Anda di halaman 1dari 2

Kesalahan Konsep Penyebab Kegagalan Pembelajaran Matematika

Red:
Nurul Karimah
Guru SMP Negeri 5 Temanggung

Prestasi siswa dalam belajat matematika memang masih rendah. Beberapa laporan me
nyebutkan, faktor penyebabnya antara lain kurangnya kualitas materi pembelajara
n, metode pembelajaran yang mekanistik, model pembelajaran yang monoton maupun s
ulitnya konsep- konsep matematika untuk dipahami.
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif. Yakni kebenaran suatu konsep at
au pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya. Sehingga
kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif
melalui pengalaman peristiwa nyata. Dengan demikian, cara belajar induktif dan d
eduktif dapat digunakan dan sama pentingnya.
Salah satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah siswa tidak
paham konsep-konsep matematika atau siswa salah dalam memahami konsep-konsep ma
tematika. Siswa yang menguasai konsep matematika, dengan mudah memecahkan soa
l-soal matematika.
Sering kita temui dalam kegiatan pembelajaran, siswa salah dalam memahami konsep
matematika, sehingga salah dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Kesalahan
konsep yang dialami siswa sebagian besar dibawa dari jenjang pendidikan sebelumn
ya.
Kesalahan konsep suatu pengetahuan saat disampaikan kepada salah satu jenjang pe
ndidikan, bisa berakibat kesalahan pengertian dasar yang berkesinambungan hingga
ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Ini karena matematika adalah materi
pembelajaran yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Sehingga untuk mempelaj
ari salah satu topik di tingkat lanjutan harus memiliki pengetahuan dasar atau p
engetahuan prasyarat terlebih dahulu.
Tulisan ini mencoba mengurai beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan
konsep dalam pembelajaran matematika. Selain itu, juga memberi alternatif pemeca
han agar kesalahan memahami konsep tidak terjadi.
Secara garis besar, matematika memiliki beberapa cabang ilmu diantaranya adalah
Aljabar, Geometri, Aritmatika dan Statistika. Setiap cabang memiliki beberapa
disiplin ilmu tersendiri. Jika seorang siswa mempelajari Aljabar, maka ia harus
menguasai terlebih dahulu pokok bahasan bilangan beserta operasi hitungnya.
Jika seorang siswa SMA ingin mempelajari Program Linear, ia harus menguasai Fung
si Linier beserta pertidaksamaannya, menguasai sistem persamaan linier, baik den
gan satu variabel maupun dengan dua variabel dan sebagainya.
Setelah mengetahui hubungan pokok-pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika
, siswa dengan mudah mempelajari pokok bahasan lain yang lebih tinggi. Akhirnya
, siswa tidak akan kesulitan memahami atau menerima pokok bahasan baru. Yang tra
gis adalah bila kesalahan penanaman konsep dari suatu pokok bahasan terjadi pada
jenjang pendidikan yang lebih rendah. Jika itu terjadi, bisa dipastikan seoran
g siswa akan memperoleh pengertian-pengetian yang salah dan berkelanjutan.
Sebagai ilustrasi, kesalahan konsep dapat dilihat dari beberapa kasus berikut :
Dalam operasi hitung sederhana :
8 + 4 X 5 = 60 yang benar 8 + 4 X 5 = 28
Dalam penyelesaian operasi Aljabar :
5.+ 3x = 20 yang benar 2 + 3x = 20
5x = 20 3x = 18
x = 4 x = 6
Dua ilustrasi di atas merupakan kesalahan konsep yang sering kita jumpai. Sederh
ana, tapi akan berakibat fatal.
Kesalahan konsep dalam pembelajaran matematika dapat terjadi dari dua pihak, ya
kni guru maupun siswa. Kesalahan dari pihak guru antara lain, guru matematika b
ukan guru mata pelajaran melainkan guru kelas, tidak berlatar belakang pendidi
kan matematika, kurang menguasai inti materi dari pokok bahasan yang diajarkan,
kurang mengetahui atau menguasai materi-materi.
Kemungkinan kesalahan konsep yang disebabkan oleh siswa antara lain, siswa salah
menerima terhadap pengertian dasar atau konsep dari suatu pokok bahasan yang di
sajikan oleh guru., kurang berminat terhadap pelajaran matematika, cenderung han
ya menghafal, tidak berusaha memahami rumus-rumus maupun contoh penyelesaian so
al yang ada, bawaan siswa itu sendiri baik dari sekolah ataupun dari kelas sebel
umnya.
Untuk menghindari kesalahan konsep yang disebabkan dari pihak guru maupun siswa,
berikut ini beberapa alternatif pemecahannya dari dua pihak secara bersamaan. P
ertama, usahakan guru matematika adalah guru mata pelajaran bukan guru kelas unt
uk semua jenjang pendidikan. Ini banyak dijumpai pada sekolah-sekolah tingkat SD
atau MI yang menggunakan pola guru kelas.
Kedua, penguasaan inti materi dari tiap-tiap pokok bahasan matematika perlu dimi
liki oleh para guru matematika. Hal ini dimaksudkan agar dalam menyajikan materi
, guru dapat membedakan antara materi pokok dengan materi tambahan atau materi p
enunjang. Dengan demikian, tidak terjadi pengulangan materi yang bisa membuat s
iswa bingung.
Ketiga, perlu memotivasi siswa dalam belajar matematika untuk menghindari siswa
dari kesalahan konsep. Jika siswa belajar giat dan penuh gairah, ia akan berusah
a memahami dengan sungguh-sungguh dan mengembangkannya melalui latihan menyelesa
ikan soal-soal yang bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai