Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)

8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia


_________________________________________________________________________________________________

Pengembangan Instrumen Tes untuk Mengukur Keterampilan Proses


Sains Siswa SMP pada Materi Gerak
Ajeng Suryani*, Parsaoran Siahaan, dan Achmad Samsudin

Abstrak
Keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan yang perlu dilatihkan pada siswa akibat
adanya inovasi pembelajaran dimana siswa memperoleh pengetahuan dengan cara menemukannya sendiri.
Saat ini instrumen evaluasi keterampilan proses sains hanya berupa lembar observasi yang kadangkala
memberikan celah untuk guru menilai siswa secara subjektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan instrumen tes untuk keterampilan proses sains siswa SMP pada materi gerak. Indikator
yang digunakan pada instrumen ini terdiri dari empat indikator dari enam indikator yang dikemukaan oleh
Dewi (2008), sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Research and
Development (R & D). Tahapan pengembangan instrumen tes ini adalah membuat indikator soal, membuat
soal, judgement oleh ahli materi dan ahli evaluasi, revisi soal, uji coba, revisi soal dan mengimplementasikan
soal di sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen tes yang dikembangkan telah layak untuk
digunakan sebagai instrumen tes keterampilan proses sains siswa SMP pada materi gerak.
Kata-kata kunci: keterampilan proses sains, instrumen tes, gerak
dalam sistem penyajian materi secara terpadu
Pendahuluan
[3]. Pendekatan ini menekankan pada proses
Keterampilan proses sains adalah pencarian pengetahuan dari pada transfer
pendekatan pembelajaran yang memfokuskan pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek
pembelajaran pada pengembangan belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
keterampilan siswa dalam memproseskan proses pembelajaran, guru hanyalah seorang
pengetahuan, menemukan dan fasilitator yang membimbing dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.
nilai-nilai yang diperlukan [1]. Siswa diarahkan untuk menemukan sendiri
berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-
Dengan keterampilan proses sains ini
nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.
diharapkan siswa dapat menemukan dan
mengembangkan pengetahuan yang Indikator keterampilan proses sains menurut
diperolehnya secara sendiri sesuai dengan Dewi [2] terdapat 6 aspek yaitu keterampilan
tuntutan kurikulum saat ini yaitu pembelajaran mengamati, keterampilan menyimpulkan,
berpusat pada siswa (student center) dan guru keterampilan mengukur, keterampilan
sebagai fasilitator. memprediksi, keterampilan mengomunikasikan,
dan keterampilan mengklasifikasikan. Namun
Untuk mengetahui pembelajaran yang telah
pada penelitian kali ini keterampilan yang dipakai
dilakukan tersebut berhasil atau tidak, maka
hanya empat keterampilan yaitu mengamati,
diperlukan suatu instrumen tes untuk
menyimpulkan, memprediksi, dan
mengukurnya. Instrumen tes tersebut dibuat
mengomunikasikan.
berdasarkan kemampuan-kemampuan pada
keterampilan proses sains. Saat ini, instrumen Mahar Marjono dalam Santi, Sudrajad dan
tes keterampilan proses sains yang Yennita [4] mengemukakan bahwa penilaian
dikembangkan terdiri dari empat indikator dari keterampilan proses sains sulit dilakukan
enam indikator keterampilan proses sains yang dengan instrumen tes tertulis dibandingkan
dikemukakan Dewi [2]. Pada kenyataannya di dengan tes observasi.
lapangan, evaluasi untuk mengukur proses
Tes tertulis adalah tes yang menuntut siswa
pembelajaran ini hanya sebatas pada aspek
memberikan jawaban secara tertulis. Sedangkan
pengetahuan saja.
tes observasi atau tes perbuatan/praktik adalah
tes yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk
Teori
perilaku, tindakan, atau perbuatan. Namun
Pendekatan pembelajaran berbasis penilaian dengan lembar observasi ini tidak
peningkatan keterampilan proses sains adalah menutup kemungkinan terjadinya penilaian yang
pendekatan pembelajaran yang subjektif yang akan dilakukan oleh guru. Namun
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke

_________________________________________________________________________________________________
ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 217 ]
Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)
8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia
_________________________________________________________________________________________________

dengan menggunakan kedua jenis bentuk tes ini, pola yang terbentuk dari
penilaian yang dilakukan akan lebih akurat. tabel jarak dan waktu
tempuh.
Tes tertulis secara umum terdiri dari tes Memprediksikan jarak 3 C
objektif dan tes uraian. Salah satu bentuk tes yang ditempuh pada
objektif adalah soal pilihan ganda yang waktu tertentu.
penggunaannya sangat luas. Soal pilihan ganda mengomuni Mengomunikasikan 4 D
adalah soal yang menuntut peserta tes untuk kasikan gerak suatu benda
memberikan jawaban atas pertanyaan atau berdasarkan grafik ke
dalam bentuk kata-kata.
pernyataan yang tercantum pada pokok soal
Mengomunikasikan data 5 B
dengan memilih salah satu pilihan jawaban dari jarak terhadap waktu
sejumlah kemungkinan jawaban [5]. dari bentuk tabel
Untuk mengetahui kualitas instrumen tes menjadi bentuk grafik
Mengomunikasikan data 6 C
yang dikembangkan telah baik atau tidak maka dari grafik kecepatan
instrumen tes tersebut harus memiliki ketepatan terhadap waktu menjadi
(validity) dan ketetapan (reliability). grafik lain yang sesuai.
Validity atau validitas instrumen menunjukkan menyimpul Menyimpulkan jenis 7 B
kan gerak suatu benda
sejauh mana instrumen tersebut dapat berdasarkan grafik.
mengukur (memberikan informasi) yang sesuai Menyimpulkan 8 D
dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan karakteristik gerak suatu
tertentu, tes seperti ini dikatakan valid. benda berdasarkan data
Sedangkan reliability atau reliabilitas adalah pada tabel.
tingkat atau derajat keajegan dari suatu Menyimpulkan grafik 9 D
instrumen tes. yang tepat berdasarkan
pola yang tercetak pada
Metode yang digunakan pada penelitian ini gambar pita ticker timer.
adalah metode Research and Development (R & mengamati Mengamati gambar 10 B
D). Tahapan pengembangan instrumen tes ini untuk menentukan
adalah membuat indikator soal, membuat soal, posisi yang sesuai
judgement oleh ahli materi dan ahli evaluasi, berdasarkan konsep titik
revisi soal, uji coba, revisi soal dan acuan.
Mengamati gambar 11 A
mengimplementasikan soal di sekolah. untuk menentukan jarak
terdekat suatu titik ke
Hasil dan diskusi titik lainnya.
Mengamati gambar 12 A
Hasil pengembangan berupa instrumen tes untuk mengetahui
keterampilan proses sains materi gerak pada percepatan terbesar
tingkat sekolah menengah pertama berbentuk berdasarkan konsep
soal pilihan ganda berjumlah 12 soal dengan 4 jarak tempuh.
indikator keterampilan proses sains. Kisi-kisi soal
keterampilan proses sains disajikan pada tabel 1. Setelah soal tersusun langkah selanjutnya
adalah melakukan judgement instrumen oleh ahli
Tabel 1 kisi-kisi tes keterampilan proses sains materi dan ahli evaluasi menggunakan lembar
penilaian tes keterampilan proses sains. Hasil
Standar Kompetensi : 5. Memahami gejala-gajala
penilaian ahli disajikan dalam tabel 2.
alam melalui pengamatan.
Kompetensi Dasar : 5.2. Menganalisis data Tabel 2 Hasil penilaian ahli terhadap instrumen
percobaan gerak lurus keterampilan proses sains
beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan serta bahasa/ Rata-
Validator Materi Konstruksi
penerapannya dalam budaya rata
kehidupan sehari-hari. ahli materi 100% 95% 93.3% 96.1%
ahli evaluasi 95% 100% 100% 98.3%
aspek No
Indikator Soal Kunci Rata-rata 97.5% 97.5% 96.7% 97.2%
keterampilan Soal
memprediksi Memprediksi waktu 1 A Sangat Sangat Sangat Sangat
Kriteria
kedatangan paling cepat layak layak layak layak
dari data jarak yang Setelah melalui tahap judgement, soal
tersedia.
Memprediksi jawaban 2 direvisi sesuai saran dari ahli sampai akhirnya
C
yang mungkin untuk soal layak digunakan untuk mengukur
mengisi tabel yang keterampilan proses sains.
kosong berdasarkan

_________________________________________________________________________________________________
ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 218 ]
Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)
8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia
_________________________________________________________________________________________________

Kemudian soal yang telah direvisi tersebut di Persamaan (2) merupakan rumus Spearman
ujicobakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Brown, yaitu persamaan yang digunakan untuk
Bandung. Jumlah siswa sebagai sampel uji coba menghitung koefisien reliabilitas tes yang
adalah 30 orang siswa. dikembangkan.
Validitas Dari hasil perhitungan reliabilitas tes yang
dikembangkan dan telah di ujicoba adalah 0,67.
Untuk menguji validitas empiris pada
Arti dari nilai ini adalah instrumen tes yang
instrumen tes yang dikembangkan adalah
dikembangkan masih kurang reliabel karena
dengan menggunakan perhitungan korelasi
koefisien reliabilitasnya berada di bawah 0,70.
product-moment dengan angka kasar.
Persamaan untuk menghitung validitas. Tingkat Kesukaran Soal (Difficulty Index)
N XY X Y (1) Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran
r
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2 seimbang (proporsional) artinya soal tersebut
baik karena tidak terlalu sukar namun tidak
Keterangan : terlalu mudah [7]. Salah satu untuk mengitung
r = koefisien korelasi antara variabel X dan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan
variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. proporsi menjawab benar (proportion correct).
N = jumlah sampel B
p (3)
Pada validitas tes, X adalah nilai hasil ujicoba n
soal yang dikembangkan, dan Y adalah nilai Keterangan :
ulangan siswa pada materi fisika yang berbeda. B = jumlah siswa yang menjawab benar
Sedangkan untuk validitas item, X adalah skor n = jumlah kelompok bawah [7].
item soal, dan Y adalah skor total yang diperoleh
siswa pada ujicoba soal yang dikembangkan. Untuk menentukan penafsiran tingkat
kesukaran soal digunakan kriteria sebagai
Kriteria korelasi ini adalah sebagai berikut.
berikut.
0,81 1,00 = sangat tinggi
0,61 0,80 = tinggi p 0,70 = mudah,
0,41 0,60 = cukup 0,30 p 0,70 = sedang,
0,21 0,40 = rendah = sukar
p 0,30
0,00 0,20 = sangat rendah [6].
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal ada
Hasil dari pengolahan data ujicoba yang telah
pada tabel berikut.
dilakukan adalah sebagai berikut.
Tabel 4 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal
Tabel 3 Hasil validasi item soal ujicoba
No. Validitas Kategori No Indeks Kategori Taraf
1 0.51 sedang Soal Kesukaran (P) Kesukaran
2 0.32 rendah 1 4 0.13 sukar
3 0.47 sedang 2 29 0.97 mudah
4 0.55 sedang 3 19 0.63 sedang
5 0.12 sangat rendah 4 5 0.17 sukar
6 0.09 sangat rendah 5 29 0.97 mudah
7 0.49 sedang 6 7 0.23 sukar
8 0.51 sedang 7 15 0.50 sedang
9 0.09 sangat rendah 8 4 0.13 sukar
10 0.76 tinggi 9 13 0.43 sedang
11 0.40 sedang 10 18 0.60 sedang
12 0.42 sedang 11 19 0.63 sedang
Sedangkan dari hasil perhitungan untuk tes, 12 26 0.87 mudah
validitasnya adalah 0.50 (berkategori sedang).
Daya Pembeda (Discriminating Power)
Reliabilitas
2r1.2 (2) Perhitungan daya pembeda soal adalah
rnn pengukuran sejauh mana suatu soal dapat
1 n 1 r1.2
membedakan siswa yang sudah memahami
Keterangan :
materi dengan baik dengan siswa yang masih
rnn = koefisien reliabilitas belum atau kurang menguasai materi.
r1.2 = korelasi antara skor-skor setiap tes (disini WL WH (4)
DP
nilai yang dikorelasikannya adalah nilai n
ujicoba dengan nilai ulangan siswa pada Keterangan :
materi fisika yang berbeda) WL = jumlah siswa yang menjawab benar dari
n = panjang tes yang selalu sama dengan 2 [7]. kelompok bawah

_________________________________________________________________________________________________
ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 219 ]
Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)
8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia
_________________________________________________________________________________________________

WH = jumlah siswa yang menjawab benar dari Achmad Samsudin, M.Pd., Bapak Drs. Iyon
kelompok atas Suyana, M.Si., atas bimbingannya dalam
n = 50% x jumlah siswa merevisi instrumen tes yang dikembangkan,
Bapak Drs. David E Tarigan, M.Si. dan Ibu Hj.
daya pembeda ditentukan dari kriteria
Winny Liliawati, S.Pd., M.Si. yang telah
sebagai berikut.
memjudgement soal yang dikembangkan, guru
0,70 1,00 = baik sekali
mata pelajaran Fisika SMP Negeri 12 Bandung
0,40 0,69 = baik
yang memberikan izin untuk melakukan ujicoba
0,20 0,39 = cukup
soal, siswa-siswi kelas VIII H SMP Negeri 12
0,00 0,19 = jelek
Bandung atas bantuannya, serta rekan-rekan
DP < 0,00 = buruk, soal sebaiknya dibuang.
yang telah banyak membantu penulis.
Tabel berikut merupakan tabel hasil perhitungan
daya pembeda soal yang sudah dikembangkan. Referensi
Tabel 5 Hasil perhitungan daya pembeda soal [1] C. R. Semiawan, et al, Pendekatan
Keterampilan Proses, Penerbit Gramedia
No Soal Daya Pembeda Kategori Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1992, hlm.18
1 0.27 cukup [2] Shinta Dewi, Keterampilan Proses Sains,
2 0.07 jelek Penerbit Tirta Emas Publishing, Bandung,
3 0.33 cukup 2008
4 0.33 cukup [3] B. K. Beyer, Teaching Thinking Skill: A
5 0.07 jelek Handbook for Elementary School Teachers,
6 0.07 jelek Penerbit Allyn & Bacon, New York, USA,
7 0.47 baik 1991, p. 112
8 0.27 cukup [4] Kartika Santi, Hendar Sudrajad dan Yennita,
9 0.2 cukup Pengembangan Instrumen Penilaian
10 0.67 baik Keterampilan Proses Sains pada Mata
11 0.33 cukup Pelajaran Fisika, Fakultas Keguruan dan
12 0.27 cukup Ilmu Pendidikan, Universitas Riau, URI
repository.unri.ac.id [accessed 2 Februari
Penelitian yang sudah dilakukan pada saat ini 2015]
baru sampai ujicoba soal tahap pertama, belum [5] Sumarna Surapranata, Panduan Penulisan
sampai revisi soal dan ujicoba tahap kedua agar Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004,
hasilnya lebih baik dan tidak ada kategori rendah Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
pada validitas butir soal dan kategori jelek pada Cetakan Ketiga, 2007, p. 132
daya pembeda. [6] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, Penerbit PT Bumi Aksara,
Kesimpulan Jakarta, Cetakan Kedua, 2013, p. 87
[7] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
hasil penelitian yang dilakukan adalah instrumen Cetakan Kelima, 2013, p. 254
tes keterampilan proses sains pada mata
pelajaran fisika untuk materi gerak SMP yang Ajeng Suryani*
Mahasiswa Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan
dikembangkan dinyatakan valid dan sudah layak
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
untuk digunakan. Pengembangan instrumen Pendidikan Indonesia
penilaian keterampilan proses sains pada ajengsuryani892@gmail.com
penelitian ini adalah instrumen tes bentuk pilihan
ganda dengan indikator keterampilan proses Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd.
sains sebanyak empat indikator dari enam Dosen Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan
indikator, oleh karena itu, peneliti selanjutnya Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
dapat mengembangkan kembali instrumen tes Pendidikan Indonesia
keterampilan proses sains ini agar lebih lengkap saor_smart@yahoo.co.id
lagi dan mengembangkan pembelajaran fisika
dengan pendekatan keterampilan proses sains. Achmad Samsudin, M.Pd
Dosen Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan
Ucapan terima kasih Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Pendidikan Indonesia
Penulis mengucapkan terima kasih kepada achmadsamsudin@upi.edu
berbagai pihak yang telah membantu penelitian
ini, diantaranya dosen pembimbing kami Bapak *Corresponding author
Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd. dan Bapak

_________________________________________________________________________________________________
ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 220 ]

Anda mungkin juga menyukai