Oleh :
ELINA AFRIWATI
04923048
Pembimbing
dr. Finny Fitry Yani, SpA
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan
2
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
Sumber lain mendefinisikan sebagai bayi dengan berat badan lahir dibawah
persentil 10 dari perkiraan berat menurut masa gestasi. 1,5
II. Epidemiologi
Angka prevalensi dari BBLR adalah sekitar 10 % dari semua kehamilan.
Jumlah ini bervariasi pada tiap populasi. Sejumlah 3-5 % dari kejadian BBLR
terjadi pada keadaan ibu yang sehat, dan lebih dari 25 % kejadian terjadi pada
keaddan ibu dengan kehamilan resiko tinggi.4
Belum didapatkan data akurat mengenai angka kejadian BBLR di
Indonesia. Dari sebuah laporan Departemen Kesehatan DI Yogyakarta
pada tahun 2005, kejadian BBLR berjumlah 10% dari seluruh kelahiran bayi
di daerah tersebut pada tahun yang sama.6
III. Etiologi
Etiologi BBLR ada yang berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta.
Berikut akan dikelompokkan etiologi BBLR berdasarkan 3 faktor di atas.1
Faktor Ibu :
Toxemia
Hipertensi dan/atau penyakit ginjal
Hipoksemia (misalnya: menderita penyakit jantung atau paru)
Malnutrisi (mikro dan makro)
Menderita penyakit kronis
Anemia sel sabit
Konsumsi obat-obatan,alkohol, rokok.
2
dsb.
Faktor Janin :
Kelainan kromosom (autosomal trisomi)
Infeksi pada janin (cytomegalic inclusion disease, rubella
kongenital, sifilis)
Anomali kongenital
Radiasi
Kehamilan ganda
Hipoplasi pankreas
Defisiensi insulin
Defisiensi insulin-like growth factor type 1.
dsb.
Faktor plasenta :
Penurunan berat plasenta dan/atau selularitas plasenta
Penurunan luas permukaan plasenta
Villous plaentitis (disebabkan bakteri, virus, parasit)
Infark plasenta
Tumor ( mola hidatidosa, chorioangioma)
Plasenta terpisah
dsb.
IV. Patofisiologi
Dari berbagai etiologi di atas, secara garis besar terjadinya BBLR adalah
sebagai berikut2 :
Plasenta
Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta
dan luas permukaan villus plasenta. Aliran darah uterus, juga
transfer oksigan juga transfer oksifen dan nutrisi plasenta dapat
berubah pada berbagai penyakit vaskular yang diderita ibu.
3
Disfungsi plasenta yang terjadi sering berakibat gangguan
pertumbuhan janin. Dua puluh lima sampai tiga puluh persen kasus
gangguan pertumbuhan janin dianggap sebagai hasil penurunan
aliran darah uteroplasenta pada kehamilan dengan komplikasi
penyakit vaskular ibu. Keadaan klinis yang meliputi aliran darah
plasenta yang buruk meliputi kehamilan ganda, penyalah-gunaan
obat, penyakit vaskular (hipertensi dalam kehamilan atau kronik),
penyakit ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi plasenta
umbilikus yang abnormal, dan tumor vaskular.
Malnutrisi
Ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi pertumbuhan
janin, yaitu berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu
selama hamil. Ibu dengan berat badan kurang seringkali melahirkan
bayi yang berukuran lebih kecil daripada yang dilahirkan ibu dengan
berat normal atau berlebihan. Selama embriogenesis status nutrisi
ibu memiliki efek kecil terhadap pertumbuhan janin. Hal ini karena
kebanyakan wanita memiliki cukup simpanan nutrisi untuk embrio
yang tumbuh lambat. Meskipun demikian, pada fase pertunbuhan
trimester ketiga saat hipertrofi seluler janin dimulai, kebutuhan
nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika masukan nutrisi ibu
rendah. Data upaya menekan kelahiran BBLR dengan pemberian
tambahan makanan kepada populasi berisiko tinggi (riwayat nutrisi
buruk) menunjukkan bahwa kaloi tambahan lebih berpengaruh
terhadap peningkatan berat janin dibanding pernmbahan protein.
Infeksi
Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan
janin. Wanita-wanita dengan status sosioekonomi rendah diketahui
melahirkan bayi dengan gangguan pertumbuhan maupun bayi kecil
di samping memiliki insidensi infeksi perinatal yang lebih tinggi.
Bayi-bayi yang menderita infeksi rubella kongenital dan
sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan pertumbuhan
janin, tidak tergantung pada umur kehamilan saat mereka dilahirkan.
4
Faktor genetik
Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan
kontribusi genetik ibu dan janin. Wanita normal tertentu memiliki
kecendrungan untuk berulang kali melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah atau keil untuk masa kahamilan (tingkat pengulangan
25%-50%), dan kebanyakan anita tersebut dilahirkan dalam keadaan
yang sama. Hubungan antara berat lahir ibu dan janin berlaku pada
semua ras.
V. Diagnosis
Kriteria diagnostik pada BBLR adalah sabagai berikut 3 :
1. Menentukan usia kehamilan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT), ukuran uterus dan USG.
2. Penilaian janin :
Klinis
Pengukuran berat dengan tinggi fundus. Taksiran berat
janin diukur dengan rumus Johnsons yaitu :
(tinggi fundus 12) x 135 = .... gr
Kadar hormon ibu
Kadar estriol dan human placental lactogen rendah.
USG
Diameter biparietal < optimal
Berkurangnya ukuran lingkaran abdomen
menunjukkan bayi kecil masa kehamilan yang
asimetris
Rasio lingkar kepala dan perut > 1 menunjukkan
adanya bayi kecil masa kehamilan yang asimetris
Panjang femur yang rendah menunjukkan adanya
bayi kecil masa kehamilan yang simetris
5
Ukuran berat badan lahir lebih rendah dari masa kehamilan
(sesuai dengan batasan).
Penentuan masa kehamilan berdasarkan HPHT dan atau
berdasarkan pemeriksaan fisik dan neurologis.
VII. Komplikasi 2
Masalah yang sering dijumpai pada BBLR kurang bulan antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Ketidakstabilan suhu
2. Kesulitan pernapasan
3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi
4. Imaturitas hati
5. Imaturitas ginjal
6. Imaturitas imunologis
7. Kelainan neurologis
8. Kelainan kardiovaskuler
9. Kelainan hematologis
10. Metabolisme
VIII. Penatalaksanaan 6
Penatalaksanaan pada BBLR adalah sebagai berikut :
1. Rawat dalam inkubator untuk mencegah hipotermia
2. Early feeding jika memungkinkan
3. Mengatasi komplikasi
4. Memberikan terapi pada yang diduga infeksi
5. Memantau adanya kelainan fisik atau kelainan fungsi intelektual
6
IX. Prognosis 5
Angka kematian pada BBLR berkisar antara 0,2 % - 1 %. Pada
kebanyakan kasus, bayi dengan berat lahir rendah dengan cepat
mengejar ketertinggalan pertumbuhannya dalam tiga bulan pertama,
dan mencapai kurva pertumbuhan normal pada usia satu tahun.
X. Pencegahan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah bayi
lahir dengan berat badan rendah, diantaranya memperbaiki asupan
nutrisi pada ibu hamil dan dengan kontrol antenatal secara teratur.
7
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. W
Umur : 1hari
Alamat : Pampangan
Keluhan Utama
8
Kontrol teratur ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan
Pemeriksaan darah ibu sebelum persalinan : Hb 13,9 gr/dl
leukosit 12.300 /mm3.
Riwayat Persalinan :
caesarea atas indikasi oligohidramnion dan ibu mioma uteri. Kelahiran tunggal,
kondisi saat lahir hidup dengan Apgar Skor 7/8. Tindakan resusitasi yang
Pemeriksaan Fisik :
Suhu : 36,5 oC
Panjang badan : 38 cm
Pemeriksaan Sistematik :
Kepala :
9
Mulut : sianosis sirkum oral tidak ada
Dada
Toraks :
Abdomen :
Permukaan : datar
Kondisi : lemas
Hati : 1/4x1/4
Limpa : S0
Anus : ada
Refleks neonatal
Moro :+
10
Rooting :+
Isap :+
Pegang :+
Ukuran :
Lingkaran kepala : 30 cm
Lingkaran perut : 25 cm
Simpisis-kaki : 17 cm
Panjang lengan : 16 cm
Panjang kaki : 16 cm
Kepala-simpisis : 21 cm
Diagnosa akhir
NBBLR 1662 gr, panjang badan 38 cm
Lahir sectio caesarea atas indikasi oligohidramnion dan ibu mioma
uteri
Ibu mioma uteri, ketuban jernih
Nilai apgar saat lahir 7/8
Taksiran maturitas 38-39 minggu (kurang untuk masa kehamilan)
Kelainan kongenital tidak ada
Jejas persalinan tidak ada
Penyakit saat ini BBLR
11
Tabel Perkembangan Pasien
O/ :sakit sedang
HR 134 x/ menit, RR 44 x /menit, T 35,6 oC
Nafas cuping hidung (-), retraksi (-)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
Ikterik
Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama
teratur, bising (-), pulmo :
bronkhovesikuler, ronkhi (-),
wheezing (-)
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal,
tali pusat terawat
Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Rencana :
Ks/ : BBLR e.c IUGR Periksa ulang GDR
Kultur darah dan sensitivitas
Lab : GDR = 30 mg /dl
Ks/ :hipoglikemi
12
lagi
1,7
=4
6 = 0,167 x 10 x cc/jam
1,7
16,2 = 1,67 x cc/jam
cc/jam = 6,1 6 tetes/jam
13
Ks/ : tidak tampak perburukan
Ks/ : stabil
14
Nafas cuping hidung (-), retraksi (-)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
Ikterik
Toraks : simetris, retraksi (-), cor ; irama
teratur, bising (-), pulmo :
bronkhovesikuler, ronkhi (-),
wheezing (-)
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal,
tali pusat terawat
Ekstemitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Ks/ : stabil
Ks/ : stabil
Ks/ : stabil
15
(hari rawatan ke- sesak napas tidak ada
10)
kejang tidak ada (6) Cefotaxim 1 x 75 mg
Ikterik (-), sianosis (-) (10) Gentamicin 1 x 8 mg
Ks/ : stabil
Ks/ : stabil
Pasien dipulangkan
16
BAB III
DISKUSI
cm. Ini sesuai dengan teori BBLR yaitu bayi dengan berat badan lahir di baah
2500 gr.
Tatalaksana awal yang dilakukan pada pasien ini adalah rawat dalam
inkubator. Pada pasien ini diberikan terapi antibiotik profilaks karena BBLR
rentan terhadap infeksi dari luar. Antibiotik yang diberikan adalah Ampicilin 2x75
mg, dan Gentamycin 1x8mg. Namun, setelah dilakukan kultur dan sensitivity test
17
Rencana berikutnya yang dilakukan terhadap pasien adalah pemeriksaan
gula darah sewaktu. Dari pemeriksaan ini didapatkan hasil gula darah sewaktu
pasien 30 mg/dl. Karena itu, pasien diberikan bolus dextrosa 10 % 2cc/kg BB.
Kemudian dilakukan pemeriksaan kembali gula darah satu jam kemudian dan
Pada hari kedua gula darah pasien kembali turun menjadi 34 mg/dl dan
untuk menaikkan Glukosa Index Rate (GIR) pada pasien menjadi 6. Satu jam
jam berikutnya menunjukkan hasil 90 mg/dl. Kesan gula darah dalam batas
mulai diberikan ASI melalui NGT sebanyak 4x5 cc dan 4x7,5 cc. Pada hari
selama 2 hari untuk mengatasi keadaan pasien yang dipuasakan selama 2 hari
mendapatkan ASI on demand dari ibunya sejak hari perawatan ke lima ini..
akhirnya pada hari rawatan ke-11 setelah menyelesaikan terapi antibiotik pasien
dipulangkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19