TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Soedigdo et al, 1962 menunjukkan bahwa cytase itu berasal dari
bakteri hidup di dalam intestinum dan ingluives. Enzim ini menghancurkan dinding
sel tumbuh- tumbuhan sehingga isi sel dapat dilepaskan keluar.Bagian berikutnya
setelah ingluives adalah ventriculus yang berupa kantong yag cukup luas tetapi
sederhana,dilingkupi oleh glandulae digestoriae yang menggerombol di sekeliling
kebanyakan alat alat dalam. Glandulae digestoriae terdiri dari kumpulan tubuli yang
bercabang cabang dan berakhir buntu pada gerombolan sel sel. Dikenal ada tiga
macam sel,yaitu:
1). Sel sel yang menghasilkan enzim- enzim untuk pencernaan ekstraseluler.
2). Sel sel yang menyerap partikel- partikel makanan dan mencernakannya intra-
seluler,juga menyerap hasil hasil pencernaan di luar sel.
3). Sel sel yang mengasilkan CaCO3 , fungsinya terutama ialah untuk membetuk
concha; lanjutan ventriculus ialah intestinum yang berjalan berkelok kelok yang
Bekicot adalah salah satu hewan yang hidupnya bergantung pada enzim
selulolitik untuk mencerna makanannya. Pada tahun 1970,Soedigdo,dkk.melaporkan
bahwa bekicot tidak memiliki enzim selulase,melainkan oleh mikroba selulolitik yang
berasal dari luar tubuhnya.Mengenai jenis mikroba selulolitik maupun non selulolitik
dalam saluran pencernaan bekicot,hingga kini belum pernah diungkap atau diteliti
oleh para peneliti sebelumnya.
2.2 Enzim
Kata enzim berasal dari en-zyme yang berarti dalam ragi (yeast), mulai dipakai
sejak 1877. Sebelumnya telah dikenal diastase (A.Payen dan J.Persoz,1833), pepsin
(T.Schwan,1836), emulsion (J.V.Liebig dan F.Wohler,1837), masing masing adalah
senyawa organik yang dapat menghidrolisis pati, protein dan glikosida.
Enzim mempunyai tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya jauh lebih
besar dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya.
Enzim mempercepat reaksi kimia secara spesifik tanpa pembentukan produk samping.
Enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme dalam sel, bekerja menurut
urutan yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu
hubungan yang harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda.
Kebanyakan enzim diberi nama dengan penambahan akhiran ase pada kata
yang menunjukkan senyawa asal yang diubah oleh enzim atau pada nama jenis reaksi
kimia yang dikatalisis enzim.
1. Spesifitas
Aktivitas enzim sangat spesifik. Pada umumnya enzim tertentu hanya dapat
mengkatalisis satu reaksi. Sebagai contoh, laktase menghidrolisis gula laktosa
tetapi tidak berpengaruh terhadap disakarida yang lain. Hanya molekul laktosa
saja yang akan sesuai dalam sisi aktif molekul.
2. Pengaruh suhu
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimalnya adalah antara
35oC dan 40oC, yaitu suhu tubuh. Pada suhu diatas dan dibawah optimalnya,
aktivitas enzim berkurang.
3. Pengaruh pH
Masing masing reaksi yang dikatalisis oleh enzim paling cepat terjadi pada pH
yang tertentu. Untuk kebanyakan enzim pH optimal adalah sekitar pH 7 (netral)
dan jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami
inaktivasi.
1. Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap,maka
pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi
pada batas konsentrasi tertentu, tidak akan terjadi kenaikan kecepatan reaksi
walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah dijelaskan oleh
Michealis Menten dengan hipotesis mereka tentang terjadinya kompleks enzim
substrat. Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat sebagaimana telah
dijelaskan tadi,perlu adanya kontak antara enzim dengan substrat. Kontak ini
2. Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim yang dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah
reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang tinggi reaksi
berlangsung cepat.
Disamping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi,
maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif
enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun.
3. Pengaruh pH
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya. Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion bermuatan
ganda (zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh
terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim
substrat.
Di samping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi
dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan
menurunnya aktivitas enzim.
4. Pengaruh Inhibitor
Pada tahun 1956, The International Union of Biochemistry membentuk suatu panitia
untuk menyusun konsep dan mengusulkan klasifikasi dan nomenklatur enzim. Baru
tahun 1961 usul tersebut diterima secara resmi.
Prinsip penamaan tersebut ternyata berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis dan enzim
yang dibagi menjadi enam kelompok utama, yaitu :
1. Oksidoreduktase
Enzim oksidoreduktase adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau
reduksi suatu bahan. Dalam golongan ini terdapat 2 jenis enzim yang paling utama
yaitu oksidase dan dehidrogenase.
Enzim transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan (transfer)
suatu radikal atau gugus. Enzim yang termasuk dalam golongan ini adalah
transglikosidase, transfosforilase, transaminase, dan transasetilase.
3. Hidrolase
Enzim hidrolase merupakan enzim yang sangat penting dalam pengolahan pangan,
yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan
substrat dengan pertolongan molekul air. Enzim yang termasuk kedalam golongan ini
adalah lipase yang menghidrolisis ikatan ester pada lemak alami menjadi gliserol dan
asam lemak, glikosidase menghidrolisis ikatan glikosida dan sebagainya. Disamping
itu masih banyak lagi yang termasuk enzim hidrolase, diantaranya karboksil esterase,
pektin metal esterase, selulase, -amilase, -amilase dan invertase.
4. Liase
Enzim liase adalah enzim yang aktif dalam pemecahan ikatan C-C dan ikatan C-O
dengan tidak menggunakan melekul air. Yang termasuk dalam golongan enzim ini
adalah enzim dekarboksilase.
5. Isomerase
Enzim ligase adalah enzim yang mengakatlisis pembentukan ikatan - ikatan tertentu,
misalnya pembentukan ikatan C-O, C-C, dan C-S dalam biosintesis ko-enzim A serta
pembentukan ikatan C-N dalam sintesis glutamin (Winarno, 1983).
2.4. Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel. Serat kapas
boleh dikatakan seluruhnya adalah selulosa. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat
dicernakan karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat menguraikan selulosa.
Dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi
tinggi dapat terhidrolisis menjadi selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa adalah suatu
disakarida yang terdiri atas dua molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara
atom karbon 1 dengan atom karbon 4.
Meskipun selulosa tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh tubuh,
namun selulosa yang terdapat sebagai serat serat tumbuhan, sayuran atau buah
buahan, berguna untuk memperlancar pencernaan makanan. Tentu saja jumlah serat
yang terdapat dalam bahan makanan tidak boleh terlalu banyak (Poedjiadi, 1994).
Selulosa umumya terdiri dari sekitar 300.000 satuan monomer dan mempunyai
berat molekul berkisar 250.000 sampai lebih dari 1.000.000 g/mol dengan rumus
molekul (C5H10O5)n . Di dalam molekul selulosa,monomer- monomernya tersusun
secara linear, sedangkan diantara pita pita satuan polimernya tersusun secara paralel.
Oleh karena itu, diantara pita pita polimer tersebut terdapat banyak jembatan
hidrogen intermolekuler dan intramolekuler yang menyebabkan selulosa mempunyai
struktur yang masif / kompak dan merupakan struktur dasar sel tumbuh tumbuhan
(Riswiyanto,2009)
Walaupun selulosa sifatnya keras dan kaku, namun selulosa dapat dirombak
menjadi zat yang lebih sederhana melalui proses selulolisis. Selulolisis adalah proses
Ketiga jenis reaksi yang dikatalisis oleh enzim selulase: 1. Kerusakan dari
interaksi non kovalen hadir dalam struktur kristal selulosa (endo selulase). 2.
Hidrlolisis serat selulosa individu untuk memecah gula yang lebih kecil(ekso-
2.5 Kertas
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,
bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini
bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit
atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada
naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau (http://ms.wikipedia.
Org/wiki/Kertas)
Dua hal yang paling penting dari material pembuatan selulosa kertas adalah
berapa banyak dan berapa panjang serat selulosanya. Banyaknya serat selulosa dalam
kayu tertentu menghasilkan pulp,pengurangan proses dan ongkos produksi pulp. Pada
tabel berikut menunjukkan komposisi kimia dari proses pembuatan pulp kertas.
(http://www.paperonweb.com/wood.htm)
1. Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong potong atau lebih dikenal
dengan log.Log disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah
dengan tujuan untuk melunakkan log dan menjaga kesinambungan bahan baku.
2. Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De- Barker
3. Kayu dipotong potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping.
Chip yang sesuai ukuran diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.
4. Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu(bahan yang
digunakan untuk membuat kertas)dengan lignin. Proses pemasakan ini ada dua
macam yaitu Cheical Pulping Process dan Mechanical Pulping Process. Hasil dari
digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp ini yang diolah menjadi kertas
Sebelum masuk ke areal paper mesin pulp diolah dulu pada bagian stock
preparation. bagian ini berfungsi untuk meramu bahan baku seperti: menambahkan
pewarna untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk
mengisi pori - pori diantara serat kayu). Bahan yang keluar dari bagian ini disebut
stock (campuran pulp, bahan kimia dan air)
Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya
mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part
ini adalah kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri
tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena
kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).
Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula.
Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk
jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai
kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan
Sumatra (Anonim, 2007).
Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, adalah hasil samping dari proses
ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Dari satu pabrik dihasilkan ampas tebu sekitar 35
40% dari berat tebu yang digiling . Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Perkebunan
Gula Indonesia (P3GI) ampas tebu yang dihasilkan sebanyak 32% dari berat tebu
giling. Pada musim giling 2006 lalu, data yang diperoleh dari Ikatan Ahli Gula
Indonesia (Ikagi) menunjukkan bahwa jumlah tebu yang digiling oleh 57 pabrik gula
di Indonesia mencapai sekitar 30 juta ton (Anonim, 2007b), sehingga ampas tebu yang
dihasilkan diperkirakan mencapai 9.640.000 ton. Namun, sebanyak 60% dari ampas
tebu tersebut dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, bahan baku untuk
kertas, bahan baku industri kanvas rem, industri jamur dan lain-lain. Oleh karena itu
diperkirakan sebanyak 45 % dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan.
(http://blogspot.com/ampas-tebu.html)
2.7.2.Metode Lane-Eynon
Penetapan gula pereduksi dengan metode ini dilakukan secara volumetrik. Biasanya
digunakan untuk penentuan laktosa (anhidrat atau monohidrat) glukosa, fruktosa,
maltosa (anhidrat atau monohidrat) dan lainnya. Penetapan gula pereduksi dengan
metode ini didasarkan atas pengukuran volume larutan gula pereduksi standar yang
dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi tembaga basa yang diketahui volumenya. Titik
akhir titrasi ditunjukkan dengan metilen biru yang warnanya akan hilang karena
kelebihan gula pereduksi diatas jumlah yang dibutuhkan untuk mereduksi tembaga.
Metode ini dapat diterapkan untuk segala jenis bahan pangan. Terutama berguna
untuk menetapkan sampel yang mengandung sedikit gula pereduksi. Gula pereduksi
akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Cu+ akan dioksidasi oleh I2 (yang terbentuk dari
hasil oksidasi KI oleh KIO3 dalam asam) menjadi Cu2+ kembali. Kelebihan I2 dititrasi
dengan Na2S2O3. Dengan menggunakan blanko, maka kadar gula pereduksi dalam
sampel dapat ditentukan.
Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis bahan makanan. Anthrone (9,10-
dihidro-9-oxanthrasena) merupakan hasil reduksi anthraquinone. Anthrone bereaksi
secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna biru
kehijauan yang khas.
Penentuan gula reduksi berdasarkan atas banyaknya endapan Cu2O yang terbentuk,
kemudian dengan melihat tabel Hadmond dapat diketahui jumlah gula pereduksinya.
Jumlah Cu2O ditentukan secara gravimetris, yaitu dengan menimbang larutan endapan
Cu2O yang terbentuk. Dapat juga ditentukan secara volumetrik yaitu dengan titrasi
menggunakan larutan Na-tiosulfat atau K-permanganat (Apriyanto, 1989).
Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif.