Anda di halaman 1dari 6

2.5.

Tanaman Tebu

Tanaman tebu atau Saccharum officinarum termasuk dalam famili

Graminease atau kelompok rumput-rumputan. Tanaman ini hanya dapat tumbuh

di daerah beriklim udara sedang sampai panas. Tebu cocok pada daerah yang

mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter di atas permukaan air laut.

Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.

Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.

Secara morfologi, tanaman tebu dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu

batang, daun, akar dan bunga. Batang tebu memiliki sosok tinggi kurus, tidak

bercabang dan tumbuh tegak dan terdiri dari banyak ruas yang setiap ruasnya

dibatasi oleh buku-buku sebagai tempat duduknya daun. Tinggi batang tanaman

tebu pada umumnya bisa mencapai 5 meter atau lebih. Kulit batang tebu keras.

berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua atau kombinasi dari warna-warna
tersebut. Batang tanaman tebu memiliki ruas-ruas yang panjangnya masing-

masing 10-30 cm. Bentuk daun tebu berwujud helaian dengan pelepah. Panjang

daun dapat mencapai 1-2 meter dan lebar 4-8 centimeter dengan permukaan kasar

dan berbulu. Bunga tebu berupa bunga majemuk yang berbentuk terurai di puncak

sebuah poros gelagah. Sedangkan akarnya berbentuk serabut (Anonim, 2002).

Kadar berat setiap komponen kimia penyusun batang tebu tidak tepat,

tergantung pada jenis tebu, kandungan hara dan cara pemeliharaan tebu. Kadar

komponen penyusun batang tebu antara lain sukrosa (dalam nira), monosakarida,

zat anorganik, zat organik, air nira dan serat (Subrata, 1993).

Apabila tebu dipotong, maka akan terlihat serat-serat dan didapatkan

cairan yang manis. Kandungan serat dan kulit yang biasanya disebut sabut

umumnya sekitar 12,5% dari bobot tebu keseluruhan. Sedangkan kandungan

terbesar dari tebu adalah cairan nira yang prosentasenya sebesar 87,5 % yang
terdiri atas air dan bahan kering. Bahan kering tersebut ada yang terlarut dan ada

yang tidak terlarut.

(a) (b)

Gambar 3. (a) batang tebu dan (b) tanaman tebu

Tebu dari perkebunan diolah menjadi gula di pabrik gula. Dalam proses

produksi gula, dari setiap tebu yang diproses dihasilkan ampas tebu sebesar 90 %,

gula yang dimanfaatkan hanya 5 % dan sisanya berupa tetes tebu (molases) dan

air (Witono, 2003).

2.5.1. Ampas Tebu

Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, merupakan limbah yang

dihasilkan dari proses pemerahan atau ekstraksi batang tebu. Dalam satu kali

proses ekstraksi dihasilkan ampas tebu sekitar 35 – 40 % dari berat tebu yang

digiling secara keseluruhan. Dari sekian banyak ampas tebu yang dihasilkan, baru
sekitar 50 % yang sudah dimanfaatkan misalnya sebagai bahan bakar dalam

proses produksi dan transportasi tebu dari lahan pertanian ke tempat pemerahan.

Namun selebihnya masih menjadi limbah yang perlu penanganan lebih serius

untuk diolah kembali. Di samping itu, ampas tebu dijual untuk dimanfaatkan

sebagai tambahan bahan baku pembuatan kertas (Birowo, 1992).

Ampas tebu umumnya digunakan sebagai bahan bakar utuk

menghasilkan energi yang diperlukan pada pembuatan gula. Selain itu, ampas

tebu dapat juga digunakan sebagai pakan ternak, bahan baku serat, papan plastik,

dan kertas (Witono, 2003). Kaur et al., (2008) mengemukakan bahwa ampas tebu

tanpa diarangkan dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam berat seperti

seng, kadmium, tembaga dan timbal dengan efisiensi berturut-turut sebesar 90, 70,

55 dan 80 %.
Ampas tebu memiliki sifat fisik yaitu bewarna kekuning-kuningan,

berserat (berserabut), lunak dan relatif membutuhkan tempat yang luas utuk

25

penyimpanan dalam jumlah berat tertentu dibandingkan dengan penyimpanan

dalam bentuk arang dengan jumlah yang sama. Ampas tebu yang dihasilkan dari

tanaman tebu tersusun atas penyusun-penyusunnya antara lain air (kadar air

44,5%), serat yang berupa zat padat (kadar serat 52,0 %) dan brix yaitu zat padat

yang dapat larut, termasuk gula yang larut (3,5 %).

Secara kimiawi, komponen utama penyusun ampas tebu adalah serat yang

didalamnya terkandung selulosa, poliosa seperti hemiselulosa dan lignin. Susunan

ketiga komponen tersebut dalam ampas tebu hampir sama dengan susunan yang

ada dalam tanaman monokotil berkayu lunak.

Tabel 1. Komponen Penyusun Serat Ampas Tebu


Komponen Kandungan(%)

Selulosa

Pentosan

Lignin

Komponen Lainnya

45

32

18

Sumber : material handbook thirteenth edition, 1991

Anda mungkin juga menyukai