Oleh:
FAKULTAS KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
TAHUN 2017
Sistem Pelayanan Kesehatan
TEORI SISTEM
Sistem : Komponen yang saling berkaitan dan berfungsi kearah tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan.
Potensi masyarakat
Tenaga kesehatan
Sarana kesehatan
Proses :Kegiatan yg berfungsi untuk mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil
yg diharapkan dari sistem tersebut, yaitu berbagai kegiatan dalam pelayanan
kesehatan.
Output ;Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, Output pelayanan kesehatan :
pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien serta terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga pasien sembuh & sehat optimal.
Dampak:Akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sistem, relative lama waktunya.
Dampak sistem Pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan &
kematian menurun.
Umpan balik (feedback):Suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini
terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, berupa
kualitas tenaga kesehatan .
Lingkungan:Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang
pada tingkat pelayanan kesehatan yg akan diberikan, yaitu :
Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak
kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.
Rehabilitation (rehabilitasi)
Dilaksanakan setelah pasien didiagnosa sembuh. Sering pada tahap ini dijumpai pada
fase pemulihan terhadap kecacatan seperti latihan- latihan yang diberikan pada
pasien.
Rawat jalan
Institusi
Hospice
Menurut filosofi yang dianut : profit hospital dan non profit hospital
Rumah sakit tipe A : Specialis dan sub specialis lebih luas, Top referral hospital
Rumah sakit tipe B : Specialis dan sub specialis terbatas, pelayanan rujukan dari
kabupaten
Rumah sakit oleh WHO ( 1957 ) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh,
( Integrasi ) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output
layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Dalam pelayanan kesehatan kita juga mengenal akan tempat pelayanan kesehatan
seperti halnya Rumah Sakit dan juga Puskesmas. Yang dimaksud dengan rumah sakit
adalah sebagai suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayan
kedokteran, asuhan keperawatan yg berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien. Demikian pengertian rumah sakit menurut
American Hospital association.
Fungsi Rumah Sakit adalah pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub
spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan Pemulihan (rehabilitatisi pasien) (
Depkes R.I. 1989 ). Maka sesuai dengan fungsi utamanya tersebut perlu pengaturan
sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki dengan berdaya guna dan berhasil guna ( Ilyas : 2001.)
Menurut surat keputusan Menteri Kesehatan RI no. 983/ Menkes / 17/ 1992 tentang
pedoman organisasi rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spsialistik,dan sub spesialistik, sedangkan
klasifikasi didasarkan pada perbedaan tingkat menurut kemampuan pelayanan
kesehatan yang dapat disediakan yaitu rumah sakit kelas A, Kelas B, ( Pendidikan dan
Non Pendidikan ) kelas C dan Kelas D.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.164/B/MenKes/PER/II/1998, fungsi rumah sakit adalah :
a. Fungsi Profesional
b. Fungsi Sosial
Rumah sakit pemerintah dan non pemerintah (swasta) harus memberikan fasilitas
perawatan pada penderita yang tidak mampu. Rumah sakit umum pemerintah harus
menyediakan 75 % dari tempat tidur yang ada untuk pasien yang tidak mampu,
sedangkan rumah sakit non pemerintah (swasta) wajib menyediakan 25 % dari
kapasitas tempat tidur untuk pasien yang tidak mampu.
c. Fungsi Rujukan
a) Direktur
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
mempunyai tugas :
-Penyusunan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
-Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
c) Bidang Pelayanan
Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik, mempunyai Tugas Pokok :
menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Medik dan Non Medik di RS
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
mempunyai tugas :
-Penyusunan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
-Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik;
d) Bidang Penunjang
Kepala Bidang Penunjang