Anda di halaman 1dari 7

Audit Kepatuhan Syariah : Lembaga Keuangan Syariah memiliki

karakteristik risiko dan persyaratan yang khusus untuk memenuhi


kepatuhan prinsip-prinsip syariah. Urgensi Audit Kepatuhan Syariah
adalah untuk memitigasi risiko operasional pada Lembaga Keuangan
Syariah dan untuk memperkuat system pengendalian internal.
Metode Pendekatan Audit Kepatuhan Syariah
1. Pendekatan 'Aqad
Unsur-unsur halal dan haram berhubungan pada instrumen
keuangan yang ditentukan oleh legalitas akad atau kontrak islami.
Akad dapat didefiniskan sebagai penghubung permohonan (ijab)
dan penerimaan (qabul). Adapun kontrak yang terjadi tersebut
berdasarkan pada pemenuhan empat prinsip akad, yaitu: pembeli
dan penjual, harga, objek akad dan ijab qabul.

2. Pendekatan Maqasid Shariah


Prinsip-prinsip syariah selalu memiliki tujuan dan arah hukum
syariah atau dikenal dengan istilah Maqasid Shariah. Salah satu
tujuan dari Maqasid Shariah adalah penyediaan dan perlindungan
hal-hal mendasar (daruriyat) dari seseorang, yang jika tidak
terpenuhi maka kelangsungan hidupnya akan terancam. Kebutuhan
mendasar dalam hukum Islam adalah agama (Din), jiwa (Nafs),
keluarga / keturunan (Nasl), akal ('Aql) dan harta (Mal).

3. Pendekatan Pelaporan Keuangan


Tujuan dari pelaporan keuangan
Untuk menghilangkan unsur ketidakpastian (gharar) dalam
kontrak keuangan melalui pelaporan yang faktual dari transaksi
yang terjadi. Oleh Karena itu, pelaporan keuangan harus bisa
dipahami, relevan, andal, dan bisa dibandingkan (dengan laporan
tahun sebelumnya) seperti yang distandarkan oleh International
Financial Reporting Standard (IFRS). Standar ini secara spesifik
mengatur landasan dan juga fungsi auditor eksternal agar menjadi
pendukung yang disediakan audit internal.
KONSEP OPERASIONAL BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
1. Konsep Baitul Maal wa Tamwil
Baitul Maal yaitu menerima titipan dana zakat, infaq, dan shodaqoh
serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya.
Baitut Tamwil yaitu melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha
dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan
ekonominya.
2. Bank Syariah vs Bank Konvensional

NO PERBEDAAN BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

1. Falsafah Tidak berdasarkan bunga, Berdasarkan bunga


maisir (spekulasi), dan
gharar (ketidakjelasan)

2. Operasionali Dana masyarakat Dana masyarakat


sasi berupa titipan dan berupa simpanan
investasi yang baru harus dibayar
akan mendapatkan bunganya pada saat
hasil jika jatuh tempo
diusahakan terlebih
dahulu Penyaluran dana pada
sektor yang
Penyaluran pada menguntungkan tanpa
usaha yang halal dan memperhitungkan
menguntungkan aspek halal atau
tidaknya sektor
tersebut
3. Aspek Sosial Dinyatakan secara eksplisit Tidak diketahui secara tegas
dan tegas yang tertuang
dalam visi dan misi

4. Organisasi Harus memiliki Dewan Tidak memiliki Dewan


Pengawas Syariah Pengawas Syariah

3. Karakteristik Pasar Modal Syariah


o Semua saham harus diperjual belikan di bursa efek
o Saham dapat diperjualbelikan melalui pialang
o Komite manajemen menerapkan Harga saham tertinggi tiap-
tiap perusahan dengan interval tidak boleh lebih dari 3 bulan
sekali
o Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam
periode perdagangan
o Adanya informasi mengenai perhitungan dan kerugian

4. Reksadana Syariah
Unit-unit investasi yang dikeluarkan oleh pengelola dana dengan
syarat tertentu dan tidak ada unsur riba dalam portofolio
Sifat Reksadana
o Reksdana tertutup
o Reksana terbuka
Bentuk reksadana
o Reksdana berbentuk persero
o Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif
Jenis reksadana berdasarkan portofolio
o Reksadana pasar uang
o Reksadana pendapatan tetap
o Reksadana saham
o Reksadana campuran
Produk reksadana syariah
o Danareksa syariah
o Danareksa syariah berimbang
5. Obligasi Syariah
Suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah
yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali
dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Obligasi syariah lebih kompetitif dibanding obligasi konvensional,
sebab:
o Kemungkinan perolehan dari bagi hasil pendapatan lebih
tinggi
o Obligasi syariah aman karena untuk mendanai proyek
prospektif
o Bila terjadi kerugian (di luar kontrol), investor tetap
memperoleh aktiva
o Terobosan paradigma, bukan lagi surat utang, tapi surat
investasi
Aspek Akad Obligasi Syariah
o Mudharabah (Muqaradhah) atau Qiradh,
o Musyarakah
o Murabahah
o Salam
o Istishna
o Ijarah.
Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Bagi Lembaga Keuangan Islam
Menurut IFSB
o Islamic Financial Service Board (IFSB) adalah suatu lembaga
internasional yang didirikan pada tahun 2002.
o Pada Desember 2005, IFSB menerbitkan GUIDING
PRINCIPLES OF RISK MANAGEMENT FOR INSTITUTIONS (OTHER
THAN INSURANCE INSTITUTIONS) OFFERING ONLY ISLAMIC
FINANCIAL SERVICES untuk menjadi pedoman bagi Lembaga
Keuangan Islam, termasuk Perbankan Islam (yg di Indonesia
lebih pupuler dengan istilah Perbankan Syariah ) dalam
melaksanakan Prinsip Prinsip Manajemen Risiko.

Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam kategori resiko


1. Credit Risk
Pedoman ini mengarahkan risiko kredit terkait dengan fitur spesifik
akad pembiayaan Islam. Proses asesmen dan pengukuran yang
dilakukan oleh LKI juga dapat dilaksanakan pada profit sharing assets
(Mudharabah dan Musyarakah) yang digolongkan (berada dalam
kelompok) Equity Investment
2. Equity Investment Risk
Risiko yang timbul karena memasuki suatu kerjasama untuk tujuan
melakukan atau berpartisipasi dalam suatu pembiayaan tertentu atau
pada suatu kegiatan bisnis secara umum sebagaimana diuraikan dalam
akad, dan dengan mana penyedia dana ikut menaggung risiko bisnis
3. Market Risk
Sebagai risiko kerugian pada posisi neraca atau non neraca (on &
off balance sheet) yang timbul dari pergerakan harga pasar, misalnya
fluktuasi dalam nilai yang diperdagangkan, aset yang dapat dipasarkan
dan disewakan (termasuk sukuk) dan dalam portofolio individual pada sisi
non neraca (umpamanya rekening-rekening investasi terbatas / ristricted).
4. Liquidity Risk
Potensi kerugian bagi LKI yang timbul dari ketidakmampuan
mereka dalam memenuhi kewajiban atau untuk membiayai peningkatan
assets pada saat jatuh tempo dengan kerugian dan atau dibebani biaya
yang tidak akseptabel.
5. Rate of Return Risk
LKI menghadapi risiko tingkat penghasilan dalam konteks
eksposur neraca mereka secara overall . Suatu peningkatan pada
benchmark rate dapat mempengaruhi ekspektasi tingkat
penghasilan yang lebih tinggi dari Pemegang Rekening Investasi
6. Operational Risk
LKI hendaknya memperhitungkan semua risiko operasional yang
material yang berdampak pada operasi mereka, termasuk risiko kerugian
yang disebabkan ketidak cukupan atau kegagalan proses internal , orang
dan sistem atau kejadian-kejadian dari luar. LKI dapat pula
menggabungkan sebab-sebab kerugian yang berasal dari ketidak patuhan
terhadap Syariah serta kegagalan dalam mengemban tanggung jawab
atas kepercayaan (fiduciary responsibilities).

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial


Institutions (AAOIFI).
Adalah suatu badan otonon islam internasional nirlaba yang menyediakan
standard accounting , auditing , governance serta syariah bagi lembaga
keuangan islam internasional
AAOIFI dibentuk berdasarkan kesepakatan yang ditanda tangani oleh
lembaga-lembaga keuangan islam (Islamic financial institution) pada 1
Safar 1410 H (26 Februari 1990) di Aljazair dan tedaftar pada Negara
Bahrain tanggal 11 Ramadhan 1411 H (27 Maret 1991
Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-
sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang
keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya
calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata
lain ini merupakan willingness to pay.

Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya


yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business
record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa
sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran
dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.

Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang


dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur
permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity,
return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon
pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang
layak diberikan.

Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon
pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini
diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam
pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin
bisa dijadikan jaminan.
Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi
ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha
yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu
mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.

Constraint (kendala/hambatan)

LINGKUP APLIKASI IFSB


Jasa Keuangan Islam menawarkan jasa keuangan syariah yang berlaku
untuk semua lembaga di perbankan, takaful (asuransi syariah) atau pasar
modal segmen, termasuk "jendela perusahaan konvensional

PRINSIP-PRINSIP IIFS
1. Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan
Persyaratan mendasar berkaitan dengan kebenaran, kejujuran dan
keadilan adalah bahwa IIFS seharusnya tidak memberikan informasi
yang menyesatkan kepada para pemangku kepentingan atau pasar
2. Kewajaran, Perhatian, dan Kelayakan
Prinsip ini mengharuskan IIFS untuk bertindak dengan hati-hati,
wajar dan layak dalam melakukan yang terbaik untuk pemangku
kepentingan mereka.

3. Kecakapan/Kemampuan
Sebuah IIFS harus memastikan bahwa ia memiliki di tempat sistem
dan prosedur yang diperlukan, dan bahwa karyawan memiliki
pengetahuan dan keterampilan, untuk mematuhi prinsip-prinsip ini
dan standar lainnya IFSB.

4. Informasi Tentang Client


Sebuah IIFS harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan
bahwa ia mengerti sifat dan keadaan klien, sehingga mereka
menawarkan produk yang paling cocok untuk kebutuhan mereka,
serta menawarkan pembiayaan hanya untuk proyek syariah
compliant.

5. Informasi Kepada Client


Sebuah IIFS harus memberikan informasi yang jelas dan benar, baik
setiap dokumen publik yang dikeluarkan untuk klien ataupun calon
klien, baik selama proses penjualan, komunikasi, dan laporan.

6. Konflik Kepentingan Dan Tugas


Sebuah IIFS harus mengakui konflik antara pemangku kepentingan
dan klien yang timbul dari jenis produk yang ditawarkan, untuk
menghindari dan mengelola mereka, perlu adanya fidusia untuk
pemegang rekening investasi serta pemegang saham.

7. Kepatuhan Syariah
Sebuah IIFS harus mampu menunjukkan bahwa operasinya diatur
oleh suatu sistem pemerintahan syariah yang efektif dan melakukan
bisnis dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.

Pasar modal syariah merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang dijalankan
berdasarkan prinsip syariah.

Anda mungkin juga menyukai