PENDAHULUAN
1
2
ekstern adalah semua faktor yang berasal dari luar siswa diantaranya meliputi
metode mengajar yang dipakai guru, lingkungan alam, tingkat sosial ekonomi
orangtua, fasilitas belajar dan sebagainya.
Guru dalam kegiatan pembelajaran akan selalu diamati, diperhatikan,
didengar, dan ditiru bahkan dinilai siswanya bagaimana penampilan di kelas,
kepribadiannya, kemampuannya menguasai materi pelajaran, kemampuan
mengajar, perhatian terhadap siswa, hubungan antara siswa dengan guru, sikap
dan tingkah lakunya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari hasil
pengamatan tersebut, pada diri siswa akan terbentuk suatu persepsi tentang
kompetensi guru dalam mengajar. Persepsi siswa terhadap kompetensi guru dalam
kegiatan pembelajaran ada yang positif dan ada yang negatif. Siswa yang
memiliki persepsi positif terhadap gurunya maka biasanya akan menyenangi
pelajaran yang diberikan dan akan rajin untuk mempelajarinya. Dalam kegiatan
pembelajaran di kelas biasanya ditunjukkan dalam perilaku belajar yang baik
misalnya memperhatikan materi yang diberikan oleh guru, ikut berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran, mau bertanya dan senang mengerjakan tugasnya.
Sebaliknya, siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap gurunya maka akan
enggan mengikuti pelajaran yang diberikan dan kurang semangat untuk
mempelajari mata pelajarannya. Dalam kegiatan pembelajaran dikelas tercermin
dalam sikap acuh tak acuh terhadap pelajaran yang diberikan, bermain sendiri,
mengganggu temannya, malas mengerjakan tugas atau bahkan menghina gurunya.
Dengan demikian siswa yang memiliki persepsi positif terhadap kompetensi guru
dimungkinkan mempunyai prestasi belajar yang tinggi, begitu juga sebaliknya.
Namun kenyataannya, ada siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap
kompetensi guru, tetapi mempunyai prestasi belajar yang tinggi. Hal inilah yang
perlu dikaji lebih lanjut.
Di samping kompetensi guru, kreativitas siswa dalam belajar berperan
penting dalam meraih prestasi belajar, meskipun pada kenyataannya berpikir
kreatif dalam proses belajar mengajar di sekolah-sekolah pada umumnya belum
dikembangkan. Sebagai contoh belum dikembangkanya proses berpikir kreatif
yaitu; anak tidak dirangsang untuk mengajukan pertanyaan, tidak dibiasakan
4
siswa dimana hasil belajar siswa dipengaruhi oleh karakteristik individu dan
kualitas pengajaran karakteristik individu yang mempengaruhi hasil belajar siswa
merupakan faktor yang bersumber dari luar diri siswa yang berkaitan dengan
kualitas dari komponen-komponen pengajaran.
Komponen-komponen pengajaran yang berhubungan langsung dengan
proses belajar mengajar adalah guru, kurikulum, metode dan sarana dan prasarana.
Sebagai salah satu komponen pengajaran, guru mempunyai peran yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan siswa, maka guru diharapkan selalu
berusaha meningkatkan kemampuan profesionalnya sehingga semua siswa dapat
menunjukkan prestasi belajar secara optimal melalui guru yang berkompetisi.
Secara normal prestasi belajar siswa berada di bawah rata-rata kelas, di
atas rata-rata kelas dan berada di antara keduanya. Hal yang demikian juga
dialami oleh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Gemolong Sragen. Agar tujuan
pengajaran tercapai secara optimal, yaitu seluruh siswa dapat menunjukkan
prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan, guru harus berusaha dengan
kemampuan profesionalnya untuk memaksimalkan kemampuan belajar siswa dan
meminimalkan bahkan menghilangkan prestasi belajar siswa yang berada di
bawah rata-rata kelas. Salah satu diantaraya dengan menanam, membangun serta
mengembangkan daya kreativitas siswa dalam belajar untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal.
Berdasar latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: PENGARUH PERSEPSI SISWA
TERHADAP KOMPETENSI GURU, KREATIVITAS BELAJAR DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 GEMOLONG
SRAGEN TAHUN 2005/2006
6
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, terdapat beberapa
masalah antara lain:
1. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika, diantaranya
persepsi siswa terhadap kompetensi guru, kreativitas belajar dan kemandirian
belajar siswa. Namun banyak pihak (pelaku maupun sekitarnya/lingkungan)
kurang memperhatikan hal tersebut sehingga pencapaian hasil belajar kurang
optimal.
2. Adanya perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi guru kemungkinan
menyebabkan perbedaan prestasi belajar matematika siswa.
3. Siswa kurang menyadari pentingnya kreativitas dalam belajar, baik dalam
mengerjakan tugas ataupun dalam menyelesaikan setiap persoalan yang dapat
mengakibatkan kekurangaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga
prestasi belajar matematikanya kurang optimal.
4. Siswa kurang menyadari pentingnya kemandirian dalam belajar, baik
kemandirian yang muncul dari dalam diri siswa ataupun dari luar yang
memerlukan dorongan orangtua atau guru dalam menyelesaikan setiap
persoalan yang dapat mengakibatkan proses belajar mengajar kurang optimal
sehingga prestasi belajar matematikanyapun kurang optimal.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji dapat
terarah maka masalah-masalah tersebut dibatasi sebagai berikut :
1. Persepsi siswa terhadap kompetensi guru pada penelitian ini dibatasi pada
kesan atau pendapat yang diperoleh siswa melalui pengamatan terhadap guru
matematika selama kegiatan pembelajaran meliputi kepribadian, kemampuan
mengelola kelas, kemampuan menguasai materi pembelajaran, kemampuan
mengajar, perhatian terhadap siswa, hubungan antara guru dengan siswa dan
sikap guru dalam kegiatan pembelajaran.
7
D. Perumusan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini dapat dijawab dengan baik, maka
masalah harus dirumuskan dengan jelas. Masalah adalah setiap kesulitan yang
menggerakkan manusia untuk memecahkan masalah, masalah harus dapat
dirasakan sebagai tantangan yang mesti dilalui (tentang jalan mengatasinya)
apabila kita akan berjalan terus, masalah menampakkan diri sebagai rintangan.
Dari pengertian di atas, bahwa seorang peneliti dihadapkan pada
permasalahan yang harus dikaji dan dijawab. Masalah yang penulis rumuskan
adalah:
1. Apakah ada pengaruh antara persepsi siswa terhadap kompetensi guru
terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong
Tahun 2005/2006 ?
2. Apakah ada pengaruh antara kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong Tahun 2005/2006 ?
3. Apakah ada pengaruh antara kemandirian belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong Tahun
2005/2006?
8
4. Apakah ada interaksi antara persepsi siswa terhadap kompetensi guru dan
kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X
SMA Negeri 1 Gemolong Tahun 2005/2006 ?
5. Apakah ada interaksi antara persepsi siswa terhadap kompetensi guru dan
kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X
SMA Negeri 1 Gemolong Tahun 2005/2006 ?
6. Apakah ada interaksi antara kreativitas belajar dan kemandirian belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong
Tahun 2005/2006 ?
7. Apakah ada interaksi antara persepsi siswa terhadap kompetensi guru,
kreativitas belajar dan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong Tahun 2005/2006 ?
E. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara persepsi siswa
terhadap kompetensi guru terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X
SMA Negeri 1 Gemolong Tahun 2005/2006.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara kreativitas belajar
siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1
Gemolong Tahun 2005/2006.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kemandirian belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong
Tahun 2005/2006.
4. Untuk mengetahui ada atau tidaknya interaksi antara persepsi siswa
terhadap kompetensi guru dan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong Tahun 2005/2006.
5. Untuk mengetahui ada atau tidaknya interaksi antara persepsi siswa
terhadap kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong Tahun 2005/2006.
9
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian adalah:
1. Untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan dan mendukung
teori-teori yang sudah ada yang berhubungan dengan pengaruh persepsi siswa
terhadap kompetensi guru, kreativitas belajar, kemandirian belajar siswa dan
prestasi belajar siswa.
2. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
2. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian adalah:
1. Bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2. Bagi guru yaitu untuk lebih meningkatkan perhatiannya terhadap faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang ditinjau dari kompetensi guru
sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya.
3. Bagi siswa yaitu untuk lebih meningkatkan belajar dengan cara kreatif dan
mandiri karena dengan kreativitas dan kemandirian belajar akan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian prestasi yang optimal.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka digunakan sebagai dasar untuk menemukan jawaban atas
suatu permasalahan. Dengan demikian, penulis dapat mengemukakan teori-teori
sebagai berikut:
1. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap sesuatu, dimana antara
satu orang dengan orang lain berbeda. Bimo Walgito (1997: 3) mengatakan
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu
merupakan proses yang berujud ke pusat susunan syaraf yaitu otak hingga
individu tersebut mengalami persepsi.
Menurut Jalaludin Rakhmat (1994: 57) Persepsi adalah pengalaman
tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dalam pengamatan ini dapat
dikatakan bahwa persepsi sebagai pintu gerbang bagi masuknya pengaruh dari
luar baik pengaruh fisik, pengalaman maupun pendidikan. Slametto (1995: 102)
mengatakan bahwa Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan
atau informasi ke dalam otak manusia. Pendapat lain yang senada diungkapkan
Dimyati Mahmud (1991: 41) bahwa Persepsi adalah menafsirkan stimulasi yang
sudah ada di dalam otak. Meskipun alat untuk menerima stimulus tersebut serupa
pada setiap individu, tetapi interpretasinya berbeda. Setiap orang mempunyai
persepsi yang berbeda pada setiap obyek. Seperti yang dikemukakan Slametto
(1995: 105) bahwa Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-
perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
perbedaan dalam motivasi. Walaupun stimulus orang sama, tetapi kalau situasi
sosial yang melatarbelakangi stimulus orang berbeda maka akan berbeda hasil
persepsinya. Dengan demikian persepsi bersifat subyektif sehingga berbeda-beda
antar individu yang satu dengan individu yang lain.
10
11
relevan dengan tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Guru harus menguasai cara
mengajar yang efektif, harus mampu membuat model satuan pelajaran, mampu
menjadi model para siswa, mampu memberikan nasehat dan petunjuk yang
berguna, menguasai teknik-teknik memberikan bimbingan dan penyuluhan,
menyusun dan melaksanakan prosedur penilaian kemajuan belajar dan
sebagainya.
Berikut dijelaskan arti masing-masing istilah kompetensi dan guru.
Menurut Suhaenah Suparno (2002: 2) kompetensi biasanya diartikan sebagai
kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki
ketrampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian ini jelas bahwa
setiap cara yang digunakan dalam pelajaran yang ditujukan untuk mencapai
kompetensi adalah untuk mengembangkan manusia yang bermutu yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sebagaimana disyaratkan. Kata
kompetensi dipilih untuk menunjukkan tekanan pada kemampuan
mendemonstrasikan pengetahuan.
Menurut Samana A. (1994: 4), Seseorang yang menguasai kecakapan
kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam
pelayanan sosial masyarakat. Kecakapan kerja tersebut diejawantahkan dalam
perbuatan kerja yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria)
tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya dan atau warga
masyarakat yang dilayaninya.
Secara nyata orang yang kompeten adalah orang yang mampu bekerja di
bidangnya secara efektif dan efisien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya
menunjuk pada kuantitas kerja tetapi sekaligus menunjuk pada kualitas kerja.
Berdasar pada pendapat diatas yang dimaksud kompetensi adalah suatu
kemampuan atau kecakapan seseorang dalam menentukan atau memutuskan
sesuatu sesuai dengan kewenangan dalam jabatannya untuk melakukan suatu
tugas, pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki
seseorang pada jabatan tertentu.
Eksistensi seseorang guru yang menjadi pusat pembahasan dalah guru
sebagai pendidik profesional di sekolah (pembahasan keguruan ini bersifat umum,
14
berlaku untuk semua jenjang dan setiap jenis sekolah). Jabatan guru yang bersifat
profesional tersebut bersifat general (menuntut peningkatan kecakapan keguruan
secara berkesinambungan), integritas diri serta kecakapan keguruannya selalu
perlu ditumbuhkan dan diperkembangkan (baik atas inisiatif sendiri maupun
karena dorongan dan atau bantuan pihak lain yang ikut bertanggung jawab
terhadap mutu guru), dan sekaligus selaras dengan arahan kode etik kerja gurunya.
Sardiman A.M (1994: 123) berpendapat bahwa, Guru adalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam
usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan.
Sedangkan Ali Imron (1994: 3) berpendapat bahwa, Guru dipandang
sebagai kunci karena ia yang berinteraksi secara langsung dengan muridnya dalam
rangka proses belajar mengajar di sekolah. Pendapat lain dari W.J.S
Poerwodarminto (1995: 335) menyatakan bahwa, Guru adalah orang yang
pekerjaannya mengajar
Menurut Piet A. Sahertian (1994: 56) bahwa guru itu meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Kemampuan guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah
dirancangkan
2) Ciri hakiki dari kepribadian guru yang menentukan ke arah pencapain
tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
3) Kompetensi adalah perilaku yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
kompetensi guru adalah suatu hal yang dapat menggambarkan kemampuan guru
atas pemilikan pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan perilaku guru dalam
melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar sehingga dapat menunjang
pencapaian tujuan pendidikan.
Kompetensi guru menunjuk pada kualitas serta kuantitas layanan
pendidikan yang dilaksanakan oleh guru secara standar. Jika guru tidak menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan maka akan berakibat kurang baik pada siswa
maupun masyarakat pada umumnya.
15
serta memperjelas dari bahan-bahan bidang studi yang dipegang oleh guru yang
bersangkutan. Dengan modal penguasaan bahan, maka guru akan dapat
menyampaikan materi pelajaran secara dinamis. Hal ini sesuai dengan tuntutan
bahwa guru harus kaya dengan gagasan. Penguasaanbahan pelajaran sangat
berpengaruah terhadap hasil belajar siswa. Makin tinggi penguasaan bahan
pelajaran oleh tinggi pula hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Demikian pula
seorang guru harus mampu mengelola program belajar mengajar. Program belajar
mengajar merupakan perencanaan yang menyeluruh dari suatu kegiatan
pengajaran. Perencanaan ini meliputi:
a) Merumuskan tujuan instruksional/pembelajaran
Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran merupakan pedoman atau
petunjuk praktis tentang sejauh mana kegiatan belajar mengajar itu harus
dibawa
b) Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat
Perlu dipersiapkan segala sesuatunya secara tertulis dalam suatu persiapan
mengajar, yang sering disebut dengan istilah PPSI (Prosedur
pengembangan Sistem Instruksional). Misalnya: setelah merumuskan
tujuan kemudian mengembangkan alat evaluasi, merumuskan kegiatan
belajar mengajar sampai tahap pelaksanaan.
c) Melaksanakan program belajar mengajar
Penyelenggaraan proses belajar mengajar diawali dengan kegiatan pre
test, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan post test dan
perbaikan.
d) Mengenal kemampuan anak didik
Setiap anak didik memiliki perbedaan-perbedaan karakteristik tersendiri
termasuk kemampuannya, oleh karena itu perlu adanya penanganan
secara spesifik.
e) Merencanakan dan melaksanakan program remidial
Harapan seorang guru biasanya agar seluruh anak didik dapat berhasil
dengan baik, namun kenyataannya sering tidak demikian, sehingga dalam
menyusun program belajar mengajar perlu merencanakan dan
melaksanakan program remidial.
20
Dengan demikian tujuan belajar mengajar tidak lain sebagai pedoma bagi
guru dalam melaksanakan tindakan belajar mengajar.
Program belajar mengajar selanjutya diwujudkan dalam bentuk pengajaran
yang sebenarnya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, kemampuan yang
dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan
siswa belajar atau mampu mengelola kelas sesuai denga rencana yang telah
disusun dalam program belajar mengajar. Untuk memberi materi pelajaran dalam
suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas demi berlangsungnya proses
belajar mengajar. Kegiatan mengelola kelas akan menyangkut mengatur tata ruang
kelas yang memadai untuk pengajaran, seperti: kelas harus selalu dalam keadaan
bersih, bagaimana mengatur meja dan tempat duduk, menempatkan papan tulis,
tempat meja guru, juga mengatur hiasan di dalam ruangan kelas. Dengan
demikian tata runag kelas dapat diatur sedemikian rupa sehingga guru dan siswa
dapat kerasan belajar di ruangan tersebut.
Dalam kegiatan interaksi belajar mengajar akan senantiasa menunutut
komponen yang satu dengan kompnen yang lain (seperti: guru, siswa, metode, alat
atau teknologi, sarana, tujuan, bahan pelajaran). Dalam arti komponen-komponen
yang ada pada kegiatan proses belajar mengajar akan saling menyesuaikan dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan yang diharapkan. Interaksi belajar mengajar
yang baik bilamana terjalin hubungan secara lengkap antara guru dan siswa, yakni
arah interaksi tidak hanya dari guru terhadap siswa saja, tetapi dari guru
memberikan informasi terhadap siswa, dari siswa memberikan feed back bagi
guru dan siswa juga berhubungan dengan siswa yang lain. Juga dalam interaksi
perlu diperhatikan faktor bahasa dan sikap saling percaya, agar tercipta proses
belajar mengajar yag lebih optimal, guru dituntut dapat mendesain dari
masingmasing komponen dan dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar
yang lebih dinamis.
Penilaian hasil belajar (prestasi) siswa terutama dimaksudkan untuk
mengetahui sampai seberapa jauh siswa telah mencapai tujuan belajarnya,
sebagaimana ditetapkan dalam program belajar mengajar. Dengan mengetahui
proses belajar mengajar siswa, apalagi secara individual, guru akan dapat
21
dihadapi. Hal inilah seorang guru dituntut untuk memahami metodologi dan
kegiatan penelitian, juga harus dapat menafsirkan hasil-hasil penelitian.
Kompetensi guru dikembangkan berdasarkan pada analisa tugas-tugas
yang harus dilakukan guru. Oleh karena itu sepuluh kompetensi secara
operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan guru dalam membelajarkan
siswa. Dari sepuluh kompetensi yang ada, kompetensi guru dalam mengajar
merupakan kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh setiap guri disamping
kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan. Dalam kaitannya
dengan proses belajar mengajar di sekolah, maka dari uraian sepuluh kompetensi
tersebut diambil empat dari sepuluh kompetensi dasar guru yang sekiranya
merupakan syarat minimal seorang guru dikatakan kompeten dibidangya. Adapun
empat dari sepuluh kompetensi tersebut, meliputi: mengelola program belajar
mengajar, mengelola kelas, mengelola interaksi belajar mengajar, dan menilai
prestasi siswa.
Dengan kompetensi tersebut, guru aka mampu melaksanakan tanggung
jawabnya apabila yang bersankutan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk
itu. Setelah mengetahui, dapat dijadikan pedoman untuk megoreksi dirinya
sendiri. Apakah selama menjalankan tugasnya telah dapat memenuhi kompetensi-
kompetensi yang ada, bila belum selesai guru yang baik harus berani mengakui
kekurangannya dan berusaha untuk mengembangkan dirinya. Kesadaran akan
kompetensi guru menuntut taggung jawab yang berat bagi seorang guru. Jadi
seorang guru harus berani menghadapi tantangan dalam tugas maupun
lingkungannya. Dengan demikian guru harus berani mengubah dan
menyempurnakan diri dengan tuntutan jaman sepanjang masa.
2. Kreativitas Belajar
1. Pengertian Kreativitas Belajar
Dalam usaha mempelajari arti kretivitas, agar tidak terjadi
kesimpangsiuran perlu adanya definisi yang jelas tentang kreativitas itu sendiri.
Pengertian tentang kretivitas itu bermacam-macam. Ada orang mengartikan
kreativitas secara sangat luas, adapula yang mencoba menyempitkannya. Ada
23
yang menekankan bahwa kreativitas adalah sikap hidup dan perilaku, juga ada
yang menerima kreativitas itu lebih sebagai suatu cara berpikir saja. Ada sebagian
orang mengaitkan kreativitas dengan gagasan-gagasan baru dalam dunia ilmu,
dunia teknologi dan dunia pemecahan masalah berbagai bidang, tetapi ada
sebagian lain yang menekankan pada sifat artistik artinya bahwa yang kreatif itu
haruslah berseni.
Agar tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai istilah kreativitas, berikut
dikemukakan beberapa perumusan yang merupakan pendapat para ahli mengenai
kreatifitas. Menurut Julius Chandra (1994: 17) merumuskan kreativitas sebagai
berikut: Kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang
dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru,
indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Selanjutnya dalam bukunya Utami
Munandar (1990: 50) berpendapat: Secara operasional kreativitas dapat
dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan).
Pembahasan dari masing-masing kreatifitas dijelaskan sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir secara lancar
a) mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau
pertanyaan
b) memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal
c) selalu memikirkan lebih dari satu jawaban
2. Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)
a) menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi
b) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda
c) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda
d) mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran
3. Keterampilan berpikir orisinal
a) mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik
b) memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri
24
2. Manfaat Kreativitas
Salah satu hal terbaik tentang kreativitas adalah bahwa kreativitas telah
membuat setiap orang benar-benar memikirkan suatu masalah dan bekerja
bersama-sama. Kreativitas cenderung meningkatkan kemampuan, ketekunan,
inisiatif, mengembangkan minat, memanfaatkan waktu luang dan hidup pada
umumnya. Manusia kreatif bila dibandingkan dengan manusia biasa,
menunjukkan ciri-ciri yang berbeda dalam motivasi intelektual dan
kepribadiannya serta menjadi lebih terbuka pikirannya terhadap gagasan sendiri
(kepercayaan terhadap diri sendiri lebih besar) dan gagasan orang lain. Jika
26
menghadapi masalah, manusia kreatif dapat dengan mudah dan segera mengenali
dan menyadari adanya masalah itu, dan segera memikirkan pemecahan-
pemecahan yang mungkin untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika belum
merasa yakin dengan hasil pemikirannya sendiri, tidak segan-segan menanyakan
pada orang lain.
Disamping hal di atas, berikut dijelaskan manfaat kreativitas yang
dikemukakan oleh Julius Chandra (1994: 61) dalam bebagai bidang.
1) Dalam pemecahan masalah sehari-hari
Kreativitas dalam pemecahan sehari-hari mempunyai umum yang khas.
Dari pengalaman seseorang memecahkan masalah secara kreatif kalau ia
menemukan cara yang lebih praktis dan tidak jauh darinya, kadang-kadang
mengalami bahwa denan kreativitas sebenarnya masalah itu sendiri tidak ada atau
kadang-kadang cara pemecahannya sedemikian mengena, mulus sehingga seolah-
olah yang tadinya merupakan kekalahan (terhadap kesulitan) berubah menjadi
kemenangan besar.
2) Dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Seseorang yang berminat dalam penemuan teori ilmiah baru perlu lebih
memahami bagaimana dalam sejarah penemuan besar dihadirkan. Demikian pula
kalau seseorang misalnya harus skripsi atau paper ilmiah. Orang itu harus
menyelami seluk beluk pemikiran para ilmuwan besar. Cara itu dapat memberikan
ilham yang dapat menyemangati dirinya dalam bekerja. Selanjutnya dapat
dijelaskan bagaimana alur pemikiran penemu-penemu besar yang disebut kreatif.
Kalau penemuan-penemuan itu dianggap sebagai tonggak-tonggak peradaban
dunia, didalamnya terkandung sifat kesederhanaan seperti lazimnya cetusan-
cetusan kreativitas lainnya yang lebih rendah tarafnya. Dengan demikian dapat
dirasakan adanya kesamaan antara kreativitas dalam suatu bidang dengan bidang
lainnya dalam satu taraf dengan taraf lainnya. Tetapi perlu dicatat sebelumnya
bahwa pandangan ini bukanlah pandangan untuk menggampangkan. Proses
penemuan ilmiah selalu rumit, selalu menuntut ikhtiar yang yang tak kenal lelah,
seringkali juga kesediaan berkorban dan mengabdi dalam waktu yang sangat
lama.
27
3. Kemandirian belajar
a. Pengertian Kemandirian Belajar
28
Kemandirian berasal dari kata mandiri. Kata mandiri mempunyai arti yang
sangat relatif. Pada dasarnya kata mandiri mengandung arti tidak tergantung pada
orang lain, bebas dan dapat melakukan sendiri. Kata ini seringkali diterapkan
untuk pengertian dan tingkat kemandirian yang berbeda-beda.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991: 625), Mandiri berarti
keadaan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain. Kemandirian
adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Dari hal tersebut dapat diambil pengertian bahwa kemandirian merupakan
perilaku yang terdapat pada seseorang yang timbul karena dorongan diri sendiri,
bukan karena pengaruh orang lain.
Menurut Shirley Gould yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (1990: 108)
mendefinisikan, Independence adalah freedom from dependence dan sebagai
Exemption from realitance on our control by other. Sehingga mandiri berarti
bebas/tidak bergantung pada orang lain atau dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sendiri. Kemandirian berarti kondisi dimana seorang dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Sementara itu Herman Holstein (1987: 6) mengartikan, mandiri sebagai
bekerja sendiri (berswakarsa). Sedangkan Suharsimi Arikunto (1990: 108)
mengemukakan, Membantu siswa untuk mendiri berarti menolong mereka bebas
dari bantuan dari orang lain. Jadi dalam melakukan suatu aktivitas menekankan
individuallah yangmengalami secara langsung, bebas dari ketergantungan.
Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada seseorang yang
belajar karena dorongan dari dalam diri sendiri, bukan karena pengaruh luar.
Dengan kemandirian seseorang mampu menunjukkan adanya kontrol dari dalam
terhadap pengendalian dirinya. Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan
oleh diri sendiri dan tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain, bahkan ia
ingin mencoba memecahkan masalahnya sendiri.
Menurut Jerold E. Kemp (1994: 154), Metode belajar yang sesuai
dengan kecepatan sendiri juga disebut belajar mandiri, pengajaran sendiri atau
belajar dengan mengarahkan diri sendiri. Sementara itu Anung Haryono (Yusuf
29
Hadi Miarso, Anung Haryono, 1986: 75) memberikan definisi belajar mandiri
sebagai suatu sistem, yaitu:
Sistem belajar mandiri merupakan sistem pembelajaran yang didasarkan
kepada disiplin terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh siswa dan
disesuaikan dengan keadaan perorangan siswa yang meliputi antara lain:
kemampuan, kecakapan belajar, kemauan, minat, waktu yang dimiliki dan
keadaan sosial ekonominya.
eksperimen. Sehingga, dalam IPA teori yang lama dapat ditentang oleh teori yang
baru jika diyakini teori yang baru, benar.
Selain itu matematika memiliki peranan besar yaitu sebagai alat latihan
otak untuk berpikir logis, analitis, dan sistematis serta untuk meningkatkan
ketajaman penalaran yang sangat diperlukan untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam semua bidang kehidupan.
Dari beberapa pendapat tentang matematika, dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah suatu ilmu yang abstrak yang disusun dengan pola berpikir
penalaran atau logika berfikir yang deduktif yang dicirikan oleh sifat logis, kritis,
sistematis dan konsisten.
Berdasarkan hal-hal diatas maka fungsi hasil belajar meliputi sebagai berikut:
34
B. Kerangka Pemikiran
Prestasi belajar siswa di sekolah ditentukan oleh banyak faktor. Dari
sekian banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar matematika, pada
penelitian ini dibatasi pada faktor persepsi siswa terhadap kompetensi guru,
kreativitas belajar dan kemandirian belajar siswa.
Persepsi siswa terhadap kompetensi guru merupakan faktor yang mungkin
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Siswa yang
memiliki persepsi baik terhadap guru akan cenderung lebih memperhatikan guru
dan memiliki ketertarikan mengikuti materi yang disampaikan guru dalam belajar
matematika. Dengan ketertarikan tersebut dapat membangkitkan semangat belajar
dalam meningkatkan kemampuan belajar, sehingga prestasi belajar matematika
dapat meningkat.
Selain faktor di atas, kreativitas belajar yang dimiliki oleh para siswa
dalam belajar juga penting, karena hal ini dapat menumbuhkan kemampuan untuk
berpikir luas, tidak takut salah, berani mengambil resiko, mencari banyak gagasan
yang kesemuanya ini akan sangat membantu dalam mencapai prestasi belajar
yang tinggi.
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam pengaruhnya terhadap
prestasi belajar adalah kemandirian belajar yang meliputi berinisiatif,
bertanggungjawab, percaya diri, dapat mengambil keputusan sendiri, dapat
menggunakan pengetahuan dan pengalaman situasi dan kondisi. Dengan
pertimbangan tersebut maka siswa harus mampu belajar secara mandiri dalam
segala hal.
Dari faktor di atas secara berkaitan antara persepsi siswa terhadap
kompetensi guru dengan kreativitas belajar, persepsi siswa terhadap kompetensi
guru dengan kemandirian belajar, dan antara kreativitas belajar dengan
35
1
A
4
7
B 2 D
5
6
C 3
C. Hipotesis
36
2. Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul yang penulis ajukan, maka waktu penelitian
dilaksanakan antara bulan Februari sampai dengan Juli 2006.
Berikut ini adalah waktu pelaksanaan penelitian:
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian
No. Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan V V V
proposal
V V
b. Penyusunan
instrumen
c. Perijinan V
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan
data V V
b. Analisa data
V
3. Penulisan laporan V V
B. Metode penelitian
37
38
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 117), Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dari populasi sebesar 200 siswa, sampel yang
diambil sebesar 40 siswa.
a. Metode Angket
39
2. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa angket. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu angket persepsi siswa terhadap kompetensi
guru, kreativitas belajar dan kemandirian belajar matematika. Penyusunan butir
soal angket berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya dengan mengacu
pada tinjauan pustaka yang ada. Angket berbentuk pilihan ganda dengan empat
pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d. Skala ukur yang digunakan untuk penskoran
angket adalah menggunakan skala Likert dengan skor jawaban adalah a=4, b=3,
c=2, dan d=1, jika itemnya positif. Sedangkan untuk item negatif diberikan skor
a=1, b=2, c=3, dan d=4.
Dengan:
rXY = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y
N = Banyaknya subjek
X = Skor item
Y = Skor total
Keputusan uji:
1) Apabila rXY rkritik, maka dikatakan bahwa butir (item) soal tersebut
konsisten.
2) Apabila rXY < rkritik, maka dikatakan bahwa butir (item) soal tersebut tidak
konsisten
Dengan rkritik = rtabel
(Budiyono, 2003: 65)
Dalam penelitian ini instrumen dikatakan konsisten jika rXY rtabel.
b. Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 168), Reliabilitas menunjukkan pada
suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Atau dengan kata lain instrumen yang baik harus dapat dipercaya dan mampu
mengungkap data. Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut bila diujikan
berkali-kali hasilnya relatif sama. Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 193),
41
untuk tes prestasi belajar yang berbentuk uraian atau angket dan skala bertingkat
(rating scale), diuji dengan rumus alpha ().
Rumus Alpha ():
1
n s
2
r11
i
n 1 st
2
Dengan:
r11 = Indeks reliabilitas instrumen
n = Banyaknya butir instrumen
s 2
i = Variansi butir ke-i, i=1,2,3,k(kn)
st2
= Variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba.
(Budiyono,2000: 72)
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas
1). Persepsi siswa terhadap kompetensi guru.
42
d) Simbol : C
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah prestasi belajar matematika.
a) Definisi Operasional : Prestasi belajar matematika siswa adalah hasil
yang dicapai oleh siswa dalam pelajaran
matematika dapat berupa angka atau huruf, yang
dapat dipakai sebagai indikator kualitas
pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak, yang
datanya diperoleh dengan metode dokumentasi
dan dilaksanakan di SMA Negeri Gemolong
Kelas X Tahun 2005/2006.
b) Indikator : Skor tes prestasi belajar matematika yang
merupakan hasil ujian Semester 2 kelas X
tahun ajaran 2005/2006.
c) Skala Pengukuran : Skala interval.
44
d) Simbol : D
1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Dalam penelitian
ini, uji normalitas yang digunakan adalah metode Lilliefors. Prosedur uji
normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Taraf Signifikansi () = 5%
c. Statistik Uji
L = Maks F(zi) - S(zi)
Keterangan:
F(zi) = P(zzi)
z ~ N (0,1)
S(zi) : Proporsi cacah zzi terhadap zi
Xi X
zi : Skor standar, dimana, z i
s
45
n X 2 X
2
s : Simpangan baku, s
n n 1
n : Banyak sampel
i : 1, 2, 3, n
d. Daerah Kritik
DK = { L | L > L, n }, dengan n adalah ukuran sampel
e. Keputusan Uji
Ho ditolak jika L DK atau diterima jika L DK
2. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan
metode Bartlett sebagai berikut:
a. Hipotesis
Ho : 12 22 ... k2 (populasi-populasi homogen)
H1 : paling sedikit satu variansi yang berbeda (bukan populasi homogen)
b. Taraf Signifikansi () = 5%
c. Statistik Uji
2
2,203
c
f log RKG f j log s 2j
Keterangan:
2 ~ 2 k 1
k : Cacah sampel
k
s 2j n j 1
fj : Derajat kebebasan untuk
j : 1, 2, k
N : Banyaknya seluruh nilai (ukuran)
nj : Cacah pengukuran pada sampel ke-j
1 1 1
c 1
3 k 1
fj
f
46
SS X 2
d. Daerah Kritik
DK = { 2 2 > ;k 1 }
2
e. Keputusan Uji
k : 1, 2, 3.
l : 1, 2, 3, , nijk
c. Notasi dan Tata Letak Data.
Tabel 3.2 Notasi dan Tata Letak Data
C C1 C2 C3
B
B1 B2 B3 B1 B2 B3 B1 B2 B3
A
A1 ABC111 ABC121 ABC131 ABC112 ABC122 ABC132 ABC113 ABC123 ABC133
A2 ABC211 ABC221 ABC231 ABC212 ABC222 ABC232 ABC213 ABC223 ABC233
A3 ABC311 ABC321 ABC331 ABC312 ABC322 ABC323 ABC331 ABC332 ABC333
Keterangan :
A : Persepsi siswa terhadap kompetensi guru
A1 : Persepsi siswa terhadap kompetensi guru tinggi
A2 : Persepsi siswa terhadap kompetensi guru sedang
A3 : Persepsi siswa terhadap kompetensi guru rendah
B : Kreativitas belajar
B1 : Kreativitas belajar tinggi
B2 : Kreativitas belajar sedang
B3 : Kreativitas belajar rendah
C : Kemandirian belajar
C1 : Kemandirian belajar tinggi
C2 : Kemandirian belajar sedang
C3 : Kemandirian belajar rendah
d. Hipotesis
1). H0A : i = 0 untuk semua i
H1A : i 0 paling sedikit ada satu i yang tidak nol
2). H0B : j = 0 untuk semua j
H1B : j 0 paling sedikit ada satu j yang tidak nol
3). H0C : k = 0 untuk semua k
H1C : k 0 paling sedikit ada satu k yang tidak nol
4). H0AB : ()ij = 0 untuk semua pasang (i,j)
H1AB : ()ij 0 paling sedikit ada satu pasang harga (i,j) yang tidak
48
nol
5). H0BC : ()jk = 0 untuk semua pasang (j,k)
H1BC : ()jk 0 paling sedikit ada satu pasang harga (j,k) yang tidak
nol
6). H0AC : ()ik = 0 untuk semua pasang (i,k)
H1AC : ()ik 0 paling sedikit ada satu pasang harga (i,k) yang tidak
nol
7). H0ABC : ()ijk = 0 untuk semua pasang (i,j,k)
H1ABC : ()ijk 0 paling sedikit ada satu pasang (i,j,k) yang tidak nol
e. Komputasi
1) Komponen Jumlah Kuadrat (JK)
G2 ABij2
(1) =
npqr
(6) = i, j nr
AC ik2
(2) = X 2
ijkl (7) =
i , j , k ,l
i ,k nq
Ai2 BC 2jk
(3) = i nqr (8) = j ,k np
B 2j 2
ABC ijk
(4) = npr
j
(9) =
i , j ,k n
C k2
(5) =
k npq
Dengan:
p = banyaknya kategori pada variabel A.
q = banyaknya kategori pada variabel B
r = banyaknya kategori pada variabel C.
n = banyaknya data amatan pada setiap sel.
2) Jumlah Kuadrat
JKA = nh {(3) (1)}
JKB = nh {(4) (1)}
JKC = nh {(5) (1)}
49
3) Derajat Kebebasan
dkA = (p 1) dkAC = (p 1) (r 1)
dkB = (q 1) dkBC = (q 1) (r 1)
dkC = (r 1) dkABC = (p 1) (q 1) (r 1)
dkAB = (p 1) (q 1) dkG = pqr (n 1) = N pqr
4) Rataan Kuadrat
RKA = JKA/dkA RKAC = JKAC/dkAC
RKB = JKB/dkB RKBC = JKBC/dkBC
RKC = JKC/dkC RKABC = JKABC/dkABC
RKAB = JKAB/dkAB RKG = JKG/dkG
5) Statistik Uji
H0A : Fa = RKA/RKG
H0B : Fb = RKB/RKG
H0C : Fc = RKC/RKG
H0AB : Fab = RKAB/RKG
H0AC : Fac = RKAC/RKG
H0BC : Fbc = RKBC/RKG
H0ABC : Fabc = RKABC/RKG
f. Daerah Kritik
50
baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel yang daerah kritiknya
ditolak.
Fi.. j ..
1 1
RKG
n n
i .. j ..
X .i . X . j.
2
F.i .. j .
1 1
RKG
n
.i . n. j .
X ..i X .. j
2
F..i .. j
1 1
RKG
n n
..i .. j
X ij . X ik .
2
Fij .ik .
1 1
RKG
n
ij . nik .
X i. j X i .k
2
Fi . j i.k
1 1
RKG
n ni . k
i. j
X .ij X .ik
2
F.ij .ik
1 1
RKG
n n.ik
.ij
d. Menentukan tingkat signifikansi
e. Menentukan daerah kritik
DKi..-j.. = {Fi..-j.. Fi..-j..>(p-1)F; (p-1); N-pqr}
DK.i.-.j. = {F.i.-.j. F.i.-.j.>(q-1)F; (q-1); N-pqr}
DK..i-..j = {F..i-..j F..i-..j>(r-1)F; (r-1); N-pqr}
DKij.-ik. = {Fij.-ik. Fi.j.-ik.>(pq-1)F; (pq-1); N-pqr}
52
A. Deskripsi Data
Penelitian ini melibatkan empat buah variabel, yang terdiri dari tiga
variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
persepsi siswa terhadap kompetensi guru, kreativitas belajar dan kemandirian
belajar siswa, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika
siswa yang diperoleh dari hasil Ujian Akhir Semester 2 Kelas X. Berikut ini
diberikan uraian tentang data-data tersebut:
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen meliputi tiga buah angket yaitu angket persepsi siswa
terhadap kompetensi guru, kreativitas belajar dan kemandirian belajar siswa.
Adapun hasil uji coba dari angket-angket tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Validitas
Item tiap instrumen dikatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian
apabila harga rhitung lebih besar dari harga rtabel. Dari tabel korelasi product moment,
pada cacah subyek dengan taraf signifikansi yang dipilih ( 5% ), diketahui
harga rtabel = 0.312. Sedangkan kesimpulan dari hasil uji validitas adalah sebagai
berikut :
1). Uji coba instrumen angket persepsi siswa terhadap kompetensi guru.
a). Instrumen angket yang diujicobakan terdiri dari 40 item.
b). Dari hasil uji validitas diperoleh 30 item yang valid dan 10 item yang
invalid yaitu nomor 2, 13, 14, 17, 19, 21, 26, 29, 34 dan 35, namun
dengan adanya item soal yang invalid tidak mengurangi representasi dari
instrumen angket.
c). Instrumen angket yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari 30
item.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2a ).
2). Uji coba instrumen angket kreativitas belajar.
a). Instrumen angket yang diujicobakan terdiri dari 42 item.
53
54
b). Dari hasil uji validitas diperoleh 32 item yang valid dan 10 item yang
invalid yaitu nomor 15, 22, 23, 24, 26, 30, 31, 34, 37 dan 39, namun
dengan adanya item soal yang invalid tidak mengurangi representasi dari
instrumen angket.
c). Instrumen angket yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari 32
item.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2b ).
3). Uji coba instrumen angket kemandirian belajar siswa.
a). Instrumen angket yang diujicobakan terdiri dari 40 item.
b). Dari hasil uji validitas diperoleh 30 item yang valid dan 10 item yang
invalid yaitu nomor 2, 7, 8, 9, 23, 25, 28, 30, 33 dan 36, namun dengan
adanya item soal yang invalid tidak mengurangi representasi dari
instrumen angket.
c). Instrumen angket yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari 30
item.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2c ).
b. Hasil Uji Reliabilitas.
Dari hasil uji coba angket persepsi siswa terhadap kompetensi guru
diperoleh r11= 0,834498. Bilangan ini menunjukkan bahwa angket persepsi siswa
terhadap kompetensi guru mempunyai tingkat reliabilitas sangant tinggi. Dari
hasil uji coba angket kreativitas belajar diperoleh r 11 = 0,876421. Bilangan ini
menunjukkan bahwa angket kreativitas belajar siswa mempunyai tingkat
reliabilitas sangat tinggi. Dari hasil uji coba angket kemandirian belajar siswa
diperoleh r11 = 0,841913. Bilangan ini menunjukkan bahwa angket kemandirian
belajar siswa mempunyai tingkat reliabilitas sangat tinggi. Hasil selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 3a, 3b, 3c.
2. Data Skor Angket
a. Data Skor Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru
Persepsi siswa terhadap kompetensi guru diukur dengan menggunakan
angket persepsi siswa tehadap kompetensi guru. Skor persepsi siswa tehadap
kompetensi guru memiliki rerata 84.7250 dan standar deviasi 14.2054.
55
kriteria X 1.s X X 1.s , yaitu skor dari 70.5196 sampai dengan 98.9304,
dan kategori persepsi siswa terhadap kompetensi guru rendah dengan kriteria
X <X 1.s , jika skornya di bawah 70.5196. Dengan kriteria tersebut terdapat
13 siswa yang memiliki persepsi siswa terhadap kompetensi guru tinggi, 14 siswa
yang memiliki persepsi siswa terhadap komopetensi guru sedang dan 13 siswa
yang memiliki persepsi siswa terhadap kompetensi guru rendah.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 ).
b. Data Kreativitas Belajar
Kreativitas belajar siswa diukur dengan menggunakan angket kreativitas
belajar. Skor kreativitas belajar memiliki rerata 72.8500 dan standar deviasi
12.8254. Data hasil penelitian dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu kategori
kreativitas belajar tinggi dengan kriteria X > X 1.s , yaitu skor di atas 85.6754,
dengan kriteria X 1.s X X 1.s , yaitu skor dari 57.0583 sampai dengan
90.5917, kategori kemandirian belajar rendah dengan kriteria X < X 1.s , yaitu
56
skor kurang dari 57.0583. Dengan kriteria tersebut terdapat 9 siswa yang memiliki
kemandirian belajar tinggi, 21 siswa yang memiliki kemandirian belajar sedang
dan 10 siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4).
3. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa.
Data prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari data hasil Ujian
Akhir Semester 2 Kelas X dengan nilai rata-ratanya 70.9000. Perolehan skor
masing-masing siswa dapat dilihat pada Lampiran 4.
menyatakan H0 tidak ditolak. Ini berarti sifat normalitas dipenuhi oleh populasi
tersebut. Perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 6.
2. Uji Homogenitas.
Syarat lain dalam penggunaan analisis variansi adalah sampel harus
berasal dari populasi-populasi yang homogen. Dengan menggunakan uji Bartlett
diperoleh harga-harga statistik uji 2 untuk tingkat signifikansi 0.05 pada
masing-masing sampel dalam lampiran.
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas
Faktor 2 hitung 2 tabel Keputusan Kesimpulan
Persepsi siswa terhadap 0.9539 5.991 H0 diterima Homogen
kompetensi guru
Kreativitas belajar siswa 1.5532 5.991 H0 diterima Homogen
Kemandirian belajar siswa 3.8319 5.991 H0 diterima Homogen
C. Pengujian Hipotesis.
1. Uji Analisis Variansi Tiga Jalan Dengan Sel Tak Sama.
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran. Hasil perhitungan
tersebut dirangkum dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis Variansi Tiga Jalan Dengan Sel Tak Sama.
Sumber JK dk RK Fhitung Ftabel Keputusan
A 327.0861 2 158.5431 10.4711 3.18 H0 ditolak
B 874.8390 2 437.4195 28.8897 3.18 H0 ditolak
C 561.7303 2 280.8652 18.5499 3.18 H0 ditolak
AB 37.4457 4 9.3614 0.6183 3.18 H0 diterima
AC 21.8352 4 5.4588 0.3605 3.18 H0 diterima
58
komparasi ganda yang digunakan adalah metode Scheffe. Uji komparasi ganda ini
dilakukan terhadap setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom, dan setiap
pasangan sel yang H0 nya ditolak. Dari hasil analisis variansi diketahui H0A, H0B,
H0C, H0BC ditolak, jadi diperlukan uji lanjut. Adapun untuk H 0AB, H0AC dan H0ABC
tidak memerlukan uji lanjut, karena hipotesisnya diterima.
a. H0A ditolak, maka perlu dilakukan uji komparasi ganda pasca anava antar
baris untuk melihat perbedaan rerata yang signifikan pada variabel persepsi
siswa terhadap kompeteni guru.
Diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Baris.
No Komparasi Fhitung Ftabel Keputusan Uji
1. 1.. vs 2.. 7.1036 7.62 H0 diterima
2. 1.. vs 3.. 28.0059 7.62 H0 ditolak
3. 2.. vs 3.. 7.4197 7.62 H0 diterima
3. Hipotesis Ketiga.
Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh F c = 18.5499 dan Ftabel
= 3.81. Harga Fc > Ftabel berarti ada pengaruh dari kemandirian belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika.
Berdasarkan uji komparasi ganda diperoleh F.1-.2 = 19.9286 > 7.62 = Ftabel,,
F.1-.3 = 33.2617 > 7.62 = Ftabel, F.2 -.3 = 5.1431 < 7.62 = Ftabel. Dari rerata masing-
masing sel diperoleh, X 1 = 77.1111 > 70.1905 = X 2, X 1 = 77.1111 > 66.8000 =
X 3 dan X 2 = 70.1905 > 66.8000 = X 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa
63
siswa kemandirian belajar tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih
baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar sedang dan
rendah, tetapi siswa dengan kemandirian belajar sedang memiliki prestasi belajar
matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan kemandirian belajar rendah.
4. Hipotesis Keempat.
Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh F ab = 0.6183 dan Ftabel
= 3.18. Harga Fab < Ftabel berarti tidak ada interaksi antara persepsi siswa terhadap
kompetensi guru dengan kreativitas belajar matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan persepsi siswa terhadap
kompetensi guru tinggi lebih baik prestasi belajar matematikanya dibandingkan
dengan siswa yang memiliki persepsi terhadap kompetensi guru rendah, akan
tetapi siswa dengan persepsi siswa terhadap kompetensi guru sedang memiliki
prestasi belajar matematika yang sama dengan persepsi siswa terhadap
kompetensi guru rendah dan tinggi, baik untuk kreativitas belajar tinggi, sedang
maupun rendah. Demikian pula sebaliknya siswa denga kreativitas belajar tinggi
memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa yang
memiliki prestasi belajar sedang dan rendah, akan tetapi siswa dengan kreativitas
belajar sedang sama baiknya dengan siswa dengan kreativitas belajar rendah baik
untuk siswa yang memiliki persepsi siswa terhadap kompetensi guru tinggi,
sedang maupun rendah.
5. Hipotesis Kelima
Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh Fac = 0.3605 dan Ftabel
= 3.18. Harga Fac < Ftabel berarti tidak ada interaksi antara persepsi siswa terhadap
komptensi guru dengan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan persepsi siswa terhadap
kompetensi guru tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa dengan persepsi siswa terhadap kompetensi guru
64
rendah, akan tetapi siswa dengan persepsi siswa terhadap kompetensi guru sedang
memiliki prestasi belajar matematika yang sama baik dengan siswa yang memiliki
persepsi siswa terhadap kompetensi guru rendah dan tinggi, baik untuk siswa yang
memiliki kemandirian belajar tinggi, sedang maupun rendah. Demikian pula
sebaliknya, siswa dengan kemandirian belajar tinggi lebih baik prestasi belajar
matematikanya dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar
sedang dan rendah, akan tetapi siswa dengan kemandirian belajar sedang memiliki
prestasi belajar matematika yang sama dengan siswa yang memiliki kemandirian
belajar rendah, baik untuk siswa yang memiliki persepsi siswa terhadap
kompetensi guru tinggi, sedang maupun rendah.
6. Hipotesis Keenam.
Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh F bc = 3.4046 dan Ftabel
= 3.18. Harga Fbc > Ftabel berarti ada interaksi antara kreativitas belajar dan
kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Dari hasil uji komparasi ganda diperoleh :
a. Untuk siswa dengan kreativitas belajar tinggi.
1) Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi prestasi belajar
matematikanya berbeda dengan siswa yang memiliki kemandirian
belajar sedang.
Dari rataan marginal masing-masing sel diketahui bahwa rataan
marginal siswa dengan kemandirian belajar tinggi X 11 = 85.67 > 72 =
X 12 kemandirian belajar sedang, sehingga siswa yang memiliki
kreativitas belajar tinggi dan kemandirian belajar tinggi memiliki
prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang
memiliki kemandirian belajar sedang dan rendah.
2) Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi memiliki prestasi belajar
matematika yang sama dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar
rendah.
65
7. Hipotesis Ketujuh.
Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh Fabc = 0.4118 dan Ftabel
= 2.77. Harga Fabc < Ftabel berarti tidak ada interaksi antara persepsi siswa terhadap
kompetensi guru, kreativitas belajar dan kemandirian belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa:
1) Siswa dengan persepsi siswa terhadap kompetensi guru tinggi prestasi
belajar matematikanya lebih baik daripada siswa dengan persepsi siswa
terhadap kompetensi guru sedang, akan tetapi siswa dengan persepsi
siswa terhadap kompetensi guru sedang memiliki prestasi belajar
matematika yang sama dengan siswa yang memiliki persepsi siswa
terhadap kompetensi guru rendah, baik untuk siswa dengan kreativitas
belajar tinggi dengan kemandirian belajar tinggi, sedang maupun rendah,
siswa dengan kreativitas belajar sedang dengan kemandirian belajar
tinggi, sedang maupun rendah, dan siswa dengan kreativitas belajar
rendah dengan kemandirian belajar tinggi, sedang maupun rendah.
2) Siswa dengan kreativitas belajar tinggi memiliki prestasi belajar yang
lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar sedang
dan rendah, akan tetapi siswa dengan kreativitas belajar sedang prestasi
belajar matematikanya sama baik dengan siswa dengan kreativitas belajar
rendah. Ini berlaku untuk siswa dengan kemandirian belajar tinggi,
sedang maupun rendah dan juga untuk siswa yang memiliki persepsi
siswa terhadap kompetensi guru tinngi, sedang maupun rendah.
3) Siswa dengan kemandirian belajar tinggi memiliki prestasi belajar
matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki
prestasi belajar matematika sedang dan rendah, akan tetapi siswa dengan
kemandirian belajar sedang memiliki prestasi belajar matematika yang
68
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah, maka penulis menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi
guru terhadap prestasi belajar matematika siswa.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara kreativitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
4. Tidak ada interaksi yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
kompetensi guru dan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
5. Tidak ada interaksi yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
6. Ada interaksi yang signifikan antara kreativitas belajar dan kemandirian
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.
7. Tidak ada interaksi yang signifikan antara persepsi siswa terhadap
kompetensi guru, kreativitas belajar dan kemandirian belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Secara teori persepsi siswa terhadap kompetensi guru mempengaruhi
prestasi belajarnya. Siswa yang mempunyai persepsi siswa terhadap kompetensi
guru akan lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang
memiliki persepsi terhadap kompetensi guru sedang dan rendah. Hal ini
69
70
2. Implikasi Praktis.
Dari hasil penelitian ini, maka penulis akan menyampaikan beberapa
implikasi praktis yang kiranya dapat menjadi masukan dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, yaitu:
a. Prestasi belajar matematika siswa akan lebih baik apabila siswa tersebut
mempunyai persepsi yang tinggi terhadap komptensi guru. Dengan demikian
bagi siswa yang mempunyai persepsi yang rendah terhadap kompetensi guru
berusaha memberi kesan yang baik terhadap kompetensi guru sehingga dalam
menerima materi lebih memperhatikan dengan baik sehingga tidak akan
kesulitan dalam mengikuti pelajaran.
b. Prestasi belajar matematika siswa akan lebih baik apabila siswa tersebut dapat
memanfaatkan kreativitas dan kemandirian dalam belajarnya dengan baik dan
optimal.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada para guru khususnya guru bidang studi matematika hendaknya
selama proses belajar mengajar memperhatikan dirinya dengan baik sebelum
mengajar, kaitannya dengan kompetensi guru seperti kompetensi kepribadian,
sosial, profesional dan pedagogik, karena hal tersebut akan memberikan
kesan terhadap siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam
mengajar. Dengan demikian prestasi belajar matematika yang dicapai siswa
akan lebih baik.
71
Ali Imron. 1994. Pembinaan Guru di Indonesia. Malang: PSB IKIP Malang
72
73
KISI-KISI ANGKET
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU
c. Kompe 1. Peng 26 1
tensi etahuan 25,33 19 3
Profesional 2. Kete 15,31,40 32 4
rampilan
3. Krea
tivitas
d. Kompe 1. Kemampuan mengelola 20,21,23 12,22 5
tensi kelas
Pedagogik 2. Kemampuan 14,24 34 3
menguasai materi
pelajaran
3. Kemampuan 18.27 28 3
menggunakan media
pembelajaran
4. Kemampuan mengelola 29,30 13,16 4
program belajar
mengajar
5. Kemampuan menilai 17,35,37, 36,38 6
prestasi siswa 39
Total Item 23 17 40
75
SEBARAN ANGKET
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU
Kepada Yth.
Siswa Siswi Kelas X
SMAN 1 Gemolong
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Pendidikan Matematika, P.MIPA,
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, bermaksud mengadakan penelitian
tentang Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru, Kreativitas Belajar dan
Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X
Semester II Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gemolong Tahun Pelajaran
2005/2006. Oleh karena itu, saya memohon bantuan Anda untuk mengisi
kuisioner atau pertanyaan pada angket yang saya ajukan. Data yang diperoleh
akan saya pergunakan untuk keperluan penyusunan skipsi sebagai tugas akhir
dalam memperoleh gelar kesarjanaan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya
mohon dalam mengisi angket ini sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya.
Informasi yang Anda berikan saya jamin kerahasiaannya dan tidak akan
mempengaruhi nilai Anda.
Atas kesediaan dan bantuan yang anda berikan saya ucapkan banyak
terimakasih.
Peneliti
77
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulislah terlebih dahulu Nama, Kelas dan No. Absen pada lembar yang
tersedia.
2. Bacalah dengan baik setiap item soal yang tersedia.
3. Setiap jawaban anda adalah benar, maka jangan terpengaruh dengan
jawaban teman anda.
4. Jangan ragu-ragu dalam memilih, karena tidak akan mempengaruhi nilai
pelajaran anda.
5. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda dan
berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap cocok dengan
keadaan anda.
6. Apabila ingin memperbaiki jawaban yang anda anggap salah, coretlah dua
garis lurus mendatar pada jawaban yang salah tadi.
Contoh
Pilihan semula a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
7. Teliti kembali sebelum angket dikembalikan.
IDENTITAS SISWA
Nama :
Kelas :
No. Absen :
78
9. Apakah ada siswa yang terlihat tidak menghormati guru matematika Anda
dan berbuat tidak sopan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
10. Apakah guru Anda terlihat pilih kasih terhadap siswa-siswanya?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
11. Apakah guru matematika Anda datang tepat waktu?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
12. Apakah guru Anda terlihat tidak bersemangat pada saat mengajar
matematika?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
13. Apakah guru matematika Anda sering meninggalkan kelas padahal jam
pelajaran matematika belum selesai?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
14. Apakah guru matematika Anda bersedia memberikan penjelasan apabila ada
siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran matematika di
luar jam pelajaran?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
15. Apakah guru matematika Anda memberikan dorongan mental agar Anda
belajar dengan lebih rajin dan tekun?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
16. Apakah guru matematika Anda membiarkan saja siswa yang kurang pandai
dan mengalami kesulitan dalam belajar matematika?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
80
17. Apakah guru matematika Anda memberikan pujian atau selamat terhadap
siswa yang berhasil mendapat nilai baik?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
18. Apabila anda membutuhkan buku acuan dan guru matematika Anda
memilikinya, apakah guru matematika Anda bersedia meminjamkannya pada
Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
19. Apakah guru matematika Anda sering lupa nama-nama siswanya?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
20. Apakah pada saat guru matematika Anda menyampaikan materi pelajaran,
siswa-siswanya sering memperhatikan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
21. Apakah guru matematika Anda menegur siswa yang kurang memperhatikan
(misalnya ramai, ngantuk dan sebagainya)?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
22. Apakah suara guru matematika Anda tidak dapat terdengar oleh semua siswa
satu kelas, terutama yang duduk di bangku belakang?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
23. Apakah guru matematika Anda berusaha menciptakan suasana kelas yang
tenang dan dapat mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
yang baik?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
24. Apakah pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru matematika Anda
tampak menguasai bahan pelajaran matematika dengan baik dan benar?
81
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
25. Apakah contoh-contoh soal yang diberikan guru matematika Anda
bervariasi?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
26. Apakah guru matematika Anda mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan siswa yang berkaitan dengan materi pelajaran?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
27. Apakah guru matematika Anda menggunakan alat peraga untuk
mempermudah siswa, tidak hanya teori ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
28. Apakah guru matematika Anda, menggunakan satu buku pegangan saja?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
29. Apakah guru matematika Anda memberi tugas kepada siswanya untuk
mendiskusikan suatu pokok bahasan tertentu dengan memanfaatkan buku-
buku yang ada di perpustakaan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
30. Apakah guru matematika Anda, membantu siswa dalam mempersiapkan
fasilitas/ sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
31. Apakah guru matematika Anda menggunakan metode yang bervariasi
(contoh: ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, penggunaan alat peraga
dan sebagainya) dalam menyampaikan materi pelajaran?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
82
32. Apakah guru matematika Anda tetap menerapkan metode mengajarnya dan
tidak berusaha mengubah walaupun siswanya sulit memahami materi
pelajaran yang disampaikan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
33. Apakah Anda merasa bersemangat belajar matematika, setelah mengamati
cara dan gaya mengajar guru matematika Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
34. Apabila menjelang ujian semester,Apakah terdapat materi pelajaran
matematika yang belum disampaikan oleh guru Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
35. Setiap selesai satu pokok bahasan, apakah guru matematika Anda
memberikan ulangan untuk mengetahui kemampuan siswa?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
36. Apabila pada saat ulangan terdapat banyak sekali siswa yang hasil
ulangannya jelek, apakah guru matematika Anda mengadakan tes remedial?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
37. Apakah guru matematika Anda transparan dalam memberikan nilai ulangan
matematika?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
38. Apakah guru matematika Anda bersifat subyektif dalam menilai hasil
ulangan Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
83
39. Apakah Anda puas dengan cara penilaian guru matematika Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
40. Apakah guru matematika Anda mengembangkan persoalan yang ada dibuku
pegangan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
84
84
Lampiran 1c
Nama :
Kelas C. :
No. Absen D. :
LEMBAR JAWABAN
ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU
1. a b c d 21. a b c d
2. a b c d 22. a b c d
3. a b c d 23. a b c d
4. a b c d 24. a b c d
5. a b c d 25. a b c d
6. a b c d 26. a b c d
7. a b c d 27. a b c d
8. a b c d 28. a b c d
9. a b c d 29. a b c d
10. a b c d 30. a b c d
11. a b c d 31. a b c d
12. a b c d 32. a b c d
13. a b c d 33. a b c d
14. a b c d 34. a b c d
15. a b c d 35. a b c d
16. a b c d 36. a b c d
17. a b c d 37. a b c d
18. a b c d 38. a b c d
19. a b c d 39. a b c d
20. a b c d 40. a b c d
85
17. Apakah anda suka mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS maupun
buku paket untuk meningkatkan prestasi matematika?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
18. Apakah setelah mendapatkan pelajaran matematika dari guru, anda akan
mencoba menyelesaikan soal-soal yang ada dalam buku sampai anda merasa
bisa?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
19. Apakah anda benci mencari masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelajaran matematika, karena matematika sulit?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
20. Jika Anda belum puas dengan penjelasan guru pada saat pelajaran
matematika, apakah Anda berusaha mencari keterangan yang lebih lengkap
di luar jam pelajaran?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
21. Jika ada tugas matematika, apakah Anda akan mengerjakan pada siang hari
dan jika tidak selesai akan Anda lanjutkan pada malam hari?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
22. Apakah Anda mengubah cara belajar Anda karena cara yang lama sudah
bosan dan tidak efektif lagi dalam meningkatkan prestasi Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
23. Pada penyampaian materi seberapa sering Anda memperhatikan guru Anda
dan mencatat setiap apa yang disampaikannya?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
90
24. Apabila ada suatu kesalahan dalam prosees belajar mengajar, (misalnya:
guru salah dalam menerangkan), Apakah Anda tidak mengemukakan hal
tersebut?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
25. Dalam penyikapan suatu masalah, apakah Anda memunculkan hal-hal yang
baru atau hal-hal unik?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
26. Jika teman Anda mengemukakan hal baru dan unik, apakah Anda ingin
memunculkan hal itu juga kepada orang lain?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
27. Dalam membahas atau mendiskusikan suatu masalah, apakah Anda
mempunyai pendapat yang bertentangan dengan mayoritas kelompok?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
28. Dalam membahas atau mendiskusikan suatu masalah dalam kelompok,
apakah Anda menjadi orang yang diandalkan karena pendapat-pendapat
Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
29. Dalam menyelesaikan suatu masalah, apakah Anda memiliki cara tersendiri
yang berbeda dengan teman Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
30. Apakah Anda meniru cara teman Anda dalam menyelesaikan suatu soal
matemaika?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
31. Apakah jika ulangan matematika Anda kurang bagus, Anda akan ditegur
oleh orang tua Anda?
91
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
32. Dalam proses belajar mengajar apabila menemui permasalahan, apakah
Anda mengajukan masalah yang tidak dikemukakan oleh teman Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
33. Apakah Anda mempertahankan gagasan-gagasan Anda meskipun mendapat
tantangan dan kritik dari teman?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
34. Apabila ternyata gagasan atau pendapat yang Anda kemukakan tidak tepat,
apakah Anda mengakui kekeliruan-kekeliruan yang Anda kemukakan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
35. Apakah Anda mengembangkan ide atau gagasan yang dikemukakan oleh
teman Anda dalam memecahkan persoalan-persoalan matematika?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
36. Dalam menyelesaikan suatu masalah, apakah Anda kesulitan dalam
menguraikan jawaban dengan jelas dan terperinci?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
37. Apakah Anda mengemukakan jawaban-jawaban yang tidak lazim yang
belum pernah digunakan oleh teman atau guru Anda sebelumnya?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
38. Dalam memperjelas pendapat yang Anda kemukakan, apakah Anda
menambahkan detil-detil dari masalah tersebut?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
39. Dalam memperkuat gagasan Anda, apakah Anda menggunakan buku sebagai
literature?
92
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
40. Jika dalam mengerjakan soal-soal matematika Anda merasa tidak dapat
mengerjakannya, apakah Anda merasa putus asa?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
41. Jika saat pelajaran matematika guru Anda tidak hadir, apakah Anda tetap
mempelajarinya meskipun teman-teman Anda bersantai?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
42. Jika saat pelajaran matematika guru Anda tidak hadir apakah Anda
menkondisikan kelas, dan mengambil alih peran guru Anda untuk tetap
fokus pada materi pelajaran dan berdiskusi dengan teman-teman Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
Nama :
Kelas :
No. Absen :
LEMBAR JAWABAN
ANGKET KREATIVITAS BELAJAR
1. a b c d 2. a b c d
93
3. a b c d 23. a b c d
4. a b c d 24. a b c d
5. a b c d 25. a b c d
6. a b c d 26. a b c d
7. a b c d 27. a b c d
8. a b c d 28. a b c d
9. a b c d 29. a b c d
10. a b c d 30. a b c d
11. a b c d 31. a b c d
12. a b c d 32. a b c d
13. a b c d 33. a b c d
14. a b c d 34. a b c d
15. a b c d 35. a b c d
16. a b c d 36. a b c d
17. a b c d 37. a b c d
18. a b c d 38. a b c d
19. a b c d 39. a b c d
20. a b c d 40. a b c d
21. a b c d 41. a b c d
22. a b c d 42. a b c d
94
9. Apakah orang tua Anda mengatur jadwal belajar matematika Anda di rumah?
a. selalu b. sering
97
26. Pada hari libur, apakah Anda tetap mempelajari matematika di rumah?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
27. Apabila ada kesulitan dalam materi pelajaran matematika, apakah Anda
bertanya pada guru?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
28. Apakah Anda mengikuti pelajaran matematika dari awal sampai akhir?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
29. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara Anda dengan guru, apakah Anda
mendiskusikannya dengan guru?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
30. Apakah Anda berkeinginan diberi hadiah orang tua, apabila nilai matematika
Anda memuaskan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
31. Apabila Anda terlambat mengikuti pelajaran matematika dan tidak diijinkan
oleh guru, apakah Anda pergi ke kantin atau bermain?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
32. Setiap kali akan menempuh ujian matematika, apakah Anda berfikir bahwa
Anda pasti berhasil?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
33. Apakah Anda mampu mengaitkan pelajaran matematika, dengan kehidupan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
34. Apakah Anda mampu menerapkan konsep-konsep matematika untuk
mengerjakan soal?
100
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
35. Apabila diadakan ulangan harian, apakah Anda mencontek pekerjaan teman
Anda?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
36. Apakah Anda merasa bahwa keberhasilan matematika Anda ditentukan oleh
Anda sendiri?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
37. Apabila ada teman Anda yang tidak faham satu sub pokok bahasan, dan Anda
dimintai bantuan untuk menjelaskannya, Apakah Anda membantunya?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
38. Apakah Anda mampu menyelesaikan setiap persoalan matematika tanpa
bantuan orang lain?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
39. Pada saat malam hari, keluarga Anda sedang tidur dan Anda masih memiliki
tugas matematika yang belum selesai, apakah Anda tetap mengerjakan tugas
tersebut?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
40. Apakah Anda dapat mematuhi jadwal belajar matematika yang telah Anda
tetapkan?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pernah
Nama :
Kelas :
No. Absen :
101
LEMBAR JAWABAN
ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
1. a b c d 21. a b c d
2. a b c d 22. a b c d
3. a b c d 23. a b c d
4. a b c d 24. a b c d
5. a b c d 25. a b c d
6. a b c d 26. a b c d
7. a b c d 27. a b c d
8. a b c d 28. a b c d
9. a b c d 29. a b c d
10. a b c d 30. a b c d
11. a b c d 31. a b c d
12. a b c d 32. a b c d
13. a b c d 33. a b c d
14. a b c d 34. a b c d
15. a b c d 35. a b c d
16. a b c d 36. a b c d
17. a b c d 37. a b c d
18. a b c d 38. a b c d
19. a b c d 39. a b c d
20. a b c d 40. a b c
1