Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PEMBAHASAN

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang diketahui banyak menginfeksi


manusia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis kompleks. Penyakit ini biasanya
menginfeksi paru. Transmisi penyakit biasanya melalaui saluran nafas yaitu melalui droplet
yang dihasilkan oleh pasien yang terinfeksi TB paru (Mario dan Richard, 2005).Tuberkulosis
merupakan penyakit yang masih sering terjadi di dunia sehingga penyakit ini sangat penting
untuk ditangani walaupun pengobatan sudah efektif untuk 50 tahun terakhir ini. Penyebaran
penyakit tuberkulosis sangat cepat dan bisa menyerang siapa saja termasuk pada ibu hamil.
Pada jurnal ini akan di bahas terkait pengobatan untuk penyakit tuberkulosis pada
ibu hamil. Tuberkulosis pada ibu hamil sangat mempengaruhi perkembangan janin dan bisa
berakibat pada janin dan ibu seperti bisa terjadi pre eklamsia, perdarahan vagina, kematian
janin pada minggu ke 16-28, gawat janin akut, prematuritas (<37 minggu), berat badan lahir
rendah, anak saat lahir bisa terkena tuberkulosis dan bisa memungkinkan kematian janin,
itu semua bisa terjadi jika ibu memiliki penyakit tuberkulosis dengan tanpa penanganan atau
pengobatan terlambat yang bisa menjadi resisten terhadap obat tuberkulosis atau bisa di
sebut dengan TB MDR. Pada jurnal ini untuk penatalaksanaan pada ibu hamil dengan TB
akan dilakukan skrining terlebih dahulu untuk memastikan pengobatan yang sesuai yang
tidak akan mempengaruhi pada janin. Skrining dilakukan dengan melihat 4 tanda gejala
(batuk, demam, keringat dingin di malam hari, dan adanya penurunan BB) metode ini
diperkenalkan untuk mengetahui penyakit TB dengan HIV, dilakukan meta analisis yang
diperkirakan sensitivitasnya mencapai 79 % dan kekhasan gejala 50 %, namun saat di uji
pada 799 ibu hamil dengan TB di india sensitivitasnya hanya 54,5 % dan bisa mencapai
100% jika dikombinasikan dengan tuberkulin skin test.
Pada jurnal ini dilakukan tuberkulin skin test (TST) dan interferon gammarilis test
(IGRA test) pada TB kehamilan yang di dapatkan hasil tidak ada perubahan kinerja dari TST,
namun untuk sensivitasnya IGRA test jauh lebih sensitif. Sedangkan WHO menganjurkan
pemberian isioniazid untuk pencegahan TB HIV, karena isioniazid aman untuk ibu hamil dan
dilakukan treatmen selama 6 bulan dengan isioniazid karena obat ini tidak memiliki efek
yang merugikan pada janin. Uji klinis telah menunjukkan manfaat meningkatkan
pengobahan untuk mencegah dengan isioniazid untuk ODHA. Menurut WHO jadwal
pengobatan yang di anjurkan untuk ibu hamil dengan TB biasa adalah 2 bulan dengan
menggunakan obat isioniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol, dan di ikuti 4 bulan
selanjutnya dengan menggunakan isioniazid dan rifampisisn. Pengobatan ini sudah terbukti
aman untuk wanita yang hamil. Sedangkan untuk pengobatan TB MDR, WHO menyarankan
untuk memberikan setidaknya 4 obat yang diketahui bisa efektif terhadap M. Tuberkulosis
dengan cara di isolasi dan di tambah pirazinamid, namun belum ada penelitian lebih lanjut
terkait pengobatan TBMDR pada ibu hamil apakah aman atau tidak.
Untuk hasil observasi di ruang 23 infeksi, ruang 22 menunjukkan penatalaksanaan
pada TB MDR dengan kehamilan adalah

Anda mungkin juga menyukai