Anda di halaman 1dari 41

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Kolonel/Mabes AD/Staf Ahli Kasad
Agama : Islam
Status pernikahan: Menikah
Suku bangsa : Indonesia
Tanggal masuk : 15 Maret 2012 jam 13.20 WIB
Dirawat yang ke : I (Pertama)
Tanggal periksa : 03 April 2012 jam 07.45 WIB

II. ANAMNESA

Alloanamnesa dari suami pasien

KELUHAN UTAMA
Tidak sadar sejak tanggal 15 Maret 2012 pukul 11.30 WIB hingga tiba di IGD RSPAD
(15 Maret 2012 jam 13.20 WIB).

KELUHAN TAMBAHAN
Kedua tangan pasien tidak bisa digerakkan sejak kurang lebih 2 jam SMRS dan pasien
muntah dua kali selama dalam perjalanan ke IGD RSPAD.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke IGD RSPAD pada tanggal 15 Maret 2012 pukul 13.20 WIB dengan
keluhan utama tiba-tiba tidak sadarkan diri sejak sekitar 2 jam SMRS. Sebelum pasien
tidak sadar (waktu pastinya tidak ingat), pasien sempat menelpon ke suaminya bahwa
tangan dan tungkainya lemah, dan meminta suaminya untuk pulang.
Tidak lama kemudian, pasien memaksakan diri berjalan kedepan untuk membuka pintu
gerbang karena anak bungsunya baru pulang sekolah. Namun tidak sampai di gerbang,
anak pasien melihat dari sela-sela pintu gerbang, ibunya tiba-tiba kakinya seperti lemas
dan jatuh namun kepalanya tidak terbentur jalan dan tidak merespon meskipun anaknya

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |1


teriak memanggil ibunya. Pasien tidak membuka mata ataupun menggerakkan tubuhnya
meskipun telah digoyang-goyangkan dan dipanggil anaknya.
Beberapa menit kemudian, suaminya datang dan membawa pasien ke IGD RSPAD.
Selama perjalanan, pasien muntah tiga kali.
Pasien tidak pernah seperti ini sebelumnya. Pasien pernah sakit kepala namun tidak
sering. Pasien tidak demam dan ada mual. Pasien juga susah menelan.
Pasien kemudian dipindah ke Unit Stroke untuk penanganan lebih lanjut. Ketika pasien
sadar pada tanggal 16 Maret 2012, kesadaran pasien E3M6Vafasia.
Ketika pasien diperiksa pada tanggal 3 April 2012, kesadaran pasien E 4M6V3 (GCS 13).
Pasien juga sulit mengingat hal-hal pribadi seperti nama panjang anaknya, tidak mampu
menyebutkan urutan hari maupun bulan dengan baik (Senin-Minggu). Namun pasien
mampu mengenali tempat dimana pasien berada dan mampu mengenali keluarganya.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


- Hipertensi : Ada sudah lama, tidak ingat sejak kapan
- Kencing manis : Disangkal
- Sakit jantung : Disangkal
- Trauma kepala : Disangkal
- Kegemukan : Disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada kelainan

RIWAYAT KELAHIRAN/ PERTUMBUHAN/ PERKEMBANGAN


Tidak diketahui

III. PEMERIKSAAN

STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Cukup
Tanda vital
Tekanan darah kanan : 180/110 mmHg
Tekanan darah kiri : 180/110 mmHg
Nadi kanan : 84 x/menit
Nadi kiri : 84 x/menit

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |2


Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5C
Limfonodi : Tidak teraba membesar
Jantung : BJ I - II, regular, Gallop (-), Murmur (-)
Paru : SD vesikuler, Rhonki (-), Wheezing (-)
Hepar : Tidak teraba membesar
Lien : Tidak teraba membesar
Ekstemitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : Kadang kurang koperatif
Perasaan hati : Kadang mengambek
Orientasi : Baik
Jalan pikiran : Baik
Daya ingat : Kurang

STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos mentis, E4M6V3 = GCS 13
Sikap tubuh : Telentang
Cara berjalan : Tidak dapat dinilai
Gerakan abnormal : Tidak ada

KEPALA
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
LEHER
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas kesegala arah
Vertebra : Tidak ditemukan kelainan
Nyeri tekan : Tidak ada

GEJALA RANGSANG MENINGEAL


Kaku kuduk : sulit dinilai
Kernig : sulit dinilai
Laseque : sulit dinilai
Brudzinsky I : sulit dinilai
Brudzinsky II : sulit dinilai

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |3


NERVI CRANIALIS Dextra Sinistra
N I. Olfaktorius : Normosmia Normosmia

N II. Optikus
Ketajaman pengelihatan : Baik
Pengenalan warna : Baik
Lapang pandang : Sama dengan pemeriksa
Fundus : Tidak dilakukan

N III. Occulomotorius/ N IV. Trochlearis /N VI. Abduscen


Ptosis : (-) (-)
Strabismus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
Exopthalmus : (-) (-)
Enopthalmus : (-) (-)
Gerakan bola mata
Lateral : Normal Normal
Medial : Normal Normal
Atas medial : Normal Normal
Bawah medial : Normal Normal
Atas : Normal Normal
Bawah : Normal Normal
Pupil
Ukuran : 2 mm 2 mm
Bentuk : Bulat
Iso/anisokor : Isokor
Posisi : Sentral Sentral
Reflek cahaya langsung : (+) (+)
Reflek cahaya tidak langsung : (+) (+)

N V. Trigeminus
Menggigit : Baik
Membuka mulut : Simetris

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |4


Sensibilitas atas : (+) (+)
Tengah : (+) (+)
Bawah : (+) (+)
Reflek masseter : (-) (-)
Reflek zigomatikus : (-) (-)
Reflek kornea : Tidak dilakukan

N VII. Fasialis
Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : Sama dalamnya
Sudut mulut : Simetris
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Menutup mata : Kuat menahan tahanan pemeriksa
Meringis : Normal
Menggembungkan pipi : Simetris
Gerakan bersiul : Simetris
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : (-)
Lidah kering : (-)

N VIII. Vestibulocochlearis
Mendengan suara gesekan jari tangan : (+) (+)
Mendengar detik jam arloji : Tidak dilakukan
Tes swabach : Tidak dilakukan
Tes rinne : Tidak dilakukan
Tes webber : Tidak dilakukan

N IX. Glosopharingeus
Arcus pharynx : Simetris
Posisi uvula : Di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Tidak dilakukan
Reflek muntah : Tidak dilakukan

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |5


N X. Vagus
Denyut nadi : Teraba
Arcus pharynx : Simetris
Bersuara : Sedikt sulit
Menelan : Tidak ada gangguan

N XI. Accesorius
Memalingkan kepala : Normal
Sikap bahu : Simetris
Mengangkat bahu : Tidak dilakukan

N XII. Hipoglosus
Menjulurkan lidah : Deviasi ke kanan
Kekuatan lidah : Baik
Atrofi lidah : (-)
Artikulasi : Sulit dinilai
Tremor lidah : (-)
SISTEM MOTORIK
Gerakan : Terbatas Bebas
Terbatas Bebas
Kekuatan : 1111 3333
1111 3333
Tonus : Hipotonus Normotonus
Hipotonus Normotonus
Trofi : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi

SISTEM REFLEKS
Refleks fisiologis
Refleks Tendon
Biseps : Tidak dapat dilakukan
Triseps : Tidak dapat dilakukan
Patella : Tidak dapat dilakukan

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |6


Achilles : Tidak dapat dilakukan
Refleks periosteum : Tidak dapat dilakukan
Refleks permukaan
Dinding perut : Tidak dapat dilakukan
Kremaster : Tidak dapat dilakukan
Sfingter ani : Tidak dapat dilakukan
Refleks patologis
Hoffman trommer : Tidak dapat dilakukan
Babinski : Tidak dapat dilakukan
Chaddock : Tidak dapat dilakukan
Openheim : Tidak dapat dilakukan
Gordon : Tidak dapat dilakukan
Schaefer : Tidak dapat dilakukan
Rosolimo : Tidak dapat dilakukan
Mendel Bechterev : Tidak dapat dilakukan
Klonus paha : Tidak dapat dilakukan
Klonus kaki : Tidak dapat dilakukan

SISTEM SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Nyeri : (+) (+)
Suhu : Tidak dapat dilakukan
Taktil : (+) (+)
Proprioseptif
Vibrasi : Tidak dapat dilakukan
Posisi : Tidak dapat dilakukan
Tekan dalam : Tidak dapat dilakukan

KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN


Tes Romberg : Tidak dapat dilakukan
Tes tandem : Tidak dapat dilakukan
Tes fukuda : Tidak dapat dilakukan
Disdiadokinesis : Tidak dapat dilakukan
Reboun phenomenon : Tidak dapat dilakukan

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |7


Dismetri : Tidak dapat dilakukan
Tes telunjuk hidung : Tidak dapat dilakukan
Tes telunjuk telunjuk : Tidak dapat dilakukan
Tes tumit lutut : Tidak dapat dilakukan

FUNGSI OTONOM
Miksi memakai kateter
Inkontinensia : (-)
Retensi : (-)
Anuria : (-)
Defekasi
Inkontinensia : (-)
Retensi : (-)

FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa : Sulit berbicara
Fungsi orientasi : Baik
Fungsi memori : Ada beberapa memori yang lupa
Fungsi emosi : Tegang kalau di RS
Fungsi kognisi : Baik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin dan kimia tanggal 15 dan 26 Maret 2012:
15/03/12 16/03/12 26/03/12
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujuk
14.02 12.18
Darah rutin
Hemoglobin 12 16 gr/dL 13,1 17,8
Hematokrit 37 47 % 40 36
Eritrosit 4,3 6,0 juta/uL 4,5 4,2
Leukosit 4800 10800 /uL 10500 10800
Trombosit 150000 400000 /uL 207000 216000
MCV 80 96 fl 89 87
MCH 27 32 pg 29 28
MCHC 32 36 gr/dL 33 33
Kimia

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |8


CPK < 190 U/L 186
CKMB < 24 U/L 77
Protein total 6 8,5 gr/dL 7,4
Albumin 3,5 5,0 gr/dL 3,8
Globulin 2,5 3,5 gr/dL 3,6
Cholesterol < 200 mg/ dL 232
Trigliserida < 160 mg/dL 90
HDL cholesterol >35 mg/dL 39
LDL cholesterol < 100 mg/dL 175
Bilirubin total < 1,5 mg/dL 0,6
SGPT < 40 U/L 16
47
SGPT < 35 U/L 26
1,3
Ureum 20 50 mg/dL 140 41
Kreatinin 0,5 1,5 mg/dL 4,3 1,1
Natrium 135 145 mEq/L 102 132
Kalium 3,5 5,3 mEq/L
Klorida 97 107 mEq/L 4,0
176 93
Asam urat 3,5 7,4 mg/dL
Glukosa sewaktu < 140 mg/dL 5,6
Glukosa puasa 70 100 mg/dL
< 140 mg/dL 105
Glukosa 2 jan PP
Negative 110
Aceton Learain
< 96 U/L Negative
Alkali Fosfatase
66
Hasil pemeriksaan laboratorium kimia dan urinalisa 16 Maret 2012:
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujuk
Urinalisa
pH 8,0 4,6 8,0
Berat Jenis 1.015 1.010 1.030
Protein Negative Negative
Glukosa Negative Negative
Bilirubin Negative Negative
Eritrosit 1-1-1 < 2 /LPB
Leukosit 2-3-2 < 5 /LPB
Torak Negative Negative

Hasil pemeriksaan Analisa Gas Darah:


16/03/12 17/03/12 17/03/12
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujuk
09.10 05.41 22.02
pH 7,37 7,45 7,389 7,540 7,541
pCO2 32 46 mmHg 18,1 25,5 25,8
pO2 71 104 mmHg 130,7 74,9 129,9
HCO3 21 29 mEq/L 11,0 22,0 22,3
Base Excess -2 - +2 mEq/L -11,8 1,4 0,4
O2 Saturation 94 98% 96,7 96,1 98,6

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik |9


18/03/12 20/03/12 21/03/12
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujuk
09.37 09.21 08.55
pH 7,37 7,45 7,505 7,455 7,494
pCO2 32 46 mmHg 27,0 23,2 29,9
pO2 71 104 mmHg 184,2 179,5 210,8
HCO3 21 29 mEq/L 21,6 16,4 23,2
Base Excess -2 - +2 mEq/L -1,7 -5,3 +1,5
O2 Saturation 94 98% 98,9 98,6 99,8

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 10


Rontgen thoraks tanggal 15 Maret 2012

Kesan: left ventricle hypertrophy, pinggang jantung tidak terlihat lagi, aorta ascenden
tampak membesar.

CT Scan kepala tanpa kontras tanggal 15 Maret 2012

Tampak lesi hiperdens di claustrum kiri berukuran 3 x 4,9 x 4 cm (estimasi volume 31


cc) dengan edema perifkal dan distori midline sejauh 0,5 cm ke kanan.
Sulci-sulci perifer lobus parietalis dan fisura Silvii kiri menyempit, sulci lainnya dan
fisura Sylvii kanan normal.
Ventrikel lateralis kiri menyempit.
Ventrikel lateralis kanan, ventrikel III dan IV normal.
Tak tampak lesi hipo/hiperdens basal ganglia kanan, thalamus kanan kiri, pons maupun
cerebellum.

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 11


Differensiasi gray white matter normal.
Tak tampak kelainan CPA maupun parasella.
Sinus maksilaris, ethmoidalis, frontalis maupum sphenoidalis cerah.
Septum nasi ditengah.
Bubus oculi simetris.
Tulang intact.
Kesan: Perdarahan di claustrum kiri dengan estimasi volume 31 cc dengan perifokal
udem, mendesak parenkim/ventrikel lateralis kiri serta menyebabkan distorsi
midline 0,5 cm.
Sinus paranasal cerah.

CT Scan kepala tanpa kontras tanggal 30 Maret 2012

Masih tampak perdarahan di claustrum kiri berukuran 3,3 x 2,8 x 3,2 (volume 15 cc)
dengan volume dan densitas yang menurun dan batas kabur.
Masih perifokal edema dan pendesakan serta penekanan ventrikel lateralis kiri.
Fissura sylvii kiri dan sulci cerebri hemisfer kiri menyempit.
Sulci cerebri kanan, fissure Sylvii kanan, fissure interhemisfer dan sistim cistern dalam
batas normal.
Mesencephalon, Pons dan hemisfer cerebelli kanan kiri tak tampak kelainan.
Ventrikel lateralis kanan kiri ventrikel III dan ventrikel IV dalam batas normal. Tak
tampak distorsi midline.
Septum nasi ditengah.
Sinus-sinus paranasalis dan kedua air cell mastoid cerah.
Bulbus oculi dan struktur retrbulber tak tampak kelainan.
Kesan: Dibandingkan dengan CT scan tanggal 15 Maret 2012:
Perdarahan claustrum kiri sebagian sudah di absorbsi tapi belum sempurna,
masih tapak perifokal edema.
Tak tampak peningkatan tekanan intracranial.

Hasil pemeriksaan mikrobiologi kultur darah batang gram negatif tanggal 19 Maret 2012

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 12


No JENIS Antibiotik KONS DISK ZONA KUMAN/ZONA
1 Ampicillin 10 ug 14-16 R 0
2 Amikacin 30 ug 15-16 R 0
3 Amoxicillin 25 ug 14-17 R 0
6 Cefalexin 30 ug 14-18 R 0
7 Cefotaxime 30 ug 15-22 R 0
8 Doxyciclin 30 ug 13-15 R 0
9 Cloxacilin 5 ug 11-12 R 0
10 Eritromycin 15 ug 14-22 R 0
11 Gentamycin 10 ug 7-9 R 0
13 Chloromycetin 30 ug 13-17 R 0
14 Kanamycin 30 ug 14-17 R 0
15 Clindamycin 2 ug 15-20 R 0
18 Netimycin 30 ug 13-14 R 0
19 Penicillin 10 iu 18-20 R 0
20 Ciprofloxacin 5 ug 16-20 S 23
23 Tobramycin 10 ug 13-14 R 0
24 Trimetoprim 5 ug 11-15 R 0
26 Cefepime 30 ug 15-17 S 25
27 Meropenem 10 ug 12-13 S 30
28 Vancomycin 30 ug 15-16 0 0
30 Fosfomycin 50 ug 13-15 R 0
31 Ceftriaxon 30 ug 14-16 S 30
32 Cefuroxcin 30 ug 15-22 I 20
33 Cefamandol 30 ug 15-17 R 0
34 Cephalotin 30 ug 15-17 R 0
37 Cefpirom 30 ug 15-17 R 0
41 Cefuroxime 30 ug 15-19 S 30
42 Levofloxacin 5 ug 14-16 S 25
43 Imipenem 10 ug 14-15 S 20
44 Amoxycillin + Clavulanic Acid 30 ug 14-17 S 0
45 Ceftazidime 30 ug 15-17 S 25
46 Cefoperazone 75 ug 16-20 R 0
A Aztreonam 30 ug 16-21 I 20
B Piperacillin/Tazobactam 110 ug 16-20 S 25
C Doripenem 10 ug 20-22 R 0
D Tigecycline 15 ug >19 R 0

V. RESUME

ANAMNESIS
- Tidak sadarkan diri
- Lengan dan kaki kanan lemah sehingga jatuh
- Sulit berbicara
- Riwayat hipertensi
- Alergi antibiotic (Meropenem)
- Takut masuk RS

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 13


PEMERIKSAAN
Status interna
KU/KES : Tampak sakit sedang/CM (E4M6V3)
Tanda vital
Tekanan darah : 180/110 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5 C

Status neurologi
Sistem motorik : Hemiparese dekstra tipe UMN
Nervus cranialis : Parese N. XII dekstra tipe sentral
Sistem refleks : Refleks fisiologis : sulit dinilai
Refleks patologis : sulit dinilai

Follow up sebelumnya
Tanggal Keterangan
15/03/2012 S: Keluhan tidak sadarkan diri sejak pukul 11.30 WIB sesudah sekarang.
13.20 Muntah 2x. Pasien mengeluh kedua tangan tidak bisa digerakkan 2
UGD jam SMRS. Pasien pingsan dalam perjalanan ke IGD.
O: Pemeriksaan Fisik:
KU/Kes : TSB/CM-apatis
Mata : Ca -/- Si -/-
Jantung : S1-S2 normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Rh -/- Wh -/-
Abdomen : datar, supel, BU (+) N
Ekstrimitas : hangat, edema -/-
TD : 186/106 mmHg
N : 88x/menit
R : 20x/menit
A: Penurunan kesadaran disebabkan oleh perdarahan intrakranial
P: Darah rutin, Analisa Gas Darah, CPK, CKMB
EKG, Rontgen thoraks PA, CT Scan kepala tanpa kontras
Th/Oksigen 2L/menit
IVFD RL 20 tpm
Jam 16.00 Mannitol 1 x 250 cc, jam 22.00 Mannitol 4 x 125 cc

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 14


16/03/2012 S : Stroke hemorhaggic
07.35 WIB O : KU : tampak sakit berat
TD : 190/100 mmHg RR : 26 x/mnt
N : 86 x/mnt S : afebris
St. Neurologis:
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi grade III
Diagnosis topis: serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ IVFD RL 20 tpm paralel
Perdipine 0,12 (4,2 cc/jam) 3 x 1 amp
Nebulizer Ventalin 3x per hari
Pulmicort 2x per hari
Farmadol drip 3x1
Mannitol 4 x 125 cc
Inj. Citicholine 2 x 500 mg
Inj. Rantin 2 x 100 mg
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gr
Inj. Hidonac 1 x 8cc dalam NaCl 0,9%
200 cc habis 4 jam
Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg
PO ISDN 3 x 5 mg
Tanapres 1 x 10 mg
PCT Kalau perlu
17/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit berat
Kes : apatis (E3M6Vafasia, GCS 10)
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra
Diagnosis topis: serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
Inj. Rantin diganti menjadi 2 x 1 ampul
Perdipine dinaikkan menjadi 0,52 (10,5 cc/jam)
Farmadol drip stop
20/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M5Vafasia, GCS 9)
St. Neurologis:
SSO : BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, afasia, disartria
Diagnosis topis: serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
Farmadol drip kalau perlu

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 15


21/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M4Vafasia, GCS 8)
TD : 150/50 mmHg RR : 28 x/mnt
N : 111 x/mnt S : 37,8C
St. Neurologis:
Reflek Fisiologis:
o Bisep +/+
o Trisep + / +
o RTL +/+
o RTA +/+
Reflek Patologis:
o Babinski + / -
Motorik : Kekuatan 1111 5555
1111 5555
Tonus N N
N N
Bentuk eutrofi eutrofi
eutrofi eutrofi
Gerakan terbatas bebas
terbatas bebas
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi grade I, parese N.VII
tipe sentral, afasia, disartria
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
22/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M5Vafasia, GCS 9)
TD : 199/100 mmHg RR : 28 x/mnt
N : 113 x/mnt S : 37,8C
St. Neurologis:
Reflek Fisiologis:
o Bisep +/+
o Trisep + / +
o RTL +/+
o RTA +/+
Reflek Patologis:
o Babinski + / -
Motorik : Kekuatan 1111 5555
1111 5555
Tonus N N
N N

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 16


Bentuk eutrofi eutrofi
eutrofi eutrofi
Gerakan terbatas bebas
terbatas bebas
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi grade III, afasia,
disartria
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
PO Captopril 3 x 25 mg
PO Valsartan 3 x 160 mg
23/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M5Vafasia, GCS 9)
TD : 150/50 mmHg RR : 38 x/mnt
N : 110 x/mnt S : 37,8C
St Neurologis:
Peningkatan TIK: muntah (-), nyeri kepala (-)
Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-)
N. Cranialis: tidak dapat dinilai
Reflek Fisiologis:
o Bisep +/+
o Trisep + / +
o RTL +/+
o RTA +/+
Reflek Patologis:
o Babinski + / -
Motorik : Kekuatan 1111 5555
1111 5555
Tonus N N
N N
Bentuk eutrofi eutrofi
eutrofi eutrofi
Gerakan terbatas bebas
terbatas bebas
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi grade I, afasia,
disartria
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Mannitol stop
Lainnya teruskan

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 17


24/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M5Vafasia, GCS 9)
TD : 143/90 mmHg RR : 24 x/mnt
N : 94 x/mnt S : 36,8C
St Neurologis:
Peningkatan TIK: muntah (-), nyeri kepala (-)
Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-)
Reflek Fisiologis:
o Bisep +/+
o Trisep + / +
o RTL +/+
o RTA +/+
Reflek Patologis:
o Babinski + / -
Motorik : Kekuatan 1111 5555
1111 5555
Tonus N N
N N

Bentuk eutrofi eutrofi


eutrofi eutrofi
Gerakan terbatas bebas
terbatas bebas
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi grade I, afasia,
disartria
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
26/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M5Vafasia, GCS 9)
TD : 185/133 mmHg RR : 24 x/mnt
N : 103 x/mnt S : 37,9C
St Neurologis:
Peningkatan TIK: muntah (-), nyeri kepala (-)
Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-)
Reflek Fisiologis:
o Bisep +/+
o Trisep + / +
o RTL +/+
o RTA +/+
Reflek Patologis:

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 18


o Babinski + / -
Motorik : Kekuatan 1111 5555
1111 5555
Tonus N N
N N
Bentuk eutrofi eutrofi
eutrofi eutrofi
Gerakan terbatas bebas
terbatas bebas
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi grade II, afasia
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Nebulizer stop
Hidonac kalau habis stop
Inj. Ceftriaxone stop
Captopril diganti menjadi 2 x 50 mg
27/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M5Vafasia, GCS 9)
TD : 153/82 mmHg N : 93 x/mnt
S : 37,6C
St Neurologis:
Peningkatan TIK: muntah (-), nyeri kepala (-)
Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-)
Reflek Fisiologis:
o Bisep +/+
o Trisep + / +
o RTL +/+
o RTA +/+
Reflek Patologis:
o Babinski + / -
Motorik : Kekuatan 1111 5555
1111 5555
Tonus N N
N N
Bentuk eutrofi eutrofi
eutrofi eutrofi
Gerakan terbatas bebas
terbatas bebas
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi grade I, afasia,
disartria
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 19


Diagnosis etiologis: stroke hemoragik, CVD
P : Th/ Teruskan
28/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M6V2, GCS 11)
TD : 120/90 mmHg N : 92 x/mnt
S : 37C RR : 23 x/mnt
St generalis: Mata : Conjuctiva anemis: tidak dapat dinilai
Sklera ikterik : -/-
Kekuatan : tidak dapat dinilai
Sensorik : tidak dapat dinilai
Hidung: deviasi septum (-)
Mulut : bibir sedikit kering
Sulkus nasolabialis dalam
Sudut mulut simetris
Thoraks: Paru: tidak dapat dinilai
Jantung: tidak dapat dinilai
Abdomen: tidak dapat dinilai
St Neurologis:
Peningkatan TIK: tidak dapat dinilai
Tanda rangsang meningeal: tidak dapat dinilai
Reflek Fisiologis:
o Bisep : tidak dapat dinilai
o Trisep : tidak dapat dinilai
o RTL : tidak dapat dinilai
o RTA : tidak dapat dinilai
Reflek Patologis:
o Babinski : tidak dapat dinilai
o Chaddock : tidak dapat dinilai
o Oppenheim : tidak dapat dinilai
Motorik : Kekuatan : tidak dapat dinilai
Tonus : tidak dapat dinilai
Bentuk : tidak dapat dinilai
Sensibilitas: tidak dapat dinilai
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, afasia, disartria
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
28/03/2012 Terapi Wicara
S : Stroke I, lemah sadar, pasien ada riwayat hipertensi tak terkontrol
Makan minum (+), komunikasi masih terbatas, dalam bicara tidak
jelas, mulut tidak simetris (miring). Saat makan, makanan kumpul di
pipi kanan.
O : Makan minum per oral (+)
Gerakan menelan (+)

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 20


Kemampuan fungsi bahasa reseptif (+)
Kemampuan fungsi bahasa ekspresif:
Meniru kalimat (-)
Meniru kata ()
Komunikasi ()
Ingetan pribadi (+)
Menyebut bahasa serial: hitung angka (+)
nama hari ()
nama bulan ()
Kemampuan fungsi bicara:
Artikulasi belum jelas
Kemampuan organ artikulasi:
Otot menelan: N9, N10 (+)
Otot lidah: N12 ()
Otot bibir: N7 ()
A : afasia, disartria
P : stabilisasi organ artikulas
Latihan aktif organ artikulasi
Meningkatkan fungsi bahasa reseptif-ekspresif
29/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M6V2, GCS 11)
TD : 120/90 mmHg N : 92 x/mnt
S : 37C RR : 23 x/mnt
St generalis: Mata : Conjuctiva anemis: tidak dapat dinilai
Sklera ikterik : -/-
Kekuatan : tidak dapat dinilai
Sensorik : tidak dapat dinilai
Hidung: deviasi septum (-)
Mulut : bibir sedikit kering
Sulkus nasolabialis dalam
Sudut mulut simetris
Thoraks: Paru: tidak dapat dinilai
Jantung: tidak dapat dinilai
Abdomen: tidak dapat dinilai
St Neurologis:
Peningkatan TIK: tidak dapat dinilai
Tanda rangsang meningeal: tidak dapat dinilai
Reflek Fisiologis:
o Bisep : tidak dapat dinilai
o Trisep : tidak dapat dinilai
o RTL : tidak dapat dinilai
o RTA : tidak dapat dinilai
Reflek Patologis:
o Babinski : tidak dapat dinilai
o Chaddock : tidak dapat dinilai

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 21


o Oppenheim : tidak dapat dinilai
Motorik : Kekuatan : tidak dapat dinilai
Tonus : tidak dapat dinilai
Bentuk : tidak dapat dinilai
Sensibilitas: tidak dapat dinilai
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
29/03/2012 Terapi Wicara:
Stimulasi organ artikulasi
Latian aktif organ artikulasi
Meningkakan bahasa reseptif-ekspresif
30/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M6V2, GCS 11)
TD : 152/78 mmHg N : 100 x/mnt
S : 37,5C
St generalis: Mata : Conjuctiva anemis: tidak dapat dinilai
Sklera ikterik : -/-
Kekuatan : tidak dapat dinilai
Sensorik : tidak dapat dinilai
Hidung: deviasi septum (-)
Mulut : bibir sedikit kering
Sulkus nasolabialis dalam
Sudut mulut simetris
Thoraks: Paru: tidak dapat dinilai
Jantung: tidak dapat dinilai
Abdomen: tidak dapat dinilai
St Neurologis:
Peningkatan TIK: tidak dapat dinilai
Tanda rangsang meningeal: tidak dapat dinilai
Reflek Fisiologis:
o Bisep : tidak dapat dinilai
o Trisep : tidak dapat dinilai
o RTL : tidak dapat dinilai
o RTA : tidak dapat dinilai
Reflek Patologis:
o Babinski : tidak dapat dinilai
o Chaddock : tidak dapat dinilai
o Oppenheim : tidak dapat dinilai
Motorik : Kekuatan 1111 3333
1111 3333
Tonus : tidak dapat dinilai
Bentuk : tidak dapat dinilai

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 22


Sensibilitas: tidak dapat dinilai
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Beta blocker 1 x 25 mg
Teruskan
30/03/2012 Terapi Wicara:
Stimulasi organ artikulasi
Latihan aktif organ artikulasi
Meningkatkan bahasa reseptif-ekspresif
Inferior vocalisasi: vocal-bilateral
Meniru: suku kata bilateral +
satu kata bilateral
31/03/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M6V2, GCS 11)
TD : 220/120 mmHg N : 90 x/mnt
S : 36,5C RR: 34 x/mnt
St generalis: Mata : Conjuctiva anemis: tidak dapat dinilai
Sklera ikterik : -/-
Kekuatan : tidak dapat dinilai
Sensorik : tidak dapat dinilai
Hidung: deviasi septum (-)
Mulut : bibir sedikit kering
Sulkus nasolabialis dalam
Sudut mulut simetris
Thoraks: Paru: tidak dapat dinilai
Jantung: tidak dapat dinilai
Abdomen: tidak dapat dinilai
St Neurologis:
Peningkatan TIK: tidak dapat dinilai
Tanda rangsang meningeal: tidak dapat dinilai
Reflek Fisiologis:
o Bisep : tidak dapat dinilai
o Trisep : tidak dapat dinilai
o RTL : tidak dapat dinilai
o RTA : tidak dapat dinilai
Reflek Patologis:
o Babinski : tidak dapat dinilai
o Chaddock : tidak dapat dinilai
o Oppenheim : tidak dapat dinilai
Motorik : Kekuatan 1111 3333
1111 3333
Tonus : tidak dapat dinilai
Bentuk : tidak dapat dinilai

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 23


Sensibilitas: tidak dapat dinilai
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
01/04/2012 S : Keluhan (-)
O : KU : tampak sakit sedang
Kes : apatis (E3M6V2, GCS 11)
TD : 190/110 mmHg N :84x/mnt
S : 35,6C RR: 28 x/mnt
St generalis: Mata : Conjuctiva anemis: tidak dapat dinilai
Sklera ikterik : -/-
Kekuatan : tidak dapat dinilai
Sensorik : tidak dapat dinilai
Hidung: deviasi septum (-)
Mulut : bibir sedikit kering
Sulkus nasolabialis dalam
Sudut mulut simetris
Thoraks: Paru: tidak dapat dinilai
Jantung: tidak dapat dinilai
Abdomen: tidak dapat dinilai
St Neurologis:
Peningkatan TIK: tidak dapat dinilai
Tanda rangsang meningeal: tidak dapat dinilai
Reflek Fisiologis:
o Bisep : tidak dapat dinilai
o Trisep : tidak dapat dinilai
o RTL : tidak dapat dinilai
o RTA : tidak dapat dinilai
Reflek Patologis:
o Babinski : tidak dapat dinilai
o Chaddock : tidak dapat dinilai
o Oppenheim : tidak dapat dinilai
Motorik : Kekuatan 1111 3333
1111 3333
Tonus : tidak dapat dinilai
Bentuk : tidak dapat dinilai
Sensibilitas: tidak dapat dinilai
SSO: BAK dengan kateter
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
02/04/2012 S : Sakit kepala
O : KU : tampak sakit sedang

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 24


Kes : apatis (E3M6V3, GCS 12)
TD : 190/110 mmHg N : 70 x/mnt
S : 36,5C RR: 24x/mnt
St generalis: Mata : Conjuctiva anemis: - / -
Sklera ikterik : -/-
Kekuatan :+/+
Sensorik :+/+
Hidung: deviasi septum (-)
Mulut : bibir sedikit kering
Sulkus nasolabialis dalam
Sudut mulut simetris
Thoraks: Paru: vesikuler, Rh - / -, Wh - / -
Jantung: S1 S2 normal, reguler
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: datar, supel, BU (+) N
St Neurologis:
Peningkatan TIK: pusing (+), mual & muntah (-)
Tanda rangsang meningeal: tidak dapat dinilai
Reflek Fisiologis:
o Bisep : tidak dapat dinilai
o Trisep : tidak dapat dinilai
o RTL : tidak dapat dinilai
o RTA : tidak dapat dinilai
Reflek Patologis:
o Babinski : tidak dapat dinilai
o Chaddock : tidak dapat dinilai
o Oppenheim : tidak dapat dinilai
Motorik : Kekuatan 1111 3333
1111 3333
Tonus N
N
Bentuk eutrofi eutrofi
eutrofi eutrofi
Sensibilitas + +
+ +
N. Cranialis: parese N XII dekstra
SSO: BAK dengan kateter, BAB baik
A : Diagnosis klinis: hemiparese dekstra, hipertensi
Diagnosis topis: hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis: stroke hemoragik
P : Th/ Teruskan
02/04/2012 Terapi Wicara:
Stimulasi organ artikulasi
Latian aktif organ artikulasi
Meningkatkan bahasa reseptif-ekspresif

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 25


VI. DIAGNOSIS

Diagnosis klinis : hemiparese dekstra, hipertensi grade I, disartria


Diagnosis topis : hemisfer serebri sinistra (klaustrum sinistra)
Diagnosis etiologi : vaskuler (hipertensi)

VII.PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan umum
Memeriksa ABC (airway, breathing, circulation)
Airway : memastikan tidak ada makanan atau dahak atau liur yang
menutup jalan nafas
Breathing : memastikan pasien bernafas
Circulation : memastikan denyut pasien teraba
5B
1. Breathing : Memantau pernafasan, bertujuan supaya pasien bernafas
spontan
2. Blood : Memantau tekanan darah
3. Brain : Mempertahankan sirkulasi darah otak, mencegah timbulnya
kejang, mencegah TIK meningkat, mencegah hipertermi
4. Bladder : Pengawasan urin, memasang kateter intermiten untuk
menyeimbangi cairan dan menghindari infeksi saluran kemih
5. Bowel : Pengawasan BAB, makan dan minum per oral, hindari
konstipasi

Medikamentosa
- IVFD : Ringer Laktat 20 tpm
- Inhaler short acting beta antagonist : Ventalin Nebulizer 3 x per hari
- Inhaler steroid : Pulmicort Nebulizer 2 x per hari
- Diuretik : Mannitol IV 4 x 125 cc
- Anti hipertensi : IVFD Perdipine 0,12 3 x 1 amp
PO Captopril 25 mg 3 x 1 tab
PO Tanapres 10 mg 1 x 1 tab
PO Beta blocker 25 mg 1 x 1 tab
PO Valsartan 160 mg 3 x 1 tab
- Neuroprotektor : Inj. Citicholine 500 mg 2 x 1 tab
- Anti histamine H2 inhibitor : Inj. Rantin 100 mg (2 amp) 2 x 1 amp
- Antibiotik : Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram
- Antidot intoksikasi paracetamol : Inj. Hidonac 4 x 125 cc

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 26


(1 x 8cc dalam NaCl 0,9%, 200cc habis dalam 4 jam)
- Antifibrinolisis : Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg
- Analgetik antipiretik : Farmadol drip 500 mg 3x1
Paracetamol kaplet 500 mg kalau perlu
- Vasodilator : Isosorbide Dinitrat 5 mg 3 x 1 tab

Non medikamentosa
- Mobilisasi bertahap
- Rehabilitasi fisioterapi (terapi posisi, terapi okupasi)
- Terapi wicara

Pemeriksaan anjuran
Angiografi adalah GOLD STANDARD dalam mengevaluasi system arteri karotis dan
arteri vertebrobasiler, untuk mengetahui faktor resiko perdarahan intraserebral seperti
AVM (malformasi arterivena) dan aneurisma. Angiografi dapat menentukan bentuk dan
lokasi kelainan pembuluh darah dengan tepat, menentukan derajat aterosklerosis, dan
menentukan letak tumor serebri.

VIII. PROGNOSIS

ad vitam : Dubia ad bonam


ad fungsionam : Dubia dubia
ad sanam : Dubia dubia
ad cosmeticum : Dubia ad bonam

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 27


BAB II
ANALISA KASUS

2.1. Pengertian Stroke


Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat
akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama
24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adaya penyebab lain yang
jelas selain vaskular. Setelah mencapai gejala maksimal, bila penderita tetap hidup,
gejala klinis dapat membaik sebagian atau seluruhnya.

2.2. Klasifikasi stroke


A. Berdasarkan kelainan patologik pada otak:
i. Stroke Hemoragik:
1. Perdarahan intraserebral
2. Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subaraknoid)
ii. Stroke Non Hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan):
1. Trombosis serebri
2. Emboli serebri
3. Hipoperfusi sistemik
B. Berdasarkan penilaian terhadap waktu kejadiannya
i. Transient Ischemic Attack (TIA): serangan stroke sementara, gejala
neurologis hanya berlangsung kurang dari 24 jam.
ii. Reversible Ischemic Neurological Deficits (RIND): kelainannya atau
gejala neurologis menghilang lebih dari 24 jam sampai 3 minggu.
iii. Stroke progresif atau Stroke in Evolution (SIE): gejala klinisnya
bertahap berkembang dari yang ringan sampai berat.
C. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
i. Sistem karotis
1. Motorik: hemiparese kontralateral, disartria
2. Sensorik: hemihipestesia kontralateral, parestesia
3. Gangguan visual: hemianopsia homonym kontralateral,
amourosis fugax
4. Gangguan fungsi luhur: afasia, agnosia
ii. Sistem vertebrobasiler
1. Motorik: hemiparese alternans, disartria
2. Sensorik: hemihipestesia alternant, parestesia
3. Gangguan lain: gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia

Perbedaan klinis stroke infark dan perdarahan:


Gejala Infark Perdarahan
Gejala yang mendahului TIA (+) TIA (-)
Beraktivitas/istirahat Istirahat, tidur atau segera Sering pada waktu
setelah bangun tidur aktivitas
Nyeri kepala & muntah Jarang Sangat sering & hebat

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 28


Penurunan kesadaran waktu onset Jarang Sering
Hipertensi Sedang, normotensi Berat, kadang-kadang
sedang
Rangsangan meningen Tidak ada Ada
Defisit neurologis fokal Sering kelumpuhan dan Defisit neurologic cepat
gangguan fungsi mental terjadi

2.3. Pengertian Stroke Hemoragik


Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau
langsung ke dalam jaringan otak (intraserebral).

2.4. Etiologi Stroke Hemoragik


Beberapa penyebab stroke hemoragik adalah:
Perdarahan intraserebral primer (hipertensif)
Ruptur kantung aneurisma
Ruptur malformasi arteri dan vena
Trauma
Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, ITP, gangguan fungsi
hati, komplikasi obat trombolitik atau anti koagulan, hiperfibrinogenemia,dan
hemofilia.
Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak.
2.5. Dasar diagnosis stroke hemoragik pada pasien ini:

1. Dasar diagnosis klinis:


Anamnesis:
Sesuai dengan definisi WHO, pasien datang ke IGD RSPAD dengan tanda
klinis yang berlangsung selama lebih dari 24 jam:
a. Penurunan kesadaran mendadak
b. Lengan dan tungkai kanan tidak dapat digerakkan
Pasien juga mempunyai riwayat hipertensi
Pemeriksaan fisik:
a. Tekanan darah 180/110 mmHg
b. Hemiparese dekstra, parese N XII dekstra
c. GDS terakhir: 176 mg/dL
d. Gerakan pada ekstrimitas kanan terbatas
e. Kekuatan motorik kiri lebih kuat dari kanan
2. Dasar diagnosis topik
Pada pasien ini, perdarahan terletak pada arteri serebri media karena gejala-gejala
yang timbul:
Lengan dan tungkai kanan lemah
Afasia
Arteri Manifestasi Klinis

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 29


Arteri Karotis Interna Gangguan penglihatan (buta) ipsilateral
Arteri Serebri Media Hemiparesis kontralateral, hemiparestesia lebih
pada tangan dan muka dibanding kaki
Aphasia
Disorientasi spasial pada hemisfer serebri kanan
Defek visual homonim yang bervariasi
Arteri Serebri Anterior Hemiparesis dan hemihipestesia kontralateral lebih
pada tungkai
Inkontinensia urin, terutama bila lesi bilateral
Dispraksia lengan
Abulia
Afasia motorik transkortikal pada sisi dominan
Arteri Serebri Poserior Hemianopsia homonim kontralateral
Hemianestesi kontralateral tanpa kelumpuhan
Defisit kortikal yang berasosiasi dengan
penglihatan (seperti alexia tanpa agrafia dan
asosiasi agosia visual)
Arteri Basilaris Paralisis ekstrimitas (biasanya bilateral tapi bisa
asimetris)
Biasanya paralisis bulbar/pseudobulbar dari otot
kranial (disfagia, disartria, diplegi fasial, dan
lainnya)
Gerakan bola mata abnormal (ophthalmoplegia
internuklear, one-and-a-half syndrome,
nistagmus, miosis, ptosis)
Koma
Arteri Vertebralis Vertigo, pusing, mual dan muntah yang bervariasi
Hipoesthesia wajah ipsilateral dengan kontralateral
tubuh dan ekstrimitas terhadap pin prick dan
temperature
Ataksia appendikular/trunkal ipsilateral
Sindrom Horner ipsilatera
Disfagia dan suara serak

Gejala-gejala tersebut juga sesuai dengan lokasi perdarahan yang terdeteksi


dengan CT scan, yaitu di claustrum kiri, adalah daerah yang diperdarahi oleh
arteri serebri media. Oleh karena arteri serebri media pecah di daerah claustrum
kiri, maka pasien mengalami hemiparese dekstra dan disartria, sesuai dengan
homolunkulus yang diperdarahi oleh arteri serebri media:

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 30


claustrum

3. Dasar diagnosis etiologik


Stroke hemoragik yang disebabkan oleh hipertensi karena terjadi secara
mendadak dan adanya penurunan kesadaran, sesuai dengan Algoritma Stroke
Gajah Mada, Siriraj Stroke Score dan Djoenaedi. Stroke pada pasien ini juga
terjadi pada waktu beraktivitas (pasien sedang berjalan untuk membukakan pintu
gerbang untuk anaknya).
a. Algoritme stoke Gajah Mada
i. Penderita Stroke Akut dinilai dari:
1. Penurunan Kesadaran
2. Sakit Kepala
3. Refleks patologis
ii. Stroke hemoragik adalah jika:
1. Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada
2. Adanya penurunan kesadaran atau sakit kepala
iii. Stroke infark adalah jika hanya ditemukan refleks patologis.
b. Siriraj Stroke Score (SSS)
i. Kesadaran : Semi koma (2) x 2,5 = 5
ii. Muntah : Ya (1) x2 = 2
iii. Nyeri kepala : Ya (0) x2 = 0
iv. Tekanan darah (diastole): 110 x 10% = 11
v. Ateroma : Tidak (0) x (-3) = 0
vi. Konstanta = - 12 +
6
SSS > 1 = Stroke hemoragik
c. Djoenaedi Stroke Score:

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 31


i. Permulaan serangan : Mendadak (menit 1 jam) = 6,5
ii. Waktu serangan : Bekerja (aktifitas) = 6,5
iii. Sakit kepala waktu serangan: Tidak ada = 0
iv. Muntah : Langsung sehabis serangan = 10
v. Kesadaran : Menurun langsung waktu serangan = 10
vi. Tekanan darah sistolik: Tinggi (>140/100) = 1
vii. Tanda rangsang selaput otak : Tidak ada kaku kuduk = 0
viii. Pupil : Isokor = 5
ix. Fundus okuli : Normal = 0 +
Total score 20 Stroke hemoragik 39,0

Stroke hemoragik pada pasien ini disebabkan oleh riwayat hipertensi pasien yang
sudah cukup lama. Pada pasien hipertensi, tekanan darah yang meningkat dengan
signifikan menyebabkan pembuluh arteri robek sehingga terjadi perdarahan pada
jaringan otak. Hal ini menyebabkan darah membentuk suatu masa yang
mengakibatkan jaringan otak terdesak, bergeser, atau tertekan (displacement of
brain tissue), keadaan tersebut dapat menyababkan fungsi otak terganggu.
Semakin besar perdarahan yg terjadi maka semakin besar displacement jaringan
otak yang terjadi. Pasien dengan stroke hemoragik sebagian besar mengalami
ketidaksadaran dan dapat mengakibatkan pasien meninggal.

4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin (laboratorium)
Tujuan pemeriksaan laboratorium adalah mencari faktor resiko yang dapat
mencetuskan stroke. Pasien ini mempunyai hasil pemeriksaan kadar glukosa

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 32


sewaktu dan puasa yang tinggi, dan kadar kolesterol LDL yang tinggi
sehingga mempermudah untuk terjadinya stroke.
b. Rontgen thoraks
Rontgen dilakukan untuk melihat keadaan jantung dan paru pasien seperti
kardiomegali yang disebabkan oleh hipertensi yang lama (bertahun-tahun) dan
untuk melihat apakah ada komplikasi dari stroke (pneumonia).
c. EKG
EKG dilakukan untuk mengetahui kelainan jantung seperti LVH (left ventricle
hypertrophy) disebabkan oleh hipertensi yang lama karena tingginya insiden
kelainan jantung pada penderita stroke. EKG juga dilakukan apakah terdapat
aritmia pada pasien karena stroke dapat menyebabkan aritmia.
d. CT scan kepala
Merupakan GOLD STANDARD untuk menentukan jenis, lokasi dan luas
stroke. CT scan juga dapat menemukan penyakit neurologis lainnya. Pada
pasien ini hasil pemeriksaan CT scan tanpa kontras memperlihatkan gambaran
lesi hiperdens (perdarahan) yang dikelilingi area hipodens (perifokal edema),
yang menunjukkan gambaran stroke hemoragik.

2.6. Pengobatan/Terapi
Pengobatan pada pasien stroke bertujuan untuk memperbaiki aliran darah ke otak
secepat mungkin untuk mencegah perdarahan yang lebih banyak dan melindungi neuron
dengan memotong kaskade iskemik. Pengelolaan pasien stoke dibagi menjadi:

Terapi umum (5B)


1. Breathing
a. Bersihkan mulut penderita
Bersihkan lendir, cairan yang dimuntahkan, gigi palsu, dan lidah yang terjatuh
kebelakang, atau benda asing lainnya.
b. Memastikan jalan nafas terbuka
Jika pasien tidak sadar, dapat dipasang pipa orofaring.
Memastikan posisi penderita terlentang atau miring bergantian dengan kepala
sedikit ekstensi 20-30.
c. Pemberian oksigen
Mempertahankan PaO2 80-100 mmHg (100-150 mmHg) dengan pemberian
oksigen, dan PaCO2 25-30 mmHg dengan:
Kanul hidung (1-6L/menit) atau sungkup muka (4-8L/menit).
Memastikan respiratory rate pasien 12-24 kali/menit.

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 33


Pasien dengan GCS < 8 dapat dilakukan intubasi. Pasien ini GCS 11 dan dapat
bernafas spontan, sehingga pemberian oksigen hanya bila pasien merasa sesak.
2. Blood
a. Memantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu tubuh
pasien), melakukan EKG untuk melihat apakah ada aritmia, dan darah lengkap
untuk melihat apakah elektrolit, glukosa dan fungsi hati pasien dalam batas
normal. Penurunan tekanan darah maksimal 20% dan dipantau setiap hari.
b. Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena
Pada umumnya pasien membutuhkan cairan 30 ml/kgBB/hari (parenteral
maupun enteral). Jika pasien febris, setiap kenaikan suhu 1C cairan ditambah
12-15%.
c. Pemasangan CVC untuk memantau kecukupan cairan dan memasukkan cairan
dan nutrisi. CVC diusahakan antara CVC 5-12 mmHg.
d. Tekanan darah pada tahap awal tidak boleh di turunkan karena dapat
memperburuk keadaan, kecuali
i. hemoragik: tekanan darah >180/100 mmHg
ii. iskemik: tekanan darah >220/120 mmHg
3. Brain
a. Monitor TIK jika GCS < 9 dan terjadi penurunan kesadaran karena kenaikan
TIK. Pasien dapat diberikan osmoterapi Manitol 20% 0,25-0,5 mg/kgBB
selama 30 menit dan diulang setiap 4-6 jam, dengan target 310 mOsm/L.
Sasaran TIK 20 mmHg dan DPP > 70mmHg.
b. Mengendalikan suhu tubuh pasien dengan memberikan antipiretik dan
mengatasi penyebabnya. Bila suhu melebihi 38,5C, pasien dapat diberikan
asetaminofen 650 mg.
c. Obat golongan neuroprotektor juga diberikan, pada kasus ini diberikan
citicholin injeksi 2 x 500 mg untuk melindungi sel-sel otak dan meningkatkan
aliran darah ke otak. Bekerja dengan memperbaiki membran sel dengan cara
menambah sintesa phospatidylcholine, menghambat terbentuknya radikal
bebas dan juga menaikkan sintesis asetilkolin suatu neurotransmitter untuk
fungsi kognitif.
4. Bladder
Memperhatikan fungsi ginjal dengan melihat produksi urin dan pengukuran
keseimbangan cairan. Pada kasus dengan retensi urin dipasang folley kateter,
sedang pada inkontinensia pada pasien pria dapat dipasang kondom kateter dan
folley kateter untuk wanita. Kantong kencing sebaiknya diganti setiap 48 jam
untuk menghindari infeksi dan juga untuk memantau jumlah produksi urin.
5. Bowel

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 34


Pemasangan NGT untuk mencukupi kebutuhan cairan dan kalori bila ada
kesulitan menelan. Untuk menghindari obstipasi, dapat diberikan gliserin atau
enema yang lain kedalam rectum sekali dalam 2-3 hari apabila penderita tidak bisa
defekasi. Pada pasien ini tidak ada gangguan menelan sehingga tidak diperlukan
NGT, pasien dapat makan dan minum per oral. Pasien juga tidak ada gangguan
defekasi.

Terapi Khusus
1. Simptomatis
Analgetik : Farmadol drip 500 mg (3 x 1)
Paracetamol kaplet 500 mg kalau perlu
2. Suportif
Infus Ringer Laktat 20 tetes/menit
Neuroprotektor: Injeksi Citicholine 500 mg (2 x 1)
Anti edema otak: Manitol (4 x 125 cc IV)
3. Profilaksis
Profilaksi stress ulcer (H2 Blocker): Injeksi Rantin 100 mg (2 x 1 amp)
Profilaksi infeksi (Antibiotik): Injeksi Ceftriaxon (2 x 1 gram)
Mencegah perdarahan ulang (Antifibrinolisis): Asam Traneksamat (3 X
500 mg)
Antidot intoksikasi paracetamol: Injeksi Hidonac (4 x 125 cc), 1 x 8 cc
dalam NaCl 0,9%, 200cc habis dalam 4 jam
4. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah salah satu faktor yang berperan untuk prognosis jangka
panjang penderita stroke karena terjadi metabolisme meningkat, depresi,
stasis vena, penurunan kapasitas vital, melambatnya kontraksi
gastrointestinal, dan stasis urine sehingga dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi seperti pneumonia, Deep Vein Thrombosis, ulkus dekubitus,
kolisistitis, dan infeksi saluran kencing.
Imobilisasi juga dapat menyebabkan kontraktur, komplikasi orthopedik
dan kelumpuhan oleh karena tekanan. Fisioterapi harus dimulai dalam 2
hari, muai dari latihan posisi yang benar dan range of motion. Sebaiknya
pasien melatih menegakkan kepala, duduk dan berdiri dalam 7 hari

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 35


serangan stroke akut untuk mencegah komplikasi, misalnya hipotensi
postural.
5. Manajemen Faktor Resiko
Antihipertensi:
IVFD Perdipine 0,12 (3 x 1 amp)
PO Captopril 25 mg (3 x 1 tab)
PO Tanapres 10 mg (1 x 1 tab)
PO Beta blocker 25 mg (1 x 1 tab)
PO Valsartan 160 mg (3 x 1 tab)
PO Isosorbide Dinitrat 5 mg (3 x 1 tab)
6. Tindakan Bedah
Tidak dioperasi (non-surgical candidate) bila:
Perdarahan kecil (< 10cm3) atau defisit neurologis minimal.
GCS 4. Meskipun pasien GCS 4 dengan perdarahan serebelar
disertai kompresi batang otak masih mungkin untuk diselamatkan.
Dioperasi (surgical candidate) bila:
Perdarahan serebelar > 3 cm dengan perburukan klinis atau
kompensasi batang otak dan hidrosefalus dari obstruksi ventrikel harus
secepatnya dibedah.
Perdarahan intraserebral dengan lesi structural seperti aneurisma,
malformasi AV, atau angioma cavernosa dibedah jika mempunyai
harapan outcome yang baik dan lesi strukturnya terjangkau.
Pasien usia muda dengan perdarahan lobar yang luas ( 50 cm3).
Mencegah serangan ulang
Stoke lebih mudah terjadi pada seseorang yang memiliki faktor resiko, antara lain:
1. Non modifiable:
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Genetic/keturunan
2. Modifiable
a. Behavior
i. Merokok
ii. Unhealthy diet: berlemak, tinggi garam, asam urat, kolesterol
iii. Alkoholik
iv. Obat-obatan: narkoba, pil kontrasepsi, anti koagulan, antiplatelet
b. Physiological
i. Hipertensi

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 36


ii. Penyakit jantung
iii. Kencing manis
iv. Kolesterol
v. Infeksi: AIDS, lupus, arteritis
vi. Gangguan ginjal
vii. Obesitas
viii. Penyakit kelainan darah
ix. Anomali pembuluh darah
Faktor resiko stroke juga dapat dibagi menjadi:
1. Mayor
a. Hipertensi
b. Kencing manis
c. Penyakit jantung
d. Riwayat stroke
2. Minor
a. Dislipidemia
b. Obesitas
c. Stress
d. Fibrinogen
Pada kasus ini pasien memiliki beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
timbulnya stroke antara lain:
- Usia
- Keturunan
- Kadar LDL tinggi
- Kadar gula darah sewaktu dan puasa tinggi
- Riwayat hipertensi tidak terkontrol
Untuk pencegahan terjadinya stroke berulang, yaitu:
1. Pencegahan primer:
- Gaya hidup sehat:
Pola makan sehat
Stop rokok, alkohol, dan narkoba
Olah raga teratur
Menghindari kecemasan
- Modifikasi faktor resiko
2. Pencegahan sekunder:
- Gaya hidup sehat
- Mengendalikan faktor resiko:
o Hipertensi:
Upayakan tekanan darah sistolik <140 mmHg, tekanan darah
diastolik <90 mmHg
Kurangi garam & obesitas, olah raga, hidup rileks
o Diabetes mellitus:
Kendalikan kadar gula darah dengan diet, obat diabet, olah
raga, dengan target HbA1c < 7%.
o Fibrilasi atrium:
Rekomendasi: ASA atau antikoagulan
o Dislipidemia:
Modifikasi diet dan obat (Statin)

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 37


o Obesitas:
Menurunkan berat badan dengan target BMI < 25 kg/m2, garis
lingkar pinggang < 80 cm (wanita), dan < 90 cm untuk laki-
laki, melakukan olahraga teratur, melakukan aktivitas fisik
yang mempunyai nilai aerobic (jalan cepat, bersepeda,
berenang, dll) secara teratur minimal 30 menit dan minimal 3x
per minggu.
- Terapi bedah, dengan indikasi

2.7. Prognosis

1. Ad vitam
Ad bonam karena tanda vital pasien baik, keadaan umum cukup baik, dan kesadaran
pasien juga cukup baik (apatis-compos mentis), secara keseluruhan keadaan pasien
dapat dinilai baik.
2. Ad fungsional
Dubia dubia karena pada pasien ini lengan dan tungkai kanan pasien masih lemah,
belum ada banyak perubahan pada lengan dan kaki kanan pasien sejak awal masuk
Unit Stroke hingga saat dipindah ke Perawatan Umum karena pasien belum diberikan
antifibrinolitik untuk menghentikan perdarahan sehingga gejala yang timbul pada
pasien masih akan tetap ada.
3. Ad sanam
Dubia dubia karena tergantung kepatuhan pasien dalam mengikuti terapi untuk
mengurangi atau menghilangkan gejala sisa. Jika pasien mengikuti terapi yang telah
dianjurkan, prognosis ad bonam. Namun jika pasien mengikuti anjuran, prognosis
dapat menjadi ad malam.
4. Ad cosmeticum

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 38


Dubia ad bonam karena pada pasien ini sudah tidak ditemukan lagi parese N VII
sehingga secara kosmetik pasien terlihat baik.

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 39


DAFTAR PUSTAKA

1. Ginsberg, Lionel. Lecture Notes Neurologi. Edisi ke-8. Erlangga. Jakarta. 2008.
2. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke-2. Gadjah Mada University press.
Yogyakarta. 2003.
3. Lumbantobing, S.M. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. FK UI.
Jakarta.2008.
4. Mardjono, Mahar, Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. 2004.
5. Nuartha A.A.B.N. Beberapa aspek diagnostik dan penatalaksanaan strokeakut. Lab
neurologi FK. Universitas Udayana, Denpasar. 1994.
6. Pengenalan dan Penatalaksanaan Kasus-Kasus Neurologi. Buku ke-2. Departemen Saraf
RSPAD Gatot Soebroto. Jakarta. 2009
7. Sidharta, priguna. Tata Pemeriksaan Dalam Neurologi.Dian Rakyat. Jakarta. 2005.
8. Sukardi, E.Neuroanatomia Medica.UI press. Jakarta. 1984
9. Suyono S. Hiperlipidemia. Dalam: Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. 3, FKUI. Gaya
baru; hal 714-724. Jakarta. 1998.

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 40


DAFTAR ISI

BAB I Status Pasien 1


I. Identitas Pasien 1
II. Anamnesa 1
III. Pemeriksaan 2
IV. Pemeriksaan Penunjang 9
V. Resume 14
VI. Diagnosis 27
VII. Penatalaksanaan 27
VIII. Prognosis 28

BAB II Analisa Kasus 29


2.1. Pengertian Stroke 29
2.2. Klasifikasi Stroke 29
2.3. Pengertian Stroke Hemoragik 30
2.4. Etiologi Stroke Hemoragik 30
2.5. Dasar diagnosis 31
2.6. Pengobatan/Terapi 35
2.7. Prognosis 41

Daftar Pustaka 42

Presentasi Kasus Stroke Hemoragik | 41

Anda mungkin juga menyukai