Anda di halaman 1dari 9

Hal.1 dari 9 No.

Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

A. PENGERTIAN
a Upaya Kedaruratan adalah suatu kegiatan yang dilakukan pada situasi darurat untuk
mengurangi atau meminimalisir harta dan korban jiwa pada situasi darurat/bencana.
b Sub klaster kesehatan lingkungan merupakan bagian dari Klaster Kesehatan dalam
penanggulangan bencana/krisis kesehatan.

B. TUJUAN
1. Terlaksanaknya perbaikan dan pengawasan kualitas dan kuantitas air bersih/air minum pada situasi
darurat/bencana
2. Terlaksananya pengelolaan pembuangan kotoran/tinja pada saat situasi darurat/bencana
3. Terlaksananya pengelolaan sampah pada situasi darurat/bencana
4. Terkendalinya vektor pada situasi darurat/bencana
5. Terkelolanya limbah cair pada situasi darurat/bencana
6. Terlaksananya pengawasan hygiene dan sanitasi pangan pada situasi darurat/bencana
7. Terlaksananya Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) pada situasi darurat/bencana
8. Terkelolanya sarana dan prasarana lingkungan pemukiman yang bersih pada situasi darurat/bencana

C. KEBIJAKAN

Permenkes nomor 64 tahun 2014 tentang penanggulangan krisis kesehatan

D. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN PADA SITUASI DARURAT

1. Perbaikan dan Pengawasan Kualitas dan Kuantitas Air Bersih / Air Minum

a. Pengawasan ketersediaan air bersih / air minum

1) Pemenuhan kebutuhan air bagi pengungsi

- Hari ke-1 pengungsian, harus disediakan 5 Liter per orang per hari utnuk kebutuhan
hidup minimal seperti masak, makan dam minum. Kegiatan kesehatan lingkungan
pra bencana diutamakan pada kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana.

- Hari ke-2 dan seterusnya, harus segera diupayakan meningkatkan volume air
sampai 15-20 Liter per orang per hari.
Hal.2 dari 9 No. Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

- Untuk fasilitas pelayanan kesehatan pada situasi kedaruratan dan pengungsian :

Puskesmas atau RS : 50 Liter / pasien / hari

Bagian bedah dan kebidanan RS : 100 Liter / pasien / hari

Dapur RS : 10 Liter / pasien / hari

- Perolehan sumber air bersih :

a) Sumber terdekat dari pengungsian

Air permukaan (sungai dan danau)

Pendistribusian dengan cara memompa air ke tempat pengolahan air dan ke


tangki penampungan di lokasi pengungsi

Sumur gali

Laniat kedap air

Memiliki bibir sumur

Dapat dipasang pompa untuk menyalurkan air ke tangki-tangki air

Sumur pompa tangan (SPT)

Lantai kedap air

Mata air

Dibuat bak penampungan air

Area sekitar mata air harus bersih


Hal.3 dari 9 No. Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

b) Sumber air dari PDAM atau sumber lain yang cukup jauh

Dilakukan pengangkutan dengan mobil tangki air

Pada lokasi kedaruratan dibuat tempat penampungan air dapt berupa tangki air
yang dilengkapi dengan kran-kran air

Untuk mencegah antrian panjang dari pengungsi untuk memperoleh air


dilakukan hal berikut :

o Penempatan air tangki terhadap pengungsi minimum 30 meter


maksimum 500 meter

o Jumlah kran untuk satu tangki adalah 6-8 kran

o Satu kran untuk 250 orang

b. Perbaikan dan Pengawasan Kualitas Air Bersih

1) Standar kualitas air yang digunakan oelh pengungsi yaitu kandungan coli tinja 10
per 100ml air bersih unutk perpipaan.

2) Perbaikan kualitas air bersih dilakukan dengan :

a) Pengolaha Awal

- Bertujuan untuk membersihkan benda-benda melayang dan endapan di dalam


air.

- Dilakukan dengna penambahan bahan kimia (koagulan) seperti Poly Aluminium


Chlorine (PAC) ata Aluminium Sulfas (tawas)

b) Desinfeksi Air

- Bertujuan untuk membunuh kuman atau bakteri pathogen di dalam air.


Hal.4 dari 9 No. Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

- Pada umumnya menggunakan kalsium hypochlorite (kaporit)

- Sisa klorin pada air yang didistribusikan diupayakan 0,2 0,5 mg/liter air

c) Pengawasan kualitas dilakukan secara berkala pada setiap tahapan distribusi


air :

- Pemeriksaan air terhadap klor

- Pemeriksaan air terhadap kekeruhan

- Pemeriksaan air terhadap pH

- Pemeriksaan air terhadap bakteri coli tinja

2. Pengelolaan Pembuangan Kotoran/Tinja

a. Sesaat setelah terjadi bencana :

1) Membuat jamban umum sederhana, seperti : jamban dengan galian parit / jamban
kolektif

2) Jumlah ketersediaan jamban awal kedatanagan pengungsi yaitu : 1 jamban untuk 5


100 orang

b. Setelah masa emergency berakhir :

1) Membangun jamban disekitar tempat tinggal pengungsi, lokasi minimal 50 m dari


tempat tinggal

2) Terpisah untuk laki-laki dan perempuan

3) Konstruksi jamban kuat serta diberi tutup

4) 1 jamban untuk 20 orang


Hal.5 dari 9 No. Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

3. Pengelolaan Sampah

Sampah yang dihasilkan di penungsian :

a. Sampah Domestik : sampah yagn dihasilkan oleh pengungsi, dibagi 2, yaitu sampah
organik dan non organik.

Langkah-langkah pengelolaan :

1) Pewadahan Sampah

a) Sampah ditampung pada tempat sampah keluarga atau kelompok keluarga

b) Tempat sampah yang digunakan dapat ditutup atau menggunakan kanting


sampah (polybag)

c) Tempat sampah dileletakkan 15 meter dari tempat tinggal

d) Sampah diangkut maksimum setiap 3 hari ke tempat pengumpulan sampah


sementara.

e) Kantong sampah (polybag) ramah lingkungan diperuntukkan bagi sampah-


sampah organik : daun, buah, sayu-sayuran yang apabila dikubur dapat terurai
atau hancur oleh proses alam

f) Kantong sampah (polybag) tidak ramah lingkungan di peruntukkan bagi sampah


Non organik : botolplastik, kantong plastik, kaleng dan disarankan untuk tidak
dikubur

2) Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

Sampah di tempat pengumpulan sementara, diangkut ke tempat pembuangan akhir


menggunakan gerobak atau truk sampah.
Hal.6 dari 9 No. Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

3) Pembuangan akhir sampah

a) Dilakukan penimbunan dalam lubang galian khusus untuk sampah organik atau
dibuang ke TPA

b) Sampah non organik tidak dibakar atau ditimbun.

b. Limbah Medis

Dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian.

Langkah-langkah pengelolaannya :

1) Pewadahan

a) Limbah medis tajam (jarum suntik) ditempatkan di safety box atau wadah anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah terbuka

b) Limbah medis lain (kapas, kassa, dll) dimasukkan ke dalam kantong plastik
berwarna kuning (bila tidak ada dapat digunakan warna lain dan diberi label
limbah infeksius)

2) Pengumpulan dan Penyimpanan Sementara

Limbah medis pada wadah yang telah berisi penuh selanjutnya dikumpulkan di
tempat yang aman dan jauh dari jangkauan masyarakat untuk disimpan sementara

3) Pengangkutan dan Pengolahan/Pemusnahan

Pengangkutan ke tempat pengolahan/pemusnahan menggunakan kendaraan khusus

Limbah medis dibawa ke RS yang memiliki alat pemusnah limbah medis atau ke
pihak ketiga pengolah/pemusnah limah medis.
Hal.7 dari 9 No. Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

4. Pengendalian Vektor

Langkah-langkah :

a. Pengelolaan Lingkungan

1) Memeriksa tempat-tempat yang potensial atau telah menjadi perindukan vektor


disekitar tempat pengungsian.

2) Melakukan pengukuran kepadatan dan jenis vektornya

3) Menganalisis apakah keberadaan vektor beresiko memunculkan penyakit tular


vektor

4) Upaya mengurangi vektor dengan oiling atau menutup sampah

5) Pada tempat pengungsian dilakukan secara bersama-sama kegiatan-kegiatan seperti


penutupan tempat sampah dan tempat penampungan air, mengalirkan air limbah,
menjaga kebersihan lingkungan termasuk jamban,pemasangan kawat kasa pada
jendelasan penggunaan kelambu

b. Pengendalian dengna Insektisida

1) Upaya yang dilakukan dapat berupa penyemprotan, pengasapan atau pengkabutan


di luar tempat pengungsian dengan menggunakan insektisida sesuai dengan vektor
sasaran

2) Pemilihan insektisida berdasarkan janis vektor, residual efek, resistensi vektor,


toxicitas insektisida.

5. Pengelolaan Limbah Cair

a. Tujuan :
Hal.8 dari 9 No. Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

1) Mencegah terjadinya tempat-tempat perkembangbiakan vektor penyakit,


pencemaran terhadap sumber air bersih dan genangan atau banjir.

2) Langkah-langkah :

a) Pembuatan SPAL sesuai dengan kondisi lapangan

b) Memperlancar aliran air pada SPAL di sekitar tempat pengungsian

c) Jarak penampungna air limbah dengan sumber air bersih minimal 10 meter.

6. Pengawasan Higiene dan Sanitasi Pangan

a. Unit/Sarana Dapur Umum

1)

- UNIT TERKAIT

1. Seksi Surveilans, Imunisasi dan Pengendalian Wabah Bencana

2. Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja


Hal.9 dari 9 No. Dokumen

DINAS KESEHATAN Tgl. Terbit : No. Revisi


be KOTA BONTANG
ncana
Ditetapkan,
UPAYA SUB KLASTER KESEHATAN Kepala Dinas,
Prosedur
Tetap LINGKUNGAN
PADA SITUASI KEDARURATAN ...........................

Anda mungkin juga menyukai