A. Pengertian
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
812).
B. Etiologi
ginjal genetik).
C. Patofisiologi
Hematologis Neurologis
Gastrointestinal Endokrin
Sistem syaraf pusat Kardiovaskuler
D. Klasifikasi
Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka GGK dapat di klasifikasikan menjadi 4,
E. Komplikasi
1. Hipertensi.
4. Gangguan elektrolit.
1. Hematologik
lekosit.
2. Gastrointestinal
4. Kulit
5. Kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.
6. Endokrin
Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan seksual,
vitamin D.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari komplikasi
yang terjadi.
4. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan parenkim
5. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan serta sisa fungsi
ginjal.
6. Pemeriksaan laboratorium
H. Penatalaksanaan
4. Kendalikan hipertensi.
I. Pengkajian
1. Biodata
GGK terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia muda, dapat terjadi pada
2. Keluhan utama
Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan (anoreksi),
mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas berbau (ureum), gatal pada
kulit.
3. Riwayat penyakit
kardiogenik.
b. Dahulu: Riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah
a. Nutrisi: Anoreksi, mual, muntah dan rasa pahit pada rongga mulut, intake
d. Eliminasi urine: Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine
5. Pemeriksan fisik
b. Kepala: Edema muka terutama daerah orbita, mulut bau khas ureum.
c. Dada: Pernafasan cepat dan dalam, nyeri dada.
g. Tanda vital: Peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah, hipertensi, nafas
6. Pemeriksaan penunjang
klirens menurun.
Tujuan: Tidak terjadi penurunan curah jantung, dengan kriteria: tekanan darah
dalam batas normal, nadi dalam batas normal, nadi perifer yang kuat, capilary
Rencana:
b. Monitor tekanan darah, nadi, catat bila ada perubahan tekanan darah akibat
perubahan posisi.
myocardial infarct.
e. Kolaborasi dalam:
Pemberian obat-obatan.
Tujuan: Tidak terjadi kerusakan integritas kulit, dengan kriteria: kulit tidak
Rencana:
c. Anjurkan pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap
keringat.
R/ Kulit yang basah terus menerus memicu terjadi iritasi yang mengarah
terjadinya dikubitus.
R/ Mencegah penekanan yang terlalu lama pada satu tempat sehingga dapat
Rencana:
saraf.
yang sejuk dengan kelembaban yang rendah, hindari pakaian yang terlalu
tebal.
dilatasi.
d. Kolaborasi dalam:
Pemberian transfusi
tindakan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E.; 1989; Nursing Care Plans; USA Philadelphia: F.A Davis
Company.
Smith, Cindy Grennberg; 1988; Nursing Care Planning Guides for Children;
Baltimore; Williams & Wilkins
SMF UPF Anak; 1994; Pedoman Diagnosis dan Terapi; Surabaya: RSUD Dr.
Soetomo.