Anda di halaman 1dari 11

NAMA : NURUL FATIHA IBRAHIM

NIM : M1B114004

KELOMPOK: 2 SHIFT 1

TUGAS KHUSUS
FILTER PADA PENGOLAHAN AIR

Filtrasi adalah proses penyaringan air melalui media pasir atau bahan sejenis untuk
memisahkan partikel flok atau gumpalan yang tidak dapat mengendap agar diperoleh air
yang jernih.
Penyaring adalah pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid dari air
limbah dengan melewatkan pada media yang porous. Kedalaman penyaringan menentukan
derajat kebersihan air yang disaringnya pada pengolahan air untuk minum.
Mekanisme yang dilalui pada filtrasi:
1. Air mengalir melalui penyaring glanular
2. Partikel-partikel tertahan di media penyaring
3. Terjadi reaksi-reaksi kimia dan biologis
Filtrasi yang berfungsi sebagai tempat proses penyaringan butir-butir yang tidak
ikut terendap pada bak sedimentasi dan juga berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme
atau bakteri yang ikut larut dalam air. Bangunan filtrasi biasanya menggunakan pasir silica
yang berwarna hitam yang memiliki ketebalan yang berbeda dan juga kerikil. Pasir ini
digunakan karena lebih berat dan lebih menempel flok-floknya.

Gambar Proses Filtrasi


Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan
sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi
dengan segala modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan
berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal
berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan
berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan
dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan,
yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan
lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak
stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek
(4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui
proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD
tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.(Mulyono,2011)
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk
dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu
detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang
tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang
ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media
pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai
modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:
1. trickling filter
2. cakram biologi
3. filter terendam
4. reaktor fludisasi
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-
90%. Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi,
proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat
dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses
anaerob menjadi lebih ekonomis.
Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat banyak dan perlu sehingga
lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air. Sebagai contoh untuk skala Pabrik sumber
air baku untuk pembuatan airnya diambil dari air sungai. Secara singkat pengolahan air
dari sungai tersebut mengalami beberapa tahapan, adapun peralatan yang digunakan dalam
unit water treatment adalah sebagai berikut :
1. Filter ( saringan)
2. Pompa
3. Flocculator
4. Clarifier
5. Clear well
6. Sand Filter
7. Filtered Water Storage Tank
A Filter
Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat penyaringan air yang memiliki
kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu untuk menyaring benda
padat kasar yang terapung disekitar pompa air, sehingga kerusakan pompa dapat terhindar
akibat tersumbat. Prinsip kerja yaitu hanya menerima air yang didistribusikan oleh pompa
dan pada filter terjadi pemisahan antara benda padat kasar dan air.
B Pompa
Disini pompa berfungsi untuk mendistribusikan air (air sungai) dan akan kemudian
di olah kembali. Prinsip kerja mendistribusikan air dari sumber air dan kemudian diolah
kembali oleh alat-alat selanjutnya.
C Flocculator
Flocculator adalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi dan
kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip Kerja menampung air yang
didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid yang terdapat bersama- sama dengan
air di koagulasi karena pengaruh beberapa bahan kimia yang diberikan selanjutnya koloid
yang berbentuk flock ini tertinggal di flocculator kemudian airnya diproses pada alat

selanjutnya. Air sungai yang dipompakan, sebelum masuk kedalam flocculator maka
diinjeksikan dengan berbagai macam bahan kimia, antara lain:
1. Larutan alum ( Al2SO4)
Larutan ini berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid sehingga
akan lebih mudah terbentuk floc-floc dan mengendap. Suspensi koloid terdiri dari ion-ion
bermuatan negatif sehingga akan terjadi peristiwa tolak-menolak antar ion. Apabila ion
ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam zat pengendap (coagulant chemicals)
bersentuhan dengan ion-ion negatif maka akan terbentuk gumpalan berupa gelatin. Dengan
demikian ukuran partikel akan bertambah besar sehingga dapat dipisahkan dengan cara
pengendapan.
2. Coagulant Aid
Berfungsi untuk memperbesar partikel koloid dan membentuk floc tank, sehingga
proses pengendapan berlangsung lebih cepat dan sempurna.
3. Gas Klorin
Merupkan zat pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat didalam air.
Dosis yang digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan kaporit (CaOCl2), kaporit
lebih baik dari pada klorin karena dapat dengan cepat mengendapkan lumpur sehingga air
akan lebih bersih.
4. Caustic Soda (NaOH)
Berfungsi untuk mengatur pH air sungai karena pada sistem pembentukan floc
dibutuhkan kondisi dengan pH 5,5 s.d 6,2. Dosis yang digunakan adalah 2 s.d 5 ppm.
Kondisi pH harus dijaga lebih dari 5,5 agar floc terbentuk dan pH harus kecil dari 6,2 agar
floc yang terbentuk tadi tidak akan pecah lagi. Flocculator juga dilengkapi dengan
pengaduk yang berfungsi menghomogenkan air sungai dan bahan kimia yang telah
diinjeksikan tersebut.(Imam Ali,2002)

D Clarifier
Clarifier adalah alat / tempat untuk menjernihkan air baku yang keruh ( mis: air
sungai, air tanah )dengan cara melakukan pengendapan, untuk mempercepat pengendapan
lazimnya ditambahkan chemical koagulan dan flokulan agar terjadi
proses koagulasi dan flokulasi pada air.
Koagulasi adalah pemisahan padatan yang tersuspensi dalam air melalui proses kimia.
Flokulasi adalah proses penggabungan dari flok-flok kecil sehingga membentuk partikel
yang lebih besar dengan harapan semakin besar gumpalan padatan maka kecepatan
pengendapan yang dihasilkan lebih besar.
Penentuan dosis dari flokulan dan koagulan tersebut biasanya bisa ditentukan
melalui jar test. Flok yang sudah terbentuk pada proses biasanya dibuang melalui drain
yang terdapat di bawah clarifier, sedangkan hasil air pengendapan di alirkan ke
penampungan selanjutnya dengan system overflow (meluberkan wadah).
Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan pengaduk.
Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan floc-floc nya dengan cara pengendapan
yang disertai dengan pengadukan berputaran rendah. Hal ini berfungsi untuk membentuk
floc (gumpalan) dari partikel yang berukuran kecil.
Selama proses clarification, dihilangkan juga water hardness ( air keras) yaitu
garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air. Hardness dapat dikurangi dengan
jalan mereaksikan zat- zat kimia yang akan mengendapkan hardness tersebut. Air bersih
hasil pengendapan dipisahkan melalui over flow di bibir clarifier dan endapannya dibuang
( blowdown) melalui bagian bawah clarifier. Kualitas air pada clarifier dapat dikontrol di
outlet clarifier dengan parameter pH antara 5,5 s.d 6,2 kadar chlorine 0,3 s.d 1,5 ppm dan
turbidity kurang dari 5 ppm.
E Clear well
Clear well terbuat dari baja yang berdiameter dan mempunyai tinggi tertentu. Air
yang keluar dari clarifier dikirim ke clear well yang berfungsi sebagai penampung air
dalam jumlah banyak sebelum di pompakan ke unit sand filter. Di clear well air dijaga pH
nya dengan menyuntikkan NaOH (caustic soda).
F Sand Filter
Dari clear well, air disaring di sand filter yang bertujuan memisahkan kotoran halus
yang terdapat dalam air bersih dan mengurangi ion nitrat ataupun nitrit yang tidak
terendapkan pada flocculator. Untuk melihat indikasi sand filter telah menurun dapat
dimonitoring dengan pressure drop. Untuk mengeluarkan kotoran yang tertahan pada saat
operasi maka dilakukan backwash. Air yang keluar dari sand filter diharapkan mempunyai
turbidity maksimum 1 ppm.
Dalam memenuhi standar kualitas air untuk kebutuhan baik yang digunakan sehari-
hari maupun bahan baku produksi diperlukan pengolahan air bilamana air yang sumber
yang dimiliki tidak memenuhi standar.
Sistem filtrasi Sand Filter menggunakan media silica sand atau pasir silika yang di
tumpuk di atas gravel, sistem Sand Filter berfungsi untuk menyaring dan menghilangkan
kotoran yang kasat mata misalnya: kekeruhan, lumut dll . Biasanya Media Sand Filter
mempunyai daya saring 20-30(micron). Daya saring juga tergantung brand/jenis media
sand filter itu sendiri.Biasanya media ini mempunyai umur 1-2 tahun (tergantung influent).
Ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan pelaku industri dalam hal pemakaian
pasir silika kriteria ini meliputi:
1. Kadar SiO2(Silikat)
2. Ukuran yang seragam
3. Warna
Namun, pertimbangan yang paling utama sebenarnya adalah kadar dan ukuran yang
seragam. Sedangkan factor warna (putih, abu-abu, kuning, ciklat) hanyalah persoalan
estetika atau selera saja karena faktor warna pada pasir silika tidak memberikan pengaruh
apapun terhadap kualitas kadarnya.

Gambar Backwash
Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang
terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas/kebalikan
system running). Air ha-sil backwash langsung di buang melalui drain. Backwash biasanya
di lakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit(tergantung influent dan ting-kat kekotoran
media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang masuk filter.
Proses penyaringan yang merupakan inti metode pengolahan air, air dari sumber di
transfer menggunakan pompa ke filter air dan menghasilkan air hasil yng diinginkan
konsumen sesuai media filter yang digunakan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan untuk
membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash .Air hasil Rinse langsung di
buang melalui drain.
G Filtered Water Storage Tank
Air hasil proses di sand filter ditampung di filtered water storage tank kualitas
yang diharapkan ada pada air hasil pengolahan.
Proses filtrasi biasanya dari hasil koagulasi (klarifier) atau setelah melewati
primary filter untuk menghilangkan suspended solid yang terbentuk pada proses koagulasi.
Setelahnya akan melewati (disaring) media penyaring. Jenis media penyaring ada
bermacam tergantung kandungan apa yang akan dihilangkan untuk proses filtrasi. Bisa
menggunakan satu jenis media (single media filter), dua jenis media (dual media filter),
jika lebih dari satu jenis media, dinamakan multi media filter.
1. Filter single media
Biasanya menggunakan pasir silika, atau dolomit saja. Hasil penyaringan akan
berupa suspended solid terjadi pada lapisan paling atas sehingga harus segera di cuci bila
penyaringan berkurang.
2. Filter dual media
Biasanya menggunakan digunakan pasir silica dan anthrasit. Media pasir kwarsa di
lapisan bawah dan anthrasit pada lapisan atas. Antrasit adalah karbon yang timbul melalui
proses metamorfosa dari tumbuhan dengan waktu yang lama. Bermula dari kayu - lumut -
batubara muda - ( lignit ) - batubara - antrasit. Antrasit digunakan untuk menghilangkan
bau dan rasa yang disebabkan oleh senyawa-senyawa organik.
3. Filter multi media,
Menggunakan tambahan satu media lagi dari dual media filter, yaitu garnet atau
dolomit. Garnet Sand adalah media filter yang memiliki berat jenis tinggi dan tahan
terhadap abasi. Garnet Sand selain digunakan untuk proses penyaringan air. Sedangkan
dolomit adalah material alami terdiri dari kalsium magnesium karbonat (x CaCO3.y
MgCO3) dan yang dipakai sebagai media filter dalam bentuk butiran. Karbonat atau
dolomit kalsinat (seperti Netralit, Akdolit, Magno-dol) biasa digunakan. Cara ini
mempunyai keuntungan, karena mempunyai dua fungsi yaitu penghilangan besi dan
mangan serta netralisasi (menetralisir CO2 agresif dan menaikan alkalinitas air)
Media media tersebut disusun berdasarkan berat jenisnya. Pada bagian bawah
garnet terdapat media pasir yang berfungsi sebagai support proses filtrasi. Di bagian dasar
terdapat lateral strain yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel halus yang masih
lolos dari media penyaring.
Setelah digunakan dalam kurun waktu tertentu, filter akan mengalami
penyumbatan akibat tertahannya partikel halus dan koloid. Tersumbatnya media filter
ditandai oleh penurunan kapasitas produksi, banyak kehilangan energi dan penurunan
kualitas air terproduksi. Jika kondisi tersebut tercapai maka filter harus dicuci. Teknik
pencucian filter dapat dilakukan dengan menggunakan aliran balik (back washing) dengan
kecepatan tertentu agar media filter terfluidisasi dan terjadi tumbukan antar media.
Tumbukan antar media menyebabkan lepasnya kotoran yang menempel pada media.
Kotoran yang terlepas akan terbawa bersama dengan aliran air. Tujuan pencucian filter
(backwash) adalah melepaskan partikel yang menempel pada media dengan aliran dari
bawah (dari produksi) hingga media terekspansi. Backwash dilakukan dengan
menggunakan pompa tersendiri (backwash pump). Air tumpahan (over flow) dibuang atau
dialirkan menuju intake awal pengolahan untuk diolah kembali di unit pengolahan. Air
yang telah difilter ditampung dalam tempat sendiri yaitu filtered water tank.

Sistem penyedian air bersih memerlukan air baku yang jumlahnya sebanding
dengan kebutuhan air. Instalasi pengolahan air yang memanfaatkan air permukaan sebagai
air baku harus memperhatikan kualitas dari air baku yang digunakan karena semakin buruk
kualitas air baku yang digunakan, semakin sulit pengolahan yang harus dilakukan untuk
mendapatkan air yang sesuai baku mutu air bersih atau air minum. Pada umumnya, sumber
air baku dari air permukaan harus diperhatikan segi kekeruhan dan segi mikrobiologisnya.
Kondisi air baku yang buruk menyebabkan biaya pengolahan yang dibutuhkan semakin
tinggi karena bahan kimia yang diperlukan akan semakin banyak atau bahkan diperlukan
unit pengolahan yang baru untuk menjaga agar kualitas air sesuai dengan baku mutu.

Baku mutu yang digunakan untuk kualitas air minum di Indonesia adalah Peratuan
Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002. Jika air minum yang diproduksi tidak
memenuhi baku mutu, harus dilakukan pengolahan lanjutan untuk memastikan air tersebut
aman untuk dikonsumsi. Pengolahan air baku secara umum dilakukan melalui proses fisika
dan proses kimia atau kombinasi antara kedua proses tersebut. Proses pengolahan dan unit-
unit pengolahan yang digunakan harus disesuaikan dengan kualitas air baku, polutan yang
harus disisihkan, dan tujuan dari penggunaan air hasil pengolahan.
Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan
yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari
saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah
padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang.
Di dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya
sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui
beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan,
kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah
diatomae. Oleh karena varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi
proses yang berbeda. Filtrasi adalah proses penyaringan air menembus media berpori-pori.
Untuk menghilangkan zat tersuspensi yang terakhir adalah dengan melakukan
penyaringan.penyaringan yang dimaksudkan disini adalah penyaringan dengan
melewatkan air melalui bahan berbentuk butiran yang diatur sedemikian rupa sehingga zat
padatnya tertinggal pada butiran tersebut dan dapat digunakan kembali untuk kebutuhan
masyarakat.

Tujuan Dari Filtrasi

1. Memanfaatkan air kotor atau limbah untuk bisa digunakan kembali


2. Mengurangi resiko meluapnya air kotor dan limbah
3. Mengurangi keterbatasan air bersih dengan membuat filtrasi air
4. Mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh air kotor
5. Membantu pemerintah untuk menggalakan air bersih
Manfaat Filtrasi
1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja,misalnya sungai, rawa, telaga,
sawah, sawah, air kotor lainnya
2. Dapat meng ilangkan bau yang tidak sedap pada air yang keruh
3. Dapat mengubah warna air yang keruh menjadi lebih bening
4. Menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air
dapat dilayak untuk minum
5. Cara ini berguna untuk desa yang masih jauh dari kota dan tempat terpencil
Pada awalnya filtrasi menggunakan membran merupakan unit pengolahan air
alternatif untuk menggantikan filtrasi pasir lambat (slow sand filtration). Dengan
kemajuan yang sangat pesat dari teknologi ini, terutama dari penurunan biaya
operasional dan instalasinya, membran semakin banyak digunakan dalam instalasi
pengolahan air terutama untuk insatalasi pengolahan air yang bertujuan menghasilkan air
layak minum. Keunggulan utama membran dibandingkan filtrasi pasir lambat adalah unit
pengolahan yang dibutuhkan mempunyai ukuran yang lebih kecil, kapasitas pengolahan
lebih besar, serta mampu menghasilkan air layak minum. Secara umum sistem membran
dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu Reverse osmosis (RO) , Elektrodialisis (ED)
, Ultrafiltrasi (UF) , dan Mikrofiltrasi.
REFRENSI

Intan, 2012. Filtrasi Pada Pengolahan air. Di akses dari:https://in tanmegapujias tuti .word
press.com /2012/01/19/filtrasi-air-penjernihan-air/ pada hari sabtu, 22 April 2017.
Pukul 08.17 pm

Khaula, 2011. Proses Pengolahan air bersih. Diakses dari: https://brainly.co. id/tugas /582
2090/ pada hari sabtu, 22 April 2017. Pukul 08.20 pm

Utasi Noor,2008. System Filtrasi Pada Pengolahan Air. Diakses dari:


http://kelolaair.blogspot.co.id/2016/01/filtrasi.html/ pada hari sabtu, 22 April 2017.
Pukul 08.22 pm

Anda mungkin juga menyukai