Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah KONSEP IMAN dalam ISLAM dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 PENDAHULUAN
Bab 2 ISI
Pengertian Iman
A. Iman Menurut Para Ahli
B. Hubungan Iman dan Islam
Tanda Tanda orang Beriman
Hal Hal yang Dapat Meningkatkan dan Merusak Iman
Implementasi dan Fungsi Keimanan dalam Kehidupan Manusia
Bab 3 PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali orang yang merasa diri-nya beriman, mereka juga hafal benar
arti dari kata iman. Namun, sesungguhnya mereka belum mengertiapa makna dari iman itu,
serta tingkahlaku dan perbuatan mereka tidak mencerminkandiri-nya beriman.
Kami mengambil materi pembahasan Konsep Iman dalam Islam , selain
sebagaitugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam adalh untuk meluruskan dan
memperbaikikonsep iman yang belum sempurna.
Ada beberapa rumusan yang ingin dibahas dalam makalah yang akan membahas tentang konsep
imana dalam islam, antara lain :
1. Pengertian Iman
2. Hubang Iman dengan Islam
3. Tanda Tanda Orang yang Beriman
4. Hal Hal yang dapat Meningkatkan dan Merusak Keimanan
5. Manaat Bagi Kehidupan
BAB 2
ISI
Pengertian Iman
Pengertian Iman secara etimologi yaitu iktiraf, membenarkan, mengakui,
pembenaran yang bersifat khusus. Secara terminologi Iman yaitu pengucapan dengan
lisan, keyakinan dengan hati, pengalaman dengan anggota tubuh, bertambah dengan
melaksanakan ketaatan dan berkurang dengan melaksanakan kemaksiatan.
Bila kita perhatikan penggunaan kata Iman dalam Al-Quran, akan mendapatinya dalam dua
pengertian dasar , yaitu:
a. Menurut Tafsir Bahrul Madid tanda-tanda kekuasaan Allah adalah menciptakan langit
dan bumi, kita dapat mengetahui tanda-tanda kekuasaanNya melalui pengamatan
terhadap perbedaan warna kulit dan bahasa. Allah berfirman: , tanda-tanda yang lain
adalah melahirkan siang dan malam, tidur kamu diwaktu malam dan siang hari untuk
mencari rezeki. Usaha kamu baik siang maupun malam mencari sebagian dari karunia-
Nya dan diantara tanda-tanda itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang
mendengarkan. Kemudian memperlihatkan kepada makhluk-Nya berupa kilat supaya
mereka mempunyai rasa takut dan harapan. Tanda-tanda itu merupakan tanda-tanda bagi
orang yang berakal.
b. Menurut Tafsir Jalalain terdapat kata Al-sinatikum, lafadz tersebut berarti bahasa baik
arab,begitu juga yang disebutkan dalam kitab washolih bahwa sebagian dari tanda-tanda
kebesaran Allah adalah terciptanya langit,bumi dan apa yang ada didalam-Nya sreta
perbedaan bahasa diantara kamu. Dalam Quran surat Ar-rum ayat 22-25 terdapat banyak
sekali tanda-tanda kebesaran Allah mulai dari penciptaan ,perbedaan bahasa,warna kulit
dan lain-Nya.semua adalah tanda kekuasaan Allah yang mana apabila di amanati dan
difikirkan maka akan menimbulkan kesadaran dan rasa syukur kepada sang pencipta
(Qaulirrahmanurrahim) kata Ar-rahman ,Ar-Rahim merupakan dua nominal yang berasal
dari kata rahmah dan ditujukan untuk menunjukkan makna sangat.Ar-Rahman lebih
tegas dari pada Ar-Rahim.
Di samping mengamalkan segala kewajiban ini, ia juga harus meninggalkan segala yang
diharamkan. Hal ini akan menyebabkan semakin meningkatnya derajat dan tingkatan
keimanannya. Dengan memperhatikan pelbagai perintah dan titah al-Qur'an serta wejangan-
wejangan Nabi Saw dan anjuran-anjuran para Maksum As yang menandaskan bahwa apabila
seorang Muslim tidak menerima "wilayah Imam Duabelas", maka Islam, pelaksanaan segala
hukum-hukumnya dan imannya tidak akan mencapai derajat sempurna di hadapan Allah Saw
dan bahkan imannya tidak akan diterima.
Jelas bahwa seorang Muslim dan Mukmin sejati pada kedalaman hati dan batinnya juga
tidak boleh menyimpan benih kemunafikan dan kemusyrikan; lantaran hal itu dapat
menyebabkan seluruh perbuatan lahirnya tidak akan memberikan manfaat baginya, malah
sebaliknya akan membuatnya terjerembab dalam amarah dan murka Ilahi serta tidak
melapangkan jalan kesempurnaan dan kebahagiaan baginya. Karena itu, seluruh populasi ini
(1,2 miliar) yang mengucapkan dua kalimat syahadat adalah Muslim kendati mereka berada
pada tingkatan rendah dalam Islam dan dengan semata-mata tidak mengamalkan hukum-
hukum Islam tidaklah menjadi penyebab ia keluar dari Islam.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki
(nikmat) yang mulia."(QS.Al Anfal 2-4).
Dari Ayat tersebut telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-benar beriman
kepada Allah adalah:
1. Orang yang beriman adalah orang yang sejahtera dengan perintah-perintah Allah.
Sejahtera bermaksud tidak merasa berat atau susah dalam menjalankan perintah Allah
dan rasulNya. Sejahtera itu juga membawa makna seronok dan gembira dalam
menjalankan perintah-perintah Allah.
2. Orang yg beriman adalah yang sentiasa redha kepada ketentuan dan ketetapan Allah.
Orang yang apabila ditimpakan ujian dia redha dan berusaha. Orang yang redha tetapi
tidak berusaha adalah tergolong dalam golongan org yg berputus asa.
3. Orang yg beriman juga sangat yakin kepada Allah dengan apa yang diperintahkan
olehNya. Tidak ragu-ragu walau sedikitpun dengan perintah dan suruhannya.
4. Orang yg beriman sentiasa bertawakkal dan hanya bergantung penuh kepada Allah.
Bergantung kepada selain dari Allah adalah bersifat sementara. Hanya kepada Allah
datangnya setiap sesuatu dan hanya kepada Allah kembalinya setiap sesuatu. Tiada apa
yang berlaku tanpa izinNya.
5. Orang yang bersabar dengan segala masalah yang datang kepadanya. Kesusahan dan
kepayahan dihadapi dengan sabar.
Merusak Keimanan
1. Kebodohan.
Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat
boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu
ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu
keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah
dan rezekinya.
Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah
hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat
mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-
dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan
pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat, takhyul, jampi-
jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah surat al-Fatihah ayat 1-7.
Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, arena kepentingan penghidupannya. Kadang-
kadang manusia tidak segan-segan melepaskan prinsip, menjual kehormatan dan bermuka
dua, menjilat dan memperbudak diri untuk kepentingan materi. Pegangan orang beriman
dalam hal ini ialah firman Allah dalam QS. Hud/11:6.
Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang oleh keraguan dan
kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tenteram
(mutmainnah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan dalam firman Allah surat ar-
Rad/13:28.
Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu menekankan kepada
kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya
QS. an-Nahl/16:97.
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa
pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang
telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman
pada firman Allah dalam QS. al-Anam/6:162.
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing
dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman
adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS.
al-Baqarah/2:5.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Keimanan seseorang tidak bisa diukur oleh apapun dan dengan apapun, semua kembali
kepada orang itu sendiri apa fikiran mereka mengenai iman dan agama meraka dan dari situlah
kita dapat melihat keimanan meraka. Semakin kuat iman mereka semakin kuat juga agama
mereka begitupun sebaliknya semakin lemah iman mereka maka semakin lemah pula agama
mereka.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Iman
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-iman-apa-itu-iman.html#_
http://www.islamnyamuslim.com/2013/06/ciri-ciri-orang-beriman.html
http://cintaislam1.blogspot.com/2013/04/tanda-tanda-orang-yang-beriman-kepada.html
http://yusuf-risman.blogspot.com/2012/07/hal-hal-yang-dapat-merusak-iman.html
http://zulfi19.abatasa.co.id/post/detail/5389/sebab-sebab-naik-turunnya-iman-dan-cara-
meningkatkan-keimanan.html
https://www.academia.edu/8448470/Implementasi_Iman_dan_Taqwa_dalam_Kehidupan_M
odern
http://zulfi19.abatasa.co.id/post/detail/5389/sebab-sebab-naik-turunnya-iman-dan-cara-
meningkatkan-keimanan.html