Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pelaksanaan Penerimaan & Pengeluaran Pembiayaan ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Dr. Budi Supriatono Purnomo, SE., M.M., M.Si. selaku Dosen mata kuliah
Perencanaan Keuangan Pemerintahan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pelaksanaan pembiayaan serta realisasinya
pada daerah Kab. Karanganyar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan, senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat diandalkan.
Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya
otonomi, daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang
dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah.
Pembiayaan daerah itu sendiri adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah
daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan
antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah daerah.
1
penyisiran kegiatan yang tidak perlu dilaksanakan atau dapat juga ditunda
pelaksanannya. Berdasarkan paparan diatas, dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai pelaksanaan penerimaan serta pemberian pembiayaan pada pemerintahan
daerah.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi SILPA dan dan cadangan
2. Untuk mengetahui maksud dari hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
3. Untuk mengetahui prosedur penerimaan, pemberian dan penerimaan kembali
pemberian pinjaman daerah
4. Untuk mengetahui pelaksanaan pinjaman daerah pada daerah Provinsi DKI Jakarta
5. Untuk mengetahui jurnal pada akuntansi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan
6. Untuk memahami realisasi penerimaan dan pengeluaran daerah Kabupaten
Karanganyar.
2
BAB II
3
4
2) Dana Cadangan
Dana Cadangan adalah dana yang dibentuk guna membiayai kebutuhan dana yang
tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Dana Cadangan dibentuk untuk
suatu tujuan tertentu secara spesifik. Pembentukan Dana Cadangan menggunakan
rekening terpisah dari rekening kas daerah (Pembiayaan Transfer ke Dana Cadangan).
Penggunaan Dana Cadangan harus sesuai tujuan yang telah ditetapan Pemerintah
daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanai kegiatan yang penyediaan
dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran.
Dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah, kecuali
dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan penerimaan lain yang penggunaannya
dibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dana
cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri.
Penggunaan atas dana cadangan yang dicairkan dari rekening dana cadangan ke
rekening kas umum daerah dianggarkan dalam belanja langsung SKPD pengguna dana
cadangan berkenaan, kecuali diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan.
Hasil Penjualan Aset yang Dipisahkan adalah penerimaan daerah yang bersumber
dari hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dari kekayaan daerah, misalnya
penjualan aset Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan digunakan antara lain untuk menganggarkan hasil penjualan
perusahaan milik daerah/BUMD dan penjualan aset milik pemerintah daerah yang
6
dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah
daerah.
4) Investasi
Beberapa hal yang harus dicermati mengenai pinjaman daerah dan obligasi adalah:
a) Penerimaan pinjaman dan obligasi daerah harus dilakukan melalui rekening kas
umum daerah;
b) Pendapatan daerah dan/atau aset daerah (barang milik daerah) tidak boleh
dijadikan jaminan pinjaman daerah;
c) Kegiatan yang dibiayai dari obligasi daerah beserta barang milik daerah yang
melekat dalam kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan obligasi
daerah; Penatusahaan atas pinjaman daerah dan obligasi daerah dilaksanakan
oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (kepala SKPKD).
6) Piutang Daerah
Piutang daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kembali kepada pemerintah
daerah dan/atau hak pemerintah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat
lainnya yang sah. Hal-hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan piutang daerah
adalah bahwa:
Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh tempo adalah pengeluaran daerah yang
digunakan untuk membayar utang pokok yang jatuh tempo. Pembayaran pokok utang
digunakan untuk menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang
dihitung berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang.
8) Dana Depresiasi
Dana Depresiasi adalah dana yang dibentuk guna membiayai penggantian asset
yang telah habis umur ekonomisnya/manfaatnya. Pembentukan Dana Depresiasi
menggunakan rekening Dana Cadangan dan terpisah dari rekening kas daerah.
Penggunaan Dana Depresiasi harus sesuai tujuan yang telah ditetapkan yaitu
menggantikan aset yang telah habis umur ekonomisnya/manfaatnya.
2.1.4 Pengakuan
a) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
9
2.1.5 Pengukuran
Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai
sekarang kas yang diterima atau yang akan diterima oleh nilai sekarang kas yang
dikeluarkan atau yang akan dikeluarkan. Pembiayaan yang diukur dengan mata uang
asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengan Bank
Indonesia) pada tanggal transaksi pembiayaan.
3. PPKD
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk mencatat transaksi pembiayaan
pengeluaran ini adalah sebagai berikut :
12
ILUSTRASI
Akuntansi pembiayaan terdiri atas pencatatan atas terjadinya penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
1. Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
a. Penerimaan Pinjaman
Berdasarkan Perjanjian Kredit Jangka Panjang untuk jangka waktu
5 tahun antara Pemerintah Daerah XYZ dengan Bank ABC,
Pemerintah Daerah XYZ menerima Nota Kredit yang menunjukkan
telah masuknya uang ke rekening kas daerah sebesar Rp. 500.000.000,00.
Dari informasi tersebut, fungsi Akuntansi PPKD mengakui adanya
13
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Nota
XXX 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 500.000.000
Kredit
Pinjaman Dalam negeri
7.14.01.01 500.000.000
dari Bank
b. Penerbitan Obligasi
Berdasarkan Perda tentang Obligasi Daerah, Pemerintah Daerah ABC
menerbitkan surat utang obligasi untuk 5 tahun mulai berlaku 1 Maret 2015 dan
berakhir 28 Februari 2020 sebanyak 1000 lembar @ Rp. 500.000,00 dengan suku
bunga 12%/tahun dibayar setiap 6 bulan per 1 Maret dan 1 September. Dari informasi
tersebut, fungsi Akuntansi PPKD mengakui adanya kewajiban jangka panjang dengan
mencatat jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Nota
XXX 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 500.000.000
Kredit
Utang Dalam Negeri
2.2.1.03.01 500.000.000
- Obligasi
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Nota
XXX 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 500.000.000
Kredit
Penerimaan
Hasil
7.1.4.03.01 500.000.000
Penerbitan
Obligasi
Nota
XXX 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 500.000.000
Kredit
Penerimaan
Pembiayaan
Penerimaan
6.1.4.05.01 Hasil 500.000.000
Penerbitan
Obligasi
Daerah
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Nota
XXX 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 250.000.000
Kredit
16
Penerimaan
7.1.5.01.01 Kembali
250.000.000
Pemberian Pinjaman
kepada Perusda
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Bukti
Perubahan
XXX Pemindah 0.0.0.00.00 10.000.000.000
SAL
bukuan
Penerimaan
Pembiayaan
7.1.2.01.01 Pencairan 10.000.000.000
Dana
Cadangan
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Pengeluaran
Pembiayaan
XXX SP2D LS 7.2.2.02.01 300.000.000
Penyertaan
Modal BUMD
Perubahan
0.0.0.00.00 300.000.000
SAL
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran
(Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Pengeluaran
Pembiayaan-
XXX SP2D LS 6.2.2.02.01 Penyertaan 300.000.000
Modal
BUMD
Perubahan
0.0.0.00.00 300.000.000
SAL
19
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Pengeluaran
Pembiayaan
Pembayaran
Pokok Utang
XXX SP2D LS 7.2.3.03.01 60.000.000
kepada
Lembaga
Keuangan
Bank
Perubahan
0.0.0.00.00 60.000.000
SAL
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran (Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006)
20
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Pengeluaran
Pembiayaan
Pembayaran
Pokok Utang
XXX SP2D LS 6.2.3.03.01 60.000.000
kepada
Lembaga
Keuangan
Bank
Perubahan
0.0.0.00.00 60.000.000
SAL
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Pengeluaran
Pembiayaan
XXX SP2D-LS 7.2.1.01.01 Pembentukan 2000.000.000
Dana
Cadangan.
Perubahan
0.0.0.00.00 2000.000.000
SAL
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Pengeluaran
Pembiayaan
XXX SP2D-LS 6.2.1.01.01 Pembentukan 2000.000.000
Dana
Cadangan.
Perubahan
0.0.0.00.00 2000.000.000
SAL
22
1) PP No. 54 Tahun 2005 yang diganti dengn PP No. 30 Tahun 2011 tentang
Pinjaman Daerah.
2) PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
3) PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual.
4) Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
5) Permendagri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah.
23
BAB III
STUDI KASUS
3.1. Analisis Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Karanganyar
Berdasarkan Data Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten
Karanganyar Tahun 2009 Dan 2010, maka Analisi Terhadap Pelaksanaan
Penerimaan Pembiayaan adalah sebagai berikut :
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman dari tahun 2009 ke 2010 adalah Rp.
706.522.000 . Dengan demikian, dapat disimpulkan Penerimaan Pembiaayaan
Daerah Kabupaten Karanganyar Masih mengandalkan dari pendapatan SiLPA
tahun 2009, karena penerimaan dari sumber-sumber lain sangat minim.
Dalam pengeluaran dikatakan menurun karena berdasarkan data yang ada tahun
2009 dan 2010, terhadap penurunan pada Investasi dan Pemberian Pinjaman
Bergulir Data Tunda Jual. Dimana Investasi pada tahun 2009 berjumlah Rp.
6.856.000.000 dan Investasi pada tahun 2010 adalah Rp. 161.000.000. jadi
penurunan investasi pada tahun 2009 ke 2010 adalah Rp. 6.695.000.000. Untuk
Pemberian Pinjaman terjadi pengeluaran yang akan diterima pada tahun 2009
berjumlah Rp. 1.612.500.000 dan Pemberian Pinjaman pada tahun 2010 adalah Rp.
1.000.000.000. Jadi pemberian pinjaman pada tahun 2009 ke 2010 adalah Rp.
612.500.000. Untuk pembayaran pokok utang mengalami peningkatan, dimana
pada tahun 2009 sebesar Rp. 6.816.900.000 dan tahun 2010 sebesar Rp.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup
defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara
lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
4.2. Rekomendasi
Kebijakan yang dipakai pemerintah untuk menutupi kekuarangan dari anggaran
yang defisit yaitu dengan kebijakan fiskal. Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan
ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih
baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Profil Daerah Kabupaten Karanganyar. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah.
Diakses dari: http://profildaerah.karanganyarkab.go.id/karanganyar/grafik/
realisasi_penerimaan_pembiayaan_daerah/222