Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KELOLAAN 1I

DI PSTW BUDI MULIA 1 CIPAYUNG

STASE GERONTIK

DISUSUN OLEH

EVA RUSMIATI, S.Kep

NPM. 165140013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

JAKARTA

2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan gout merupakan
suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium
urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil samping dari pemecahan
sel yang terdapat di dalam darah, karena tubuh secara berkesinambungan
memecah dan membentuk sel yang baru. Kadar asam urat meningkat atau
abnormal ketika ginjal tidak mampu mengeluarkannya melalui urin,
sehingga dapat menyebabkan nyeri pada sendi, terbentuknya benjolan-
benjolan pada bagian tertentu (thopi). Oleh karena penyakit gout menyerang
sendi, maka dapat disebut juga sebagai Gout Artritis. Penyakit gout artritis
merupakan penyakit metabolik, yaitu penyakit yang disebabkan oleh
gangguan metabolisme yang dalam hal ini ialah gangguan metabolisme
asam urat.
Asam urat, penyakit radang sendi yang sering disalahartikan.
Banyaknya anggapan pada masyarakat pada umumnya yang menganggap
bahwa nyeri sendi lutut dan nyeri punggung belakang atau low back pain,
dikaitkan dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah.
Sedangkan peningkatan kadar asam urat dalam darah atau dikenal
dengan istilah hiperurisemia yang terjadi karena kadar asam urat yang
berlebih. Asam urat ini berasal dari sisa produk dari metabolisme zat
makanan yang disebut purin. Pada umumnya, normalnya asam urat akan
disalurkan ke ginjal untuk dibuang melalui urin bersama zat-zat sisa lainnya
serta zat-zat yang berlebihan dalam tubuh.
Berdasarkan data The National Institutes of Health (NIH) pada tahun
2002, jumlah penderita asam urat di Amerika Serikat mencapai 2,1 juta.
Sebagian besar penderita adalah pria berusia 40-50 tahun (90%) dan wanita
(10%) pada masa menopause (www.hanyawanita.com) Menurut WHO,
Indonesia merupakan Negara terbesar ke-4 di dunia yang penduduknya
menderita asam urat dan berdasarkan Buletin Natural, di Indonesia 35%
terjadi pada pria di bawah usia 34 tahun.
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang asuhan keperawatan
pada Ny. S dengan Asam Urat di ruang cempaka PSTW 1 cipayung Jakarta
Timur
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk melakukan pengkajian Pada Ny. S dengan Asam Urat di
ruang cempaka PSTW 1 cipayung Jakarta Timur
2. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan Asam
Urat di ruang cempaka PSTW 1 cipayung Jakarta Timur.
3. Untuk menyusun rencana tindakan pada Ny. S dengan Asam Urat di
ruang cempaka PSTW 1 cipayung Jakarta Timur.
4. Untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan pada Ny. S
dengan Asam Urat di ruang cempaka PSTW 1 cipayung Jakarta
Timur.
5. Untuk mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada Ny. S dengan
Asam Urat di PSTW 1 cipayung Jakarta Timur.

1.3. Manfaat Penulisan


1. Bagi PSTW 1 Cipayung Jakarta Timur diharapkan laporan kasus ini
sebagai bahan masukan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan
pada Ny. T dengan Gangguan Sistem Penglihatan Ka Ny. S dengan
Asam Urat di ruang cempaka PSTW 1 cipayung
2. Bagi pasien diharapkan hasil penulisan laporan kasus ini sebagai
bahan masukan dalam menambah pengetahuan dan manfaat dari
Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Asam Urat di ruang cempaka
PSTW 1 cipayung
3. Bagi institusi diharapkan hasil penulisan laporan kasus ini sebagai
bahan bacaan dan referensi dalam melaksanakan Asuhan
Keperawatan pada para lansia dengan Asam urat
4. Manfaat bagi penulis diharapkan hasil penulisan laporan ini sebagai
pengalaman langsung tentang Asuhan Keperawatan pada Ny. S
dengan Asam Urat di ruang cempaka PSTW 1 Cipayung Jakarta
Timur
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian
Asam Urat atau GOUT dikenal sejak masa Hippocrates, sering
dinamakan sebagai "penyakit para raja dan raja dari penyakit. Gout bahasa
Latin, yaitu gutta (tetesan) karena kepercayaan kuno bahwa penyakit ini
disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi tetes ke dalam sendi.
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan
dari metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan
antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan
dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout.
Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak
berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan
berperan sebagai prooksidan. Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil
pemeriksaan darah dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal
pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 -
6.1 mg/dl.
Asam urat berasal dari :
1. Endogen : perombakan protein/nucleoprotein jaringan terutama purin.
2. Eksogen : Makanan yang mengandung sintesis nucleoprotein.

2.2. Klasifikasi Asam Urat


1. Penyakit gout primer penyebabnya belum diketahui. Diduga berkaitan
dengan kombinasi faktor genetic dan factor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat atau bisa juga di akibatkan karena berkurangnya
pengeluaran asam uart daam tubuh.
2. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan
kadar purin yang tinggi.

2.3. Penyebab Asam Urat


1. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga.
2. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan
kaya senyawa purin lainnya. Purin adalah senyawa yang akan dirombak
menjadi asam urat dalam tubuh.
3. Konsumsi alkohol berlebih, karena alkohol merupakan salah satu sumber
purin yang juga dapat menghambat pembuangan urin melalui ginjal.
4. Ekskresi asam urat berkurang karena fungsi ginjal terganggu misalnya
kegagalan fungsi glomerulus atau adanya obstruksi sehingga kadar asam
urat dalam darah meningkat. Kondisi ini disebut hiperurikemia, dan dapat
membentuk kristal asam urat / batu ginjal yang akan membentuk
sumbatan pada ureter. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah
banyak . minum air sebanyak 2 liter atau lebih tiap harinya membantu
pembuangan urat, dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran
kemih.
5. Beberapa macam obat seperti obat pelancar kencing (diuretika golongan
tiazid), asetosal dosis rendah, fenilbutazon dan pirazinamid dapat
meningkatkan ekskresi cairan tubuh, namun menurunkan eksresi.
6. Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya
jamur, bakteri dan virus yang lebih ganas.
7. Penyakit tertentu seperti gout, Lesch-Nyhan syndrome, endogenous
nucleic acid metabolism, kanker, kadar abnormal eritrosit dalam darah
karena destruksi sel darah merah, polisitemia, anemia pernisiosa,
leukemia, gangguan genetik metabolisme purin, gangguan metabolik
asam urat bawaan (peningkatan sintesis asam urat endogen), alkoholisme
yang meningkatkan laktikasidemia, hipertrigliseridemia, gangguan pada
fungsi ginjal dan obesitas, asidosis ketotik, asidosislaktat, ketoasidosis,
laktosidosis, dan psoriasis.
8. Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan
olahraga berlebihan.
2.4. Tanda dan Gejala Asam Urat
1. Nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sendi pada saat tengah malam,
biasanya pada ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal pertama) atau jari kaki
(sendi tarsal).
2. Kulit berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak, dan sangat nyeri
3. Pembengkakan sendi umumnya terjadi secara asimetris ( satu sisi tubuh )
4. Demam, dengan suhu tubuh 38,30C atau lebih, tidak menurun lebih dari
tiga hari walau telah dilakukan perawatan.
5. Bengkak pada kaki dan peningkatan berat badan yang tiba-tiba.

2.5. Pencegahan Asam Urat


Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi
makanan yang bergizi. Beberapa suplemen makanan juga dapat digunakan
untuk mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan
antara lain adalah glukosamin dan kondroitin.
1. Glukosamin
Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada
kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan dinding sel cendawan.
Di Indonesia, glukosamin dapat diperoleh dari langsung dari suplemen
makanan komersial atau minuman susu tersuplementas.
2. Kondroitin
Kondrotin sendiri adalah suplemen makanan yang biasa digunakan
bersama glukosamin. Ia merupakan senyawa rantai gula bercabang yang
menyususun tulang rawan. Di Indonesia, kondroitin dapat diperoleh dari
langsung dari suplemen makanan.

2.6. Penurunan Kadar Asam Urat (Hipourisemia)


Beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar asam urat :
1. Kegagalan fungsi tubulus ginjal dalam melakukan reabsorpsi asam urat
dari tubulus ginjal, sehingga ekskresi asam urat melalui ginjal akan
ditingkatkan dan kadar asam urat dalam darah akan turun.
2. Pemberian obat-obatan penurun kadar asam urat. Penurunan kadar asam
urat dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang meningkatkan ekskresi
asam urat atau menghambat pembentukan asam urat, cara kerja
allopurinol merupakan struktur isomer dari hipoxanthin dan merupakan
penghambat enzim. Fungsi allopurinol yaitu menempati sisi aktif pada
enzim xanthine oxidase, yang biasa ditempati oleh hypoxanthine.
Allopurinol menghambat aktivitas enzim secara irreversible dengan
mengurangi bentuk xanthin oxidase sehingga menghambat pembentukan
asam urat.

2.7. Macam-Macam Pemeriksaan Asam Urat (Uric Acid)


1. Pemeriksaan Holistik
Pemeriksaan holistik adalah pemeriksaan yang menyeluruh dimana
pemeriksaan dilakukan dari kapan terjadinya nyeri, bagaimana dapat
terjadinya nyeri. Setelah itu dilihat riwayat kesehatan, baru ditegakkan
diagnosis.
2. Pemeriksaan Enzimatis
Pemeriksaan enzimatis adalah pemeriksaan asam urat dengan prinsip
uric-acid yang bereaksi dengan urease membentuk reaksi H2O2 dibawah
katalisis peroksiadase dengan 3,5 didorohydroksi bensensulforic acid dan
4 aminophenazone memberikan reaksi warna violet dengan indicator.

2.8. Nilai Normal Asam Urat


1. Kadar asam urat normal untuk laki-laki berkisar 3,5 7 mg/dl.
2. Kadar asam urat normal untuk perempuan berkisar 2,6 6 mg/dl.

2.9. Penanngan Asam Urat


1. Atur pola makan.
2. Minum obat sesuai dengan resep dokter atau suplemen.
3. Olahraga dan Diet.

2.10. KDM Untuk Penderita Asam Urat


1. Menghindar faktor pencetusnya.
2. Menghindari cidera.
3. Tidak minum-minuman beralkohol.
4. Mengurangi makanan yang kaya akan protein.
5. Banyak minum air mineral.
6. Mengurangi berat badan.
7. Pencegahan dengan diet.
a Menghindari konsumsi protein purin secara berlebihan, misalnya
usus, babat, limpa, jeroan, danging sapi, paru, otak, ginjal, ekstrak
danging, danging kambing/babi, sarden, udang, siput, ikan-ikan kecil,
jamur kering, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau (bayam,
kangkung, daun melinjo, tempe, tahu).
b. Konsumsi lemak harus dibatasi.
c. Karbohidrat yang di konsumsi sebaiknya karbohidrat kompleks.
8. Konsumsi buah yang banyak mengandung air (semangka, melon, blewah,
belimbing.
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 17 April - 2017

A. Data Biografi
Nama : Ny. S
JK : Perempuan
Tempat & Tanggal lahir : jakarta / usia 75 tahun
Gol. Darah : O
Pendidikan terakhir :` tamat SMP
Agama : islam
Status perkawinan : menikah
TB/BB : 147cm / 53kg
Penampilan : kulit sawo matang, warnarambut putih dan
hitam, kedua bola mata keruh dan putih,
kurang merawat diri tampak acakacakan.
Ciri ciri tubuh : postur tubuh kecil dan pendek.
Alamat : tak ada
Telp : tak ada
Orang yang dekat dihubungi : petugas setempat, klien tak memiliki
keluarga yang bisa dihubungi.
Hubungan dengan usila : tak ada
Alamat : tak ada
Telp : tak ada
B. Riwayat keluarga
Genogram

Keterangan:

: Perempuan : Tinggal serumah


: Laki-laki : Penderita/pasien
: Klien

C. Riwayat Pekerjaan
a Status pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
b Pekerjaan sebelumnya :-
c Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan thd kebutuhan : Dari pensiunan
suami
D. Riwayat Rekreasi
a Hobi / minat : tidak ada
b Keanggotaan organisasi : mengikuti kegiatan posyandu lansia
c Kegiatan keagamaan : tidak ada
d Liburan / perjalanan : klien jarang bepergian jauh
E. Sumber / Sistem Pendukung Yang Digunakan
Klien mengatakan apabila sakit biasanya klien sering berobat di Puskemas dan
kontrol kesehatan tiap bulan di Posyandu Lansia di sekitar rumahnya.
F. Status Kesehatan Saat Ini
a Keluhan kesehatan utama :

Klien mengeluh batuk pilek karena klien mengaku alergi oleh


debu

b Riwayat penyakit sekarang:


Klien mengatakan tidak mengeluh apa-apa, hanya saja batuk pilek yang
sudah 2 hari diderita cukup mengganggu aktifitasnya.
c Pengetahuan/pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan:

Klien mengatakan Kalau kaki saya terasa linu klien saya hanya
membiarkan saja rasa linu tersebut dan hanya memberikan obat
untuk asam urat

G. Obat-Obatan
a Nama : protexinal, dasabion dan OBH batuk
b Dosis : 3x1 sehari
c Bagaimana / kapan menggunakannya : Diminum pagi,siang dan sore
hari
H. Alergi
Klien mengatakan memiliki alergi terhadap debu.

I. Status Kesehatan Masa Lalu


a Penyakit serius / kronik :
Klien mengatakan pernah memiliki riwayat asam urat, dulu klien mengeluh
sering nyeri pada sendi dan kaki hingga tidak bisa jalan, namun sekarang
sudah tidak lagi. Dulu klien pernah memeriksakan diri ke dokter dan
dinyatakan mempunyai penyakit asam urat.
b Perawatan di RS:
Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit
c Operasi :
Klien mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun
J. Status Fisiologis
a. Bagaimana postur tulang belakang lansia:
Kifosis (membungkuk)
b. Tanda-tanda vital dan keadaan umum:
1. Keadaan umum : Cukup
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Suhu : 36,3 0C
4. Tekanan darah : 120/80 mmHg
5. Nadi : 88x/menit
6. Respirasi : 20x/menit
7. Tinggi badan : 147 cm
8. BB:58 kg : Naik : - kg Turun : 2 kg

K. Pengkajian Head To Toe


1. Kepala
a. Kebersihan : Bersih
b. Kerontokan rambut : Tidak ada
c. Warna : Putih
d. Keluhan : Tidak ada
2. Mata

a. Penglihatan : Penglihatan menurun dibuktikan dengan


klien tidak bisa membaca tulisan kecil
dengan jelas jika tidak memakai kacamata

b. Riwayat katarak : Tidak


c. Pandangan kabur : Ya
d. Nyeri tekan : Tidak

e. Keluhan : Klien mengatakan penglihatan saya kabur


apalagi kalau melihat orang dari jarak jauh
dan juga saat melihat tulisan al-Quran.
Saya tidak bisa membaca kalau tidak pakai
kacamata

f. Penggunaan kacamata : Ya
3. Hidung
a. Bentuk : Simetris
b. Peradangan : Tidak ada
c. Penciuman : Tidak terganggu
d. Nyeri tekan : Tidak
g. Keluhan : Tidak ada
4. Mulut dan tenggorokan
a. Kebersihan : Baik
b. Peradangan/stomatitis : Tidak
c. Gigi geligi : Ompong
d. Radang gusi : Tidak
e. Lesi : Tidak ada
f. Kesulitan mengunyah : Ya
g. Kesulitan menelan : Tidak
h. Keluhan : Jika makan-makanan yang keras klien tidak bisa
mengunyah
5. Telinga
a. Kebersihan : Bersih
b. Peradangan : Tidak
c. Pendengaran : Tergangguketika diajak berbicara dengan volume
suara yang pelan kadang klien tidak bisa
mendengar pertanyaan yang diajukan oleh
perawat sehingga perawat harus mengulangi
pertanyaan dengan volume suara agak keras dan
sedikit mendekat kepada klien.
6. Leher
a. Kaku kuduk : Tidak ada
b. Nyeri tekan : Tidak
e. Benjolan/massa : tidak ada
d. Keluhan : Tidak ada
7. Dada
a. Bentuk dada : Normal chest
b. Retraksi : Tidak
c. Keluhan : Tidak ada
8. Abdomen
a. Bentuk : Distend
b. Nyeri tekan : Tidak
c. Supel : Ya
d. Bising usus : Ada frekwensi 18 kali/menit
e. Massa : Tidak ada
f. Keluhan : Tidak ada

9. Genetalia
a. Kebersihan : Tidak terkaji
b. Haemoroid : Tidak ada
c. Keluhan : Tidak ada
10. Ekstremitas
a. Postur tubuh : Membungkuk/lordosis
b. Rentang gerak : Maksimal
c. Deformitas : Tidak
d. Tremor :Tidak
e. Nyeri : Iya, pada lutut dan pinggang
f. Pembengkakan sendi : Tidak
g. Penggunaan alat bantu :Tidak
h. Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
Achiles + +
Keterangan:
Refleks +: normal
Refleks -: menurun/meningkat

11. Integumen
a. Kebersihan : Baik
b. Warna : Tidak
c. Kelembaban : Lembab
d. Lesi : Tidak ada
e. Turgor : 2 detik
f. Akral : Hangat
g. Pruritus : Tidak ada
h. Perubahan tekstur : Tidak
i. Perubahan tekstur : Tidak
g. Gangguan pada kulit : Tidak ada

12. Hasil Pemeriksaan Penunjang


a. Kadar asam urat : 2,2 mg/dl
b. kadar gula darah : 80 mg/dl
L. Pengkajian Keseimbangan Untuk Lansia
A Pengkajian Posisi Dan Keseimbangan (Sullivan)
No Tes koordinasi Keterangan Nilai
1 Berdiri dengan postur normal 3
2 Berdiri dengan postur normal, menutup mata 3
3 Berdiri dengan kaki rapat 3
4 Berdiri dengan satu kaki 3
5 Berdiri, fleksi trunk dan berdiri ke posisi netral 3
6 Berdiri, lateral dan fleksi trunk 3
7 Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki didepan jari 3
kaki yang lain
8 Berjalan sepanjang garis lurus 3
9 Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai 3
10 Berjalan menyamping 3
11 Berjalan mundur 3
12 Berjalan mengikuti lingkaran 3
13 Berjalan pada tumit 2
14 Berjalan dengan ujung kaki 2
Jumlah 40
Keterangan

4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap


3: mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktifitas
Nilai
42-54 : mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan

Kesimpulan: Pada pengkajian posisi dan keseimbangan didapatkan nilai 40


yang artinya klien mampu melakukan aktifitas dengan bantuan

M. Pengkajian Psikososial
1. Hubungan dengan orang lain:
1 Tidak dikenal
2 Sebatas kenal
3 Mampu berinteraksi
4 Mampu kerjasama
2. Kebiasaan lansia berinteraksi dengan tetangga:
1 Sering
2 Jarang
3 Tidak pernah
3. Stabilitas emosi:
1 Labil
2 Stabil
3 Iritabel
4 Datar

N. Pengkajian Fungsional Lansia


1 Aktivitas kehidupan sehari-hari
Katz indeks aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL)
A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian, dan mandi.
B : Kemandirian dalam semua hal, kecuali satu dari fungsi tersebut.
C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan.
E : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
dan satu fungsi tambahan.
F : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah, dan satu fungsi tambahan.
G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Lain-lain: Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C, D, E, atau F.

Kesimpulan : Indek Katz klien adalah A yang artinya klien mandiri dalam hal
makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan
mandi

2. Masalah emosional
a. Pertanyaan tahap 1
1 Apakah klien mengalami susah tidur
2 Ada masalah atau banyak pikiran
3 Apakah klien murung atau menangis sendiri
4 Apakah klien sering was-was atau kuatir
Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika
jawaban ya 1 atau lebih.
b. Pertanyaan tahap 2
1 Keluhan >3 bulan/>1 bulan 1 kali dalam satu bulan
2 Ada masalah atau banyak pikiran
3 Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
4 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter
5 Cenderung mengurung diri
>1 atau = 1 jawaban ya, maka ada
masalah gangguan emosional.
Gangguan emosional
Kesimpulan:
Pada pertanyaan tahap 1 klien tidak mengalami kesulitan tidur, banyak pikiran,
ataupun murung, sehinnga masalah emosional klien baik.

3. Tingkat kerusakan intelektual


a. SPMSQ (short portable mental status quesioner).
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini:

Benar Salah Nomor Pertanyaan


1 Tanggal berapa hari ini ? 15
2 Hari apa sekarang ? Rabu
3 Apa nama tempat ini ? Rumah
4 Dimana alamat anda ? Jakarta
5 Berapa umur anda ? 75
6 Kapan anda lahir ? 1942
7 Siapa presiden Indonesia ? Jokowi
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? ----
9 Siapa nama ibu anda ? Suningsih
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun.
20-3= 17
17-3= 14
14-3= 11
JUMLAH B= 7 S= 3

Interpretasi:
Salah 0 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Kesimpulan: Dari 10 pertanyaan yang diajukan kien dapat menjawab 7


pertanyaan. Sehingga kesimpulannya fungsi intelektual klien utuh.

O. Identifikasi Aspek Kognitif


a MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek Kognitif Nilai Maksimal Nilai Kriteria
Klien
1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar
Tahun : 2017
Musim : Hujan
Tanggal: 15
Hari : Rabu
Bulan : Maret
2 Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita berada?
Negara : Indonesia
Propinsi: DKI Jakarta
Kabupaten/kota: Jakarta
Timur
Kelurahan: Cipayung
Gang : --
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal:
kursi, meja, kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien,
menjawab:
a kursi
b meja
c kertas
4 Perhatian dan 5 2 Meminta klien berhitung mulai
kalkulasi dari 100 kemudian kurangi 7
sampai 5 tingkat.
Jawaban:
1 93
2 86
3 79
4 72
5 65
5 Mengingat 3 1 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke 2
(tiap poin nilai 1).
a Kursi
b Meja
c Kertas
6 Bahasa 9 1 a Menanyakan pada klien
tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut):
Lantai
2 b Minta klien untuk
mengulangi kata berikut:
tidak ada, dan, jika/ tetapi
3 c Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
3 langkah:
1. Ambil kertas ditangan
anda
2. Lipat dua
3. Taruh di lantai
1 d Perintahkan pada klien
untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai
satu poin).
0 tutup mata anda
e Perintahkan kepada klien
untuk menulis kalimat dan
menyalin gambar.
Klien dapat menulis
Total nilai 30 22
Interpretasi hasil :

24 30 : tidak ada gangguan kognitif


18 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan:
Dari ke 6 poin yang diajukan, klien mendapatkan skor 30 yang artinya klien tidak
memiliki gangguan kognitif.

b Inventaris Depresi Beck (IDB)


Skor Pernyataan
A. (Kesedihan):
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya.
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya.
1 Saya merasa sedih atau galau.
0 Saya tidak merasa sedih.
B. (Pesimisme):
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik.
2 Saya merasa saya tidak mempuyai apa-apa untuk memandang ke depan.
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil tentang masa depan.

C. (Rasa kegagalan):
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri).
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan.
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0 Saya tidak merasa gagal.

D. (Ketidakpuasan):
3 Saya tidak puas dengan segalanya.
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
0 Saya tidak merasa tidak puas.

E. (rasa bersalah):
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tidak berharga.
Saya merasa sangat bersalah.
2 Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.
1 Saya tidak merasa benar-benar bersalah.
0
F. (Tidak menyukai diri sendiri):
Saya benci diri saya sendiri.
3 Saya muak dengan diri saya sendiri.
2 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri.
1 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri.
0 G. (Membahayakan diri sendiri):
Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan.
3 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
2 Saya merasa lebih mati.
1 Saya tidak mempunyai pikiran mengenai membahayakan diri sendiri.
0
H. (Menarik diri dari sosial):
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semua.
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka.
2 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya.
Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.
1
0 I. (Keragu-raguan):
Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali.
Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan.
3 Saya berusaha mengambil keputusan.
2 Saya membuat keputusan yang baik.
1
0 J. (Perubahan gambaran diri):
Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan.
Saya merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan saya, dan
3 ini membuat saya tidak menarik.
2 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik.
Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya.
1
0 K. (Kesulitan kerja):
Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu.
Ini memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
3 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
2
L. (Keletihan):
1 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.
0 Saya lelah untuk melakukan sesuatu.
Saya lelah lebih dari yang biasanya.
Saya tidak lebih lelah dari biasanya.
3
2 M. (Anoreksia):
1 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.
0 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang.
Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.
Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.
3
2
1
0
Penilaian:
0-4 Depresi tidak ada atau minimal.
5-7 Depresi ringan.
8-15 Depresi sedang.
16 Depresi berat.

Kesimpulan:
Dari beberapa pertanyaan di atas tentang depresi didapatkan nilai 2 yang artinya
klien tidak mengalami depresi atau depresi minimal.

P. Identifikasi Aspek Fungsi Sosial


a APGAR Keluarga
1 Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada waktu ada
sesuatu yang menyusahkan saya. (adaptasi) = selalu (2)
2 Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah dengan saya. (hubungan) = hampir tidak pernah
(0)
3 Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas. (pertumbuhan) = selalu (2)
4 Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. (afek) = kadang-
kadang (1)
5 Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya menyediakan waktu bersama-
sama = selalu (2)

Penilaian:
Pernyataan yang dijawab: selalu (poin 2), kadang-kadang (poin 1), hampir tidak
pernah (poin 0).
Nilai <3: disfungsi keluarga sangat tinggi.
4-6: disfungsi keluarga sedang.

Kesimpulan:
Skor APGAR keluarga yang didapatkan klien yaitu 7 yang artinya tidak ada
disfungsi keluarga.

Q. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan


1.Kebiasaan merokok:
(1) > 3 batang sehari
(2) < 3 batang sehari
(3) Tidak merokok
2. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari:
a. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
1. Frekwensi makan
1 1 kali sehari
2 2 kali sehari
3 3 kali sehari
4 Tidak teratur
2. Jumlah makanan yang dihabiskan
1 1 porsi dihabis
2 porsi yang dihabiskan
3 < porsi yang dihabiskan
4 Lain-lain
3. Makanan tambahan
1 Dihabiskan
2 Tidak dihabiskan
3 Kadang-kadang dihabiskan
b. Pola pemenuhan cairan
1. Frekwensi minum
1 < 3 gelas sehari
2 > 3 gelang sehari
2. Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan
1 Takut kencing malam hari
2 Tidak haus
3 Persediaan air minum terbatas
4 Kebiasaan minum sedikit
3. Jenis Minuman
(1) Air putih (2) Teh(3) Kopi (4) susu
(5) lainnya, jelaskan
c. Pola kebiasaan tidur
1. Jumlah waktu tidur
(1) <4 jam (2) 4-6 jam (3) >6 jam
Keluhan: Tidak ada
2 Gangguan tidur berupa
(1) Insomnia (2) Sering terbangun
(3) Sulit mengawali (4) Tidak ada gangguan
3. Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur
(1) Santai (2) Diam saja
(3) Ketrampilan (4) Kegiatan keagamaan
d. Pola eliminasi BAB
1. Frekwensi BAB
1 1 kali sehari
2 2 kali sehari
3 Lainnya, jelaskan .........
2. Konsisitensi
(1) Encer (2) Keras (3) Lembek (4) Padat

3. Gangguan BAB
1 Inkontinensia alvi
2 Konstipasi
3 Diare
4 Tidak ada
e. Pola BAK
1. Frekwensi BAK
(1) 1 3 kali sehari
(2) 4 6 kali sehari
(3) > 6 kali sehari
2. Warna urine
1 Kuning jernih
2 Putih jernih
3 Kuning keruh
3. Gangguan BAK
1 Inkontinensia urine
2 Retensi urine
3 Lainnya, jelaskan
f. Pola aktifitas
1. Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan
1 Membantu kegiatan dapur
2 Berkebun
3 Pekerjaan rumah tangga
4 Ketrampilan tangan
2. Pola pemenuhan kebersihan diri mandi
1 1 kali sehari
2 2 kali sehari
3 3 kali sehari
4 < 1 kali sehari
3. Memakai sabun
(1) ya (2) tidak
4. Sikat gigi
1 1 kali sehari
2 2 kali sehari
3 Tidak pernah, alasan karena sudah tidak ada giginya
5. Menggunakan pasta gigi
(1) ya (2) tidak
6. Kebiasaan berganti pakaian bersih
1 1 kali sehari
2 > 1 kali sehari
3 Tidak ganti

7. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)


Nama Pasien: NY. S Tanggal:17 April 2017
Aktifitas Score
Makan 0 5 10
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet
10 = independent
Mandi 0 5
0 = Menbutuhkan bantuan
5 = independent (menggunakan shower)
Berdandan 0 5
0 = Perlu bantuan
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur
Memasang Baju 0 5 10
0 = Dengan bantuan
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent (mengancing baju, restleting)
Buang Hajat (buang air besar) 0 5 10
0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)
5 = Kadang tidak tertahan (tid
10 = Dapat mengontrol
Buang Air Kecil 0 5 10
0 = Menggunakan kateter
5 = Kadang ngompol
10 = Bisa mengontrol
Ke Toilet 0 5 10
0 = Butuh Bantuan Penuh
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur 0 5 10 15
0 = Bantuan penuh
5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu
10 = Bantuan minimal 1 orang
15 = independent
Berjalan di jalan yang datar 0 5 10 15
0 = immobilisasi atau < 50 yards
5 = Selalu menggunakan kursi roda
10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang> 50 yards
15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards
Naik tangga 0 5 10
0 = Tidak bisa
5 = Membutuhkan bantuan
10 = independent
TOTAL (0 - 100) 100

Interpretasi hasil:
0 20 : Ketergantungan penuh
21 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62 90 : Ketergantungan moderat
91 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

Kesimpulan: Skor indeks barthel klien yaitu 100 yang artinya klien mandiri dalam
memenuhi aktivitasnya sehari-hari

R. Pengkajian Lingkungan
A. Pemukiman
1. Luas bangunan:-
2. Bentuk bangunan:
(1) Rumah (2) Petak (3) Asrama (4) Paviliun
3. Jenis bangunan:
(1) Permanen (2) Semi permanen (3) Non permanen
4. Atap rumah
(1) Genting (2) Seng (3) Ijuk (4)
Kayu
(5) Asbes
5. Dinding
(1) Tembok (2) Kayu (3) Bambu (4)
Lainya
6. Lantai
(1) Semen (2) Tegel (3) Keramik (4) Tanah
(5) Lainnya ...............
7. Kebersihan lantai
(1) Bersih dan tidak licin(2) Kurang
8. Lantai kamar mandi
(1) Licin (2) Tidak licin
9. Ventilasi
(1) < 15% luas lantai (2) 15% luas lantai
9. Pencahayaan

(1) Baik

(2) Kurang, Jelaskan: Pencahayaan dalam rumah kurang, sehingga


terlihat gelap pada siang hari. Pada malam hari di bagian dalam
rumah hanya diterangi oleh lampu 5 watt

Lantai rumah bersih dan tidak licin namun lantai kamar mandi sedikit licin.
10. Pengaturan penataan perabot
(1) Baik (2) Kurang
11. Kelengkapan alat rumah tangga
(1) Lengkap (2) Tidak lengkap, Jelaskan

S. Sanitasi
1. Penyediaan air bersih (MCK):
(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata air (4) Sungai
(5) Lainnya
2. Penyediaan air minum
(1) Air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) Air biasa tanpa rebus
3. Pengelolaan jamban
(1) Bersama (2) Kelompok (3) Pribadi (4)
Lainnya.......
4. Jenis jamban :
(1) Leher angsa (2) Cemplung terbuka(3) Cemplung tertutup
(4) Lainnya ......
5. Jarak dengan sumber air
(1) < 10 meter (2) > 10 meter
6. Sarana pembuangan air limbah (SPAL):
(1) Lancar (2) Tidak lancar
7. Petugas sampah
(1) Ditimbun (2) Dibakar (3) Daur ulang
(4) Dibuang sembarang tempat (5) Dikelola dinas
8. Polusi udara
(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) Industri (4) Tidak ada
9. Pengelolaan binatang pengerat
(1) Tidak (2) Ya, (*) Dengan racun (*)
Dengan alat
(*) Lainnya ..........

T. FASILITAS
1. Peternakan
(1) Ada (2) Tidak
2. Perikanan
(1) Ada (2) Tidak
3. Sarana olah raga
(1) Ada (2) Tidak Jenis: lapangan olahraga
4. Taman
(1) Ada (2) Tidak
5. Ruang pertemuan
(1) Ada (2) Tidak
6. Sarana hiburan
(1) Ada (2) Tidak
7. Sarana ibadah
(1) Ada (2) Tidak Jenis Masjid

U. Keamanan Dan Transportasi


A. Keamanan
1. Sistem keamanan lingkungan (1) Ada (2) Tidak
2. Penanggulangan kebakaran (1) Ada (2) Tidak
3. Penanggulangan bencana (1) Ada (2) Tidak

B. Transportasi
1. Kondisi jalan masuk
(1) Rata (2) Tidak rata (3) Licin
(4) Tidak licin
2. Jenis transportasi yang dimiliki
(1) Mobil (2) Sepeda motor (3) Lainnya
Jumlah 1

C.Komunikasi
1. Sarana komunikasi
(1) Ada (2) Tidak ada
2. Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti
(1) Telphon (2) Kotak surat (3) Fax
(4) Handphone
3. Cara penyebaran informasi
(1) Langsung (2) Tidak langsung (3) Lainnya

ANALISA MASALAH

N Data Etiologi Masalah


o

1 DS: Penurunan Resiko cedera


penglihatan
Klien mengatakan
penglihatan saya kabur
mbak apalagi kalau melihat
orang dari jarak jauh dan
juga saat melihat tulisan al-
Quran. Saya tidak bisa
membaca kalau tidak pakai
kacamata

DO:

Penglihatan menurun
dibuktikan dengan klien
tidak bisa membaca tulian
kecil dengan jelas jika tidak
memakai kacamata

Usia 64 tahun

Pencahayaan dalam rumah


kurang, sehingga terlihat
gelap pada siang hari.

Lantai rumah bersih dan


tidak licin namun lantai
kamar mandi sedikit licin.

3 DS: Kurangnya Kurang pengetahuan


informasi (kebutuhan belajar)
Klien mengatakan Saya mengenai penyakit mengenai kondisi dan
tidak tahu mbak kenapa Artritis gout pengobatan
bisa asam urat dan tidak
tahu bagaimana cara
memilih makanan yang
boleh dan tidak boleh
dimakan biar linuya tidak
kambuh lagi

Klien mengatakan Saya


sering makan tape, daun
bayam dan daun singkong
namun setelah itu lutut
kaki dan punggung saya
terasa linu sekal

Klien mengatakan Kalau


kaki saya terasa linu klien
saya hanya membiarkan
saja rasa linu tersebut dan
hanya memberikan obat
untuk asam urat mbak

DO:

Sering bertanya mengenai


makanan apa yang boleh
dimakan untuk mengurangi
linu serta cara-cara untuk
mengurangi linu

Klien bertanya mengenai


pencegahan agar linu tidak
kambuh lagi

Klien terlihat bingung dan


menggeleng saat ditanya
diit yang baik untuk asam
urat serta saat ditanya klien
tidak bisa mnjawab

Usia 64 tahun

Kadar asam urat: 2,2 mg/dl


DIAGNOSA PRIORITAS KEPERAWATAN

1 Resiko cedera dengan faktor resiko penurunan penglihatan

2 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan


pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
penyakit Artritis gout
PENYUSUNAN POA

NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Resiko cedera dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 Ajarkan kepada keluarga untuk menyediakan
faktor resiko dengan 1x30 menit, cedera tidak terjadi pada klien lingkungan yang aman untuk pasien
penurunan penglihatan dengan kriteria: 2 Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien
dan riwayat penyakit terdahulu pasien
No. NOC Skor 3 Ajarkan kepada keluarga dan klien untuk
1 Klien terbebas dari cedera 5 menghindarkan lingkungan yang berbahaya
2 Klien mampu menjelaskan 5
(misalnya memindahkan perabotan berbahaya,
cara untuk mencegah
kebersihan lantai rumah dan kamar mandi)
cedera
3 Klien mampu menjelaskan 5 4 Ajarkan kepada keluarga untuk memberikan
manfaat senam mata penerangan yang cukup di dalam rumah
4 Klien mampu 5 5 Jelaskan manfaat senam mata
mendemonstrasikan senam 6 Ajarkan gerakan senam mata
mata
2 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 Jelaksan tanda dan gejala yang biasa muncul
(kebutuhan belajar) 1x30 menit, klien mengerti dan memahami pada penyakit
mengenai kondisi dan mengenai penatalaksanaan penyakit hipertensi 2 Jelaskan tentang proses penyakit
pengobatan berhubungan dan Diabetes Mellitus dengan kriteria: 3 Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit
dengan kurangnya 4 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
informasi mengenai No NOC Skor diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
penyakit Artritis gout 1 Klien memahami tanda 5 yang akan datang dan atau proses pengontrolan
gejala, penyebab, proses penyakit
penyakit, serta 5 Diskusikan tentang rencana diet yang sesuai
penatalaksanaan penyakit dengan kondisi klien
seperti pengobatan dan diet 6 Jelaskan tentang penggunaan obat
yang sesuai 7 Tanyakan kembali tentang penjelasan yang telah
2 Klien mampu menjelaskan 5
diberikan untuk mengetahui pemahaman klien
kembali apa yang telah
tentang penjelasan yang telah diberikan
dijelaskan oleh perawat

EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
17 April Nyeri akut berhubungan 16.00 1 Memonitor skala nyeri (skala 5) S:
2017 dengan proses inflamasi 16.05 2 Memonitor TTV Ny S mengatakan Masih nyeri mbak
akibat destruksi sendi 3 Mengobservasi reaksi nonverbal dan setelah dipijet tadi. Nanti kalau kaki saya
ketidaknyamanan (Grimmace +) linu lagi saya akan mencoba kompres
16.10 4 Mengajarkan teknik non-farmakologi hangat dan nafas dalam serta meminta
untuk mengurangi (relaksasi nafas dalam, bantuan anak untuk memijat bagian yang
kompres hangat dan massase) linu seperti yang mbak ajarkan tadi.
16.20 5 Mengkolaborasi dengan tim medis
pemberian analgesik O:
Ibuprofen 3x1 No. NOC Skor
1 Mampu mengontrol nyeri 5
B1 3x1
16.25 dengan teknik non-
6 Mengevaluasi pemberian analgesik dan
farmakologi
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi 2 Menggunakan analgesik 5
nyeri yang sesuai
3 Menyatakan nyeri 4
berkurang
4 Skala nyeri berkurang 4
(Skala 5)
5 TTV dalam batas normal 5
TD= 130/90 mmHg
N= 88x/menit
RR= 20x/menit

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi no. 4 dan 5

17 April Resiko cedera dengan 16.30 1 Mengajarkan kepada keluarga untuk S:


2017 faktor resiko dengan menyediakan lingkungan yang aman untuk Ny. J mengatakan Sudah jelas mbak, nanti
penurunan penglihatan pasien kalau lagi tidak ada pekerjaan ataun waktu
16.40 2 Mengidentifikasi kebutuhan keamanan istirahat saya peragakan mbak senam mata
pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan tadi biar mata saya menjadi lebih jelas saat
fungsi kognitif pasien dan riwayat melihat nanti.
16.45 penyakit terdahulu pasien
3 Mengajarkan kepada keluarga dan klien O:
untuk menghindarkan lingkungan yang No. NOC Skor
berbahaya (misalnya memindahkan 1 Klien terbebas dari cedera 5
2 Klien mampu menjelaskan 5
16.45 perabotan berbahaya, kebersihan lantai
cara untuk mencegah
rumah dan kamar mandi)
cedera
4 Mengajarkan kepada keluarga untuk 3 Klien mampu menjelaskan 5
16.50 memberikan penerangan yang cukup di manfaat senam mata
16.51 dalam rumah 4 Klien mampu 5

5 Menjelaskan manfaat senam mata mendemonstrasikan senam

6 Mengajarkan gerakan senam mata mata

A:
Masalah teratasi

P:
Hentikan intervensi. Motivasi klien untuk
tetap melakuakn senam mata secara rutin
untuk mencegah cedera karena penurunan
penglihatan
17 April Kurang pengetahuan 17.00 1 Menjelaskan tanda dan gejala yang biasa S:
2017 (kebutuhan belajar) muncul pada penyakit Ny J mengatakan iya mbak, sudah cukup
mengenai kondisi dan 17.05 2 Menjelaskan tentang proses penyakit jelas dengan penjelasan mbak tentang
pengobatan berhubungan 17.10 3 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab penyakit asam urat, saya baru tahu kalau
dengan penyakit makanan tersebut ternyata yang membuat
kurangnyinformasi 17.15 4 Meniskusikan perubahan gaya hidup yang kaki saya semakin linu. Jadi mulai sekarang
mengenai penyakit mungkin diperlukan untuk mencegah saya akan membatasi makanan tersebut
Artritis gout komplikasi di masa yang akan datang dan mbak.
atau proses pengontrolan penyakit
17.15 5 Diskusikan tentang rencana diet yang O:
sesuai dengan kondisi klien No. NOC Skor
17.20 6 Jelaskan tentang penggunaan obat 1 Klien terbebas dari cedera 5
2 Klien mampu menjelaskan 5
17.25 7 Instruksikan pasien mengenai tanda dan
cara untuk mencegah
gejala untuk melaporkan pada pemberi
cedera
perawatan kesehatan, dengan cara yang 3 Klien mampu menjelaskan 5
tepat. manfaat senam mata
4 Klien mampu 5
mendemonstrasikan senam
mata

A:
Masalah teratasi

P:
Hentikan intervensi.

Discharge planning:
Motivasi keluarga untuk membantu
klien dalam memberikan diit yang
tepat untuk asam urat
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan Diagnosa Medis


Asam Urat (Gout) melalui pendekatan kesengajaan secara teori dan kenyataan di
lapangan, pembahasan di bahas melalui langkah - langkah keperawatan sebagai
berikut:
A. Pengkajian
Penulis dapat melakukan pengkajian pada klien dengan diagnosa medis stroke
yang dapat meliputi pengumpulan data, analisa data, dan perumusan diagnosa
keperawatan.
B. Perumusan Diagnosa keperawatan
Diagnosa I : Nyeri sendi b/d peradangan sendi, penimbunan
Kristal pada membranesinovia, tulang rawan
artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan
pembentukan panus
Tujuan Keperawatan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2
x24 jam, nyeri yang dirasakan klien berkurang
Dengan kriteria hasil : - Klien melaporkan penelusuran nyeri
- Menunjukkan perilaku yang lebih rileks
- Skala nyeri nyeri berkurang dari 0 1 atau teratasi.
Diagnosa II : Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan rentang
gerak, kelamahan otot pada rentang gerakan, dan
kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi
tulang rawan dan pembentukan panus.
Tujuan Keperawatan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien
mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan
kemampuannya.
Dengan kriteria hasil : - Klien ikut dalam program latihan
- Tidak mengalami kontraktur sendi
Diagnosa III : Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kaki dan
terbentuknya tofus
C. Perencanaan
Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi di dukung oleh sikap
keluarga dan klien yang kooperator. Perencanaan yang sehat berdasarkan
teori yang di peroleh dari beberapa literatur yang mendukung.
D. Implementasi
Pada tahap ini penulisan melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan perencanaan yang telah di susun sebelumnya. Banyak faktor yang
mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran
keluarga yang mendukung, tersedianya alat - alat serta adanya bimbingan
dari perawat ruangan, CI ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran
dokter yang menentukan diagnosa menurut medis.
E. Pelaksanaan
Tindakan keperawatan di laksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah di
tetapkan dengan melibatkan kerjasama klien, keluarga dan tim kesehatan
yang lain dengan menggunakan sarana dan prasarana yang di sediakan oleh
institusi pendidikan yang ada di rumah sakit.
F. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi asuhan keperawatan. Evaluasi di laksanakan
secara langsung melalui observasi / catatan keperawatan yang ada, karena
keterbatasan penulis dalam mengevaluasi asuhan keperawatan maka penulis
menanyakan kepada keluarga dan perawat ruangan sebagai perkembangan
klien dapat di ketahui.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan
asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki
bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. Artritis pirai (gout)
merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat di daerah
persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Penyebab
utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit
dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam
pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Arthritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang
bersifat sistemik, progresif, cenderung kronis yang menyerang beberapa
sistem organ, dan paling sering ditemukan di sendi. Penyebab Artritis
reumatoid masih belum diketahui secara pasti walaupun banyak hal
mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit Artritis reumatoid
belum dapat dipastikan mempunyai hubungan dengan factor genetik .
namun, berbagai faktor (termasuk kecenderungan genetik)
bisa mempengaruhi reaksi antoimun. Faktor faktor yang berperan antara
lain adalah jenis kelamin, infeksi, keturunan dan lingkungan. Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang berperan dalam
timbulnya penyakit Artritis reumatoid adalah jenis kelamin, keturunan,
lingkungan, dan infeksi.

5.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah kami
susun ini, dan dapat menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan
keperawatan dalam praktik, khususnya pada pasien yang menagalami
gangguan sistem muskuloskeletal : Gout dan Rheumatoid Arthritis, dan
mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA

Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Muskuloskeletal. Cet.1. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Ed.6 ; Cet.1 ; Jil.II. Jakarta : EGC.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Cet. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Cet. 1. Jakarta : EGC.
Syaifiddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed.3 ; Cet.
1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai