STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Kolonel/Mabes AD/Staf Ahli Kasad
Agama : Islam
Status pernikahan: Menikah
Suku bangsa : Indonesia
Tanggal masuk : 15 Maret 2012 jam 13.20 WIB
Dirawat yang ke : I (Pertama)
Tanggal periksa : 03 April 2012 jam 07.45 WIB
II. ANAMNESA
KELUHAN UTAMA
Tidak sadar sejak tanggal 15 Maret 2012 pukul 11.30 WIB hingga tiba di IGD RSPAD
(15 Maret 2012 jam 13.20 WIB).
KELUHAN TAMBAHAN
Kedua tangan pasien tidak bisa digerakkan sejak kurang lebih 2 jam SMRS dan pasien
muntah dua kali selama dalam perjalanan ke IGD RSPAD.
III. PEMERIKSAAN
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Cukup
Tanda vital
Tekanan darah kanan : 180/110 mmHg
Tekanan darah kiri : 180/110 mmHg
Nadi kanan : 84 x/menit
Nadi kiri : 84 x/menit
STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : Kadang kurang koperatif
Perasaan hati : Kadang mengambek
Orientasi : Baik
Jalan pikiran : Baik
Daya ingat : Kurang
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos mentis, E4M6V3 = GCS 13
Sikap tubuh : Telentang
Cara berjalan : Tidak dapat dinilai
Gerakan abnormal : Tidak ada
KEPALA
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
LEHER
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas kesegala arah
Vertebra : Tidak ditemukan kelainan
Nyeri tekan : Tidak ada
N II. Optikus
Ketajaman pengelihatan : Baik
Pengenalan warna : Baik
Lapang pandang : Sama dengan pemeriksa
Fundus : Tidak dilakukan
N V. Trigeminus
Menggigit : Baik
Membuka mulut : Simetris
N VII. Fasialis
Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : Sama dalamnya
Sudut mulut : Simetris
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Menutup mata : Kuat menahan tahanan pemeriksa
Meringis : Normal
Menggembungkan pipi : Simetris
Gerakan bersiul : Simetris
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : (-)
Lidah kering : (-)
N VIII. Vestibulocochlearis
Mendengan suara gesekan jari tangan : (+) (+)
Mendengar detik jam arloji : Tidak dilakukan
Tes swabach : Tidak dilakukan
Tes rinne : Tidak dilakukan
Tes webber : Tidak dilakukan
N IX. Glosopharingeus
Arcus pharynx : Simetris
Posisi uvula : Di tengah
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Tidak dilakukan
Reflek muntah : Tidak dilakukan
N XI. Accesorius
Memalingkan kepala : Normal
Sikap bahu : Simetris
Mengangkat bahu : Tidak dilakukan
N XII. Hipoglosus
Menjulurkan lidah : Deviasi ke kanan
Kekuatan lidah : Baik
Atrofi lidah : (-)
Artikulasi : Sulit dinilai
Tremor lidah : (-)
SISTEM MOTORIK
Gerakan : Terbatas Bebas
Terbatas Bebas
Kekuatan : 1111 3333
1111 3333
Tonus : Hipotonus Normotonus
Hipotonus Normotonus
Trofi : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
SISTEM REFLEKS
Refleks fisiologis
Refleks Tendon
Biseps : Tidak dapat dilakukan
Triseps : Tidak dapat dilakukan
Patella : Tidak dapat dilakukan
SISTEM SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Nyeri : (+) (+)
Suhu : Tidak dapat dilakukan
Taktil : (+) (+)
Proprioseptif
Vibrasi : Tidak dapat dilakukan
Posisi : Tidak dapat dilakukan
Tekan dalam : Tidak dapat dilakukan
FUNGSI OTONOM
Miksi memakai kateter
Inkontinensia : (-)
Retensi : (-)
Anuria : (-)
Defekasi
Inkontinensia : (-)
Retensi : (-)
FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa : Sulit berbicara
Fungsi orientasi : Baik
Fungsi memori : Ada beberapa memori yang lupa
Fungsi emosi : Tegang kalau di RS
Fungsi kognisi : Baik
Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin dan kimia tanggal 15 dan 26 Maret 2012:
15/03/12 16/03/12 26/03/12
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujuk
14.02 12.18
Darah rutin
Hemoglobin 12 16 gr/dL 13,1 17,8
Hematokrit 37 47 % 40 36
Eritrosit 4,3 6,0 juta/uL 4,5 4,2
Leukosit 4800 10800 /uL 10500 10800
Trombosit 150000 400000 /uL 207000 216000
MCV 80 96 fl 89 87
MCH 27 32 pg 29 28
MCHC 32 36 gr/dL 33 33
Kimia
Kesan: left ventricle hypertrophy, pinggang jantung tidak terlihat lagi, aorta ascenden
tampak membesar.
Masih tampak perdarahan di claustrum kiri berukuran 3,3 x 2,8 x 3,2 (volume 15 cc)
dengan volume dan densitas yang menurun dan batas kabur.
Masih perifokal edema dan pendesakan serta penekanan ventrikel lateralis kiri.
Fissura sylvii kiri dan sulci cerebri hemisfer kiri menyempit.
Sulci cerebri kanan, fissure Sylvii kanan, fissure interhemisfer dan sistim cistern dalam
batas normal.
Mesencephalon, Pons dan hemisfer cerebelli kanan kiri tak tampak kelainan.
Ventrikel lateralis kanan kiri ventrikel III dan ventrikel IV dalam batas normal. Tak
tampak distorsi midline.
Septum nasi ditengah.
Sinus-sinus paranasalis dan kedua air cell mastoid cerah.
Bulbus oculi dan struktur retrbulber tak tampak kelainan.
Kesan: Dibandingkan dengan CT scan tanggal 15 Maret 2012:
Perdarahan claustrum kiri sebagian sudah di absorbsi tapi belum sempurna,
masih tapak perifokal edema.
Tak tampak peningkatan tekanan intracranial.
Hasil pemeriksaan mikrobiologi kultur darah batang gram negatif tanggal 19 Maret 2012
V. RESUME
ANAMNESIS
- Tidak sadarkan diri
- Lengan dan kaki kanan lemah sehingga jatuh
- Sulit berbicara
- Riwayat hipertensi
- Alergi antibiotic (Meropenem)
- Takut masuk RS
Status neurologi
Sistem motorik : Hemiparese dekstra tipe UMN
Nervus cranialis : Parese N. XII dekstra tipe sentral
Sistem refleks : Refleks fisiologis : sulit dinilai
Refleks patologis : sulit dinilai
Follow up sebelumnya
Tanggal Keterangan
15/03/2012 S: Keluhan tidak sadarkan diri sejak pukul 11.30 WIB sesudah sekarang.
13.20 Muntah 2x. Pasien mengeluh kedua tangan tidak bisa digerakkan 2
UGD jam SMRS. Pasien pingsan dalam perjalanan ke IGD.
O: Pemeriksaan Fisik:
KU/Kes : TSB/CM-apatis
Mata : Ca -/- Si -/-
Jantung : S1-S2 normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Rh -/- Wh -/-
Abdomen : datar, supel, BU (+) N
Ekstrimitas : hangat, edema -/-
TD : 186/106 mmHg
N : 88x/menit
R : 20x/menit
A: Penurunan kesadaran disebabkan oleh perdarahan intrakranial
P: Darah rutin, Analisa Gas Darah, CPK, CKMB
EKG, Rontgen thoraks PA, CT Scan kepala tanpa kontras
Th/Oksigen 2L/menit
IVFD RL 20 tpm
Jam 16.00 Mannitol 1 x 250 cc, jam 22.00 Mannitol 4 x 125 cc
VII.PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan umum
Memeriksa ABC (airway, breathing, circulation)
Airway : memastikan tidak ada makanan atau dahak atau liur yang
menutup jalan nafas
Breathing : memastikan pasien bernafas
Circulation : memastikan denyut pasien teraba
5B
1. Breathing : Memantau pernafasan, bertujuan supaya pasien bernafas
spontan
2. Blood : Memantau tekanan darah
3. Brain : Mempertahankan sirkulasi darah otak, mencegah timbulnya
kejang, mencegah TIK meningkat, mencegah hipertermi
4. Bladder : Pengawasan urin, memasang kateter intermiten untuk
menyeimbangi cairan dan menghindari infeksi saluran kemih
5. Bowel : Pengawasan BAB, makan dan minum per oral, hindari
konstipasi
Medikamentosa
- IVFD : Ringer Laktat 20 tpm
- Inhaler short acting beta antagonist : Ventalin Nebulizer 3 x per hari
- Inhaler steroid : Pulmicort Nebulizer 2 x per hari
- Diuretik : Mannitol IV 4 x 125 cc
- Anti hipertensi : IVFD Perdipine 0,12 3 x 1 amp
PO Captopril 25 mg 3 x 1 tab
PO Tanapres 10 mg 1 x 1 tab
PO Beta blocker 25 mg 1 x 1 tab
PO Valsartan 160 mg 3 x 1 tab
- Neuroprotektor : Inj. Citicholine 500 mg 2 x 1 tab
- Anti histamine H2 inhibitor : Inj. Rantin 100 mg (2 amp) 2 x 1 amp
- Antibiotik : Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram
- Antidot intoksikasi paracetamol : Inj. Hidonac 4 x 125 cc
Non medikamentosa
- Mobilisasi bertahap
- Rehabilitasi fisioterapi (terapi posisi, terapi okupasi)
- Terapi wicara
Pemeriksaan anjuran
Angiografi adalah GOLD STANDARD dalam mengevaluasi system arteri karotis dan
arteri vertebrobasiler, untuk mengetahui faktor resiko perdarahan intraserebral seperti
AVM (malformasi arterivena) dan aneurisma. Angiografi dapat menentukan bentuk dan
lokasi kelainan pembuluh darah dengan tepat, menentukan derajat aterosklerosis, dan
menentukan letak tumor serebri.
VIII. PROGNOSIS
Stroke hemoragik pada pasien ini disebabkan oleh riwayat hipertensi pasien yang
sudah cukup lama. Pada pasien hipertensi, tekanan darah yang meningkat dengan
signifikan menyebabkan pembuluh arteri robek sehingga terjadi perdarahan pada
jaringan otak. Hal ini menyebabkan darah membentuk suatu masa yang
mengakibatkan jaringan otak terdesak, bergeser, atau tertekan (displacement of
brain tissue), keadaan tersebut dapat menyababkan fungsi otak terganggu.
Semakin besar perdarahan yg terjadi maka semakin besar displacement jaringan
otak yang terjadi. Pasien dengan stroke hemoragik sebagian besar mengalami
ketidaksadaran dan dapat mengakibatkan pasien meninggal.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin (laboratorium)
Tujuan pemeriksaan laboratorium adalah mencari faktor resiko yang dapat
mencetuskan stroke. Pasien ini mempunyai hasil pemeriksaan kadar glukosa
2.6. Pengobatan/Terapi
Pengobatan pada pasien stroke bertujuan untuk memperbaiki aliran darah ke otak
secepat mungkin untuk mencegah perdarahan yang lebih banyak dan melindungi neuron
dengan memotong kaskade iskemik. Pengelolaan pasien stoke dibagi menjadi:
Terapi Khusus
1. Simptomatis
Analgetik : Farmadol drip 500 mg (3 x 1)
Paracetamol kaplet 500 mg kalau perlu
2. Suportif
Infus Ringer Laktat 20 tetes/menit
Neuroprotektor: Injeksi Citicholine 500 mg (2 x 1)
Anti edema otak: Manitol (4 x 125 cc IV)
3. Profilaksis
Profilaksi stress ulcer (H2 Blocker): Injeksi Rantin 100 mg (2 x 1 amp)
Profilaksi infeksi (Antibiotik): Injeksi Ceftriaxon (2 x 1 gram)
Mencegah perdarahan ulang (Antifibrinolisis): Asam Traneksamat (3 X
500 mg)
Antidot intoksikasi paracetamol: Injeksi Hidonac (4 x 125 cc), 1 x 8 cc
dalam NaCl 0,9%, 200cc habis dalam 4 jam
4. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah salah satu faktor yang berperan untuk prognosis jangka
panjang penderita stroke karena terjadi metabolisme meningkat, depresi,
stasis vena, penurunan kapasitas vital, melambatnya kontraksi
gastrointestinal, dan stasis urine sehingga dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi seperti pneumonia, Deep Vein Thrombosis, ulkus dekubitus,
kolisistitis, dan infeksi saluran kencing.
Imobilisasi juga dapat menyebabkan kontraktur, komplikasi orthopedik
dan kelumpuhan oleh karena tekanan. Fisioterapi harus dimulai dalam 2
hari, muai dari latihan posisi yang benar dan range of motion. Sebaiknya
pasien melatih menegakkan kepala, duduk dan berdiri dalam 7 hari
2.7. Prognosis
1. Ad vitam
Ad bonam karena tanda vital pasien baik, keadaan umum cukup baik, dan kesadaran
pasien juga cukup baik (apatis-compos mentis), secara keseluruhan keadaan pasien
dapat dinilai baik.
2. Ad fungsional
Dubia dubia karena pada pasien ini lengan dan tungkai kanan pasien masih lemah,
belum ada banyak perubahan pada lengan dan kaki kanan pasien sejak awal masuk
Unit Stroke hingga saat dipindah ke Perawatan Umum karena pasien belum diberikan
antifibrinolitik untuk menghentikan perdarahan sehingga gejala yang timbul pada
pasien masih akan tetap ada.
3. Ad sanam
Dubia dubia karena tergantung kepatuhan pasien dalam mengikuti terapi untuk
mengurangi atau menghilangkan gejala sisa. Jika pasien mengikuti terapi yang telah
dianjurkan, prognosis ad bonam. Namun jika pasien mengikuti anjuran, prognosis
dapat menjadi ad malam.
4. Ad cosmeticum
1. Ginsberg, Lionel. Lecture Notes Neurologi. Edisi ke-8. Erlangga. Jakarta. 2008.
2. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke-2. Gadjah Mada University press.
Yogyakarta. 2003.
3. Lumbantobing, S.M. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. FK UI.
Jakarta.2008.
4. Mardjono, Mahar, Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. 2004.
5. Nuartha A.A.B.N. Beberapa aspek diagnostik dan penatalaksanaan strokeakut. Lab
neurologi FK. Universitas Udayana, Denpasar. 1994.
6. Pengenalan dan Penatalaksanaan Kasus-Kasus Neurologi. Buku ke-2. Departemen Saraf
RSPAD Gatot Soebroto. Jakarta. 2009
7. Sidharta, priguna. Tata Pemeriksaan Dalam Neurologi.Dian Rakyat. Jakarta. 2005.
8. Sukardi, E.Neuroanatomia Medica.UI press. Jakarta. 1984
9. Suyono S. Hiperlipidemia. Dalam: Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. 3, FKUI. Gaya
baru; hal 714-724. Jakarta. 1998.
Daftar Pustaka 42