Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 HASIL PENGAMATAN


4.1.1 Larutan HCl 1N
Table 4.1 Hasil Pengamatan pada Media Elektrolit HCl 1N
No Jenis Bahan Berat Awal (gr) Berat Akhir WI (gr)
(gr)
1 Paku 8,613 3,338 5,275
2 Seng 7,23 5,156 2,074
3 Paku + seng 14,832 9,953 4,879
4 Paku + baterai 8,107 2,293 5,814

4.1.2 Larutan NaOH 1N


Table 4.2 Hasil Pengamatan pada Media Elektrolit NaOH 1N
No Jenis Bahan Berat Awal (gr) Berat Akhir WI (gr)
(gr)
1 Paku 8,184 8,126 0,058
2 Seng 6,05 6,036 0,014
3 Paku + seng 14,329 14,052 0,277
4 Paku + baterai 8,454 8,374 0,081

4.1.3 Air
Table 4.3 Hasil Pengamatan pada Media Elektrolit Air
No Jenis Bahan Berat Awal (gr) Berat Akhir WI (gr)
(gr)
1 Paku 8,990 8,963 0,027
2 Seng 7,320 7,3 0,020
3 Paku + seng 15,221 15,112 0,099
4 Paku + baterai 8,149 8,125 0,024
4.2 PERHITUNGAN
4.3 PEMBAHASAN

4.2.1 Perhitungan Kehilangan Berat (WI) gram


Rumus :
=
Keterangan :
WI : Kehilangan Berat (gram)
Ba : Berat Awal (gram)
Bai : Berat setelah korosi (gram)
A. Larutan HCl 1 N
1) Paku
=
WI1 = (8,613 3,338) gr
WI1 = 5,275 gr
2) Seng
=
WI2 = (7,23 5,156) gr
WI2 = 2,074 gr
3) Paku + seng
=
WI3 = (14,832 9,953) gr
WI3 = 4,879 gr
4) Paku + baterai
=
WI4 = (8,107 2,293) gr
WI4 = 5,814 gr

B. Larutan NaOH 1 N
1) Paku
=
WI1 = (8,184 8,126) gr
WI1 = 0,058 gr
2) Seng
=
WI2 = (6,05 6,036) gr
WI2 = 0,014 gr
3) Paku + seng
=
WI3 = (14,329 14,052) gr
WI3 = 0,277 gr
4) Paku + baterai
=
WI4 = (8,454 8,374) gr
WI4 = 0,081 gr

C. Air
1) Paku
=
WI1 = (8,990 8,963) gr
WI1 = 0,027 gr
2) Seng
=
WI2 = (7,320 7,3) gr
WI2 = 0,02 gr
3) Paku + seng
=
WI3 = (15,221 15,112) gr
WI3 = 0,099 gr
4) Paku + baterai
=
WI4 = (8,149 8,125) gr
WI4 = 0,024 gr

4.2.2 Perhitungan Laju Korosi ()


Rumus :

=

Keterangan :
: laju korosi (gr/ cm2 hari)
WI : kehilangan berat (gram)
A : luas permukaan sampel (cm2)
t : waktu (day)

Diketahui :
WI1HCl = 5,275 gr WI1NaOH = 0,058 gr WI1 air = 0,027 gr
WI2HCl = 2,074 gr WI2NaOH = 0,014 gr WI2 air = 0,02 gr
WI3HCl = 4,879 gr WI3NaOH = 0,277 gr WI3 air = 0,099 gr
WI4HCl = 5,814 gr WI4NaOH = 0,081 gr WI4 air = 0,024 gr

t (waktu) = 4 hari
D paku = 0,5 cm
Tinggi paku (T) = 7 cm
Lebar seng = 4 cm
Panjang seng = 8 cm

1
A paku = 4 2
1
= 4 (3,14)((0,5 )2 ) (7) cm

= 1,374 cm2
A seng =pxl
= 8 cm x 4 cm
= 32 cm2
A. Laju Korosi pada Media HCl 1N
B. Paku

=

5,275
= 1,374 2 4


= 0,9597 2 .
C. Seng

=
2,074
= 32 2 4

= 0,0162 .
2

D. Paku + seng

=
4,879
= (1,374+32) 2 4

= 0,0375 .
2

E. Paku + baterai

5,814
= 1,374 2 4


= 1,0578 .
2

B. Laju Korosi pada Media NaOH 1N


1) Paku

=

0,058
= 1,374 2 4


= 0,0105 2 .

2) Seng

=

0,014
= 32 2 4

= 1,0937 104 .
2
3) Paku + seng

=
0,277
= (1,374+32) 2 4

= 0,00207 2
.
4) Paku + baterai

=

0,081
= 1,374 2 4


= 0,01473 .
2

C. Laju Korosi pada Media Air


1) Paku

=

0,027
= 1,374 2 4


= 4,912103 2 .

2) Seng

=
0,02
= 32 2 4

= 1,562104 .
2
3) Paku + seng

=

0,099
= (1,374+32) 2 4

= 0,0007 .
2
4) Paku + baterai

=

0,024
= 1,374 2 4


= 4,3668 103 2 .
4.3 PEMBAHASAN
Korosi adalah suatu proses yang biasa dikenal dengan pengkaratan atau degradasi
terhadap logam. Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan mengenai korosi. Logam
yang digunakan adalah logam besi dan seng. Bentuk dan ukuran dari lempeng seng adalah
sama, sedangkan logam besi dalam bentuk paku. Logam tersebut sebelumnya diamplas
agar bersih dari karat yang mungkin telah terbentuk di udara bebas. Kemudian diberikan
perlakuan dicelupkan dalam larutan yang memiliki derajat keasaman yang berbeda.
Larutan yang digunakan adalah HCl, NaOH dan air. Digunakan larutan HCL karena
larutan HCL bersifat asam sedangkan larutan NaOH bersifat basa dan air adalah netral. Hal
tersebut di atas adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya korosi.
Sebelum paku dan seng dimasukkan ke dalam larutan yang berbeda-beda, masing-
masing beratnya ditimbang terlebih dahulu. Untuk paku dan seng yang akan dimasukkan
ke dalam HCl, yaitu berat awal paku adalah 8,613 gr, berat awal plat seng 7,23 gr, berat
awal paku dan seng adalah 14,832 gr dan berat awal paku dan baterai adalah 8,107. Untuk
paku dan seng yang akan dimasukkan ke dalam NaOH, yaitu berat awal paku adalah 8,184
gr, berat awal seng adalah 6,05 gr, berat awal paku dan seng adalah 14,329 gr dan berat
awal paku dan baterai adalah 8,454 gr. Untuk paku dan seng yang akan dimasukkan ke
dalam air, yaitu berat awal paku adalah 8,990 gr, berat awal seng adalah 7,320 gr, berat
awal paku dan seng adalah 15,221 gr dan berat awal paku dan baterai adalah 8,149 gr.
Setelah selesai ditimbang bahan dimasukkan ke dalam larutan yang berbeda dan didiamkan
selama 4 hari. Secara teori setiap logam memiliki laju korosi yang berbeda. Laju korosi
suatu logam tidak dapat dihilangkan karena secara termodinamika reaksi yang terjadi
adalah reaksi spontan, namun korosi hanya dapat dihambat. Derajat keasaman atau pH
amat berpengaruh terhadap laju korosi. Biasanya pada kondisi larutan yang asam maka laju
korosi akan berlangsung cepat. Sehingga pada larutan asam (HCl) laju korosi besi lebih
cepat daripada besi yang berada dalam larutan basa (NaOH) dan air. Sedangkan pada
larutan NaOH dan air, perkaratan lebih cepat terjadi pada larutan NaOH.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pada larutan HCl yang telah dimasukkan
bahan pada awalnya terdapat banyak gelembung disekitar paku. Gelembung yang
dihasilkan banyak dan lebih banyak daripada NaOH dan air. Gelembung udara yang
dihasilkan disekitar paku di HCl lebih banyak dapat dikarenakan pengaruh sifatnya sebagai
asam yaitu sebagai pengoksidator.
Gambar
Pada larutan NaOH, terdapat sedikit gelembung disekitar paku. Dan hasil korosi
pada besi hanya sedikit. Ini dikarenakan NaOH merupakan basa yang kurang mampu
untuk mengoksidasi besi menjadi karat atau peristiwa korosi. Korosi yang dihasilkan
berupa karat yang tipis dan sedikit dapat dikarenakan pengaruh lingkungan. Semakin lama
waktu suatu proses korosi, maka semakin banyak pengurangan berat logamnya
dibandingkan kondisi awalnya. Hal ini disebabkan waktu yang diperlukan logam untuk
melepaskan elektron dan menjadi ion logam semakin banyak, sehingga terjadi
pengurangan berat logam.
Gambar
Pada air, setelah paku dimasukkan kedalamnya dengan perlakuan yang berbeda
yaitu paku besi saja, paku ditambah seng dan paku yang dialiri listrik dihasilkan air yang
coklat kekuningan akibat besi terkorosi oleh air dan dipengaruhi oleh udara di
lingkungan atau air sehingga besi teroksidasi dan mengalami korosi dengan hasil proses
korosi berupa karatan.
Gambar
Untuk pengamatan pasangan paku dan seng, paku mempunyai potensial elektroda
yang lebih besar. Ini dapat dilihat dari laju korosi yang dihitung bahwa logam yang
mempunyai elektroda yang lebih besar maka laju korosinya semakin kecil. Sedangkan
untuk paku dan baterai yang dihubungkan drngan kawat tembaga, korosi yang terjadi lebih
cepat berlangsung pada kawat tembaga untuk larutan HCl sehingga kawat yang
menghubungkan paku dan baterai cepat terputus daripada larutan yang lainnya.
Pada bahan yang berada di dalam larutan asam (HCl) memiliki selisih berat yang lebih
besar, sehingga laju korosinya lebih tinggi dibandingkan bahan di dalam larutan air dan
NaOH. Hal ini disebabkan pada larutan asam (HCl), pelepasan elektron dan menjadi ion
logam sering terjadi, sehingga mengurangi berat logam dibandingkan dengan berat
awalnya.
Pada data hasil pengamatan didapatkan berat akhir paku dan seng pada larutan HCl,
yaitu berat akhir paku adalah 3,338 gr, berat akhir seng adalah 5,156 gr, berat akhir paku
dan seng adalah 9,953 gr dan berat akhir paku dan baterai adalah 2,293 gr. Pada larutan
NaOH, yaitu berat akhir paku adalah 8,126 gr, berat akhir seng adalah 6,05 gr, berat akhir
paku dan seng adalah 14,052 gr dan berat akhir paku dan baterai adalah 8,374 gr. Pada air,
yaitu berat akhir paku adalah 8,963 gr, berat akhir seng adalah 7,3 gr, berat akhir paku dan
seng adalah 15,112 gr dan berat akhir paku dan baterai adalah 8,125 gr.
Setelah data didapat maka dicari selisih beratnya dan digambarkan dalam grafik sehingga
dapat terlihat hubungan antara laju korosivitas dengan selisih berat masing-masing bahan
yang telah di masukkan dalam masing-masing larutan.
Grafik
Sehingga dapat disimpulkan dari semua data pengamatan yang diambil dan diolah
bahwa korosi yang cepat terjadi adalah korosi yang dimasukkan ke dalam larutan HCl
karena larutan ini bersifat asam. Dan juga berat kehilangan terbesar terjadi pada logam
yang dimasukkan ke dalam larutan HCl juga.
BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum yang kami lakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Korosi adalah proses pengkaratan pada logam atau peristiwa degradasi yang terjadi
pada logam karena adanya faktor dari luar dan dalam.
2. Larutan yang bersifat asam lebih cepat membuat proses korosi pada paku dan seng
daripada larutan basa dan netral. Larutan asam adalah larutan HCl , larutan basa
adalah NaOH dan larutan netral adalah air.
3. Laju korosi yang tercepat terjadi pada logam dan paku seng yang dicelupkan ke
dalam larutan HCl.
4. Metode yangg digunakan untuk menghitung laju korosi pada praktikum ini adalah
metode kehilangan berat dengan menghitung selisih berat paku dan seng sebelum
dan sesudah dimasukkan ke dalam larutan yang berbeda-beda.
5. Korosi yang terjadi setelah dicelupkan ke dalam larutan yang berbeda-beda lebih
cenderung kearah korosi secara merata karena hamper semua sisi paku dan seng
mengalami korosi.
6. Pengaruh korosi di dalam industry adalah secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung yaitu kerusakan pada alat industry dan secara tidak langsung yaitu
terjadinya kerugian di industri karena kurang efektif kerja alat industri.

Anda mungkin juga menyukai