Anda di halaman 1dari 11

KANKER PAYUDARA

A. Pengertian
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan payudara.kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,saluran
susu,jaringan lemak maupun jaringan ikat payudara.(www.yahoo.com)
Kankier payudara atau ca.mammae adalah kanker yang berasl dari
system kelenjar payudara,dapat mengenai kelenjarnya juga saluran
kelnjarnya(www.google.com)
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak
ditemukan di Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40- 49
tahun dan letak terbanyak dikuadaran lateral atas(Arief Mansjoer , dkk,
2000 : 285).
Kanker payudara adalah keganasan yang jarang terjadi dengan pola
pertumbuhan duktus atau disertai sekresi kelenjar payudara dan keringat
(Dorland, 1998: 185, 186)

B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui,tetapi ada beberapa faktor resiko yang
menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker
payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut adalah :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya
meningkat hampir 1% setiap tahun.
2. Usia
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun.resiko
terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum
berusia 60 tahun; resiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker
payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.
4. menarke dini
Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
5. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun
mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara
disbanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka
pada usia 20 tahun.
6. Menopous pada usia lanjut
Menopous setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk
mengalami oovorektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempumyi
resiko sepertiganya.
7. Riwayat penyakit payudara jinak
Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proleferatif memounyai resiko dua kali lipatuntuk mengalami kanker
payudara; wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat
kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
8. Paparan terhadap radiasi ionisasi masa pubertas dan sebelum usia 30
tahun.
Pada keadaan ini beresiko hampir dua kali lipat
9. Obesitas
Resiko terendah diantara wanita pascamenopouse. Bagaimanapun,
wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka
kematian lebih tinggi, yang paling sering berhubungan denga
diagnosis yang lambat.
10. Kontrasepsi oral
Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tionggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, resiko tinggi ini
menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi.
11. Terapi penggantian hormone
terdapat laporao yang membingungkan tentang resiko kanker
payudara pada terapi penggantian hormone. Wanita yang berusia lebih
tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakan untuk
jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun ) dapat mengalami
peningkatan resiko. Sementara penambahan progesterone terhadap
penggantian estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium, hal
ini tidak menurunkan kanker payudara.
12. Masukan alkohol
Sedikit resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol
bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Resikonya dua kali
lipat diantara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Dinegara
dimanba minuman anggur dikonsumsi secara teratur (mis , prancis dan
itali), angkanya sedikit lebih tinggi. Beberapa temuan riset
menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan
untuk mengalami kanker payudara pada tahun tahun terkhirnya.

C. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu satunya penyakit,tapi banyak
tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogenya,
dan usia permulaanya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda
dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopouse).
Respon dan prognosis penangananya berbeda dengan berbagai penyakit
berbahaya lainya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai estrogen dependent
mengandung reseptor yang mengikat estrodol, suatu tipe estrogen, dan
pertumbuhanya dirangsang oleh estrogen.reseptor ini tidak muncul pada
jaringan normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor
estrogen dependent diidentifikasi dengan suatu uji estrogen reseptor assay
(ERA) pada jaringan lebih tinggi dari kanker kanker payudara hormone-
dependent. Kanker kanker ini memberikan respon terhadap hormone
treatment (endocrine chemotherapy, oovorectomy, atau adrenalektomy)
Tumor payudara ganas berbeda dari tumor payudara yang tidak
berbahaya. Tumor ganas biasanya tersendiri, bentuknya tidak beraturan keras,
massanya tidak bergerak dengan kecenderungan menempelkuat pada otot-
otot pectoral dan kulit, menyebabkan retraksi atau dimpling pada kulit. Kulit
dapat menjadi menebal, memberikan suatu efek orange peel keterlibatan
limph nodus terdapat pada sekitar dua pertiga pada wanita pada wakti
didiagnosi. Tempat tempat lainya untuk metafisis adalah paru paru,
tulang, liver, glandula adrenal, dan ovaries.(long,1996:514)

D. Klasifikasi dan stadium.


Pengelolaan pada pasien dengan kanker mammae didasarkan pada
tiga kriteria yaitu dari pentahapan histologi, jenis klasifikasi TNM, dan
berdasarkan pentahapan TNM.
Ditinjau dari pentahapan histologi memberiakan prognosis yang
lebih akurat. Tahap tahap yang penting diringkas sebagai berikut:
1. Tahap I
Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus
limfe, dan tidak terdeteksi adanya metastase.
2. Tahap II
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5
cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi negatife atau positi, dan tidak
terdeteksi adamya metastase.
3. Tahap III
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan
sembarang ukuran yang menginfasi kulit ataum dinding, dengan nodus limfe
terfiksasi positf dalam area klavikular, dan tanpa bukti adanya metastasis.
4. Tahap IV
Terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe
normal atau kankerosa, dan adanya metastasis jauh. (smlethzer, 2002: 1591)

Klasifikasi TNM kanker payudara adalah sebagai berikut :

Tahap ukuran tumor Keterlibatan nodul Metastae


I kurang dari 2 cm (TTidak
1) ada (N0) Tidak ada (M0)
II kurang dari 5 cmAxillary
(T1 nodes dapat berpindah Tidak ada (M0)
atau T2) (N1)
III lebih dari 5 cm dengan
Axillary nodes tetap atau dapat Tidak ada (M0)
infasi kulit atau melebar berpindah (N1 atau N2)
pada dinding dada.
IV setiap ukuran (setiap
Setiap nodes (setiap N) Ya (M1)
T)
( Long, 1996: 514 )
Berdasar Pentahapan TNM diadaptasi oleh the american join
commitee on cancer staging and result reporting adalah :
Tahap 0 Tis N0
M0
TAhap I T1 N0
M0
TAhap IIA T0 N1
M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Tahap IIB T2 N1
M0
T3 N1 M0
Tahap IIIA T0 N2
M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Tahap IIIB T4 Sembarang N
M0
Sembarang T N3 M0
Tahap IV Sembarang T Sembarang N
M1
Tumor primer (T)
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ; karsinoma intraduktol, karsinoma lobular in situ, atau
penyakit pagets putting susu dengan atau tanpa tumor.
T1 Tumor kurang dari 2 cm dalam dimensi terbesarnya.
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm dalam dimensi
terbesarnya.
T3 Tumor lebih dari 5 cm dalam dimensi terbesarnya.
T4 Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan kedinding dada atau
kulit.
Nodus limfe regional (N)
N0 Tidak ada metastasis nodus limfe regional
N1 Metastasis kenodus limfe aksilaris ipsilateral (s) yang dapat digerakkan
N2 Metastasis kenodus limfe aksilaris ipsilateral (s) terfiksasi pada satu sama
lain atau pada struktur lainnya
N3 Metastasis kenodus limfe mamaria internal ipsilateral
Metastasis jauh (M)
M0 Tidak ada metastasis yang jauh
M1 Metastasis jauh (termasuk metastasis kenodus limfe sub klavikular
ipsilateral)
(Smeltzer dan Bare, 2002: 1593)

E. Tipe tipe atau jenis kanker payudara


Pemeriksaan histologis sel sel kanker membantu menentukan
prignosis dan mengarah pada pemahan yang lebih baik tentang bagaimana
penyakit berkembang. Disini terdapat bentuk atau tipe tipe kanker payudara
antara lain adalah:
a. Karsinoma duktal mengifiltrasi
Adalah tipe histology yang paling umum., merupakan 75 % dari
semua jenis. Jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras
saat dipalpasi. Kanker ini biasanya bermetastase ke nodus aksila.
b. Karsinoma lobular mengifiltrasi
Ini jarang terjadi, merupakan 5% dari 10% kanker payudara.
Tumor ini biasanya terajadi pada suatu area penebalan yang tidak baik
pada payudara bila dibandingkan tipe duktal menginfiltrasi. Tipe ini lebih
umum multisentris, dengan demikian, dapat terjadi penebalan bebebrapa
area pada salah satu atau kedua payudara. Kasrsinoma duktal
menginfiltrasi dan lobular menginfiltrasi mempunyai keterlibatan nodus
aksilar yang serupa, meskipun tempat metastasinya bebeda. Karsinoma
duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak. Sementara
lobular biasanya mermetastase ke permukaan meningen.
c. Karsinoma medular
Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat,
sehingga prognosisnya seringkali lebih baik. Menempati 6% dari kanker
payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus.
d. Karsinoma musinus
Menempati sekitar 3% dari kanker payudara, penghasil lender juga
tumbuh lebih lambat; sehingga, kanker ini mempunyai prognosis yang
lebih baik dari lainnya.
e. Karsinoma inflamatori
Adalah tipe kanker payudara yang jarang (1%-2%) dan
menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya.
Kanker setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri. Payudara secara
abnormal keras dan membesar. Kulit diaatas tumor merah dan agak hitam.
Sering terjadi udema dan retraksi putting susu.
f. Karsinoma duktal tubular
Karsinoma ini menempati hanya sekkitar 2% adri kanker karena
metastasisnya aksilaris secara histology tidak lazim, maka prognosisnya
sangat baik.
g. Penyakit paget
Adalah tipe kanker payudara yang jarang terjadi. Gejala yang
sering timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara. Tumornya
itu sendiri dapat duktal atau invasive. Masa tumor sering tidak dapat
diraba di bawah putting di mana penyakit ini timbul. Hanya dengan
menggunakan mammografi mungkin merupakan satu-satunya
pemeriksaan diagnostic yang mendiagnosis tumor.
h. Karsinoma payudara insitu
- Karsinoma duktal insitu (DCIS)
Ada dua sub tipe mayor : komedo dan non komedo. Pengobatan
yang palling umum adalah mastektomi dengan kesembuhan 98% atau
99%. Namun terapi konservatif payudara adalah pilihan yang masuk
akal yang mungkin dipertimbangkan untuk lesi setempat.
- Karsinoma lobular insitu (LCIS)
Ditandai dengan proliferasi sel-sel di dalam lobulus payudara.
LCIS biasanya merupakan temuan incidental yang umumnya terletak
dalam area multisenter penyakit, dan jarang berhubungan dengan
kanker invasive. Biasanya terjadi pada wanita usia muda dan mungkin
dianggap pertanda pra-malignan. (Smeltzer dan Bare, 2002: 1591)

F. Manifestasi klinik
Sebagian besar penderita kanker mamae adalah seorang
wanita.kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara,
tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar
jaringan payudara terdapat. Kanker payudara umum terjadi pada payudara
sebelah kiri, umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi,dan keras dengan
batas yang tidak teratur.keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan
nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Namun, nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk
dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.
Dengan meningkatnya mamografi, lebih banyak wanita yang
mencari bantuan medis pada tahap awal.Tapi bisanya pada wanita wanita
ini juga tidak mempunyai gejala dan tidak mempunyai benjolan yang dapat
diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan
mamografi.sayangnya, banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari
bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan .sebagai contoh
mereka baru mencari setelah tampak dimpling batu peau d`orange pada kulit
payudaraanya- yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi
limfatik dalam lapiasan dermal. Retraksi putting susu dan lesi yang terfiksasi
pada dinding dada dapat juga sebagai bukti. Metastase kekulit dapat
dimanifestsikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda
tanda dan gejalaa klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada
tahap lanjut. Namun, indeks kecurigaan yang tinggi harus dipertahakan pada
setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan.(smeltzer
dan bare, 2002 :1590)

G. Data penunjang
1. Deteksi dan diagnosis dari kanker
Diawali dengan riwayat penyakit yang berkaitan dengan payudara dan
pemeriksaan fisik dari payudara.
2. USG payudara
Dapat membedakan lesi atau tumor yang kistik
3. Mamografi
4. Radiogram jaringan lunak merupakan pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk
dapat terbadan pada banyak keadaan dapat memberikan dugaan ada
tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi juga
bermanfaat sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita- wanita sehat
yang asimptomatik dan dalam memberiakn dugaan atau menentukan
diagnosis suatu kelainan.
5. Aspirasi jarum halus
Sifat massa yang dapat dibedakan antara kistik atau padat.kista akan
mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal
dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa dalam tindak lanjut
selam 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindak lanjut. Jika massa
menetap atau terbentuk kembali, atau jika cairan aspirat mengandung
darah maka ini merupakan indikasi dilakukan biopsi
6. biopsi
7. untuk pemeriksaan histologik dapt berpa eksisional,seluruh massa
diangkat atau inssional(sebagian dari massa dibuang).
8. USG abdomen
Dapat membeakad lesi atau tumor yang kistik
9. Foto thorak
Untuk menentukan destruksi kosta dan klavikula ada atau tidak adanya
lesi titik maupun sklerotik. (Arief Mansjoer,dkk: 2000)

H. Penatalaksanaan
Analisis mikroskopik dari specimen menyatakan ada ada atau
tidaknya keganasan. Jika specimen bersifat ganas, maka direncanakan untuk
tindakan pembedahan. Tipe pembedahan untuk kanker payudara tergantung
pada luasnya tumor dan metastasis. Tipe tipe pembedahan itu antara lain:
a. Pembedahan:
i. mastektomi parsial(eksisi tumor local dan penyinaran)
Mulai dari lummpektomi sampai pengangkatan
segmental(pengangkatan jaringan yang luas dengan kulityang
terkena)sampai kuadranektomi(pengangkatn seperempat payudara.
Pengangkatan atau pengambilan contoh dari kelenjar limfe aksila
untuk penentuan stadium, radiasi, dosis tinggi mutlak perlu (5000-
6000)
ii. mastektomi local dengan diseksi aksila rendah
Seluruh payudara semua atau sebagian besar kelenjar limfe di lateral
otot pectoris minor
iii. mastektomi radikal yang di modifikasi
Seluruh payudara, semua ataua sebagian besar jaringan aksila.
iv. mastektomi radikal
Seluruh payudara otot pectoris mayor dan minor dibawahnya seluruh
aksila.
v. Mastectomy radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar
limfemamarta interna
b. Non pembedahan
c. Penyinaran:
i. Kemoterapi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi, paliatif pada penyakit yang
lantur.
ii. Terapi hormaon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen dan androgen,
progesterone, antiestrogen, oovorektomi, adrenektomi, hipofisektomi.

I. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi atu desttuksi jaringan
2. Ancietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status
kesehatn dan fungsi peran
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan struktur anatomi tubuh
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kemoterpi,
radiasi, pembedahan
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan syock
hipovolumik
6.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan invasive pembedahan
7.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan badan kulit
ataujaringan, destruksi jaringan, efek radiasi dan kemoterapi

J. Fokus intervensi
Menurut doenges(2000) diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus
kanker payudara adalah:
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi atu desttuksi jaringan
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil :pasien mengatakannyeri berkuarang,skala nyeri
turun,pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan
ketrampilan relaxasi, ekspresi wajah rileks.
Intervensi keperawatan:
1. tentukan riwayat nyeri misal: lokasi nyeri, frekuensi, durasi
dan intensitas ( skala0-10) dan tindakan penghilangan yang
digunakan, evaluasi sadari terapi tertentu miasal: pemberian
radiasi kemoterapi
2. berikan tindakan kenyamanan besar missal (reposis, gosokan
punggung dan aktifitas (missal: musik atau TV)
3. Dorong penggunaan terapi nyeri(missal: tehnik relaksasi)
musik dan sentuhan terpai terapeutik.
4. kolaborasi pemberian analgesic sesuai indikasi.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan pada status
kesehatan
Tujuan : Ansietas berkurang
Kriteria hasil : pasien menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan
dan berkurangnya rasa takut, mendemonstrasikan
penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi
aktif dalam aturan pengobbatan.
Intervensi yang dilakuakan:
1. Tinjau ulang pengalaman pasien sebelumnya dengan kanker
tertentu, apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan
apakah kesimpulan pasien telah tercapai.d
2. dorong pasien untuk mengumgkapkan pikiran dan
perasaannya.
3. Berikan lungkungan terbuka dimana pasien merasa aman
untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara.
4. pertahankan kontak sering dengan pasien bicara dengan
menyentuh jika tepat.
5. jelaskan prosedur
6. berikan kesempatan untuk bertanya dan jawaban jujur,
libatkan orang terdekat dalam intervensi.
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan struktur anatomi
tubuh
Tujuan : Pasien mampu menerima kondisinya
Kriteria hasil : Pasien menunjukkan adaptasi dan mennyatakan
penerimaan pada situasi diri, mengenali dan menyatu dengan
perubahan konsep diri, mengungkapkan peningkatan
rasa percaya diri dalam kemampuan untuk
menghadapi penyakit dan kemungkinan
keterbatasan.
Intervensi:
1. Diskusikan dengan pasien atau orang terdekat bagaimana
diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan
pribadi pasien (rumah dan aktivitas)
2. Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan
dengan pengobatan tertentu termasuk kemungkina efek pada
aktivitas seksual
3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang
terdekat menerima keterbatasan
4. perhatikan perilaku menarik diri menyangkal atau terlalu
memperhatikan tubuh (perubahan).

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


kemoterpi, radiasi, pembedahan
Tujuan :nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :BB meningkat, makan/peningkatan masukan diit
turgor baik, albumin meningkat, data laborat normal.
Intervensi:
1. pantau masukan makanan setip hari.
2. ukur( TB,BB,LL)
3. Dorong pasien untuk makan tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan yang adequate
4. Dorong penggunaan suplemen dan makan sedikit tapi sering.
e. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan syok
hipovolemik
Tujuan :volume caiaran terpenuhi
Kriteria hasil: menunjukkan keseimbangan cairan dequat,TTV stabil,
membran mukosa lembab, turgor baik.
Intervensi :
1. pantau masukan dan haluaran dan berat jenis, masukkan
semua sumber haluaran misalnya muntah, diare, luka basah
hitung keseimbangan cairan 24 jam.
2. Timbang berat badan sesuai indikasi,
3. Monitor TTV
4. Kaji turgor kulit, dan kelembaban membrane mukosa
5. Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml per
hari sesuai toleransi
6. Kolaborasi pemberian cairan iv sesuai indikasi.
f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasi
pembedahan
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi (tumor, kalor,
dolor),tidak mengalammi demam.
Intervensi:
1. tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf
dan pengunjung,
2. Tekankan hygienen personal
3. Pantau suhu
4. Kajitanda-tanda infeksi.
g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan
badan kulit ataujaringan, destruksi jaringan, efek radiasi dan
kemoterapi
Tujuan :integritas kulit kembali normal
Kriteria hasil :luka cepat sembuh, tidak terdapat
komplikasi/meningkatkan penyembuhan luka,
berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah
komplikasi.

Intervensi :
1. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi
kanker,
2. Perhatikan kerusakan, atau menghambat penyembuhan
luka,
3. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
4. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk
kulit yang kering daripada menggaruk
5. Balikkan atau ubah posisi dengan sering
6. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun,
salep dan bedak kecuali diizinkan oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai