Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KOMUNIKASI ANTAR KELOMPOK

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain,
niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Banayak pakar menilai bahwa komunikasi adalah
sebuah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya ?
teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyasuaikan diri dengan lingkungannya.
Pentingnya komunikasi dalam kehidupan social telah menjadi perhatian para
cendikiawan sezak zaman Aristoteles walaupun hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan
kecil. Baru pertengahan abad ke-20, ketika dunia di rasakan semakin kecil akibat revolusi
industri dan revolusi teknologi Eloktronik, para cendikiawan menyadari pentingnya
meningkatkan komunikasi dari pengetahuan menjadi ilmu. Kini ilmu komunikasi semakin
mendapat perhatian dari masyarakat karena relavansinya dalam berbagai bidang kehidupan
semakin jelas. Selanjutnya di dalam makalah ini akan menjelaskan tentang komunikasi
kelompok.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu
kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara
tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai
kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk
mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga,
kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi.
Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam
kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam
kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan
bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan
akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok
sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak
personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya,


sebagai berikut:

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam,
artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-
unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja).
Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara
berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan
terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok
sekunder nonpersonal.

3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek


isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok


sekunder instrumental.

5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder


formal.

Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership


group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah
kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota
kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai
alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi
normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya,
untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam
juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-
kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang
harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara
memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan
memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi
perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang
ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di
samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku
saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif
dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat
proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola
komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b.
kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan
memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik.
Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara
pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya.
Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok
penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.
Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini
dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota


kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam
format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel,
forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi

Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai
akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok
mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan
melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah
rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota,
usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota
kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan
kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi
lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-
menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai
situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan
mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah
perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan
prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan
yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti
melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok
para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan
lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok
agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan, yaitu :

1. Melaksanakan tugas kelompok


2. Memelihara moral anggota-anggotanya
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok disebut prestasi, tujuan kedua diketahui dari
tingkat kepuasan. Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misal
kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari seberapa banyak informasi yang
diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam
kegiatan kelompok.

Faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu :

1. Ukuran kelompok
2. Jaringan komunikasi
3. Kohesi kelompok
4. Kepemimpinan (Jalaluddi Rakhmat, 1994).

Tahap-tahap Komunikasi Kelompok

Penelitian menunjukkan bahwa kelompok berkembang melalui beberapa tahap. Tahap-tahap


tersebut adalah : orientasi, konflik, kemunculan (emergence), dan penguatan (reinforcement).

Adanya kelompok juga menyebabkan terbentuknya budaya kelompok. Budaya kelompok ini
berfungsi untuk membentuk identitas kelompok dan memberikan rasa kebersamaan dalam
kelompok.

Efektivitas, Pengambilan Keputusan dan Konflik Dalam Kelompok

Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1. Faktor situasional, meliputi : ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok


dan kepemimpinan.
2. Faktor personal, meliputi : kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi dan peranan.
Aktivitas penting lainnya di dalam kelompok adalah pembuatan keputusan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara : konsensus, kompromi, pengambilan suara mayoritas, keputusan oleh
pemimpin, dan orbitrasi. Pembuatan keputusan dalam kelompok berbeda dengan pemecahan
masalah secara individu karena adanya hubungan interpersonal.

Dalam membuat keputusan pasti akan ada kendala yang muncul. Kendala-kendala tersebut
meliputi kebutuhan untuk memperjelas gagasan-gagasan kepada orang lain, mengatasi konflik,
mengendalikan perbedaan-perbedaan, dan sebagainya.

Berfikir kelompok adalah akibat langsung dari kekompakan di dalam kelompok. Kekompakan
adalah sebuah kondisi yang diperlukan dalam komunikasi kelompok. Kurangnya kekompakan
dalam komunikasi akan memunculkan konflik.

Janis menemukan dalam penelitiannya bahwa bekpikir kelompok dapat mendatangkan 6 hasil
negativ :
1. Kelompok itu membatasi diskusinya hanya pada sedikit alternatif. Ia tidak
mempertimbangkan seluruh kemungkinan kreatif yang ada. Solusinya kelihatan jelas dan
sederhana bagi kelompok, dan tidak banyak dilakukan penelusuran terhadap pemikiran-
pemikiran lain.
2. Posisi yang pada awalnya didukung oleh kebanyakan anggota tidak pernah dikaji ulang
untuk mencari jebakan-jebakan yang tidak jelas terlihat. Dengan kata lain, kelompok itu
tidak begitu kritis dalam meneliti penyimpangan-penyimpangan dari solusi yang terpilih.
3. Kelompok itu gagal meneliti ulang alternatif-alternatif yang awalnya tidak didukung oleh
mayoritas. Pendapat-pendapat minoritas dengan cepat diabaikan, tidak hanya oleh
mayoritas tetapi juga oleh mereka yang awalnya mendukung.
4. Pendapat ahli tidak dicari. Kelompok itu puas dengan dirinya sendiri dan mungkin
merasa terancam oleh pihak luar.
5. Kelompok itu sangat selektif dalam mengumpulkan dan memperhatikan informasi yang
tersedia. Para anggotanya cenderung untuk memusatkan hanya pada informasi yang
mendukung rencana yang didukung.
6. Kelompok itu merasa sangat yakin akan alternatif pilihannya sehingga ia tidak
mempertimbangkan rencana-rencana kemungkinan. Ia tidak meramalkan kemungkinan
kegagalan dan tidak mempersiapkan diri untuk gagal.
Selain itu, konflik dalam kelompok tidak dapat dihindari. Ada dua dimensi penting dalam
konflik, yaitu : ketegasan dan kerja sama.

Komunikasi kelompok dapat dipandang sebagai sebuah sistem input-input, proses internal dan
output-output. Input mencakup informasi, sumber-sumber daya kelompok dan karakteristik-
karakteristik tugas. Proses meliputi interaksi kelompok dan pengembangan keputusan dan output
meliputi tugas-tugas dan keputusan-keputusan yang diselesaikan dan dihasilkan.

Ukuran Komunikasi Kelompok

1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication), yaitu : prosesnya


berlangsung secara dialogis, tidal linear, melainkan sirkular. Umpan balik terjadi secara
verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator. Contoh : Ceramah, diskusi
panel, simposium, forum, seminar, curah saran, komunikasi antara manajer dengan
sekelompok karyawan.
2. Komunikasi kelompok besar (large group communication), ditujukan kepada
afeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya. Contoh : rapat raksasa di
sebuah lapangan.

Komunikasi Kelompok Kecil


Komunikasi kelompok kecil[5] ( small/ micro group communication) adalah komunikasi yang :
- Ditujukan kepada kognisi komunikan
- Prosesnya berlangsung secara dialogis
Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesan kepada benak atau
pikiran komunikan, misalnya : kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan lain-lain. Dalam
situasi komuikasi seperti itu berperan penting. Komunikan akan dapat menilai. Logis tidaknya
untuk komunikator.
Ciri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa prosesnya berlangsung
secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular. Komunikan dapat menanggapi uraian
komunikator, biasa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju, dan lain
sebaginya.
Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak jenis kominikasi kelompok kecil antara lain :
seperti telah di singgung di atas, seperti rapat (rapat kerja, rapat pimpinan, rapat mingguan),
kuliah, ceramah, brifing penataran, loka-karya, diskusi, panel, forum, simposium, seminar,
konferensi kongres, curahsaran (brainstorming), dan lain-lain.
b. Komunikasi Kelompok Besar
Sebagai kebalikan dari komunikasi kelompok kecil, komunikasi kelompok besar (large/ macro
group communication) adalah komunikasi yang :
- Ditujukan kepada efeksi komunikan
- Prosesnya berlangsung secara linear
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar,
ditujukan kepada efeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya, contoh untuk
komunikasi kelompok besar adalah misalnya rapat raksasa di sebuah lapangan. Jika komunikan
pada komunikasi kelompok kecil umumnya bersifat homogeny (antara lain sekelompok orang
yang sama jenis kelaminnya, sama pendidikannya, sama status sosialnya), maka komunikan pada
komunikasi kelompok besar umumnya bersifat heterogen : mereka terdiri dari individu-individu
yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, dan
lain sebagainya.
Mereka yang heterogen dalam jumlah yang relatif sangat banyak dan berada disuatu
tempat seperti disebuah lapangan seperti itu, dalam psikologi disebut massa yang dipelajari oleh
psokilogi massa. Dalam situasi seperti itu, khalayak yang diterpa suatu pesan komunikasi masa
menanggapinya lebih banyak dengan perasaan ketimbang pikiran. Mereka tidak sempat bepikir
logis tidaknya pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Oleh karena pikiran didominasi
oleh perasaan, maka dalam situasi kelompok besar terjadi apa yang dinamakan cointagoin
mentale yang berarti wabah mental. Seperti halnya dengan wabah yang cepat menjalar, maka
dalam situasi komunkasi seperti itu jika satu orang menyatakan sesuatu akan segera diikuti oleh
anggota kelompok lainnya secara serentak dengan serempak. Misalnya orang yang berteriak :
hidup bapak pembangunan , diikuti oleh seluruh khalayak secara serentak : Hiduuuuuuuup
. [6]
Komunikator yang muncul dalam situasi kelompok besar yang menghadapi massa rakyat
dinamakan orator atau retor, yang mahir memukau khalayak. Ia menyampaikan pesannya dengan
suara keras dan lantang, nadanya bergelombang, tidak monoton, dan kata-katanya bombass.
Khlayak tidak di ajak berpikir logis, melainkan perasaan gairah seperti halnya dengan pidato
Hilter di Studium Neurenberg semacam perang Dunia II, dalam situasi komunikasi seperti itu
terjadi apa yang di sebut atau penjalaran semangat yang bernyala-nyala, sejenis histeris atau
hiptonis secara kolektif mempengaruhi pikiran dan tindakan.
Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari yang satu ke titik lain,
dari komunikator ke komunikan. Tidak seperti komunikasi kelompok kecil yang seperti telah di
terangkan tadi secara langsung secara sirkular, dialogis, bertanya jawab. Dalam pidato di
lapangan amat kecil kemungkinannya terjadi dialog antara seorang orator dengan salah seorang
khalayak massa.
Demikian paparan mengenai komunikasi yang terdiri dari komunikasi kelompok
kecil/makro. Cirri-ciri dari klasifikasi kelompok diatas bersifat ekstrim, artinya diantara kedua
akstrimitas itu terdapat modifikasi-modifikasi. Sebagai contoh komunikasi kelompok dalam
bentuk sidang DPR. Dilihat dari jumlah komunikan yang relatif banyak jumlahnya dapat di
masukkan kedalam jenis komunikasi kelompok besar, tetapi jelas mereka homogen. Oleh karena
mereka homogen, maka contagion mentalnya tidak sampai berteriak seperti khalayak heterogen
dilapanga, tetapi hanya sampai tepuk tangan.
Demikian pula denagn rapat mahasiswa, misalnya, meskipun termasuk komunikasi
kelompok kecil yang bersifat rasional, ditujukan kepada kognisi, bisa juga terjadi dialog yang
emosional. Dalam suatu komunikasi seperti itulah berperannya wibawa seorang komunikator dan
pentingnya kemampuan berkomunikasi.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tidak mengherankan kalau suatu istilah beda maknanya, begitu pula komunikasi dan di
siplin ilmu social lainnya. Seperti telah di terangkan istilah diadik dan triadic dalam ilmu
komunikasi adalah komunikasi antarpribadi, bukan komunikasi kelompok, sedangkan dalam
social diad (dyad) dan triad adalah tiga orang yang secara berkelompok bertempat di suatu
tempat, sedangkan bagi ilmu komunikasi, komunikasi diadik adalah komunikasi antara seseorang
antara komunikator dengan seorang komunikan, dan komunikasi triadik adalah komunikasi antar
seseorang komunikator dengan dua orang komunikan.
- Pengetian Kelompok
kelompok pada umumnya didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang memiliki suatu
identitas bersama dan yang berinteraksi secara regular. Apapun bentuknya, kelompok social
terdiri dari orang-orang yang memiliki kesadaran keanggotaan yang sama yang didasarkan pada
pengalaman, loyalitas, dan kepentingan yang sama. Singkatnya mereka sadar tentang
individualis mereka, sebagai anggota kelompok social yang secara sfisifik disadari sebagai
kita.
- Pengetian Komunikasi Kelompok
Umumnya, disepakati bahwa jika jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung
dianggap komunikasi kelompok atau lazim disebut komunikasi kelompok saja. Sedangkan,
komunikasi kelompok besar biasa di sebut sebagai komunikasi public atau komunikasi massa.
Jumlah manusia pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya, tidak di
tentukan secara matematis, tetapi bergantung pada ikatan emosioanal pada anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai