Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah KONSEP IMAN dalam ISLAM dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 13 Maret 2015

Nurul Fatiha Ibrahim


DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah

Bab 2 ISI

Pengertian Iman
A. Iman Menurut Para Ahli
B. Hubungan Iman dan Islam
Tanda Tanda orang Beriman
Hal Hal yang Dapat Meningkatkan dan Merusak Iman
Implementasi dan Fungsi Keimanan dalam Kehidupan Manusia

Bab 3 PENUTUP

Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini banyak sekali orang yang merasa diri-nya beriman, mereka juga hafal benar
arti dari kata iman. Namun, sesungguhnya mereka belum mengertiapa makna dari iman itu,
serta tingkahlaku dan perbuatan mereka tidak mencerminkandiri-nya beriman.
Kami mengambil materi pembahasan Konsep Iman dalam Islam , selain
sebagaitugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam adalh untuk meluruskan dan
memperbaikikonsep iman yang belum sempurna.

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan yang ingin dibahas dalam makalah yang akan membahas tentang konsep
imana dalam islam, antara lain :

1. Pengertian Iman
2. Hubang Iman dengan Islam
3. Tanda Tanda Orang yang Beriman
4. Hal Hal yang dapat Meningkatkan dan Merusak Keimanan
5. Manaat Bagi Kehidupan

BAB 2

ISI

Pengertian Iman
Pengertian Iman secara etimologi yaitu iktiraf, membenarkan, mengakui,
pembenaran yang bersifat khusus. Secara terminologi Iman yaitu pengucapan dengan
lisan, keyakinan dengan hati, pengalaman dengan anggota tubuh, bertambah dengan
melaksanakan ketaatan dan berkurang dengan melaksanakan kemaksiatan.

Bila kita perhatikan penggunaan kata Iman dalam Al-Quran, akan mendapatinya dalam dua
pengertian dasar , yaitu:

1. Iman dengan pengertian membenarkan ( )adalah membenarkan berita yang


datangnya dari Allah dan RasulNya. Dalam salah satu hadist shohih diceritakan bahwa
Rasulullah ketika menjawab pertanyaan Jibril tentang Iman yang artinya bahwa yang
dikatakan Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya,
Rasul-rasulnya, hari kiamat dan engkau beriman bahwa Qadar baik dan buruk adalah dari
Allah SWT.
2. Iman dengan pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal : segala perbuatan kebajikan
yang tidak bertentangan dengan hukum yang telah digariskan oleh syara.
Dalam sebuah ayat Allah :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-
orang yang benar. (QS. Al-Hujuraat :15)

A. Iman Menurut Para Ahli

1. Menurut Tafsir Al-Maraghi setelah menyebutkan adanya Allah dengan menyebutkan


kejadian manusia maka aku iringi dengan menyebutkan tanda-tanda dunia yang tampak
dan dunia yang berbeda-beda dan dengan perbedaan warna kulit manusia dan bahasa-
bahasa yang berbeda yang tiada terhitung jumlahnya, padahal mereka berasal dari satu
keturunan yang dengan itu mereka menyaksikan malam yang gelap gulita dan perubahan
siang yang begitu cepat yang mereka gunakan untuk mencari rezeki dengan sungguh-
sungguh.

a. Menurut Tafsir Bahrul Madid tanda-tanda kekuasaan Allah adalah menciptakan langit
dan bumi, kita dapat mengetahui tanda-tanda kekuasaanNya melalui pengamatan
terhadap perbedaan warna kulit dan bahasa. Allah berfirman: , tanda-tanda yang lain
adalah melahirkan siang dan malam, tidur kamu diwaktu malam dan siang hari untuk
mencari rezeki. Usaha kamu baik siang maupun malam mencari sebagian dari karunia-
Nya dan diantara tanda-tanda itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang
mendengarkan. Kemudian memperlihatkan kepada makhluk-Nya berupa kilat supaya
mereka mempunyai rasa takut dan harapan. Tanda-tanda itu merupakan tanda-tanda bagi
orang yang berakal.

b. Menurut Tafsir Jalalain terdapat kata Al-sinatikum, lafadz tersebut berarti bahasa baik
arab,begitu juga yang disebutkan dalam kitab washolih bahwa sebagian dari tanda-tanda
kebesaran Allah adalah terciptanya langit,bumi dan apa yang ada didalam-Nya sreta
perbedaan bahasa diantara kamu. Dalam Quran surat Ar-rum ayat 22-25 terdapat banyak
sekali tanda-tanda kebesaran Allah mulai dari penciptaan ,perbedaan bahasa,warna kulit
dan lain-Nya.semua adalah tanda kekuasaan Allah yang mana apabila di amanati dan
difikirkan maka akan menimbulkan kesadaran dan rasa syukur kepada sang pencipta
(Qaulirrahmanurrahim) kata Ar-rahman ,Ar-Rahim merupakan dua nominal yang berasal
dari kata rahmah dan ditujukan untuk menunjukkan makna sangat.Ar-Rahman lebih
tegas dari pada Ar-Rahim.

B. Hubungan Iman dalam Islam


Iman dan Islam memiliki tingkatan dan derajat. Derajat pertama yaitu derajat Islam
dimana setiap orang dengan mengucapkan dua kalimat syahadat "Asyhadu an laa ilaha illaLah
wa asyahdu anna muhammadan Rasululullah." (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah) maka ia termasuk sebagai seorang Muslim
dan hukum-hukum sebagai seorang Muslim berlaku padanya. Badannya suci (thahir) dan
anak-anaknya juga suci. Pernikahannya dengan seorang wanita muslimah dan transaksinya
dengan seorang muslim adalah sah dan legal. Harta, jiwa dan wibawanya mendapatkan
penghormatan dan nilai khusus. Dan tentu saja keniscayaan hukum-hukum ini adalah
pelaksanaan kewajiban-kewajiban agamanya seperti shalat, puasa, khumus, zakat, haji,
beriman kepada yang ghaib, menerima adanya hari kiamat, surga dan neraka dan
membenarkan seluruh nabi sebagai pembawa berita dari sisi Allah Swt.

Di samping mengamalkan segala kewajiban ini, ia juga harus meninggalkan segala yang
diharamkan. Hal ini akan menyebabkan semakin meningkatnya derajat dan tingkatan
keimanannya. Dengan memperhatikan pelbagai perintah dan titah al-Qur'an serta wejangan-
wejangan Nabi Saw dan anjuran-anjuran para Maksum As yang menandaskan bahwa apabila
seorang Muslim tidak menerima "wilayah Imam Duabelas", maka Islam, pelaksanaan segala
hukum-hukumnya dan imannya tidak akan mencapai derajat sempurna di hadapan Allah Saw
dan bahkan imannya tidak akan diterima.

Jelas bahwa seorang Muslim dan Mukmin sejati pada kedalaman hati dan batinnya juga
tidak boleh menyimpan benih kemunafikan dan kemusyrikan; lantaran hal itu dapat
menyebabkan seluruh perbuatan lahirnya tidak akan memberikan manfaat baginya, malah
sebaliknya akan membuatnya terjerembab dalam amarah dan murka Ilahi serta tidak
melapangkan jalan kesempurnaan dan kebahagiaan baginya. Karena itu, seluruh populasi ini
(1,2 miliar) yang mengucapkan dua kalimat syahadat adalah Muslim kendati mereka berada
pada tingkatan rendah dalam Islam dan dengan semata-mata tidak mengamalkan hukum-
hukum Islam tidaklah menjadi penyebab ia keluar dari Islam.

Tanda Tanda Orang Beriman

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki
(nikmat) yang mulia."(QS.Al Anfal 2-4).

Dari Ayat tersebut telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-benar beriman
kepada Allah adalah:

1. Bila disebut nama Allah gemetarlah Hatinya


2. Apabila Dibacakan Ayat-ayat Allah bertambahlah Imannya
3. Mereka selalu bertawakal Kepada Allah
4. Mendirikan Shalat
5. Menafkahkan (berinfaq, shadaqoh)

Orang yang dimaksut beriman memiliki kerteria sebagai berikut:

1. Orang yang beriman adalah orang yang sejahtera dengan perintah-perintah Allah.
Sejahtera bermaksud tidak merasa berat atau susah dalam menjalankan perintah Allah
dan rasulNya. Sejahtera itu juga membawa makna seronok dan gembira dalam
menjalankan perintah-perintah Allah.
2. Orang yg beriman adalah yang sentiasa redha kepada ketentuan dan ketetapan Allah.
Orang yang apabila ditimpakan ujian dia redha dan berusaha. Orang yang redha tetapi
tidak berusaha adalah tergolong dalam golongan org yg berputus asa.
3. Orang yg beriman juga sangat yakin kepada Allah dengan apa yang diperintahkan
olehNya. Tidak ragu-ragu walau sedikitpun dengan perintah dan suruhannya.
4. Orang yg beriman sentiasa bertawakkal dan hanya bergantung penuh kepada Allah.
Bergantung kepada selain dari Allah adalah bersifat sementara. Hanya kepada Allah
datangnya setiap sesuatu dan hanya kepada Allah kembalinya setiap sesuatu. Tiada apa
yang berlaku tanpa izinNya.
5. Orang yang bersabar dengan segala masalah yang datang kepadanya. Kesusahan dan
kepayahan dihadapi dengan sabar.

Hal Hal yang Dapat Meningkatkan dan Merusak Iman


Meningkatkan Keimanan
1. Perbanyaklah membaca Al-Quran dan renungkan maknanya.
Ayat-ayat Al-Quran memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-
masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-
Quran mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah,
dilain pihak Al-Quran mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat
tenang seorang pencari ketenangan.

2. Pelajarilah ilmu mengenai Asmaul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.


Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha
Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya
dari apapun yang tidak disukai Allah.

3. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.


Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan
menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan
untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan
Allah.

4. Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam.


Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya,
perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran
agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian
rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek
hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada
aturannya.

5. Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat


Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabiin dan tabiit tabiin).
Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang
kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini
diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. Umar r.a.
pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa
makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya.

Merusak Keimanan
1. Kebodohan.
Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat
boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu
ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu
keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah
dan rezekinya.

2. Ketidakpedulian, Keengganan dan Melupakan.


Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang
hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat
dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus,
tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat),
dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah
hati dan sederhana.

3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa.


Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah
dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya
dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang
menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan
jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa
kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.

4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat.


Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa
jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan
dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat.
Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia.
Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti
sabda Rasulullah, ..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang
dapat memberinya petunjuk. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak
peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita
berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi
(muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada
dalam tubuh kita.

Sebab-sebab dari luar diri kita (External) :


A. Syaitan.
Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang.
Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia
menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap
Allah, membujuknya melakukan dosa.

B. Bujukan dan rayuan dunia.


Allah SWT berfirman : Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu. (QS, al-Hadiid 57:20).

Implementasi dan Fungsi Keimanan dalam Kehidupan Manusia

1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.

Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah
hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat
mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-
dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan
pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat, takhyul, jampi-
jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah surat al-Fatihah ayat 1-7.

2. Iman menanamkan semangat berani menghadap maut.


Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak diantara
manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko.
Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang
beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS. an-Nisa/4:78.

3. Iman menanamkan sikap self-help dalam kehidupan.

Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, arena kepentingan penghidupannya. Kadang-
kadang manusia tidak segan-segan melepaskan prinsip, menjual kehormatan dan bermuka
dua, menjilat dan memperbudak diri untuk kepentingan materi. Pegangan orang beriman
dalam hal ini ialah firman Allah dalam QS. Hud/11:6.

4. Iman memberikan ketenteraman jiwa.

Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang oleh keraguan dan
kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tenteram
(mutmainnah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan dalam firman Allah surat ar-
Rad/13:28.

5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).

Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu menekankan kepada
kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya
QS. an-Nahl/16:97.

6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.

Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa
pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang
telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman
pada firman Allah dalam QS. al-Anam/6:162.

7. Iman memberi keberuntungan

Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing
dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman
adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS.
al-Baqarah/2:5.

8. Iman mencegah penyakit


Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh
manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak dan perbuatan manusia
mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum, berdiri, melihat, dan
berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi oleh kemauan, seperti gerak jantung, proses
pencernaan, dan pembuatan darah, tidak lebih dari serangkaian proses atau reaksi kimia yang
terjadi di dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang melaksanakan proses biokimia ini bekerja di
bawah perintah hormon. Kerja bermacam-macam hormon diatur oleh hormon yang
diproduksi oleh kelenjar hipofise yang terletak di samping bawah otak. Pengaruh dan
keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen (pembawa sifat) yang dibawa manusia
semenjak ia masih berbentuk zigot dalam rahim ibu. Dalam hal ini iman mampu mengatur
hormon dan selanjutnya membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia.

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Keimanan seseorang tidak bisa diukur oleh apapun dan dengan apapun, semua kembali
kepada orang itu sendiri apa fikiran mereka mengenai iman dan agama meraka dan dari situlah
kita dapat melihat keimanan meraka. Semakin kuat iman mereka semakin kuat juga agama
mereka begitupun sebaliknya semakin lemah iman mereka maka semakin lemah pula agama
mereka.

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Iman

http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-iman-apa-itu-iman.html#_

http://www.islamnyamuslim.com/2013/06/ciri-ciri-orang-beriman.html

http://cintaislam1.blogspot.com/2013/04/tanda-tanda-orang-yang-beriman-kepada.html
http://yusuf-risman.blogspot.com/2012/07/hal-hal-yang-dapat-merusak-iman.html

http://zulfi19.abatasa.co.id/post/detail/5389/sebab-sebab-naik-turunnya-iman-dan-cara-
meningkatkan-keimanan.html

https://www.academia.edu/8448470/Implementasi_Iman_dan_Taqwa_dalam_Kehidupan_M
odern

http://zulfi19.abatasa.co.id/post/detail/5389/sebab-sebab-naik-turunnya-iman-dan-cara-
meningkatkan-keimanan.html

Anda mungkin juga menyukai