PENDAHULUAN
manusia, dimana makanan berfungsi memberikan tenaga atau energi panas pada
tubuh, membangun jaringan-jaringan tubuh yang baru, pengatur dan pelindung tubuh
terhadap penyakit serta sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tua yang usang
dimakan usia. Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, tidak akan berarti
makanan tersebut haruslah memenuhi zat-zat gizi untuk digunakan tubuh sebagai
pertumbuhan, perkembangan dan energy. Selain itu, keamanan makanan yang bebas
dari pencemaran juga diperlukan tubuh agar kesehatan tidak terganggu (Azwar,1990).
maka perlu diadakan pengawasan terhadap higiene dan sanitasi makanan dan
minuman utamanya adalah usaha yang diperuntukkan untuk umum seperti rumah
sakit, restoran, rumah makan, atau pedagang kaki lima mengingat bahwa makanan
dan minuman merupakan media yang potensial dalam penyebaran penyakit (Depkes
RI,2004).
peranannya sebagai vector atau agent penyakit yang ditularkan melalui makanan dan
bakteri, zat-zat yang membahayakan kesehatan, penggunaan tanaman atau bahan lain
Kebersihan lingkungan yang lazim disebut dengan sanitasi berasal dari kata
Latin sanus yang berarti bersih dan sehat. Sanitasi makanan tidak dapat dipisahkan
dari sanitasi lingkungan karena sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan
dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat, dan aman (Widyati dan
Yuliarsih, 2002).
prinsip higiene dan sanitasi makanan, yaitu : pengadaan bahan makanan, cara
pada salah satu dari ke enam prinsip tersebut dan lingkungan tempat kerja apabila
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktor fisik,
faktor kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan
yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang
baik, temperatur ruangan yang panas dan lembab. Sanitasi makanan buruk
disebabkan faktor kimia karena adanya zat-zat kimia yang digunakan untuk
yang disebabkan mikrobiologis karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur
industri. Pesantren dalam hal ini salah satu institusi khusus dalam melayani dan
membimbing anak-anak harapan bangsa yang juga selayaknya tidak luput dari
keracunan makanan di pondok pesantren Dar El Hikmah. Dan kasus ini merupakan
kasus besar karena menimbulkan korban hingga berjumlah 161 orang, meski tidak
Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, dilarikan ke rumah
sakit. Mereka diduga keracunan makanan yang disajikan pihak pesantren. Dan masih
akibat dari pengolahan makanan yang tidak sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi
makanan (Metronews,2007).
mencapai 64,51%.
santri selama menuntut ilmu di pesantren, antar lain tempat tinggal (pondok),
mandi, cuci), kakus dan pembuangan limbah baik padat atau cair. Permasalahn
yang matang. Artinya secara umum kecendrungan tata bangunan pesantren diadakan
tumpuan bimbingan anak-anak yang kelak akan menjadi sumber daya manusia bagi
bangsa Indonesia. Maka perlu sekali dilakukan penilaian terhadap higine dan sanitasi
pengelolaan makanan pada pesantren, agar tidak ada lagi kasus keracunan makanan
Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis dalam hal ini tertarik untuk
Higiene dan sanitasi pengolahan makanan yang tidak dikelola dengan baik
penyebab penyakit. Maka perlu dilakukan penelitian gambaran higiene dan sanitasi
8. Untuk mengetahui kondisi fisik yang terdiri dari bangunan, fasilitas sanitasi,