BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pada zat cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Tegangan
saja dan akibatnya molekul pada permukaan ini hanya mengalami gaya
dan sifat ini pula yang menyebabkan cairan dapat jatuh membentuk
untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat digunakan
untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak
bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka
zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas
beberapa faktor diantaranya suhu dan zat relarut. Dimana keberadaan zat
jenis cairan yang didasarkan atas gaya tarik antar molekul permukaan
B. Tujuan Praktikum
Adapun yang menjadi tujuan dari praktikum kali ini ialah Menentukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat
pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar
muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya
adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar daripada adhesi
karena gaya adhesi antara 2 fase cair yang membentuk suatu antar muka
adalah lebih besar daripada bila suatu fase gas berada bersama-sama.
Jadi bila dua cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan
surfaktan
Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa
dan tegangan antar permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini
zat cair dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar
dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat tersebut akan naik ke
Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antar zat atau molekul yang
sejenis sedangkan gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul
B. Uraian Bahan
RM / BM : H2O / 18,02
berasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol (95 %)P larut
dan hangat.
BAB III
METODE KERJA
C. Cara kerja
2,0; 4,0; 6,0; 8,0; 10,0mg/10 mL air dan parafin cair.Disiapkan alat dan
konsentrasi 0,5 dan 0,6 mg/10 mL air. Dimasukkan cairan dalam cawan
dan tetap berada di tengah-tengah cawan. Ditekan ujung pipa kapiler, dan
ketika pada dasar cawan lepaskan tangan pada ujung pipa, hingga larutan
dapat terserap oleh pipa kapiler lalu diukur ketinggian cairan dengan
BAB IV
(dyne/cm)
2 Perhitungan
0,2
a. Konsentrasi 0,2 x 10=0,02
100
0,3
b. Konsentrasi 0,3 x 10=0,03
100
0,4
c. Konsentrasi 0,4 x 10=0,04
100
0,5
d. Konsentrasi 0,5 x 10=0,05
100
0,7
f. Konsentrasi 0,7 x 10=0,07
100
0,8
g. Konsentrasi 0,8 x 10=0,08
100
0,9
h. Konsentrasi 0,9 x 10=0,09
100
1,0
i. Konsentrasi 1,0 x 10=0,1
100
12 mm
r = = 0,6 mm = 0,006 cm
2
a) Air
= xrxhxxg
= 3,532 dyne/cm
=xrxhxxg
= x 0,006 x 2 x 1 x 9,81
= 3,532 dyne/cm
=xrxhxxg
= 3,532 dyne/cm
=xrxhxxg
= 3,237 dyne/cm
=xrxhxxg
= x 0,006 x 1 x 1 x 9,81
= 2,943 dyne/cm
=xrxhxxg
= 3,237 dyne/cm
=xrxhxxg
= 7,946 dyne/cm
=xrxhxxg
= 0,588 dyne/cm
=xrxhxxg
= 1,766 dyne/cm
= 1,472 dyne/cm
B. Pembahasan
berkontraksi den benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh
gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini
biasa segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapilerdan
fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam
Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antar zat atau molekul yang
sejenis sedangkan gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul
seperti jenis cairan, suhu, dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat
permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat mempunyai
gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya caiarn yang
kecil pula.
zat cair dan dapat digunakan untuk bercampur. Fase air (air dan Tween
80) dan fase minyak (parafin cair dan span 80), Air digunakan karena air
cocok untuk melarutkan cairan tween yang dimana tween cairan kental
yang umumnya larut dan terdispersi dalam minyak dan pelarut organik,
dalam air biasanya tidak larut tetapi terdispersi dan merupakan cairan
permukaan pada air adalah 3,532 dyne/cm, Hal ini tidak sesuai dengan
0,3 yaitu 3,532 dyne/cm, konsentrasi 0,4 yaitu 3,237 dyne/cm, konsentrasi
0,5 yaitu 2,943 dyne/cm, konsentrasi 0,6 yaitu 3,237 dyne/cm, konsentrasi
0,7 yaitu 7,946 dyne/cm, konsentrasi 0,8 yaitu 0,588 dyne/cm, konsentrasi
larutan tween 80
kurang bersihnya alat yang di gunakan dan kurang ketelitian pada saat
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
terkoordinasi. Alat dan bahan baiknya lebih di lengkapi lagi agar ketika
praktikan sangat baik semoga selalu sepeti itu kak, jelas dan tegas,
DAFTAR PUSTAKA
Kosman, R. dkk 2005, Bahan Ajar Farmasi Fisika, Universitas Muslim Indonesia.
Makassar
Martin, Alfred, dkk 2013, Farmasi Fisik Edisi Ketiga, hal. 925, 927-928,
930, 934-935, 941, 946, 968, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
LAMPIRAN
yang berisi air dan tween 80, bagian atasnya tutup dengan jari
dengan mistar
Lampiran II Gambar