Oleh :
Cris Aditya siahaan
Muhammad Aliza Shofy
Pujangga Abdillah
Wima Rakayana
Objektif:
Memenuhi harapan profesionalisme,
kinerja dan kepentingan publik
Kebutuhan dasar:
Kredibilitas, profesionalisme,
jasa kualitas tertinggi, kerahasiaan.
Prinsip-prnsip fundamental:
Integritas, objektivitas, kompetensi
profesional dan kehati-hatian, perilaku
profesionl,dan standar teknis.
1) Integritas. Seorang akuntan profesiona harus bertindak tegas dan jujur dalam semua
hubungan bisnis dan profesionalnya.
1.2 IAI
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
Prinsip Etika,
Aturan Etika, dan
Interpretasi Aturan Etika..
Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998,
dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang
seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan, yaitu :
1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya
sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan
menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai
anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harus melaksanakan jasa
profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari
jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik
yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku
konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya.
8. Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan
mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya
dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
1.4 KRITIK
a) Para professional akuntan diharapkan tidak hanya mempunyai register akuntan, tapi
juga memiliki pengalaman kerja dan kompetensi yang disampaikan dan diverifikasi
oleh Dewan Penguji Akuntan Profesional IAI.
b) Prinsip etika bisa lebih disesuaikan sesuai dengan masing-masing negara, karena
IFAC yang merupakan International Federation of Accountants mencakup seluruh
negara dimana setiap negara mempunyai budaya dan etika yang berbeda.
c) Seharusnya kode etik akuntan antara IAI dan IFAC harus mampu memberikan
kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
d) Kode etik akuntan juga harus bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai
kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang
sama.