Anda di halaman 1dari 2

Pemberlakuan Otonomi Daerah Sesuai dengan amanat UU No 23 tahun

2014, tentang pemberian kewenangan penuh pengelolaan Kekayan Daerah


memberikan efek positif bagi perkembangan daerah itu sendiri karena secara
administratif dan kewenangan daerah telah memiliki hak penuh dalam
menentukan dan mengelola potensi yang dimiliki, namun dalam prakteknya
kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah terkadang tidak sepenuhnya
dapat dijalankan secara optimal karena terkendala oleh kurangnya Sumber daya
Manusia, peraturan perundang-undangan yang masih perlu diharmonisasi, dan
kemampuan keuangan dan manajemen pada daerah itu sendiri sehingga masih
perlunya koordinasi dengan pusat. Untuk itu Komisi Penyuluhan Pertanian
Nasional Melakukan Kunjungan Ke Provinsi NTB guna membahas berlakunya
UU no 23 tahun 2014 tentang Otonomi daerah yang secara spesifik terkait dengan
Peyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Indonesia.

1. Dalam lampiran hal. 107 UU No 23 tahun 2014 meyebutkan bahwa


Pengembangan SDM Masyarakat Kelautan dan Perikanan menjadi urusan
pemerintah pusat, yang meliputi :

Penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional.


Akreditasi dan sertifikasi penyuluh perikanan.
Peningkatan kapasitas SDM masyarakat kelautan dan perikanan.

2. Dalam lampiran hal. 120 UU No 23 tahun 2014 menyebutkan bahwa


Pendidikan dan Pelatihan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat di bidang
Kehutanan menjadi urusan pemerintah pusat, yang meliputi :

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta pendidikan menengah


kehutanan.
Penyelenggaraan penyuluhan kehutanan nasional.

Dan menjadi urusan pemerintah daerah provinsi, yang meliputi :


1. Pelaksanaan penyuluhan kehutanan provinsi.

2. Pemberdayaan masyarakat di bidang kehutanan

3. Pasal 408 menyatakan Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,


semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
Undang-Undang ini.

4. Ketentuan tentang penyuluh pertanian tidak disebutkan dalam UU ini


sehingga UU sebelumnya yaitu UU No 16 tahun 2006 masih berlaku untuk
penyuluh pertanian bahwa kepengurusannya baik administrasi maupun
pelaksanaan masih berada di daerah.

Poin diatas dirasa sangat meresahkan karena adanya perbedaan pengelolaan


administrasi antara penyuluh perikanan, kehutanan dan pertanian. Beberapa hal
yang dikhawatirkan antara lain adalah :
Fungsi penyuluh tidak maksimal jika berada dibawah koordinasi langsung
pemerintah pusat.
kesulitan penyuluh perikanan dalam mengurus administrasi kegiatan
karena biaya yang dibutuhkan akan lebih besar.
Perbedaan tunjangan yang diberikan kepada masing-masing penyuluh
dengan adanya perbedaan pengelolaan administrasi tersebut akan
menimbulkan kesenjangan sosial.
Kemungkinan disharmoni antara Badan Penyuluhan dengan Dinas bisa
terjadi terutama masalah Program kerja karena masing masing Pemerintah
Pusat dan Daerah Memiliki Kewenangan sendiri sendiri sehingga
menyebabkan tidak maksimalnya Pelaksanaan Program Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai