A. Latar Belakang
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena dapat
mengakibatkan kebutaan. Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang
disebabkan oleh adanya pemecahan protein atau bahan lain akibat
prosesoksidasi atau foto-oksidasi.(Tana.L dkk, 2006). World Health
Organization (WHO) memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan
di dunia, dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara.(Tana.L dkk, 2006).
Pada tahun 2008, WHO menyatakan katarak merupakan penyebab
kebutaan yang paling utama di dunia yaitu sebesar 48% dari keseluruhan
kebutaan yang ada di dunia. Untuk itu, WHO dengan visi 2020 berusaha
untuk menurunkan angka kebutaan dan menghindari ancaman kebutaan
yang dapat mencapai 80 juta pada tahun 2020.
Angka kebutaan di Indonesia adalah tertinggi bila dibandingkan
dengan negara-negara di Asia tenggara yang lainnya. Berdasarkan Survei
Nasional tahun 2008, angka kebutaan di Indonesia mencapai 40% dan
menempatkan Indonesia pada urutan pertama dalam masalah kebutaan di
Asia dan urutan kedua di dunia setelah Etiopia. Survei Kesehatan Indera
Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan bahwa angka
kebutaan di Indonesia sebesar 1,5 %, dimana penyebab kebutaan adalah
katarak sebanyak 0.78 %, glaukoma sebesar 0,2 %, kelainan refraksi 0,14
% dan penyakit lain berhubungan dengan lanjut usia sebesar 0.38 % .
Menurut Hasil Riskesdas 2013, prevalensi katarak di Sumatera Utara
adalah sebesar 1,4 % .Etiologi katarak masih tidak jelas dan dihubungkan
dengan banyak faktor. Penyebab katarak yang utama adalah proses
alamiah dengan bertambah lanjutnya usia. Katarak banyak terjadi pada
umur di atas 40 tahun. Pada usia 55-64, hampir 40% mempunyai
kekeruhan lensa dan 5 % adalah katarak matur. Pada usia 65-74 tahun,
didapatkan 70% mempunyai kekeruhan pada lensa dimana 18% antaranya
adalah katarak matur. Sedangkan pada usia 79-84 tahun, lebih 90%
mempunyai kekeruhan pada lensa dan hampir 50% adalah katarak matur.
Gangguan katarak biasanya muncul pada kelompok usia diatas 60 tahun,
namun kini banyak ditemukan di usia 45 tahun . ( Harijono , 2012 )
WHO mengumpulkan data kebutaan dan gangguan penglihatan
yang ditetapkan melalui Global Action Plan (GAP) 2014 2019
merupakan survey berbasis populasi untuk penderita kebutaan dan
gangguan penglihatan dan layanan perawatan mata pada orang-orang
berusia 50 tahun ke atas. Hasil survey ini melalui Rapid Assessment of
Avoidable Blindness memberikan hasil prevalensi kebutaan sekitar 85%
terdapat pada usia 50 tahun. Hasil survey ini juga menemukan bahwa
gangguan penglihatan tersebut penyebab utamanya adalah output dan
kualitas layanan perawatan mata, cakupan bedah katarak dan indicator lain
dari layanan perawatan mata di daerah geografis tertentu.
Dengan latar belakang di atas kami merasa penting untuk
mengadakan seminar update katarak terutama membahas tentang
penegakan diagnosa, tatalaksana bedah katarak, perawatan paska operasi
katarak dan workshop skrining katarak.
B. Tujuan :
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan/perawatan mata oleh tenaga
medis dan paramedis di fasilitas kesehatan primer.
2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan pengetahuan tentang penegakan diagnose katarak
dan penyebab kebutaan lainnya kepada tenaga medis dan
paramedis di fasilitas kesehatan primer
b. Memberikan pengetahuan tentang perawatan pasien paska
operasi katarak.
c. Memberikan keterampilan skrining katarak kepada tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan primer.
d. Memberikan informasi kepada jejaring di fasilitas kesehatan
primer tentang poliklinik Mata RSU Kertha Usada.
C. Sasaran Program
Sasaran seminar ini adalah para jejaring di fasilitas kesehatan primer
mengetahui dan memiliki keterampilan di bidang kegawatdaruratan mata.
E. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan : pembentukan panitia, pembuatan jadwal
kegiatan, penentuan calon peserta, persiapan sarana
2. Pelaksanaan : pembukaan, pelaksanaan kegiatan, penutup
3. Pengendalian : Pemantauan dan Pelaporan.
F.Pembiayaan
Pembiayaan seminar ini dengan anggaran belanja rumah sakit. Dengan perincian
terlampir.
Singaraja,
Ketua Sekretaris
Mengetahui
Direktur RSU Kertha Usada
Lampiran 1
SUSUNAN ACARA
SEMINAR MATA
KENALI KEBUTAAN YANG DAPAT DICEGAH
&
WORKSHOP SKRINING KATARAK
RUMAH SAKIT UMUM KERTHA USADA SINGARAJA
Lampiran 3
LAPORAN KEUANGAN
SEMINAR MATA
KENALI KEBUTAAN YANG DAPAT DICEGAH
&
WORKSHOP SKRINING KATARAK
1. Sie Acara
- Narasumber/PERDAMI : 4 x Rp 1.000.000 = Rp 4.000.000
- Piagam : 75 x Rp 10.000 = Rp 750.000
- Fotocopy Makalah : 75 x Rp 10.000 = Rp 750.000
- SKP IDI : masih dalam proses
2. Perlengkapan
- Meja Registrasi : 1 buah tanpa biaya (disediakan maintenance)
- Meja Konsumsi : 2 buah tanpa biaya (disediakan maintenance)
- Spanduk : Rp 150.000
- Proyektor : tanpa biaya (disediakan maintenance)
- Laptop : tanpa biaya (disediakan maintenance)
- Sound system : tanpa biaya (disediakan maintenance)
- Kain Prada,paku : tanpa biaya (disediakan maintenance)
3. Dokumentasi
Kamera DSLR : tanpa biaya (disediakan oleh maintenance)
4. Konsumsi
- Snack Peserta dan panitia : 75 x Rp 5.000 = Rp 375.000
- Snack Narasumber : 4 x Rp 7.500 = Rp 30.000
- Makan siang : 75 x Rp 15.000 = Rp 1.125.000
- Narasumber : 4 x Rp 20.000 = Rp 80.000
5. Rohani
- Pejati dan canang : Rp 100.000