Anda di halaman 1dari 50

1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.
1

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK


MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI
KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG)
Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

Abstrak Perubahan iklim merupakan salah satu hal keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih
yang sangat penting dalam dunia pertanian. Kegagalan panen panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil
terkait iklim sudah menyebabkan kerugian ekonomi dan
melemahkan ketahanan pangan, dan ini cenderung menjadi lebih panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu,
parah dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut. Oleh kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin
sebab itu perlu dilakukan pendekatan sistem agar proses dalam meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan
pertanian dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu air bersih karena mencairnya es di kutub utara yang
diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah untuk menjamin kelestarian pangan sehingga tercipta
menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia.
ketahanan pangan. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen
Pada penelitian ini akan digunakan metode sistem berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
dinamik yang dapat melibatkan faktor-faktor internal dan pangan menjadi sangat tidak pasti.
eksternal, serta dapat dilakukannya studi komprehensif jangka
panjang melalui beberapa skenario.Model yang dibuat didasarkan
pada ekosistem yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah
yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertanian di Jawa Timur yang secara geografis terletak
masukan bagi pemerintah dalam menjamin kelestarian pangan antara 0746'48" - 0846'42" Lintang Selatan dan
sehingga tercipta ketahanan pangan. 11231'42" - 11248'48" Bujur Timur. Letaknya yang
Kata Kunci : perubahan iklim, sistem dinamik, ketahanan pangan
berada pada dataran tinggi membuat Kabupaten Malang
sebagai daerah pemasok makanan seperti beras, jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dsb. Namun dengan adanya
I. PENDAHULUAN perubahan iklim yang sering kali tidak menentu
membuat pertanian di kabupaten Malang sering
P embangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus
diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi
mengalami kegagalan panen.
keberlanjutan eksistensi bangsa dalam mengatasi ancaman
kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin terlihat
nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja II. METODE PENELITIAN
Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8- A. Pemodelan dan Simulasi
9 September 2012 , yang mengangkat tema ancaman krisis
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-
pangan global, perhatian terhadap masalah krisis pangan harus
operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu
lebih ditingkatkan.
sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut
besar kepada pertanian, lalu hasil pertanian juga akan bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).
berdampak kepada ketahanan pangan. Perpaduan antara Dalam simulasi digunakan komputer untuk
meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan
pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik
terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih
untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem.
panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
lebih pendek. Meningkatnya siklus anomaly musim terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen
kering dan hujan dan berkurangnya kelembapan tanah dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-
akan mengganggu sector pertanian. Perubahan iklim komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan
akan memperngaruhi hasil panen yang kemungkinan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba
besar akan berkurang disebabkan oleh semakin secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka
2

dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber
tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena karbohidrat dan sekaligus sumber protein nabati dan ikan
semuanya cukup dilakukan dengan komputer. merupakan sumber protein hewani. Hampir tidak ada
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan
model sistem nyata. Model tersebut harus dapat dan musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga
menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam kali sehari.
sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar
menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat
D. Verifikasi dan Validasi
maka model tersebut ditransformasikan ke dalam
program komputer sehingga memungkinkan untuk Verifikasi
disimulasikan Verifikasi Model adalah proses menentukan
B. Ketahanan Pangan apakah model simulasi merefleksikan model
Menurut UU No.7/1996 tentang Pangan, ketahanan konseptual dengan tepat. Verifikasi dari suatu
pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan model bertujuan untuk menjamin kebenaran
bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya suatu model secara matematis dan konsisten
pangan yang cukup, baik jumlah maupun secara logika
mutunya,aman,merata dan terjangkau.Kondisi ketahanan Validasi
pangan dapat diwujudkan melalui pemanfaatan Validasi adalah suatu tindakan yang
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal. Hal membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat
ini berarti kebutuhan pangan penduduk dapat dipenuhi
memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan
dari kemampuan produksi atau perdagangan antar
wilayah, melalui hasil kerja suatu sistem ekonomi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
5pangan yang terdiri atas subsistem ketersediaan terdokumentasi dengan baik. Validasi Model
(availability); subsistem keterjangkauan (accessibility) adalah proses menentukan apakah model
baik secara fisik maupun ekonomi serta subsistem konseptual merefleksikan sistem nyata dengan
stabilitas ketersediaan dan keterjangkauan. tepat. Menurut Law dan Kelton (1991) validasi
Aspek penting dalam perwujudan ketahanan pangan adalah sebuah proses menentukan apakah model
adalah pengembangan agribisnis pangan dan konseptual merepresentasikan system nyata
pengembangan kelembagaan pangan yang dapat
[S A]
dengan tepat atau tidak.
menjamin keanekaragaman produksi, ketersediaan dan
konsumsi pangan penduduk. Undang-undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap daerah
E1 =
A
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kebutuhan pangan masyarakatnya sesuai S = nilai_ rata rata _ hasil _ simulasi
dengan kemampuan wilayah.
A = nilai_ rata rata _ data
Sebuah kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi
setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
Model dianggap valid jika E1 5%
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman,
merata, dan terjangkau (UU no.7,1996). Food security
Ss Sa
exists when all people, at all times, have physical and E2 =
economic access to sufficient, safe, and nutritious food to Sa
meet their dietary needs and food preferences for an
active and healthy life (FAO,1996). Ss= standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 30%
C. Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang beralokasi di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola konsumsi Data masukan yang digunakan untuk pengerjaan
sebagai suatu kebisaaan tentang makan dan jenis tugas akhir ini, yaitu:
makanan yang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat a. Luas lahan, Produktivitas, dan Produksi Padi
sebagai refleksi dari keadaan lingkungan, sosial dan
kabupaten Malang
budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan
metode deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan b. Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Ubi
meliputi: jenis bahan pangan pantangan (taboo) Kayu kabupaten Malang
dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan, c. Jumlah Populasi (angka kelahiran dan angka
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi kematian) kabupaten Malang
pangan (PPH). Dalam penelitian ini diperoleh gambaran
pola konsumsi pangan pada musim hujan dan musim
3

d. Iklim , berdasarkan pengamatan dari b. Skenario Intensifikasi Pesimis


beberapa stasiun klimatologi di kabupaten Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
Malang meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
Implementasi dari pemodelan data dapat dilihat pada intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Base Model Diagram berikut : Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
rata-rata lahan per
penduduk
kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
<jumlah populasi>
alih lahan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
area
permukiman
pertanian
Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
luas area
kab.Malang
area lain
produktivitas ubi kayu naik sebanyak 2 ton
kec.angin
tekanan
udara rate of luas lahan
luas lahan
padi lahan berubah
fungsi
per tahun.
suhu udara
dampak
perubahan produktivitas
iklim padi produksi padi

curah hujan c. Skenario Intensifikasi Most-Likely


produksi
beras
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu
rasio
lack of
supply
meningkatkan hasil pertanian dengan cara
konsumsi
pemenuhan

laju kelahiran
jumlah
populasi
laju kematian
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
beras per
jiwa
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
demand
beras
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi
Gambar 1 Base Model Diagram ketersediaan padi kayu 0 dalam arti tidak ada pembukaan
lahan tanam baru (luas lahan konstan).
A. Pengembangan skenario Untuk Skenario Intensifikasi Pesimis
Pengembangan skenario yang dilakukan dibedakan produktivitas ubi kayu naik sebanyak 3 ton
menjadi dua yaitu : per tahun.
1. Skenario parameter d. Skenario Struktur
2. Skenario struktur
Pada bagian skenario struktur,
Skenario parameter bertujuan untuk mengetahui menggunakan ekstensifikasi lahan untuk
produktivitas pangan pada kondisi optimis (nilai perluasan lahan. Definisi dari ekstensifikasi
produktivitas tertinggi yang pernah dicapai), pesimis lahan adalah perluasan areal pertanian ke
(nilai produktivitas terendah yang pernah dicapai, dan wilayah yang sebelumnya belum
nilai rata-rata produktivitas (most-likely) yang sering dimanfaatkan manusia. Lahan ubi kayu dan
terjadi dalam menghasilkan produksi beras dan ubi kayu padi akan terus meningkat sedangkan
dengan satuan ton per hektar berdasarkan kondisi saat ini. produktivitas dari keduanya tetap.
1. Skenario Parameter
Pada bagian ini, membuat skenario optimistis, e. Skenario Pemenuhan Ubi Kayu terhadap
skenario most likely dan skenario pesimistis melalui Beras
intensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan Skenario pemenuhan ubi kayu
hasil pertanian dengan menoptimalkan lahan terhadap beras dilihat dari rasio
pertanian dan melakukan pemenuhan kekurangan pemenuhannya. Pada rasio pemenuhan,
beras dengan ubi kayu. Dengan tujuan untuk
hasil dari demand beras dan produksi
meningkatkan produktivitas padi 11 tahun
mendatang. beras tidak signifikan. Maka daripada itu
akan terjadi kekurangan supply beras
a. Skenario Intensifikasi Optimis yang akan diganti dengan produksi dari
Pengertian dari intensifikasi lahan yaitu ubi kayu untuk menutupi kekurangan
meningkatkan hasil pertanian dengan cara dari supply padi tersebut.
mengoptimalkan lahan perhatian. Didalam
intensifikasi tidak terjadi perluasan lahan.
Tingkat penambahan lahan padi dan ubi kayu 0
dalam arti tidak ada pembukaan lahan tanam
baru (luas lahan konstan). Untuk Skenario
Intensifikasi Optimis produktivitas ubi kayu naik
sebanyak 4 ton per tahun.
4

Perluasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Jenis Produktivitas
Lahan Padi
Skenario Padi (ton/ha)
(ha) Kesimpulan
Optimis 26.9605 - Beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan
pengerjaan tugas akhir ini adalah :
Most-
20.4605 - 1. Iklim sangat berpengaruh terhadap
Likely
Pesimis 13.9605 - produktivitas dan produksi padi di
kabupaten Malang. Korelasi antara iklim
Struktur - 6691.08 dan produksi padi juga bisa dikatakan
Tabel 1 Hasil Skenario Intensifikasi dan ekstensifikasi rendah. Dampak dari perubahan iklim
tersebut yaitu produktivitas padi berkurang
rasio demand skenario sebesar 0.09605 ton/ha setiap tahunnya.
pemenuhan beras pemenuhan
20251 2671293952 3769.943 2. Intensifikasi dan ektensifikasi lahan dapat
10533 2673965312 2963.297 membantu ubi kayu sebagai bahan pangan
7082 2676639232 2724.185 lain selain beras dapat meningkatkan
5292 2679315968 2387.194 produksinya sehingga ubi kayu dapat
menggantikan kebutuhan beras walaupun
4204 2681995264 2260.78
hanya beberapa persen saja.
3483 2684677120 2365.408
2972 2687362048 2178.132 Saran
2591 2690049280 2022.26 Bagi institusi :
Pemerintah kabupaten Malang seharusnya
2295 2692739328 2019.836
melakukan perluasan lahan terhadap lahan pertanian
2063 2695432192 1924.93 dan memberikan penyuluhan tentang mengkonsumsi
1869 2698127360 1935.624 bahan makanan selain beras agar jika terjadi
1708 2700825344 1796.786 kekurangan beras, para warga kabupaten Malang
masih dapat mengkonsumsi makanan seperti ubi
1570 2703526400 1815.089
kayu.
Tabel 2 Hasil Skenario pemenuhan Bagi akademis ;
Penelitian ini membahas tentang ketersediaan beras
dan ubi kayu di kabupaten Malang. Untuk
Dapat diketahui dari Table 1 bahwa kondisi saat ini
selanjutnya dapat dipertimbangkan pula variabel
untuk pertanian di kabupaten Malang dalam pemenuhan
lainnya seperti dari segi ekonomi.
ketersediaan pangan belum dapat terpenuhi. Karena
produktivitas petani kabupaten Malang saat ini
berdasarkan skenario optimis, most-likely, dan pesimis
V. DAFTAR PUSTAKA
hanya mencapai rata-rata 26.9605 ton, 20.4605 ton,
13.9605 ton untuk padi dan 1201.079 ton , 1194.579 ton,
1188.079 ton untuk ubi kayu. Dengan melakukan http://bps.go.id
perluasan lahan sebesar 4% pada masing-masing lahan
padi dan ubi kayu diharapkan dapat memenuhi
AR, Nuhfil Hanani. 2009. Pengertian
ketersediaan pangan (ubi kayu) untuk menggantikan
kebutuhan akan beras yang semakin lama semakin
Ketahanan Pangan
melonjak seiring dengan melonjaknya kepadatan
penduduk. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2011.
Provinsi jawa Timur
Table 2 menjelaskan tentang besar rasio pemenuhan
berdasarkan produksi dan demand beras dari tahun 2000- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2011 beserta pemenuhan ubi kayu terhadap beras untuk Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2011.
tahun 2012-2023. Namun dari table dapat dilihat bahwa Kabupaten Malang dalam angka.
produksi ubi kayu masih belum mampu menggantikan
kebutuhan akan beras.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Malang. Edisi Tahun 2009.
Kabupaten Malang dalam angka.
5

Ariyanto. Eko Shodiq. 2010. Kajian dampak


perubahan iklim terhadap produktivitas padi.

Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras


nasional: suatu kajian simulasi pendekatan
system dinamis. Penelitian Pertanian, 110-112.

Erma, Suryani. 2006. Pemodelan dan Simulasi.


Graha Ilmu. Yogyakarta.

Law. Kelton. 1991. Simulation Modelling and


Analysis. 2nd edition McGraw-Hill International
Edition.

Yayuk. 2010. Penilaian Ketersediaan


Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi
masyarakat FEMA IPB. IPB Bogor.

Dinas Pertanian kabupaten Malang. 2011. Survei


Pertanian : Produksi Pertanian Masyarakat
Kabupaten Malang. BPS.

Balitkabi Malang Jawa Timur. 2011. Teknologi


Produksi Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai,
Ubi Kayu, Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional.

World Bank. Adaptasi Terhadap Perubahan


Iklim. Policy Brief. www.worldbank.org/id.

Robert Muetzelfeldt. 21 December 2010. CGIAR


Research Program on Climate Change,
Agriculture and Food Security (CCAFS).

Badan Litbang Pertanian.Pedoman Umum IP


Padi 400.

Anda mungkin juga menyukai