KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari / Tanggal Presentasi Kasus : Sabtu / 24 Januari 2014
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT BAKHTI YUDHA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. PU
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Pengacara
Alamat : Jl. Pradana 7/2 RT/09/16 Citayam
No. CM : 13.16.xx
Status Pasien : Pasien rawat jalan (Pasien Poli Neurology)
PASIEN DATANG KE RUMAH SAKIT
Sendiri / Bisa jalan / Tidak bisa jalan / Dengan alat bantu : tongkat
Dibawa oleh keluarga : Ya / Tidak
SUBJEKTIF
Anamnesis (Auto-Anamnesis dan Allo-Anamnesis OS dan Istri OS)
1. Keluhan Utama : kaku pada tangan dan tungkai sejak 1 bulan SMRS.
OBJEKTIF
1. Status Presens
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : E4M6V5 15 (Compos Mentis)
Tekanan Darah : 140/70
Nadi : 75x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 36.2oC
Kepala : Normocephali, simetris, tidak terlihat dan teraba benjolan
Leher : Simetris, tidak teraba pembesaran KGB, JVP meningkat
Dada : Pergerakan simetris keadaan statis dan dinamis, deformitas (-)
Jantung : BJ. I-II regular, murmur (-), gallop (+)
Paru : Sn. Vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/-
Perut : Datar, supel, benjolan (-), nyeri tekan (-), normotimpani,
2. Status Psikikus
Cara berpikir : Wajar, Realistik, sesuai umur
Perasaan Hati : Baik
Tingkah Laku : Wajar, Pasien sadar
Ingatan : Baik, amnesia (-)
Kecerdasan : Sesuai tingkat pendidikan.
3. Status Neurologikus
Kesadaran : E4M6V5 15 Compos Mentis
Cara Berjalan : Pasien dapat berjalan tetapi menggunakan tongkat
Tonus : Rigiditas sendi siku dextra dan sinistra, Cogwheel phenomen (+)
Refleks Khusus : Glabella Meyersons Sign (+)
Wajah : Masking face (+)
A. Kepala
- Bentuk : Normocephali
- Nyeri Takan : (-)
- Simetris : Simetris
- Pulsasi : Teraba pulsasi
B. Leher
- Sikap : Simetris
- N. II Kanan Kiri
Tajam Penglihatan Tidak dilakukan
Lapangan Penglihatan Baik Baik
Melihat Warna Baik Baik
Fundus Okuli Tidak dilakukan
- N. IV Kanan Kiri
Pergerakan Mata
(ke bawah ke medial) Normal Normal
- N. V Kanan Kiri
Membuka Mulut Baik Baik
Mengunyah Baik Baik
Menggigit Baik Baik
Refleks Kornea Tidak dilakukan
Sensibilitas Tidak dilakukan
- N. VI Kanan Kiri
Pergerakan Mata ke Lateral Normal Normal
Sikap Bulbus Normal Normal
Melihat Kembar (-) (-)
- N. IX Kanan Kiri
Status Pasien Parkinson | Henderina W.D. Rehi 102013013 Page 6
Perasaan Lidah Belakang Tidak dilakukan
Sensibilitas Tidak dilakukan
Pharynx Tidak dilakukan
- N. X
Arcus Pharynx Sulit untuk dinilai
Bicara Baik, disfonia (-), pelo (+)
Menelan Makan dan minum baik
- N. XI Kanan Kiri
Mengangkat Bahu Baik Baik
Memalingkan Kepala Baik Baik
Tropi Otot Bahu Normotrophi Normotrophi
- N. XII
Pergerakan Lidah Baik
Menjulurkan Lidah Deviasi (-)
Tremor Lidah (+)
Artikulasi Baik
Atrofi (-)
F. Gerakan-Gerakan Abnormal
- Tremor : (+)
- Miokloni : (-)
- Khorea : (-)
G. Alat Vegetative
- Miksi : Dalam batas normal
- Defekasi : Dalam batas normal
- Ereksi : Tidak dapat dinilai
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai
11/12/2014 Normal
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 16.2 g/dl 12 18
Leukosit 10.4 ribu/mm3 5 10
Diabetes Melitus
Gula darah (S)
Glucose Sewaktu 132 mg/dL <180
Fungsi Jantung
Elektrolit (Na/K/Cl)
Natrium 142 MEQ/L 135-146
Kalium 3.7 MEQ/L 3.5-5
Chlorida 107 MEQ/L 98-107
Kimia Darah
Cholesterol 189 mg/dL <200
Trigliseride 100 mg/dL <150
HDL-Cholesterol 47 mg/dL 35-55
LDL-Cholesterol 121 mg/dL <155
2. Status Neurologikus
Kesadaran : E4M6V5 15 Compos Mentis
Cara Berjalan : Pasien tidak dapat berjalan
Tonus : Rigiditas sendi siku dextra dan sinistra, Cogwheel phenomen (+)
Refleks Khusus : Glabella Meyersons Sign (+)
Wajah : Masking face (+)
Terapi
Non-Medika Mentosa :
- Rawat
- Diet Biasa
- Konsul ke spesialis penyakit saraf
Medika Mentosa :
- IVFD RL / 24 jam - Sifrol 3 x 0,25mg
- Citicolin 3x250 - Amlodipine 1x10mg
- Levazide 2x1 -
- Tromboaspilet 1x80mg
- -
- Prognosis -
- Ad Vitam : Dubia ad bonam -
- Ad Fungsionam : Dubia ad bonam -
- Ad Sanationam : Dubia
-
-
-
-
-
- Mini Referat
- PARKINSON
-
- PENDAHULUAN
- Penyakit Parkinson adalah penyakit Neurodegenetif pada system Ekstrapiramidal
yang sering dijumpai, yang ditandai dengan tremor waktu istirahat, Rigiditas,
bradikinesia dan hilangnya reflek postural. Penyakit ini di diskirpsikan pertama kali
secara jelas pada tahun 1817 oleh dr. James Parkinson sebagai PARALISIS
AGITANS. Kemudian pada tahun 1886 oleh CHARCOT dikoreksi dan diusulkan
menjadi Penyakit Parkinson.
- Sejak tahun 1894 sudah diduga adanya kelainan di Substantia Nigra oleh Bloog
dan Marinesco. Sedang Tretiokoff pada tahun 1919 menyimpulkan dari hasil
penelitian post mortem penderita penyakit Parkinson secara konisten adanya lesi di
substantia nigra.
- Kemudian pada penelitian-penelitian berikutnya secara teratur dan terpisah
ditunjukkan oleh Bien (1956), Carlsson (1957-59) dan Homykiewicz (1960) ditmukan adanya
kelainan kadar Dopamin pada penyakit Parkinson.
- Penyakit Parkinson biasanya dijumpai pada usia diatas 50 tahun, dimana laki-laki
lebih banyak daripada wanita (3:2). Akan tetapi 5% dari penderita Penyakit Parkinson
dapat berkembang menjadi demensia sama dengan penyakit Alzheimer.
-
Dengan adanya faktor genetik memang tidak dapat disangkal, tetapi hanya kecil
saja. Perhatian peneliti sekarang ini banyak ter tuju pada factor lingkungan dan bahan toksis,
terutama setelah ditemukannya cara kerja MPTP (I-Methyl-4 Phenyl 1-2-3 Tetrahydroxy
Pyridine) dimana bahan tersebut dapat merusak fungsi Mitochondria dalam proses pembentukan
energi.1
-
1. DEFINISI
Penyakit parkinson
-
- Insiden penyakit ini meningkat tajam dengan usia, dari 17,4 di 100 000 orang-tahun
antara 50 dan 59 tahun menjadi 93,1 di 100 000 orang-tahun antara Insiden penyakit meningkat
tajam dengan usia, dari 17,4 di 100 000 orang-tahun antara 50 dan 59 tahun menjadi 93,1 di 100
000 orang-tahun antara 70 dan 79 tahun, dengan risiko seumur hidup mengembangkan penyakit
1,5%. Usia rata-rata onset adalah 60 tahun dan durasi rata-rata penyakit dari diagnosis untuk
kematian adalah 15 tahun, dengan angka kematian dari 2-1,5 karena penuaan populasi Barat,
meningkatnya frekuensi 1 dari 800 dapat diantisipasi.5
-
- Menurut konsensus Tatalaksana Penyakit Parkinson, Penyakit Parkinson yang
mulai sebelum umur 20 tahun disebut sebagai Juvenile Parkinsonism. Penyakit Parkinson lebih
banyak pada pria dengan ratio pria dibanding wanita 3:2. Penyakit parkinson meliputi lebih dari
80% Parkinsonism. Di Amerika Utara meliputi 1 juta penderita atau 1% dari populasi berusia
lebih dari 65 tahun. Penyakit Parkinson mempunyai prevalensi 160 per 100.000 populasi dan
angka kejadiannya berkisar 20 per 100.000 populasi. Keduanya seiring dengan bertambanya
umur. Pada umur 70 tahun prevalensi dapat mencapai 120 dan angka kejadian 55 kasus per
100.000 populasi per tahun. Kematian biasanya tidak disebabkan oleh Penyakit Parkinson sendiri
tetapi oleh karena terjadinya infeksi sekunder.3
-
5. KLASIFIKASI3
-
i. Idiopatik (Primer)
Penyakit Parkinson
Juvenile Parkinsonism
-
ii. Simtomatik (Sekunder)
Infeksi dan pasca infeksi
Pasca- ensefalitis (ensefalitis letargika), slow virus
Toksin : 1-methyl-4-phennyl-1,2,3,6-trihydroxypyridine (MPTP), CO, Mn,
Mg, CS2, metanol, etanol, sianid
Obat : Neuroleptik (antipsikotik), antiemetik, reserpin, tetrabenazine, alfa-
metil-dopa, lithium, flunarisin, sinarisin.
Vaskular : Multiinfark serebral
Trauma kranioserebral (pugilistic encephalophaty)
Lain : hipotiroida, hipoparatiroida, degenarasi hepatoserebral, tumor otak,
siringomiela.
-
iii. Parkinsonism Plus (multiple system degeneration)
Progresif supranuklear palsi
Atrofi multisistem: degenerasi striatonigral, sindroma Shy-Grager, degenerasi
olivo-potoserebelar, sindroma Parkinsonism, amiotrofi
Degenerasi ganglionik kortikobasal
Sindroma demensia : kompleks Parkinsonism-dementia-ALS (Guam),
penyakit Lewy bodies difus, penyakit Jacob, Creutzfeldt, penyakit Alzheimer
Hidrosefalus tekanan normal
Kelainan herediter
-
iv. Penyakit heredodegeneratif
Seroid-lipofusinosis
Penyakit Gerstmann-Strausler-Scheinker
Penyakit Hallervorden-Spatz
Penyakit Huntington
Lubag
Penyakit Machado-Joseph
Nekrosis striatal dan sitopati mitokondria
Neuroakantosis
Atrofi familial olivopotoserebelar
Sindroma talamik demensia
Penyakit Wilson
-
6. GEJALA KLINIS
- Keadaan penderita pada umumnya diawali oleh gejala yang non spesifik, yang didapat
dari anamnesa yaitu kelemahan umum, kekakuan pada otot, pegal-pegal atau kram otot, distonia
fokal, gangguan ketrampilan, kegelisahan, gejala sensorik (parestesia) dan gejala psikiatrik
(ansietas atau depresi). Gambaran klinis penderita parkinson : 1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Gambar 5. Gejala Parkinson
-
- Gejala motorik
-
i. Tremor
- Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan
dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari
penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika
orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut
resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor
kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang
logam atau memulung-mulung (pill rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau
pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut
membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan
menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor).
- Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi
pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung
uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa
bergoyang-goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika
disadari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi,
namun semakin berat penyakit, tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi.
-
ii. Rigiditas
- Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang
tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada
pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga
gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki,
kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak
halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan
dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak
jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek.
-
- Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh
gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena
roda bergigi (cogwheel phenomenon).
-
iii. Akinesia / bradikinesia
- Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga
tanda akinesia / bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam
pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil,
sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik
sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa
ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan
berkurang, sehingga sering keluar air liur.
-
- Gerakan volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif,
misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu
obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia mengakibatkan
berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya
wajah seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah
sehingga ludah suka keluar dari mulut.
-
iv. Tiba-tiba berhenti atau ragu-ragu untuk melangkah
- Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai
melangkah, sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu
untuk mulai melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi
lambat berpikir dan depresi. Hilangnya refleks postural disebabkan kegagalan integrasi
dari saraf propioseptif dan labirin dan sebagian kecil impuls dari mata, pada level talamus
dan ganglia basalis yang akan mengganggu kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini
mengakibatkan penderita mudah jatuh.
-
v. Mikrografia
- Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa
kasus hal ini merupakan gejala dini.
-
vi. Langkah dan gaya jalan (sikap parkinson)
- Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat
(marche a petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke
depan, punggung melengkung bila berjalan.
-
vii. Bicara monoton
- Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot
laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan
volume suara halus (suara bisikan) yang lambat.
-
viii. Dimensia
- Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan defisit
kognitif.
-
-
-
ix. Gangguan behavioral
- Lambat-laun menjadi dependen (tergantung kepada orang lain), mudah
takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat
(bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu
yang cukup.
-
x. Gejala Lain
- Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas
pangkal hidungnya (tanda Myerson positif). Kesukaran dalam usaha pengosongan
kandung kencing dan juga sering mengalami obstipasi kronik. Rasa nyeri pada otot
terutama otot betis pada malam hari. Juga terdapat kesukaran bila hendak berlari dari
kursi atau tempat tidur yang rendah. Gejala-gejala pelengkap yang lain disesuaikan
dengan kausa parkinsonisme atau sindrom Parkinson. Misalnya hipotensi orthostatic,
takikardi, hiperhidrosis, sekresi kelenjar lemak kulit yang tinggi, emosi yang labil,
impotensia, intelegensia tetap utuh, atau mengalami kemunduran sampai kelumpuhan
neuron motorik sentral, oftalmoplegi, krisis okulogirik, gangguan serebellum dan lain-
lain.
-
- Gejala Non Motorik
i. Disfungsi otonom
Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama
inkontinensia dan hipotensi ortostatik
Kulit berminyak dan infeksi kulit seboroik
Pengeluaran urin yang banyak
Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat
seksual, perilaku, orgasme.
ii. Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi
iii. Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat
iv. Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)
v. Gangguan sensasi
kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna
penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension
orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian
tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan
berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau (microsmia atau
anosmia).
-
7. PERJALANAN PENYAKIT
- Perjalanan penyakit dapat diukur sesuai dengan pentahapan menurut Hoehn dan Yahr
(Hoehn dan Yahr Staging of Parkinsons Disease) 3
i. Stadium satu
Gejala dan tanda pada satu sisi
Terdapat gejala yang ringan
Terdapat gejala yang mengganggu tetapi tidak menimbulkan kecacatan
Biasanya terdapat tremor pada satu anggota gerak
Gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat
-
ii. Stadium dua
Terdapat gejala bilateral
Terdapat kecacatan minimal
Sikap/cara berjalan terganggu
-
iii. Stadium tiga
Gerak tubuh nyata melambat
Keseimbangan mulai terganggu saat berjalan/berdiri
Disfungsi umum yang sedang
-
iv. Stadium empat
Terdapat gejala yang lebih berat
Masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu
Rigiditas dan bradikinesia
Tidak mampu berdiri sendiri
Tremor dapat berkurang dibanding stadium sebelumnya
-
v. Stadium lima
Stadium kakhetik
Kecacatan total
Tidak mampu berdiri dan berjalan
Memerlukan perwatakan tetap
-
8. DIAGNOSA
- Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan refleks postural)
atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda motorik).
-
iii. Definite
- Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu gejala
lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal). Bila semua tanda-tanda tidak jelas
sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.
- Tanda khusus :
i. Meyersons sign
Tidak dapat mencegah mata berkedip-kedip bila daerah glabela diketuk
berulang.
Ketukan berulang (2x/detik) pada glabela membangkitkan reaksi berkedip-
kedip (terus menerus)
-
9. DIAGNOSA BANDING
Tremor essensial
Penyakit Bingswanger
Hidrosefalus bertekanan normal
Progresif supranuklear palsi
Degenarasi striatonigra
Depresi hipokinetik (anergik)
Parkinsonism akibat pengaruh obat-obatan.
-
10. PENATALAKSANAAN
-
i. Terapi rehabilitasi
-
- Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson,
sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena
parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya. Tanpa perawatan,
gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total disabilitas, sering disertai
dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.
- Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan
pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala
terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah.
Penyakit Parkinson sendiri tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal, tetapi berkembang
sejalan dengan waktu. Rata-rata harapan hidup pada pasien Parkinson pada umumnya lebih
rendah dibandingkan yang tidak menderita Parkinson. Pada tahap akhir, penyakit Parkinson
dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumoni, dan memburuk yang dapat
menyebabkan kematian.
-
Progresifitas gejala pada Parkinson dapat berlangsung 20 tahun atau lebih.
Namun demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang tepat untuk
memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing-masing individu. Dengan treatment
yang tepat, kebanyakan pasien Parkinson dapat hidup produktif beberapa tahun setelah
diagnosis.1,6
-
-
-
-
-
-
- PEMBAHASAN KASUS
- Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang ke rumah sakit diantar oleh
keluarganya. OS masih bisa berjalan tetapi OS mengunakan tongkat. OS datang ke poli
Neurology dengan keluhan riwayat kaku pada tangan kanan dan kedua tungkai. Keluhan
tersebut dirasakan sejak 1 bulan SMRS. Menurut pasien saat ia memengang sendok, dan
mengarahkan ke mulut, ia merasakan bahwa tangannya seperti disentak-sentak. OS mengatakan
bahwa saat terjadi kekakuan pada tangan kanan, ia menyadari bahwa tangannya bergetar.
Bergetar getar ini hanya terjadi saat OS istirahat. Selain itu, pasien mengatakan kaku pada kedua
tungkai. Hal ini di rasakan saat sedang berjalan juga pada saat pasien hendak duduk atau bangun
dari kursi.
- Sebelum terjadi kekakuan pada tangan kanan dan kedua tungkai, OS mengeluh
merasa tubuhnya lemas. Karena badan OS lemas, OS sering mengalami ketidakseimbangan saat
jalan sehingga OS hampir jatuh. Menurut OS, mulut OS tampak mencong ke kanan. Hal ini
menyebabkan OS tidak lancar berbicara, namun daya ingatan os masih kuat.
- Pada pemeriksaan didapatkan kekakuan pada otot tangan dan kaki pasien. Tetapi
kekakuannya sudah sangat minimal Jadi, pada kasus ini, pasien memiliki trias gejala
Parkinson yaitu tremor, rigiditas, dan bradikinesia yang sudah berlangsung sejak awal
bulan desember tahun 2014. Hal ini bisa dilihat berdasarkan kriteria diagnosis
Parkinson yaitu tiga gejala utama (trias) penyakit Parkinson : Kekakuan anggota
gerak & hilangnya reflek-reflek postural, Mobilitas berkurang secara abnormal,
Gemetar (tremor). Sedangkan etiologi Parkinson adalah Parkinsonisme dapat berupa
idiopatik maupun sekunder. Pasien ini memiliki riwayat strok iskemik dimana hasil
CT Scannya menunjukan kesan adanya infark pada basal ganglia. Hal ini
memungkinkan bahwa penyebab parkinson pada penyakit ini adalah karena kelainan
vaskular yaitu infark pada basal ganglia.
- Meyersons sign merupakan tanda khusus pada penyakit Parkinson. Pada pasien
ini Meyersons sign (+). Didapatkan pula Coghwheel fenomen yang merupakan tanda
khusus penyakit Parkinson.
- Sedangkan perjalanan klinis penyakit Parkinson dilihat berdasar tahapan menurut Hoehn
pada kasus ini pasien berada pada stadium kedua pada pasien gejala bilateral pada kedua tungkai,
terjadi kecacatan minimal yaitu mulut pasien mencong ke kanan dan bicara menjadi kurang
jelas, sikap / cara berjalan terganggu dimana pasien mengatakan sulit saat hendak duduk atau
bangun dari kursi. Namun setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, pasien mengalami
perbaikan. Dimana kaku pada kaki berkurang, begitu juga dengan nyerinya, tremor berkurang
dan pasien dapat duduk dan berjalan walaupun dengan perlahan-lahan.
- Pada kasus ini pasien mendapatkan dopaminergik yang diberikan sesuai dengan
gejala yang dikeluhkan oleh penderita.Hal dapat dilihat dari penatalaksanaan
Parkinson yang dibagi menjadi dua yaitu medikamentosa dan non medikamentosa
(Dewanto, 2009). Medikamentosa adalah Dopaminergik (levodopa). Sedangkan
terapi non medika mentosa pada pasien ini adalah stimulasi otak, rehabilitasi medis,
dan Psikoterapi. Operasi tidak dianjurkan karena pasien berespon baik dengan
pengobatan.
- Prognosis pada pasien ini keseluruhannya adalah dubia ad bonam. Vitam dubia ad
bonam karena penyakit Parkinsonnya tidak mengancam nyawa, tekanan darah tinggi
yang diderita oleh pasien sangat terkontrol baik. Fungsionam dubia ad bonam karena
peranan keluarga yang aktif sangat penting untuk keadaan pasien terutama untuk
pengobatan pasien dengan maupun tanpa obat yang berupa fisioterapi. Sedangan
sanationam dubia karena pasien mempunyai infark di basal ganglia dimana pada
pasien ini masih ada kemungkinan terjadinya kembali pasrkinsonism. Namun, dengan
pengobatan yang tepat, pengidap penyakit Parkinson dapat mencapai kualitas hidup
yang baik.
-
- Daftar Pustaka
1 Supadmadi, Sp.S. Penyakit Parkinson. Dalam Pengenalan dan Penatalaksanaan Kasus-Kasus
Neurologi. Buku ke-II. Diterbitkan oleh Departemen Saraf RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad,
Jakarta; 2007. h. 73-9.
2 Anatomi sistem saraf pusat. Diunduh dari
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab4_anatomi_sistem_saraf_pusat
.pdf
3 Konsensus Tatalaksana Penyakit Parkinson. Editor : Joesoef A., Agoes A., Purnomo H.,
Dalhar, Samino. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
4 Penyakit Parkinson. Diunduh dari http://medicalstudentdate.blogspot.com/2012/03/penyakit-
parkinson.html?zx=c2c2eb8f0693f46d.
5 Patofisiologi Penyakit Parkinson. Diunduh dari http://www.news-
medical.net/health/Parkinsons-Disease-Pathophysiology-(Indonesian).aspx.
6 Pengobatan Penyakit Parkinson. Diunduh dari http://www.news-
medical.net/health/Parkinsons-Disease-Treatment-(Indonesian).aspx.
7 Movement Disorders. Diunduh dari
xa.yimg.com/kq/groups/20899393/.../TENTIR+IV+Saraf+Jiwa.docx.
-
-