Tanaman Tebu
di daerah beriklim udara sedang sampai panas. Tebu cocok pada daerah yang
mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter di atas permukaan air laut.
Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.
Secara morfologi, tanaman tebu dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu
batang, daun, akar dan bunga. Batang tebu memiliki sosok tinggi kurus, tidak
bercabang dan tumbuh tegak dan terdiri dari banyak ruas yang setiap ruasnya
dibatasi oleh buku-buku sebagai tempat duduknya daun. Tinggi batang tanaman
tebu pada umumnya bisa mencapai 5 meter atau lebih. Kulit batang tebu keras.
berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua atau kombinasi dari warna-warna
tersebut. Batang tanaman tebu memiliki ruas-ruas yang panjangnya masing-
masing 10-30 cm. Bentuk daun tebu berwujud helaian dengan pelepah. Panjang
daun dapat mencapai 1-2 meter dan lebar 4-8 centimeter dengan permukaan kasar
dan berbulu. Bunga tebu berupa bunga majemuk yang berbentuk terurai di puncak
Kadar berat setiap komponen kimia penyusun batang tebu tidak tepat,
tergantung pada jenis tebu, kandungan hara dan cara pemeliharaan tebu. Kadar
komponen penyusun batang tebu antara lain sukrosa (dalam nira), monosakarida,
zat anorganik, zat organik, air nira dan serat (Subrata, 1993).
cairan yang manis. Kandungan serat dan kulit yang biasanya disebut sabut
terbesar dari tebu adalah cairan nira yang prosentasenya sebesar 87,5 % yang
terdiri atas air dan bahan kering. Bahan kering tersebut ada yang terlarut dan ada
(a) (b)
Tebu dari perkebunan diolah menjadi gula di pabrik gula. Dalam proses
produksi gula, dari setiap tebu yang diproses dihasilkan ampas tebu sebesar 90 %,
gula yang dimanfaatkan hanya 5 % dan sisanya berupa tetes tebu (molases) dan
dihasilkan dari proses pemerahan atau ekstraksi batang tebu. Dalam satu kali
proses ekstraksi dihasilkan ampas tebu sekitar 35 – 40 % dari berat tebu yang
digiling secara keseluruhan. Dari sekian banyak ampas tebu yang dihasilkan, baru
sekitar 50 % yang sudah dimanfaatkan misalnya sebagai bahan bakar dalam
proses produksi dan transportasi tebu dari lahan pertanian ke tempat pemerahan.
Namun selebihnya masih menjadi limbah yang perlu penanganan lebih serius
untuk diolah kembali. Di samping itu, ampas tebu dijual untuk dimanfaatkan
menghasilkan energi yang diperlukan pada pembuatan gula. Selain itu, ampas
tebu dapat juga digunakan sebagai pakan ternak, bahan baku serat, papan plastik,
dan kertas (Witono, 2003). Kaur et al., (2008) mengemukakan bahwa ampas tebu
tanpa diarangkan dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam berat seperti
seng, kadmium, tembaga dan timbal dengan efisiensi berturut-turut sebesar 90, 70,
55 dan 80 %.
Ampas tebu memiliki sifat fisik yaitu bewarna kekuning-kuningan,
berserat (berserabut), lunak dan relatif membutuhkan tempat yang luas utuk
25
dalam bentuk arang dengan jumlah yang sama. Ampas tebu yang dihasilkan dari
tanaman tebu tersusun atas penyusun-penyusunnya antara lain air (kadar air
44,5%), serat yang berupa zat padat (kadar serat 52,0 %) dan brix yaitu zat padat
Secara kimiawi, komponen utama penyusun ampas tebu adalah serat yang
ketiga komponen tersebut dalam ampas tebu hampir sama dengan susunan yang
Selulosa
Pentosan
Lignin
Komponen Lainnya
45
32
18