Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SISTEM PROTEKSI

SISTEM KOORDINASI SEKERING DENGAN SEKERING

Kelompok VII:

M. Ari Julianto (141041046)

Yustara (141041047)

Mauris Kevin Sijabat (141041049)

Aditya Rizky Pratama (141041051)

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2016/2017
SISTEM KOORDINASI SEKERING DENGAN SEKERING

I. Pengertian Sekering (Fuse)

Fuse atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan sekering adalah komponen
yang berfungsi sebagai pengaman dalam rangkaian elektronika maupun perangkat
listrik. Sekering (Fuse) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang
akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh arus listrik yang berlebihan ataupun
terjadinya hubungan arus (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik/ elektronika.
Dengan putusnya sekering (Fuse) tersebut, arus listrik yang berlebihan tersebut tidak
dapat masuk ke dalam rangkaian elektronika sehingga tidakmerusak komponen-
komponen yang terdapat dalam rangkaian elektronika yang bersangkutan. Karena
fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan elektronika dari
kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan , sekering juga sering disebut sebagai
pengaman listrik.

Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri
dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila
Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi Open Circuit yang
memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke
dalam Rangkaian yang dilindunginya.

Berikut ini adalah Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse secara umum:
Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk
tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau silinder
sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang berbentuk
Pisau (blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan bermotor).

Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir pada
Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalam satuan Ampere
(A) ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan (dalam satuan Volt (V) ataupun miliVolt
(mV).

Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering
dilambangkan dengan huruf F.
II. Koordinasi PBO (Rescloser) dengan sekering dan koordinasi sekering dengan
sekering berdasarkan pada kurva I-T (Ploting Kurva Menggunakan Softwere
Matlab)
Langkah Kerja

1. Menentukan rating PBO dan semua sekering agar terdapat koordinasi yang
baik,menggunakan kurve karakteristik I T (skala log-log).

- PBO yang digunakan adalah tipe RX R280-91-6 160 A Cooper Power


Systems.

- Rating arus = 160 A > 150A (memenuhi)

- Rating pemutusan = 10000 A > 4000A (memenuhi)

- Rating trip minimum = 300 A < 1650 A (memenuhi)

- Fuse yang digunakan adalah tipe T Positrol dengan:


2. Menentukan daerah-daerah koordinasinya.

PBO disetel 2 operasi cepat dan 2 operasi lambat. Dengan 2 operasi cepat ini
PBO dapat menghilangkan sekitar 80 % gangguan sementara yang terjadi di sebelah
beban dari sekering oleh operasi cepat yang pertama dan 10 % gangguan sementara di
sisi beban dari sekering oleh operasi cepat yang kedua. Untuk koordinasi yang
berhasil, maka untuk semua nilai arus gangguan pada daerah yang dilindungi oleh
sekering, minimum melting time sekering harus lebih besar daripada waktu operasi
cepat PBO dikalikan dengan suatu factor K2.

Tabel Faktor K2

Recl. Time One Fast Operation Two Fast Operation

(cycle) Average Maximum Average maximum

25 30 1,3 1,2 2,0 1,80


60 1,3 1,2 1,5 1,35

90 1,3 1,2 1,5 1,35

120 1,3 1,2 1,5 1,35

PBO yang digunakan adalah tipe RX R280-91-6 160 A Cooper Power


Systems yang mempunyai Recl. Time 60 cycle dan bekerja 2 kali cepat/fast,berarti
faktor K2nya adalah 1,35.

Koordinasi PBO dengan F1

Daerah koordinasi antara PBO dengan Sekering 80T = 350 A s/d 2814 A. lni
memenuhi koordinasi, karena arus hubung singkat maksimum di 80T = 2500 A.
Koordinasi PBO dengan F2

Daerah koordinasi antara PBO dengan Sekering 40T = 350 A s/d 1301 A. lni tidak
memenuhi koordinasi, karena arus hubung singkat maksimum di 40T = 2500 A.Maka
agar terdapat koordinasi kami mengganti dengan sekering 80T.

Daerah koordinasi antara PBO dengan Sekering 80T = 350 A s/d 2814 A. lni
memenuhi koordinasi, karena arus hubung singkat maksimum di 80T = 2500 A.
Koordinasi F1 dengan F3

Apabila ada koordinasi fuse dengan fuse, maka perlu diperhatikan syarat koordinasi,
yaitu

Apabila terjadi gangguan dari sisi beban dalam jangkauan F3, maka F3 harus
bekerja terlebih dahulu dari pada F1.Oleh karena itu, MMT F1 80T harus dikurangi
waktu lelehnya. F1 akan mulai meleleh pada arus 4223 A dan kawat F3 putus.

Koordinasi F1 dengan F4
Apabila terjadi gangguan dari sisi beban dalam jangkauan F3, maka F3 harus
bekerja terlebih dahulu dari pada F1.Oleh karena itu, MMT F1 80T harus dikurangi
waktu lelehnya. F1 akan mulai meleleh pada arus 3730 A dan kawat F4 putus.

Bila terjadi hubung-singkat minimum di daerah X, PBO beroperasi apa tidak?

Tabel Rating Recloser Hidraulis, 3 Fase, Tegangan 2,4 14,4 kV

Recloser Type, Coil Ratings Minimum Interrupting


Continuous Rating & (continuous Trip Ratings Ratings
Interrupting Medium amperes)
(amperes) (amperes)

Type RX, 25 50 1500

400 A maximum, 35 70 2100


Oil Interruption. 50 100 3000

70 140 4200

100 200 6000

140 280 6000

160 320 6000

185 370 6000

225 450 6000

280 560 6000

400 800 6000

PBO yang digunakan adalah tipe RX R280-91-6 160 A Cooper Power


Systems. Apabila kita lihat dari tabel di atas, arus coil rating yang digunakan adalah
160 A dan minimum trip ratingnya adalah 320 A yang bermakna PBO akan bekerja
apabila terjadi arus gangguan minimum di daerah X yang sebesar 220 A,arus
gangguan tersebut masih belum mencapai minimum trip rating PBO, sehingga PBO
tidak bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

http://teknikelektronika.com/mengukur-pengertian-fungsi-fuse-sekering/

https://vebyenandes.wordpress.com/2013/01/16/koordinasi-pbo-rescloser-dengan-
fuse-dan-koordinasi-fuse-dengan-fuse-berdasar-pada-kurva-i-t-ploting-kurva-
menggunakan-software-matlab/

Anda mungkin juga menyukai

  • Wawancara Wirausaha Lontong Sayur
    Wawancara Wirausaha Lontong Sayur
    Dokumen2 halaman
    Wawancara Wirausaha Lontong Sayur
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Laporan Nabila
    Laporan Nabila
    Dokumen41 halaman
    Laporan Nabila
    Anonymous ITICls5kp
    Belum ada peringkat
  • Bab V-1
    Bab V-1
    Dokumen2 halaman
    Bab V-1
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sejarah Indonesia
    Makalah Sejarah Indonesia
    Dokumen13 halaman
    Makalah Sejarah Indonesia
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Geografi
    Geografi
    Dokumen3 halaman
    Geografi
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Laporan Nabila
    Laporan Nabila
    Dokumen41 halaman
    Laporan Nabila
    Anonymous ITICls5kp
    Belum ada peringkat
  • Geografi
    Geografi
    Dokumen24 halaman
    Geografi
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Geografi
    Geografi
    Dokumen24 halaman
    Geografi
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Pengukuran
    Pengukuran
    Dokumen3 halaman
    Pengukuran
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Pen Gu Kuran
    Pen Gu Kuran
    Dokumen1 halaman
    Pen Gu Kuran
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Geografi
    Geografi
    Dokumen24 halaman
    Geografi
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Pen Gu Kuran
    Pen Gu Kuran
    Dokumen3 halaman
    Pen Gu Kuran
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas Dari Kelompok 2
    Tugas Dari Kelompok 2
    Dokumen8 halaman
    Tugas Dari Kelompok 2
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat 3
    Makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat 3
    Dokumen11 halaman
    Makalah Pancasila Sebagai Sistem Filsafat 3
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bab 1
    Tugas Bab 1
    Dokumen19 halaman
    Tugas Bab 1
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Unit 2
    Unit 2
    Dokumen10 halaman
    Unit 2
    Mohammad Rizqi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Agama Tentang Sholat
    Makalah Agama Tentang Sholat
    Dokumen12 halaman
    Makalah Agama Tentang Sholat
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ham
    Makalah Ham
    Dokumen46 halaman
    Makalah Ham
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sampul
    Tugas Sampul
    Dokumen3 halaman
    Tugas Sampul
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Generator
    Generator
    Dokumen13 halaman
    Generator
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Prinsip Motor Sinkron Dan Power Factor
    Prinsip Motor Sinkron Dan Power Factor
    Dokumen7 halaman
    Prinsip Motor Sinkron Dan Power Factor
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • KURVA
    KURVA
    Dokumen15 halaman
    KURVA
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen21 halaman
    Tugas 1
    Aditya Rizky Pratama
    Belum ada peringkat