumber perdarahan : apakah dari dinding vagina, atau
dari jaringan serviks, atau darah mengalir keluar dari ostium ?

5. Jika diperlukan, ambil darah / cairan / jaringan untuk pemeriksaan


penunjang (ambil sediaan SEBELUM pemeriksaan vaginal touche)

6. Pemeriksaan vaginal touche : hati-hati. Bimanual tentukan besar dan letak


uterus. Tentukan juga apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan ke dalam
ostium dengan MUDAH / lunak, atau tidak (melihat ada tidaknya dilatasi
serviks). Jangan dipaksa. Adneksa dan parametrium diperiksa, ada tidaknya
massa atau tanda akut lainnya.

Berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas :

1. Abortus iminens, perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20


minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.

2. Abortus insipiens, bila perdarahan diikuuti dengan dilatasi serviks.

3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus.
Bila abortus inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa

4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus

5. Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan


selama 8 minggu atau lebih.

Proses abortus dapat berlangsung spontan (suatu peristiwa patologis), atau


artifisial / terapeutik (suatu peristiwa untuk penatalaksanaan masalah /
komplikasi).

12
Abortus spontan diduga disebabkan oleh :
- kelainan kromosom (sebagian besar kasus)
- infeksi (chlamydia, mycoplasma dsb)
- gangguan endokrin (hipotiroidisme, diabetes mellitus)
- oksidan (rokok, alkohol, radiasi dan toksin)

Proses Abortus dapat dibagi atas 4 tahap : abortus imminens, abortus insipiens,
abortus inkomplet dan abortus komplet.

Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada


kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
tanpa adanya dilatasi serviks. Ciri : perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa
disertai
kontraksi, serviks masih tertutup Jika janin masih hidup, umumnya dapat
bertahanbahkan sampai kehamilan aterm dan lahir normal. Jika terjadi kematian
janin,
dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin
dilakukan ideal dengan ultrasonografi, dilihat gerakan denyut jantung janin dan
gerakan janin. Jika sarana terbatas, pada usia di atas 12-16 minggu denyut jantung
janin dicoba didengarkan dengan alat Doppler atau Laennec. Keadaan janin
sebaiknya segera ditentukan, karena mempengaruhi rencana penatalaksanaan /
tindakan.

Penatalaksanaan
Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik
berkurang.
Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan
tiap empat jam bila pasien panas
Tes kehamilan dapat dilakuka. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati.

13
Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 1.000 mg
Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.

Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada


kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus.
Ciri : perdarahan pervaginam, dengan kontraksi makin lama makin kuat makin
sering, serviks terbuka.

Penatalaksanaan :
Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa
pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan,
tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus,
disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg
intramuskular.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam
deksrtose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi
uterus sampai terjadi abortus komplit.
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual.

Abortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada


kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian
jaringan keluar.
Penatalaksanaan :

14
Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau
ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah
Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan
ergometrin 0,2 mg intramuskular
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual.
Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Abortus kompletus adalah terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan


konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Ciri : perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup,
ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus.
Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa
kelengkapannya.

Penatalaksanaan :
Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 5 hari
Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah
Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.

Abortus Abortion
Kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa ada pengeluaran selama
lebih dari 4 minggu atau lebih.
Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian
menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan.

Penatalaksaan :
Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam
ovum lalu dengan kuret tajam
Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat

15
sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan
gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator
Hegar kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret
tajam.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu
infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per
menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan
sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah
pasien istirahat satu hari.
Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan
menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.

Abortus Septik
Sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun
atau awam). Bahaya terbesar adalah kematian ibu.
Abortus septik harus dirujuk kerumah sakit.
Abortus septik dapat mengalami komplikasi menjadi syok septik yang tanda-
tandanya ialah panas tinggi atau hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran
menurun, tekanan darah menurun dan sesak nafas

Penanggulangan infeksi :
Obat pilihn pertama : penisilin prokain 800.000 IU intramuskular tiap 12 jam
ditambah kloramfenikol 1 gr peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam
Obat pilihan kedua : ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah
metronidazol 5000 mg tiap 6 jam
Obat pilihan lainnya : ampisilin dan kloramfenikol, penisilin, dan metronidazol,
ampisilin dan gentamisin, penisilin dan gentamisin.

Tingkatkan asupan cairan


Bila perdarahan banyak , lakukan transfusi darah
Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat

16
lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.

Abortus terapeutik
Dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu, atas pertimbangan /
indikasi kesehatan wanita di mana bila kehamilan itu dilanjutkan akan
membahayakan dirinya, misalnya pada wanita dengan penyakit jantung,
hipertensi, penyakit ginjal, korban perkosaan (masalah psikis). Dapat juga atas
pertimbangan / indikasi kelainan janin yang berat.

VIII. TEKNIK PENGELUARAN SISA ABORTUS


Pengeluaran jaringan pada abortus : setelah serviks terbuka (primer maupun
dengan dilatasi), jaringan konsepsi dapat dikeluarkan secara manual, dilanjutkan
dengan kuretase.
1. Sondage, menentukan posisi dan ukuran uterus.
2. Masukkan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 90o untuk
melepaskan jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut.
3. Sisa abortus dikeluarkan dengan kuret tumpul, gunakan sendok terbesar yang
bisa masuk.
4. Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua denganeksplorasi jari maupun kuret

Pertimbangan
Kehamilan usia lebih dari 12 minggu sebaiknya diselesaikan dengan
prostaglandin (misoprostol intravaginal) atau infus oksitosin dosis tinggi (20-50
U/drip).
Kini dengan alat hisap dan kanul plastik dapat dikeluarkan jaringan konsepsi
dengan trauma minimal, terutama misalnya pada kasus abortus mola.
Jaringan konsepsi dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi, agar dapat
diidentifikasi kelainan villi. Bahaya / komplikasi yang dapat terjadi pasca mola
adalah
keganasan (penyakit trofoblastik gestasional ganas / PTG).

Faktor risiko / predisposisi yang (diduga) berhubungan dengan terjadinya abortus

17
1. Usia ibu yang lanjut
2. Riwayat obstetri / ginekologi yang kurang baik
3. Riwayat infertilitas
4. Adanya kelainan / penyakit yang menyertai kehamilan (misalnya diabetes,
penyakit gh Imunologi sistemik dsb).
5. berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dsb)
6. paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat2an, alkohol, radiasi,
dsb)
7. trauma abdomen / pelvis pada trimester pertama
8. kelainan kromosom (trisomi / monosomi)
Dari aspek biologi molekular, kelainan kromosom ternyata paling sering dan
paling jelas berhubungan dengan terjadinya abortus.

IX.Penatalaksanaan pasca abortus


Pemeriksaan lanjut untuk mencari penyebab abortus. Perhatikan juga involusi
uterus dan kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian.
Pasien dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu,
anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil).

18
19

Anda mungkin juga menyukai