Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MIKROBIOLOGI II

SIFAT DASAR VIRUS

Shahnaz Rayza Lubis

1502101010124

Kelas/ Ruang :02/05

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Gibbs & Harrison (1976) menyatakan bahwa virus merupakan sebuah
parasit yang dapat menular mempunyai genom dengan bobot molekul lebih kecil dari 3
8
x10 dalton dan membutuhkan komponen lain dari sel inang untuk memperbanyak diri.
Kemudian pada tahun 1992 ada sebuah definisi yang lebih lengkap mengenai virus yang
diajukan oleh Mattews yaitu virus adalah satu set dari satu atau lebih molekul genom berupa
molekul DNA dan RNA, biasanya dibungkus oleh selubung pengaman berupa protein
selubung (coat protein) atau lipoprotein dan hanya dapat memperbanyak diri dalam sel
inang yang sesuai dengan memanfaatkan, metabolisme, materi, dan energy dalam sel inang.
Melihat beberapa defenisi tersebut secara umum virus dapat didefenisikan sebagai
mikroorganisme parasit obligat intraseluler dengan kata lain virus adalah mikroorganisme
merugikan yang tempat hidupnya sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.
Virus termasuk mkroorganisme yang belum sempurna maka Virus tidak dapat
membentuk energi sendiri serta tidak dapat berkembangbiak tanpa menggunakan jasad
hidup lain. Menurut sistem yang diperkenalkan oleh A. Loff dan kawan-kawan pada tahun
1962, virus dikelompokkan menurut sifat virionnya yaitu semacam asam nukleat, bentuk
susunan kapsid, ada tidaknya selubung dan ukuran kapsid. Pembagian lebih lanjut
didasarkan atas sifat-sifat lain virion itu, seperti sejumlah untaian asam nukleat (satu atau
dua, sifat pertumbuhan virus, seperti kedudukan tempat sintesis virus di dalam sel dan
hubungan timbal balik antara inang dan virus. Sistem ini dimaksudkan untuk
menggambarkan klasifikasi alami atau filogenik, berarti sistem ini bukannya mencoba
menggambarkan hubungan evolusioner antara virus-virus.
Sedangkan menurut Oman Karmana menyatakan bahwa penggolongan dan
klasifikasi virus tidak mengikut sistem klasifikasi yang dibuat Linnaeus, Melainkan dengan
sistem ICTV (International Committe On Taxonomy Of Viruses), virus trbagi kedalam
empat tingkat takson, yaitu ordo, famili, genus dan spesies. Penamaan ordo pada virus
diakhiri dengan virales, famili diakhiri dengan kata viridae, dan genus diakhiri dengan kata
virus. Untuk penamaan spesies menggunakan bahasa Inggris dan diakhiri dengan kata virus.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja sifat-sifat dasar virus ?
b. Bagaimana ciri-ciri virus ?
c. Bagaimana cara mengklasifikasikan virus ?
d. Apa saja komponen virus ?
c. Bagaiman struktur asam nukleat virus ?
1.3 Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui sifat-sifat dasar virus.
b. Untuk mengetahui ciri-ciri virus
c. Untuk mengetahui cara mengklasifikasikan virus.
d. Untuk mengetahui komponen yang terdapat pada virus.
e. Untuk mengetahui struktur asam nukleat pada virus.
1.4 Manfaat Pembahasan

a. Dengan mengetahui sifat-sifat dasar virus, maka akan memberikan wawasan


baru kepada kita khususnya seseorang yang bergelut dibidang kedokteran.
b. Mengetahui ciri-ciri virus akan mempermudah kita dalam mengklasifikasikan virus.
c. Mengetahui manfaat dari virus akan menambah pengaetahuan kita dalam
bidang kesehatan. Dengan mengetahui cara mengklasifikasikan virus, akan
memudahkan mahasiswa dalam memahami macam-macam virus secara khusus.
d. Adanya pembahasan tentang komponen yang terdapat pada virus menambah
pengetahuan mahasiswa khususnya dalam bidang kesehatan.
e. Dengan mengetahui struktur asam nukleat pada virus, akan menambah
pengetahuan mahasiswa tentang virus secara rinci.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sifat-Sifat Dasar Virus


1. Bahan genetik virus terdiri dari asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksiribonukleat
(DNA), akan tetapi tidak terdiri dari kedua jenis asam nukleat sekaligus.
2. Stuktur virus secara relatif sangat sederhana, yaitu terdiri dari pembungkus yang
mengelilingi/melindungi asam nukleat.
3. Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup,yaitu di dalam kedua-duanya dan
tidak mengadakan kegiatan metabolisme jika berada di luar sel hidup.
4. Virus tidak mempunyai informasi genetik sistem Lipman untuk sintesis energi berpotensi
tinggi.
5. Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner (binary fission). Partikel virus
baru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dengan pemecahan
suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein perlindungan dan komponen asam
nukleat infektif.
6. Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan
pengawasan sistem enzim sel hospesnya, sehingga selera dengan proses sintesis asam
nukleat dan protein virus.
7. Virus yang menginfeksi sel mempergunakan ribosom sel hospes untuk keperluan
metabolismenya.
8. Komponen-komponen utama virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam
sel hospes tidak lama sebelum disebabkan.
9. Selama berlangsungnya proses pembebasan, beberapa partikel virus mendapat selubung
luar yang menagndung lipid protein dan bahan-bahan lain yang sebagian berasal dari sel
hospes.
10. Partikel virus lengkap disebut virion dan terdiri dari inti asam nukleat yang dikelilingi
lapisan protein yang bersifat antigenik yang disebut kapsid dengan atau tanpa selubung
diluar kapsid.
2.2 Ciri-Ciri Virus

a. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu antara 25 300 nm


(1nm=10m)

b .Virus hanya memiliki satu jenis asam nukleat (DNA/RNA) yang diselubungi oleh
kapsid.
c. Virus hanya dapt hidup dan berkembang biak pada sel hidup (parasit intraseluler obligat).
d. Tubuh virus bukan berupa sel sehingga tidak memiliki inti sel, membran plasma dan
sitoplasma.
e. Tubuh virus memiliki berbagai bentuk (batanng, bulat, silindris, T)
f. Virus merupakan makhluk metaorganisme yaitu bentuk peralihan antara benda mati
(memiliki ssifat dapat dikristalkan) dan makhluk hidup (dapat berkembang biak).

2.2 Klasifikasi Virus


Pada latar belakang juga terdapat penjelasan tentang pengklasifikasian virus menurut para
ahli, akan tetapi cara mengklasifikasikan virus banyak jenisnya. Ada yang berdasarkan
DNA atau RNA virus, ada yang berdasarkan sel inangnya dan lain- lain. Berikut beberapa
klasifikasi virus,
a. Klasifikasi virus berdasarkan morfologi.
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein
membran terluarnya (sampul) menjadi 4 kelompok, yaitu:

Virus DNA

Virus RNA

Virus berselubung

Virus tidak berselubung

b. Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran.


Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi,

Virus Enterik

Virus Respirasi

Arbovirus

Virus onkogenik

Hepatitis virus
c. Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional.
Virus diklasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya.
Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:

Virus tipe I: DNA utas ganda

Virus tipe II = DNA utas tunggal

Virus tipe III = RNA utas ganda

Virus tipe IV = RNA utas tunggal (+)

Virus tipe V = RNA utas tunggal (-)

Virus tipe VI = RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara (intermediat)

Virus tipe VII = DNA utas ganda dengan RNA perantara

Kelompok virus DNA : Parvoviridae , Adenoviridae , Herpesviridae , Poxviridae ,


Hepadnaviridae.

Kelompok virus RNA: Picornaviridae , Flaviviridae , Togaviridae , Bunyaviridae


Arenaviridae , Coronaviridae , Retroviridae ,
Orthomyxontidae , Paramyxoviridae , Rhabdoviridae ,
Reoviridae.
d. Penggolongan virus berdasarkan sel inangnya.

Virus bakteri : Virus bakteri hanya menyerang bakteri tertentu. Virus bakteri
mengandung materi genetik DNA. Virus bakteri disebut juga Bakteriofage
atau Fage. Contoh bakteriofage yang sering dipelajari adalah Bakteriofage T4 virus
yang menyerang bakteri Eschericia coli.

Virus tumbuhan : Virus tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah sel
tumbuhan. Virus tumbuhan mengandung materi genetik RNA, contohnya adalah virus
mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus/TMV).

Virus hewan : Virus hewan mengandung DNA atau RNA. Contohnya adalah virus
penyakit mulut dan kaki pada sapi.
Virus mikroorganisme eukariot : Virus ini menyerang inangnya berupa mikroorganisme
yang tergolong eukariot, seperti protozoa dan jamur. Virus ini mengaandung materi
genetik RNA. Virus yang menyerang jamur disebut Mycovirus.
Selain itu masih terdapat sekelompok virus yang belum dapat diklasifikasikan dan sering
disebut sebagai unclassified virus. Dikelompokkan sebagai unclassified virus karena
banyak sifat biologiknya belum diketahui dan sifat sifat yang telah diidentifikasi
belum memungkinkan virus tersbut dimasukkan ke dalam golongan yang sudah ada.
2.2 Komponen Yang Terdapat Pada Virus
Bagian tubuh luar

Tubuh virus ( misalnya bakteriofag T4 ) tersusun atas kapsid, DNA/RNA, leher,


selubung ekor, serabut ekor, papan dasar dan jarum penusuk. Kepala memiliki bentuk
bersegi delapan yang di dalamnya mengandung inti virus dan dikenal sebagai kepala virus.
Dari kepala virus muncul selubung memanjang ( tubus ) yang disebut sebagai ekor virus.
Virus pada bagian ujungnya ditumbuhi serabut serabut ekor. Ujung serabut ekor
merupakan penerima rangsang ( reseptor) ekor berfungsi sebagai alat penginfeksi,
bagian kepala dan ekor memiliki selubung yang di sebut kapsid, selubung atau kapsid
tersusun atas molekul molekul protein, satu unit protein yang menyusun kapsid di
sebut sebagai kapsomer. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki serabut ekor.
Bagian inti

Bagian inti tersusun atas asam inti ( asam nukleat ) asam nukleat yang menyusun
virus pada umumnya hanya satu untaian , kecuali pada virus influenza terdapat 6 8
untaian, setiap untaian asam nukleat mengandung 3.500 sampai600.000 nukleotida, jika
diperkirakan satu gen tersusun atas 1000 nukleotida, maka diperkirakan virus hanya
tersusun atas 2 sampai beberapa ratus gen.
2.3 Asam Nukleat virus

Asam nukleat adalah molekul pembawa informasi genetika. Virus hanya memiliki
satu jenis asam nukleat, yaitu DNA saja atau RNA saja. Materi genetik tersebut dapat
berbentuk rantai tunggal atau rantai ganda. Rantainya dapat berbentuk melingkar atau linier.
Virus DNA yang sederhana, Mereka menggunakan host sel RNA polimerase dapat membuat
mRNA yang menerjemahkan di ribosom host untuk membuat protein virus.
Virus RNA di sisi lain perlu menyediakan RNA polimerase sendiri untuk membuat mRNA.
Retrovirus perlu enzim lainnya yang mereka membawa bersama mereka disebut reverse
transcriptase. Ini mengkonversi RNA untuk DNA yang disisipkan ke dalam genom inang.
Kemudian sintesis protein virus, dan perakitan mereka menjadi partikel virus baru mungkin
berlangsung pada host inti sel (di inuenza virus, virus campak) atau dalam sitoplasma
(misalnya rabies, herpes). elubung protein (kaspid) adalah pembungkus asam nukleat.
gabungan asam nukleat dan kapsid disebut nukleokapsid.

Prion

Prion (Proteinaceous infectious particle) merupakan suatu partikel protein yang dapat
menginfeksi. Tubuhnya hanya terdiri dari 100% protein tanpa asam nukleat. Prion bereplikasi
dengan pengkodean gen (asam nukleat) pada kromosom inang atau kata lainnya terjadi
karena modifikasi protein inang selama atau setelah protein itu disintesis. Jika terjadi kontak
dengan prion maka akan mengalami misfolded (kesalahan pelipatan). Prion tidak mudah
dipotong oleh enzim protease, sehingga gen inang yang normal dapat memproduksi sejumlah
copy protein patogen sendiri.
Prion dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, misalnya Bovine Spongiform
Encephalopaty (BSE) pada ternak atau Mad Cow diseases, Scarpie pada kambing, Kuru dan
Crentzfeld-Jacob diseases pada manusia, dan BSE pada ternak dapat menginfeksi manusia
mengakibatkan berbagai variasi penyakit CJD.

Viroid

Viroid merupakan molekul RNA kecil yang tidak mengkode protein tanpa selubung.
Viroid terdiri dari molekul RNAQ heliks tunggal (ss), berbentuk cincin tertutup dengan
panjang rantai lebih kurang 360 nukleotida (massa relatif partikel 12 x 104), struktur viroid
menyerupai untai ganda melalui pasangan basa antaruntai, dan memiliki bentuk sama ketika
ekstraseluler dan intraseluler. Viroid adalah agen penginfeksi penyebab penyakit pada
berbagai tumbuhan, misalnya pada kentang, pohon jeruk, mentimun, krisan, pohon kelapa.
BAB 3. KESIMPULAN

Virus dapat didefenisikan sebagai mikroorganisme parasit obligat intraseluler dengan kata
lain virus adalah mikroorganisme merugikan yang tempat hidupnya sesuai dengan kondisi
yang dibutuhkan.Virus termasuk mkroorganisme yang belum sempurna maka Virus tidak
dapat membentuk energi sendiri serta tidak dapat berkembangbiak tanpa menggunakan
jasad hidup lain.
Tubuh virus memiliki berbagai bentuk (batanng, bulat, silindris, T). Virus merupakan
makhluk metaorganisme yaitu bentuk peralihan antara benda mati (memiliki sifat dapat
dikristalkan) dan makhluk hidup (dapat berkembang biak).
Ada beberapa macam klasifikasi virus , klasifikasi virus berdasarkan morfologi. , klasifikasi
virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran , klasifikasi virus berdasarkan genomik
fungsional , penggolongan virus berdasarkan sel inangnya.
Beberapa komponen yang terdapat pada virus , bagian luar yang tersusun atas kapsid,
DNA/RNA, leher, selubung ekor, serabut ekor, papan dasar dan jarum penusuk dan bagian
inti Bagian inti tersusun atas asam inti ( asam nukleat ).

Asam nukleat virus , Prion (Proteinaceous infectious particle) merupakan suatu partikel
protein yang dapat menginfeksi. Tubuhnya hanya terdiri dari 100% protein tanpa asam
nukleat. Viroid merupakan molekul RNA kecil yang tidak mengkode protein tanpa
selubung. Viroid terdiri dari molekul RNAQ heliks tunggal (ss), berbentuk cincin tertutup
dengan panjang rantai lebih kurang 360 nukleotida.

Anda mungkin juga menyukai