Anda di halaman 1dari 18

PENTINGNYA WAWASAN NUSANTARA DALAM PENCAPAIAN

MASYARAKAT YANG ADIL DAN MAKMUR

TIM PENULIS :

RUANG 8

KETUA : Putri Saraswati (14011101056)

SEKRETARIS: Yonathan (14011101051)

ANGGOTA :

Ulung Prayogo (14011101054)


Grace Lopak (14011101067)
Engelin Emor (140111010 )
Yurike Kaunang (14011101030)
Priscilla Lumingkewas (140111010 )
Tiara Daud (140111010 )

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
tim penulis percaya, makalah ini dapat rampung karena cinta kasih Tuhan yang
masih memberi kemampuan, kesehatan, bahkan akal sehat untuk dapat berpikir,
berembuk, dan akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini.

Tim penulis juga berterima kasih kepada dosen Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan sebagai pembimbing dan juga pemberi motivasi dalam
penulisan makalah ini.

Untuk orang tua, teman-teman di Ruang 8 yang sudah menyelesaikan


tugas ini, serta teman-teman Fakultas Kedokteran UNSRAT angkatan 2014
(ELEOS) yang sudah mau berbagi ilmu dan informasi, kami tim penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan kiranya Tuhan yang membalas jasa baik
dari kita semua.

Sebagai penutup, tim penulis mengucapkan selamat membaca dan kiranya


makalah ini dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi pembaca sekalian.

Manado, 11 Juni 2016

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Untuk menjadi bangsa yang besar dengan kedamaian di dalamnya diperlukan
suatu cara pandang dan sikap bangsa yang satu. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang kaya dengan segala sumber daya alam yang ada di dalamnya.
Namun, harus kita pahami dan akui bahwa kekayaan sumber daya alam itu
tidak serta merta menjadi bangsa ini sebagai bangsa yang maju dengan
masyarakat yang adil dan makmur. Untuk itulah dicetuskan sebuah cara
pandang atau sikap hidup bangsa yang satu yaitu Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara diharapkan mampu menjadi acuan dalam menyatukan
dan memajukan bangsa Indonesia, terlebih khusus dalam kesejahteraan
masyarakat
Banyaknya suku bangsa dan kebudayaan yang berbeda membuat negara
Indonesia kaya dengan beragam asetnya. Perbedaan ini menjadi Indonesia
sebagai negara yang luas dan memiliki banyak keragaman dari ujung Aceh
hingga Papua.
Meskipun berbeda, Indonesia bisa bersatu karena memiliki Pancasila dan
UUD yang bisa menyatukan perbedaan tersebut sehingga sikap bangsa
Indonesia bisa menghargai satu sama lain. Dengan begitu kita harus memiliki
sikap dengan toleransi yang cukup tinggi dan menghargai setiap perbedaan
yang ada.
Kekayaan sumber daya alam, keberagaman suku dan budaya, serta adanya
perbedaan yang kental melekat sebagai identitas Indonesia berkaitan dengan
Wawasan Nusantara menjadi pemicu tim penulis membahas makalah dengan
topik: PENTINGNYA WAWASAN NUSANTARA DALAM
PENCAPAIAN MASYARAKAT ADIL DAN MAKMUR
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan dan keterkaitan wawasan nusantara pada masyarakat
yang adil dan makmur?
2. Bagaimana kedudukan, fungsi, serta tujuan Wawasan Nusantara pada
masyarakat yang adil dan makmur?
3. Bagaimana implementasi dan tantangan yang dihadapi dari Wawasan
Nusantara oleh masyarakat di masa depan?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Sebagai tugas akhir Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
mahasiswa semester 4 Fakultas Kedokteran, Program Studi Pendidikan
Dokter, Universitas Sam Ratulangi.
2. Memberi informasi mengenai cara pandang Wawasan Nusantara yang
dianut bangsa Indonesia
3. Memberi informasi tentang keterkaitan Wawasan Nusantara dengan
pencapaian masyarakat adil dan makmur di Indonesia.
4. Memberikan solusi tentang tantangan yang dialami masyarakat berkaitan
dengan Wawasan Nusantara di masa depan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. HUBUNGAN DAN KETERKAITAN WAWASAN NUSANTARA PADA


MASYARAKAT YANG ADIL DAN MAKMUR

Secara konsepsional wawasan nusantara (Wasantara) merupakan wawasan


nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia
yang selanjutnya disebut Wawasan Nusantara itu merupakan salah satu konsepsi
politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.

Sebagai wawasan nasional dari bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia


yang terdiri dari daratan, laut dan udara di atasnya dipandang sebagai ruang hidup
(lebensrawri) yang satu atau utuh. Wawasan Nusantara sebagai wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia dibangun alas pandangan geopolitik bangsa.
Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi lingkungan tempat
tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara. Jadi, Wawasan
Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

menurut beberapa Ahli tentang definisi Wawasan Nusantara, yaitu:

Menurut Prof.Dr. Wan Usman

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
tanah air nya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.

Menurut Kel. Kerja LEMHANAS 1999


Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.

Menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan


nusanatara adalah sebagai berikut :

a. Aspek Historis

Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa


yang bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :

1. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan


terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan,
kesengsaraan, kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan
dalam diri bangsa Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini
orang-orang Indonesia justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap
perjuangan melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat
bangsa.

2. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis


wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia
Belanda ini masih terpisah0pisah berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana
laut territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya
ordonansi tersebut , laut atau perairan yang ada diluar 3 mil tersebut merupakan
lautan bebas dan berlaku sebagai perairan internasional. Sebagai bangsa yang
terpecah-pecah dan terjajah, hal ini jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa
Indonesia.Keadaan tersebut tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa
yang merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari keadaan tersebut kita
membutuhkan semangat kebangsaan yang melahirkan visi bangsa yang bersatu.
Upaya untuk mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak
lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka yaitu
ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya
disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari
deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial Indonesia tidak lagi sejauh 3
mili melainkan selebar 12 mil dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939.
Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang
perairan Indonesia yang berisi :

1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan


pedalaman Indonesia

2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut

3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak


pada sisi dalam dari garis dasar.

Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara


dimana laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU mengenai
perairan Indonesia diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia

Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum internasional.


Melalui perjuangan panjanag akhirnya Konferensi PBB tanggal 30 April
menerima The United Nation Convention On The Law Of the Sea(UNCLOS) .
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut Indonesia diakui sebagai
negara dengan asas Negara Kepulauan (Archipelago State).

b. Aspek Geografis dan Sosial Budaya

Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara


bangsa dengan wialayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen.
Keunikan wilayah dan dan heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu
memilikui visi menjadi bangsa yang satu dan utuh .

Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai berikut :

1. Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritim

2. Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang)

3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa

4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim

5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik


dan Mediterania

6. Wilayah subur dan dapat dihuni

7. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam

8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang


beragam
9. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar, sebanyak 218.868
juta jiwa (tahun 2005 www.datastatistik-Indonesia.com )

Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN,


Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada
Pancasila dan berdasarkan UUD 1945adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan
kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.

Bedasarkan definisi dan latar belakang konsepsi pada wawasan nusantara


yang telah dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bhawa sebagai bangsa yang
majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam membina dan
membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan rakyat semestanya,
selalu mengutamakanpersatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah.
Untuk itu pembinaan dan dan penyelenggaaraan tata kehidupan bangsa dan
negara Indonesia disususn atas dasara hubungan timbal balik antara falsafah, cita-
cita dan tujuan nasional, serta kondisi social budaya dan pengalaman sejarah yang
menumbuhkan kesadaran tentang kemajemukan dan kebhinekaannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.

Gagasan untuk menjamin persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan


tersebutdikenal dengan Wasantara, singkatan dari Wawasan Nusantara.

Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya


serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, dengan
konsep wawasan nusantara bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan seluruh
kekayan alam, sumber daya serta seluruh potensi nasionalnya berdasarkan
kebijaksanaan yang terpadu, seimbang, serasi dan selaras untuk mewujudkan
kesejahteraan dan keamanan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah dengan
tetap memperhatikan kepentingan daerah penghasil secara proporsional dalam
keadilan.

Untuk itulah, mengapa Wawasan Nusantara perlu dalam mencapai


masyarakat yang adil dan makmur. Ini karena Wawasan Nusantara mempunyai
fungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain
fungsi, Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau
daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan
individu . kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-
kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi, selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional untuk mencapai masyarakat yang adil
dan makmur

III. KEDUDUKAAN, FUNGSI, DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA


PADA MASYARAKAT YANG ADIL DAN MAKMUR

I. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan


ajaran yang di yakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi
penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita
dan tujuan nasional.

Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional secara structural dan fungsional


mewujudkan keterkaitan hierarkis piramida dan secara instrumental mendasari
kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

II. Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-


rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan
perbuatan bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bernsyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk dalam bukunya pendidikan


kewarganegaraan diperguruan tinggi menjelaskan bahwa fungsi wawasan
nusantara:

- Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara


Indonesia

- Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakkan dan strategi


pembangunan nasional

III. Tujuan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasioanalisme yang tinggi disegala


aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasioanal dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau
daerah (kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah tetap
dihargai selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak.

Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk dalam bukunya pendidikan


kewarganegaraan diperguruan tinggi menjelaskan bahwa tujuan wawasan
nusantara adalah :

- Tujuan ke dalam mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan


nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial
- Tujuan keluar pada lingkungan bangsa dan Negara yang mengelilingi
Indonesia ialah ikut serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia
berdasarkan kemerdekaan keadilan sosial dan perdamaian abadi

III. IMPLEMENTASI DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI DARI


WAWASAN NUSANTARA OLEH MASYARAKAT DI MASA DEPAN

Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan
pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.

a. Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim


penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.
b. Implementasi dalam kehidupan Ekonomi, adalah menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
c. Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya, adalah menciptakan sikap
batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala
bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya dan
merupakan karunia sang pencipta.
d. Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan, adalah
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara
pada setiap WNI.

Sosialisasi Wawasan Nusantara

1. Menurut sifat/cara penyampaian

Langsung => ceramah,diskusi,tatap muka


Tidak langsung => media massa

2. Menurut metode penyampaian

Ketauladanan
Edukasi
Komunikasi
Integrasi
Materi Wasantara disesuaikan dengan tingkat dan macam pendidikan serta
lingkungannya supaya bisa dimengerti dan dipahami

Tantangan Implementasi Wasantara

1. Pemberdayaan Masyarakat John Naisbit dalam bukunya Global Paradox


menyatakan negara harus dapat memberikan peranan sebesar-besarnya
kepada rakyatnya. Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan
peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai
tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju dengan
Buttom Up Planning, sedang untuk negara berkembang dengan Top Down
Planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia,
sehingga diperlukan landasan operasional berupa GBHN. Kondisi nasional
(Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan dan ini
merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan masyarakat diperlukan
terutama untuk daerah-daerah tertinggal.
2. Dunia Tanpa Batas
Perkembangan IPTEK Mempengaruhi pola, pola sikap dan pola tindak
masyarakat dalam aspek kehidupan. Kualitas sumber daya Manusia
merupakan tantangan serius dalam menghadapi tantangan global.
Kenichi Omahe dalam bukunya Borderless Word dan The End of
Nation State menyatakan : dalam perkembangan masyarakat global,
batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik relatif masih
tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat
membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri
dan konsumen yang makin individual. Untuk dapat menghadapi
kekuatan global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah
pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan
masyarakat. Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global
dikaitkan dengan dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan
Wawasan Nusantara, mengingat perkembangan tsb akan dapat
mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola pikir, pola sikap dan
pola tindak di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Era Baru Kapitalisme

Sloan dan Zureker Dalam bukunya Dictionary of Economics


menyatakan Kapitalisme adalah suatu sistim ekonomi yang didasarkan
atas hak milik swasta atas macam-macam barang dan kebebasan
individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk
berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya
sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba
guna diri sendiri. Di era baru kapitalisme,sistem ekonomi untuk
mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitasaktivitas secara
luas dan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat sehingga
diperlukan strategi baru yaitu adanya keseimbangan.
Lester Thurow Dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan :
untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus membuat
strategi baru yaitu keseimbangan (balance) antara paham individu dan
paham sosialis. Di era baru kapitalisme, negara-negara kapitalis dalam
rangka mempertahankan eksistensinya dibidang ekonomi menekan
negara-negara berkembang dengan menggunakan isu-isu global yaitu
Demokrasi, Hak Azasi Manusia, Lingkungan hidup.

4. Kesadaran Warga Negara

Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan
kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
Kesadaran bela negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang
dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN,
menguasai Iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan dan
memelihara persatuan. Dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela
negara mengalami penurunan yang tajam dibandingkan pada
perjuangan fisik. Prospek Implementasi Wawasan Nusantara
Berdasarkan beberapa teori mengemukakan pandangan global sbb:
a. Global Paradox menyatakan negara harus mampu memberikan peranan
sebesar-besarnya kepada rakyatnya.
b. Borderless World dan The End of Nation State menyatakan batas wilayah
geografi relatif tetap, tetapi kekuatan ekonomi dan budaya global akan
menembus batas tsb. Pemerintah daerah perlu diberi peranan lebih berarti.
c. The Future of Capitalism menyatakan strategi baru kapitalisme adalah
mengupayakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan
masyarakat serta antara negara maju dengan negara berkembang. 4.
Building Win Win World (Henderson) menyatakan perlu ada perubahan
nuansa perang ekonomi, menjadikan masyarakat dunia yang lebih
bekerjasama, memanfaatkan teknologi yang bersih lingkungan serta
pemerintahan yang demokratis.
d. The Second Curve (Ian Morison) menyatakan dalam era baru timbul
adanya peranan yang lebih besar dari pasar, peranan konsumen dan
teknologi baru yang mengantar terwujudnya masyarakat baru. Dari
rumusan-rumusan diatas ternyata tidak ada satupun yang menyatakan
tentang perlu adanya persatuan, sehingga akan berdampak konflik antar
bangsa karena kepentingan nasionalnya tidak terpenuhi. Dengan demikian
Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia dan sebagai
visi nasional yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa masih
tetap valid baik saat sekarang maupun mendatang, sehingga prospek
wawasan nusantara dalam era mendatang masih tetap relevan dengan
norma-norma global. Dalam implementasinya perlu lebih diberdayakan
peranan daerah dan rakyat kecil, dan terwujud apabila dipenuhi adanya
faktor-faktor dominan : keteladanan kepemimpinan nasional, pendidikan
berkualitas dan bermoral kebangsaan, media massa yang memberikan
informasi dan kesan yang positif, keadilan penegakan hukum dalam arti
pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Keberhasilan Implementasi Wasantara Diperlukan kesadaran WNI untuk :


a. Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban
warganegara serta hubungan warganegara dengan negara, sehingga
sadar sebagai bangsa Indonesia.
b. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah
menegara, bahwa dalam menyelenggarakan kehidupan
memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai
warga negara yang memiliki cara pandang agar ke-2 hal dapat
terwujud diperlukan sosialisasi dengan program yang teratur,
terjadwal dan terarah.

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia yang melihat


Indonesia sebagai kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam
merupakan landasan dan dasar bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan segala
masalah dan hekikat ancaman yang timbul baik dari luar maupun dari dalam
segala aspek kehidupan bangsa. Sebagai landasan kerja bagi penyelenggaraan dan
pembinaaan hidup kebangsaan serta hidup kenegaraan perlu didasari oleh GBHN
sebagai produk MPR (pasal 3 UUD 1945) dan APBN sebagai produk legeslatif
dan eksekutif (pasal 23 ayat 1 UUD 1945). Salah satu manfaat yang paling nyata
dari penerapan wawasan nusantara adalah di bidang politik, khususnya di bidang
wilayah. Dengan diterimanya konsepsi wawasan nusantara (Konsepsi Deklarasi
Juanda) di forum internasional terjaminlah integrasi teritorial kita, yaitu Laut
Nusantara, yang semula dianggap laut bebas menjadi bagian integral wilayah
Indosia. Di samping itu pengakuan landas kontinen Indonesia dan Zone Ekonomi
Eksklusif Indonesia (ZEE) menghasilkan pertumbuhan wilayah Indonesia yang
cukup besar, sehingga menghasilkan luas wilayah Indonesia yang semula nomor
17 di dunia menjadi nomor 17 di dunia.

Pertambahan luas ruang hidup tersebut di atas menghasilkan sumber daya alam
yang cukup besar bagi kesejahteraan bangsa, mengingat bahwa minyak, gas bumi,
dan mineral lainnya banyak yang berada di dasar laut, baik di lepas pantai (off
shore) maupun di laut dalam. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima
oleh dunia internasional, termasuk tentangga dekat kita, yaitu Malaysia,
Singapura, Thailand, Filipina, India, Australia, dan Papua Nugini yang dinyatakan
dengan persetujuan yang menyangkut laut teritorial maupun landas kontinen.
Persetujuan tersebut dapat dicapai karena Indonesia dapat memberikan akomodasi
kepada kepentingan negara-negara tetangga antara lain bidang perikanan
(traditional fishing right) dan hak lintas dari Malaysia Barat ke Malaysia Timur
atau sebaliknya.

Penerapan wawasan nusantara di bidang komunikasi dan transportasi dapat dilihat


dengan adanya satelit Palapa dan Microwave System serta adanya lapangan
terbang perintis dan pelayaran perintis. Dengan adanya proyek tersebut laut dan
hutan tidak lagi menjadi hambatan yang besar sehingga lalu lintas perdagangan
dan integrasi budaya dapat lancar jalannya. Penerapan wawasan nusantara di
bidang ekonomi juga lebih dapat dijamin mengingat kekayaan alam yang ada
lebih bisa dieksploitasi dan dinikmati serta pemerataannya dapat dilakukan karena
sarana dan prasarana menjadi lebih baik. Penerapan di bidang sosial budaya
terlihat dari dilanjutkannya kebijakan menjadikan bangsa Indonesia yang bhineka
tunggal ika, sebangsa, setanah air, senasib sepenanggung, dan berasaskan
Pancasila. Tingkat kemajuan yang sama merata dan seimbang terlihat dari
tersedianya sekolah di seluruh tanah air dan adanya universitas negeri di setiap
provinsi.
II. Saran

Setiap warga negara yang menduduki serta mendiami Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sudah sepatutnya mengetahui serta memahami wawasan nusantara.
Pengetahuan dalam hal wawasan nusantara akan memberi pengetahuan yang lebih
tentang cara-cara mengembangkan diri sendiri dan bangsa Indonesia. Dengan
adanya wawasan nusantara diharapkan Indonesia mampu mengembangkan setiap
usaha yang ada untuk tujuan pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.

REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA :

Erfa Ekaptian Putra.2009. Makalah Wawasan Nusantara . Malang


Tim Dosen Pendidikan dan Kewarnegaraan Fakultas Hukum Unsrat.2015.
Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan. Manado

Anda mungkin juga menyukai