Anda di halaman 1dari 6

B.

Hasil Wawancara
1. BPP Wilayah Dramaga
a. Profil
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dramaga merupakan kelompok
fungsional dari Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi dan Peredaran
Hasil (UPT PTPH) VII Dramaga. BPP Wilayah Dramaga yang tergabung dalam
UPT PTPH Wilayah VII berada dibawah naungan Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor. Wilayah kerja BPP Wilayah
Dramaga meliputi 3 kecamatan, yaitu kecamatan Dramaga, kecamatan Ciomas
dan kecamatan Tamansari. Jumlah desa binaan sebanyak 29 desa yang terbagi
menjadi 16 wilayah kerja binaan (Wilbin).
Letak BPP Wilayah Dramaga berada pada 106.450 BT dan 106.300 LS,
pada ketinggian tempat 200-700 meter dpl. Luas wilayah binaan BPP Wilayah
Dramaga 5878.168 Ha meliputi luas tiga wilayah kecamatan, yaitu : Kecamatan
Dramaga 2.080,84 Ha, Kecamatan Ciomas 609.748 Ha, dan Kecamatan
Tamansari 3.187,58 Ha. Batas Wilayah Binaan meliputi sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Kotamadya
Bogor.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cicurug dan gunung Salak
Kabupaten Sukabumi
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ciampea
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kotamadya Bogor.
Topografi wilayah datar, berbukit dan bergelombang dengan kemiringan
lahan 5-20 % di kecamatan Dramaga, 5-15% di kecamatan Ciomas dan 20-35% di
kecamatan Tamansari. Sedangkan iklim di Wilayah BPP Dramaga termasuk
daerah beriklim basah, tergolong klasifikasi iklim zona A (Oldeman, 1977).
Temperature rata-rata 22,8 -320C, curah hujan rata-rata dalam tahun terakhir 4.034
Mm/tahun dengan tipe curah hujan B (Scmidt dan Fergusson, 1951).
b. Organisasi Kerja.
Struktur organisasi UPT PTPH VII Wilayah Dramaga BP3K Wilayah
Dramaga terdiri dari Kepala BP3K, Sub bagian Tata Usaha, Koordinator
Penyuluhan bidang Pangan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan serta didukung
oleh semua tenaga fungsional penyuluh pertanian baik PNS dan THL di wilayah
kerja. Berikut bagan struktur organisasi BP3K Dramaga (selengkapnya disajikan
pada lampiran 1).
Struktur organisasi UPT PTPH Wilayah Daramaga terdiri dari Kepala
UPT, Kepala Bagian Tata Usaha dan Administrasi. Kemudian ada jabatan
fungsional, yang berada di BPP terdiri dari Koordinator penyuluh dan penyuluh.
Belum ada penyuluh khusus yang menangani urusan Programa, Supervisi dan
Sumber Daya. Tidak ada urusan ketata usahaan di BPP, karena admin hanya di
UPT. BPP Wilayah Dramaga tidak mengelola anggaran karena anggaran atau
pembiayaan ada di UPT PTPH Wilayah Dramaga.
c. Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun Tugas Pokok dan Fungsi BPP Wilayah Dramaga adalah:
1. Penyusunan programa penyuluhan pertanian dan kehutanan dan rencana
kerja penyuluh pertanian dan kehutanan.
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian dan kehutanan diwilayah kerjanya.
3. Pembinaan penyuluh pertanian dan kehutanan swakarsa, pelaksanaan
percontohan, pengelolaan usaha pertanian dan kehutanan komoditas
prioritas/lokal spesifik.
4. Pelaksanaan pengkajian, pengembangan dan penerapan teknologi spesifik
lokalita.
5. Pelaksanaan sentra informasi usahatani dan pasar.
6. Pembinaan dan pengembangan keseimbangan petani.
7. Penyelenggaraan pertemuan 2 mingguan bagi penyuluh pertanian dan
kehutanan.
8. Penyelenggaan pelatihan bagi petani dalam berusaha tani.
2. Sumber Daya Manusia.
BPP Wilayah Dramaga memiliki 16 orang penyuluh yang terdiri dari 10
tenaga Pegawai Negeri Sipil, 1 orang Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu
Penyuluhan Pertanian (THL TBPP) dan 5 tenaga THL Daerah. Masing-masing
penyuluh binaannya ada yang 1 desa, 2 desa bahkan 3 desa. Ada penyuluh THL
dan PNS ada yang merangkap di dinas sebagai administrasi di Dinas. Ini salah
satu permasalahan penyuluh tidak full kelapangan karena di dinas kekurangan
personil, karena kerjanya 50% di Dinas dan 50% di lapangan.
Pembagian wilayah binaan penyuluh dibagi berdasarkan; Pertama dari
kesibukannya, karena ada penyuluh yang menjadi Petugas Pertanian Kecamatan
(PPK). PPK membina wilayah 1 kecamatan, kalau diberikan 2 atau 3 desa maka
akan terlalu sibuk, maka dari itu diberi 1 desa binaan. Kedua, yang merangkap di
dinas juga diberi 1 desa atau 2 desa, itupun yang tidak potensi, dengan
pertimbangan bahwa penyuluh tersebut tidak dapat full kelapangan. Ketiga,
wilayah-wilayah yang potensi pertaniannya tinggi, maka akan ditempatkan
penyuluh yang sudah senior dan lebih paham dengan penyuluhan.
Tugas korluh saat ini hanya mengkoordinir penyuluh sekaligus melakukan
supervisi penyuluh di ketiga kecamatan tadi, karena secara resmi belum ada
keterangan berupa surat perihal tugas dengan kelembagaan seperti saat ini. Korluh
memiliki wilayah binaan 2 desa dan bertanggung jawab terhadap wilayah 3
kecamatan.
BPP Wilayah Dramaga mengangkat penyuluh pertanian swadaya. Tidak
semua desa terdapat penyuluh swadaya, akan tetapi dipilih desa-desa yang
potensial. Penyuluh swadaya diangkat dari petani dengan kriteria pertama, petani
tersebut siap dan pandai berkomunikasi. Penyuluh swadaya merupakan contoh
atau teladan dalam kegiatan uasaha taninya, dan bisa ditiru pertaniannya lalu
diangkatlah dia menjadi PPS. Penyuluh Pertanian Swadaya wilayah Dramaga
berjumlah 10 orang.
3. Administrasi BPP Dramaga
BPP Wilayah Dramaga sebagai SATMINKAL penyuluh pertanian
memiliki beberapa adminstrasi dalam kegiatan pelaksanaan kegiatannya.
Kelengkapan administrasi yang ada di BPP Dramaga seperti:
1. Administrasi Balai: seperti buku tamu, arsip surat, arsip kegiatan, arsip
inventaris kantor, arsip kepegawaian dan lain sebagainya.
2. Administrasi Penyuluhan: seperti monografi, impact point, programa dan
RKTP
3. Administrasi kelembagaan petani: seperti daftar kelembagaan petani,
profil kelompok tani, gapoktan, penilaian kelas kelompok, dan arsip RDK
dan RDKK.

4. Fasilitasi Penyusunan Programa


Penyusunan Progarama di BPP Wilayah Dramaga dilaksanakan dengan
membentuk panitia. Panitia penyusunan Programa diketuai oleh Koordinator
Penyuluh, dengan tim penyusun terdiri dari 5 orang dengan anggota yang terdiri
dari seluruh penyuluh serta melibatkan wakil dari UPT PTPH dan UPT
Peternakan. Langkah kerja penyusunan programa dimulai dengan:
a. Merancang draft programa.
b. Menyususn draft programa.
c. Menentukan pembagian tugas.
d. Mengumpulkan impact point wilayah binaan penyuluh pertanian dan
mengolahnya.
e. Membuat impact point BPP.
f. Menyusun Programa
g. Menyusun RKTP.
Pembagian tugas penyusunan programa dibagi secara khusus dari tiap-tiap
bab pada programa. Kemudian dirumuskan menjadi satu programa, dilaksanakan
bersama oleh tim tersebut. Setelah programa terselesaikan maka penyuluh dan
BPP menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).

5. Fasilitasi Kegiatan Penyuluhan.


BPP wilayah Dramaga memfasilitasi pelaksanaan penyuluhan dengan
menyediakan beberapa alat dan bahan yang dapat digunakan oleh penyuluh
pertanian. Alat dan media tersebut berupa Proyektor, Peta Singkap, Folder,
Leaflet, Buku dan Brosur. Tetapi rata-rata penyuluh melaksanakan penyuluhan
menggunakan power point dengan sumber buku-buku di perpustakaan.
Lembar Persiapan Menyuluh jarang dibuat oleh penyuluh. LPM dibuat
hanya seperti keadaan pelatihan, karena penyuluhan lebih sering dilaksanakan
secara bebas. Pelaksan penyuluhan paling sering dilaksanakan dengan metode
anjangsana ke petani. Kecuali kalau pelaksanaan penyuluhan sudah direncanakan
dari awal, baik tanggal pertemuan dan pokok bahasannya seperti penyuluhan
pertmuan kelompok. Bila begitu penyuluh mempersiapkan power point, LPM dan
folder untuk dibagikan.

6. Fasilitasi Penyediaan dan Penyebaran Informasi.


BPP Dramaga memiliki perpustakaan sebagai pusat informasi teknologi
bagi penyuluh pertanian dan petani. Sumber-sumber buku diperoleh dari balai
penelitian yang ada di bogor. Sebagian juga berasal dari Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan. Perpustakaan BPP wilayah Dramaga berisi media
seperti folder, leaflet, buku, selebaran dan hasil-hasil penelitian.
Penyuluh memberikan fasilitasi penyebaran informasi ke petani dengan
membuat media sendiri, dengan cara meramu dari berbagai literatur. Karena
penyuluh diwajibkan untuk menyiapkan dan menyusun media yang tercantum di
Satuan Kinerja Penyuluh (SKP). Seorang penyuluh dalam periode 1 (satu) tahun
membuat media penyuluhan sebanyak 3 atau 4 media. Media yang telah dibuat di
arsipkan di BPP untuk memudahkan bagi penyuluh lain yang ingin menggunakan.
Dulu, BPP Dramaga memperoleh koran Sinar Tani setiap edisi. Namun saat ini
sudah tidak ada lagi distribusi koran sinar tani yang masuk ke BPP. Hanya yang
masih rutin di distribusikan ke BPP setiap bulan hanya informasi dari BMKG.

7. Fasilitasi Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama dan


Pelaku Usaha.
BPP wilayah Dramaga tidak mengelola anggaran, jadi yang memfasilitasi
adalah dinas. Pelaksanaan pemberdayaan dan penguatan kelembagaan petani yang
dilaksanakan BPP pesertanya adalah penyuluh pertanian swadaya, dengan
diundang dan ikut untuk pertemuan 2 mingguan bersama penyuluh pertanian di
BPP. Masing-masing penyuluh di jadwal untuk memberikan materi pelatihan.
Fasilitasi pemberdayaan kelompok tani diselenggarakan oleh dinas seperti
kegiatan SLPTT, UPSUS, Demplot, dengan pelaksananya adalah BPP, para
penyuluh dan ketua kelompok atau gapoktan. Tahun ini ada kegiatan SLPTT Pala,
SLPTT Padi Sawah, kursus tani, kegiatan pengendalian OPT dan Demplot. Tahun
kemarin diselenggarakan SLPTT dan kaji terap display varietas padi sawah. Jadi
fasilitasi untuk petani biasanya dilaksanakan di kunjungan-kunjungan oleh
penyuluh seperti pada saat anjangana.
BPP wilayah Dramaga berperan dalam menentukan peserta yang akan di
ikutkan untuk melaksanakan bimtek atau latihan dari dinas. Penentuan ini
berdasarkan bentuk dan tema pelatihan disesuaikan dengan potensi yang ada di
lingkungan petani calon peserta tersebut.

8. Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Penyuluh.


Peningkatan kapasitas penyuluh dilaksanakan melalaui pelatihan, baik
pelatihan yang dilaksanakan di BPP maupun yang dilaksanakan di BPMKP ciawi.
Peningkatan kapasitas penyuluh selalu dilaksanakan BPP dengan pertemuan
setiap 2 (dua) minggu sekali. Untuk kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh
instansi lain, penyuluh yang di tugaskan mengikuti pelatihan disesuaikan dengan
potensi wilayah binaannya. Disini biasanya dinas juga menyediakan bimtek
khusus untuk penyuluh. Bpp sendiri hanya menyediakan penyuluhnya. Kemudian
kalau untuk kegiatan seminar, penyuluh dipersilahkan untuk mencari pengetahuan
baru, karena setiap bulan ada undangan dari balai penelitian dan pendidikan
darimana saja untuk kegiatan seminar. BPP memberikan kesempatan seluas-
luasnya untuk penyuluh meningkatkan kapasitas dirinya.

Anda mungkin juga menyukai